Pengembangan Silabus dan RPP untuk Pendidikan karakter.

39 melihat nilai-nilai hidup yang ada dalam masyarakat dan bersikap terhadap situasi tersebut. Penjernihan nilai dalam kehidupan amat penting, sebab apabila kontradiksi atau bias tentang nilai dibiarkan dan seolah dibenarkan maka akan terjadi kekacauan pandangan dalam hidup bersama. Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa strategi secara umum dalam upaya pengembangan pendidikan karakter di sekolah yaitu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar, artinya tidak membuat kurikulum pendidikan karekter tersendiri. strategi yang terkait metodologi antara lain: strategi pemanduan, strategi perangai bulan ini, strategi definisikan dan latihkan. Strategi pengembangan melalui kegiatan ekstrakurikuler antara lain: olahraga, pramuka, kegiatan luar ruang dan kegiatan dalam ruang. Metode yang digunakan dapat dilakukan dengan metode penjernihan nilai, metode siswa aktif, metode pembelajaran kooperatif, metode simulasi, metode diskusi dan berbagai varian dan metode bercerita atau mendongeng.

H. Pengembangan Silabus dan RPP untuk Pendidikan karakter.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pedoman penyusunan silabus dan RPP, kemudian teori-teori pendidikan karakter. guru harus memahami SK-KD secara cermat dan dengan menggunakan perspektif pendidikan karakter. 40 Guru memiliki otoritas penuh dalam mengambangkan silabus dan RPP-nya sendiri. Hal pokok yang harus ditaati setiap guru adalah bahwa dalam silabus dan RPP tersebut telah memuat ketentuan minimal silabus dan RPP seperti yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Muchlas Samani 2011: 176 menjelaskan bahwa rencana nasional dalam implemantasi pendidikan katakter telah ditetapkan pada mata pelajaran yang berdampak pembelajaran Instructional effect sekaligus dampak pengiring nurturant effect, juga ada mata pelajaran yang hanya memiliki dampak pengiring. Mata pelajaran yang disepakati memiliki dampak keduanya ialah Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan PKn. Mata pelajaran yang lain hanya memiliki dampak pengiring. Dengan demikian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan nilai-nilai karakter tertentu yanag relevan wajib diukur dan dinilai baik dalam penilaian formatif maupun dalam penilaian sumatif, sementara itu dalam mata pelajaran yang lain, nilai-nilai karakter tertentu yang relevan diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran dan diobservasi melalui lembar pengamatan afektif. Guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan dan memasukkan nilai-nilai karakter tersebut dalam silabus dan RPP. Cirri bahan ajar akan mengilhami guru tentang nilai karakter yang akan dikembangkan, lebih konkretnya terlihat dalam tujuan pembelajaran. Setelah indikator pembelajaran dalam silabus, di sebelah indikator dapat disediakan kolom bagi 41 nilai karakter yang dapat dikembangkan. Sementara itu dalam RPP, jenis metode pembelajaran yang dipilih juga menentukan nilai karakter yang akan dikembangkan. Jadi peneliti menyimpulkan bahwa guru diberikan kewenangan dalam mengambangkan silabus dan RPP-nya sendiri yang di dalam silabus dan RPP tersebut telah memuat ketentuan minimal silabus dan RPP seperti yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.

I. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Apa saja upaya pengembangan pendidikan karakter yang dilakukan dalam program pengembangan diri di SD Negeri Sosrowijayan? 2. Bagaimanakah upaya pengembangan pendidikan karakter pada pengintegrasian dalam mata pelajaran yang dilakukan di SD Negeri Sosrowijayan? 3. Bagaimanakah upaya pengembangan pendidikan karakter pada pengintegrasian dalam budaya sekolah yang dilakukan di SD Negeri Sosrowijayan? 4. Apa saja dukungan komponen sekolah yang dilakukan dalam upaya pengembangan pendidikan karakter di SD Negeri Sosrowijayan? 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Kajian Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang disajikan berupa kata-kata. Selanjutnya, apabila dilihat dari permasalahan yang diteliti maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang, melaporkan keadaan objek atau subjek yang teliti sesuai dengan apa adanya Sukardi, 2003: 157. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata Punaji Setyosari, 2010: 33. Penelitian ini untuk mendeskripsikan suatu keadaan, melukiskan dan menggambarkan pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri Sosrowijayan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang disajikan secara deskriptif. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2013 hingga Januari 2014 di SD Negeri Sosrowijayan Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta. SD