Strategi dan Metode Upaya pengembangan Pendidikan Karakter

35

G. Strategi dan Metode Upaya pengembangan Pendidikan Karakter

Muchlas Samani 2011: 144, mengungkapkan bahwa strategi dapat dimaknai dalam kaitannya dengan kurikulum, model tokoh, serta metodologi. Strategi dalam kaitannya dengan kurikulum, strategi yang umum digunakan oleh sekolah-sekolah yaitu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karekter tersendiri. Kemudian, kaitannya dengan model tokoh yaitu bahwa seluruh tenaga pendidik, seperti kepala sekolah, seluruh guru, dan seluruh Bimbingan dan Konseling, serta tenaga administrasi di sekolah harus mampu menjadi model teladan yang baik. Strategi dalam kaitannya dengan metodologi, strategi yang umum yang dilakukan dalam mengupaya pengembangankan pendidikan karakter antara lain adalah pemanduan cheerleading, pujian dan hadiah praise-and- reward, definisikan dan latihkan define-and-drill, penegakan disiplin forced-formality, dan perangai bulan ini traith of the month. Strategi pemanduan yaitu setiap bulan, sekolah menempelkan poster- poster, spanduk, dan tag lines tentang berbagai nilai kebajikan yang selalu berganti-ganti berupa slogan atau motto tentang karakter atau nilai. Kemudian strategi pujian dan hadiah, strategi ini berlandaskan pada pemikiran yang positif postive thinking, dan menerapkan penguatan positif positive reinforcement dengan menunjuk bahwa siswa sebagai orang yang terpilih dalam berbuat baik. Strategi ini tidak dapat berlangsung lama, karena sesuai 36 perkembangan anak yang secara tidak tulus berbuat baik semata-mata ingin mendapatkan pujian dan hadiah. Strategi definisikan dan latihkan, dimana siswa diminta untuk mengingat-ingat nilai-nilai kebaikan dan mendefinisikannya sesuai tahap perkembangan kognitifnya dan terkait dengan keputusan moralnya. Kemudian strategi penegakkan disiplin, pada prinsipnya sekolah ingin menegakkan disiplin dan melakukan pembiasaan kepada siswa untuk secara rutin melakukan sesuatu yang bernilai moral, misalnya kebiasaan salam, kantin kejujuran, semutlis, berbaris satu-satu saat masuk kelas, dll. Strategi traith of the month pada hakikatnya hampir sama dengan strategi pemanduan, dengan menggunakan poster dan lainnya. Namun juga strategi perangai bulan ini juga menggunakan kepelatihan, penyampaian guru dalam kelas, atau menggunakan segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan karakter. Pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar pada umumnya melalui transformasi budaya sekolah school culture dan habituasi melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sementara itu dalam kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang diadakan sekolah, bergantung kekhasan jenis dan tujuan kegiatan ekstra kurikuler tersebut, selalu ada nilai yang dikembangkan. Dalam kegiatan olahraga maka adanya nilai sportivitas, mengikuti aturan main, kerja sama, keberanian, dan kekompakkan selalu muncul. Seperti halnya kegiatan pramuka juga juga dapat mengembangkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan luar ruang outdoor 37 activity, kegiatan dalam ruang indoor activity, serta bernyanyi dan bertepuk tangan. Metode pendidikan karakter juga sangat penting, Lickona Muchlas Samani, 2011: 147 menyarankan beberapa metode pendidikan karakter antara lain: 1. Metode bercerita atau mendongeng Telling Story Metode ini hampir sama dengan metode ceramah, dibutuhkan juga improvisasi guru. Misalnya melalui perubahan mimik, gerak tubuh, mengubah intonasi suara. Penggunaan alat bantu sederhana gambar, alat atau perangkat simulasi penunjang cerita. Hal terpenting ialah guru harus membuat kesimpulan bersama siswa 2. Metode Diskusi dan Berbagai Varian Dalam pembelajaran umumnya diskusi terdiri dari dua macam, diskusi kelompok dan diskusi kelas whole group. Pada akhirnya guru membuat penekanan terhadap hal-hal yang penting tentang masalah yang sudah dipecahkan, menambahi hal-hal yang luput dari diskusi, dan mebuat kesimpulan akhir bersama siswa. Manfaat dari diskusi kelompok antar lain untuk: a. Membuat suatu masalah tentang pendidikan karakter menjadi lebih menarik. b. Membantu peserta didik terbiasa mengemukakan pendapatnya. c. Lebih mengenal dan mendalami suatu masalah. 38 d. Menciptakan suasana yang lebih rileks, informal, tetapi tetap terarah. e. Menggali pendapat dari peserta didik yang tidak suka bicara, pemalu, atau jarang berbicara. 3. Metode Simulasi bermain peranrole playing dan sosiodrama Metode simulasi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh keterampilan tertentu, pemahaman suatu konsep atau prinsip, serta bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang relevan dengan pendidikan karakter. 4. Metode Pembelajaran Kooperatif Metode kooperatif ini dianggap paling efektif, karena pada pelaksanaannya saja sudah mengembangkan nilai karakter. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah kerja sama, mandiri, terbuka, tenggang rasa, menghargai pendapat orang lain, berani berpendapat, santun berbicara, analitis, kritis, logis, kreatif, dan dinamis. 5. Metode Siswa Aktif Metode siswa aktif menekankan pada proses yang melibatkan anak sejak awal pelajaran. Guru memberikan pokok bahasan dan anak dalam kelompok mencari dan mengembangkan proses selanjutnya. Anak melakukan pengamatan, pembahasan, analisis sampa pada proses penyimpulan atas kegiatan mereka. 6. Metode Penjernihan Nilai Metode ini dilakukan dengan dialog aktif dalam bentuk sharing atau diskusi mendalam dan intensif. Peserta didik diajak untuk secara kritis 39 melihat nilai-nilai hidup yang ada dalam masyarakat dan bersikap terhadap situasi tersebut. Penjernihan nilai dalam kehidupan amat penting, sebab apabila kontradiksi atau bias tentang nilai dibiarkan dan seolah dibenarkan maka akan terjadi kekacauan pandangan dalam hidup bersama. Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa strategi secara umum dalam upaya pengembangan pendidikan karakter di sekolah yaitu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karekter tersendiri. strategi yang terkait metodologi antara lain: strategi pemanduan, strategi perangai bulan ini, strategi definisikan dan latihkan. Strategi pengembangan melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain: olahraga, pramuka, kegiatan luar ruang dan kegiatan dalam ruang. Metode yang digunakan dapat dilakukan dengan metode penjernihan nilai, metode siswa aktif, metode pembelajaran kooperatif, metode simulasi, metode diskusi dan berbagai varian dan metode bercerita atau mendongeng.

H. Pengembangan Silabus dan RPP untuk Pendidikan karakter.