ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR

(Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)

Oleh

Nyimas Rina Desti Arifin

Kantor penempatan dan penyebaran guru dunia menyatakan bahwa 66% sekolah dasar di pedesaan kekurangan guru sedangkan guru merupakan faktor penunjang bagi majunya pendidikan. Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan dalam pemantapan pembelajaran dan perilaku yang diharapkan, hubungan antara pengajar dengan pelajar, dan penyampaian instruksi, termasuk di dalamnya bertanya, dan pemberian feedback bagi individu. Tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Komunikasi menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan di sekolah dasar.

Indonesia Mengajar atau yang biasa disingkat dengan IM merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Indonesia Mengajar bertugas mendidik siswa Sekolah Dasar dengan menggunakan metode-metode mengajar kreatif sebagai media penyampaian pesan. Metode-metode-metode mengajar tersebut menggunakan beragam komunikasi seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi informatif, komunikasi instruksional dan komunikasi persuasif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah bagaimana konsep komunikasi pada metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi riset dan studi kepustakaan . Dengan teknikanalisis data yang menggunakan tahap reduksi, display (penyajian data), dan verifikasi data


(2)

Hasil dari penelitian ini adalah konsep komunikasi yang digunakan dalam metode mengajar oleh Pengajar Muda Angkatan IX adalah komunikasi kelompok, komunikasi antar pribadi, komunikasi informatif, komunikasi instruksional dan komunikasi persuasif. Saluran dalam komunikasi kelompok yang digunakan pada metode-metode mengajar merupakan saluran all chanel di mana semua anggota dapat menjadi penerima atau penyebar pesan.

Pengajar Muda Angkatan IX diharapkan dapat mengembangkan metode-metode mengajar lain agar anak-anak dapat lebih berkembang dan lebih menyenangi pelajaran dengan metode yang digunakan. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan minat minat belajar siswa-siswi sekolah dasar agar tidak malas belajar. Serta komunikasi yang digunakan dapat lebih beragam agar informasi yang disampaikan akan lebih mudah diterima.

Kata Kunci: Komunikasi Kelompok, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Persuasif,


(3)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COMMUNICATION CONCEPT ON TEACHING METHOD BY YOUNG TEACHERS IN THE INDONESIA

TEACHING PROGRAM

(Study of Young Teacher Cycle IV of Tulang Bawang Barat District)

By

Nyimas Rina Desti Arifin

Teacher Employment and Deployment of World Bank stated that 66% of elementary schools in rural areas lacked of teachers despite of a fact that teachers are supporting factors for education advancement. Education and communication have a very close relationship where everything related to education cannot run without communication. In education, communication has an important role in learning improvement and expected behaviors, relationships between teachers and students, delivering instructions, including asking questions and providing feedbacks for individuals. There is no education behavior which is not resulted from communication. Communication is an important part in education world, especially in elementary school education.

Indonesia Teaching is a non-government organization which recruits, trains, and sends best youngsters to varying regions in Indonesia to serve as young teachers in elementary schools and public for one year. Indonesia Teaching serves to educate elementary school students by using creative methods as message delivery media. These teaching methods use varying communication such as interpersonal communication, group communication, informative communication, instructional communication, and persuasive communication.

This was a descriptive qualitative research. This research focused on how communication concept in teaching method was applied by Young Teachers Cycle IX. This research used primary and secondary data which were collected with interviews, observations and literary study. Data were analyzed with data reduction, data presentation, and data verification.

The results showed that communication concepts applied in teaching method by Young Teachers Cycle IX were group communication, interpersonal communication, informative communication, instructional communication and persuasive communication. Channels in group communication used by these teaching methods were all channels were all group members could be message receivers and message distributors.


(4)

The Young Teachers Cycle IX are expected to be able to develop other teaching methods so that students can develop and be more favoring lessons with used methods. These are needed to improve elementary school students’ interests so that they are not reluctant to learn. Communication which is used should be more varying so that delivered information can be easier to accept.

Keywords : group communication, interpersonal communication, persuasive communication, instructional communication, informative communication, Indonesia Teaching


(5)

ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)

(Skripsi)

Oleh :

Nyimas Rina Desti Arifin

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(6)

ABSTRAK

ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR

(Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)

Oleh

Nyimas Rina Desti Arifin

Kantor penempatan dan penyebaran guru dunia menyatakan bahwa 66% sekolah dasar di pedesaan kekurangan guru sedangkan guru merupakan faktor penunjang bagi majunya pendidikan. Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan dalam pemantapan pembelajaran dan perilaku yang diharapkan, hubungan antara pengajar dengan pelajar, dan penyampaian instruksi, termasuk di dalamnya bertanya, dan pemberian feedback bagi individu. Tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi. Komunikasi menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan di sekolah dasar.

Indonesia Mengajar atau yang biasa disingkat dengan IM merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Indonesia Mengajar bertugas mendidik siswa Sekolah Dasar dengan menggunakan metode-metode mengajar kreatif sebagai media penyampaian pesan. Metode-metode-metode mengajar tersebut menggunakan beragam komunikasi seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi informatif, komunikasi instruksional dan komunikasi persuasif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Fokus penelitian ini adalah bagaimana konsep komunikasi pada metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Sumber data pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi riset dan studi kepustakaan . Dengan teknikanalisis data yang menggunakan tahap reduksi, display (penyajian data), dan verifikasi data


(7)

Hasil dari penelitian ini adalah konsep komunikasi yang digunakan dalam metode mengajar oleh Pengajar Muda Angkatan IX adalah komunikasi kelompok, komunikasi antar pribadi, komunikasi informatif, komunikasi instruksional dan komunikasi persuasif. Saluran dalam komunikasi kelompok yang digunakan pada metode-metode mengajar merupakan saluran all chanel di mana semua anggota dapat menjadi penerima atau penyebar pesan.

Pengajar Muda Angkatan IX diharapkan dapat mengembangkan metode-metode mengajar lain agar anak-anak dapat lebih berkembang dan lebih menyenangi pelajaran dengan metode yang digunakan. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan minat minat belajar siswa-siswi sekolah dasar agar tidak malas belajar. Serta komunikasi yang digunakan dapat lebih beragam agar informasi yang disampaikan akan lebih mudah diterima.

Kata Kunci: Komunikasi Kelompok, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Persuasif,


(8)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF COMMUNICATION CONCEPT ON TEACHING METHOD BY YOUNG TEACHERS IN THE INDONESIA

TEACHING PROGRAM

(Study of Young Teacher Cycle IV of Tulang Bawang Barat District)

By

Nyimas Rina Desti Arifin

Teacher Employment and Deployment of World Bank stated that 66% of elementary schools in rural areas lacked of teachers despite of a fact that teachers are supporting factors for education advancement. Education and communication have a very close relationship where everything related to education cannot run without communication. In education, communication has an important role in learning improvement and expected behaviors, relationships between teachers and students, delivering instructions, including asking questions and providing feedbacks for individuals. There is no education behavior which is not resulted from communication. Communication is an important part in education world, especially in elementary school education.

Indonesia Teaching is a non-government organization which recruits, trains, and sends best youngsters to varying regions in Indonesia to serve as young teachers in elementary schools and public for one year. Indonesia Teaching serves to educate elementary school students by using creative methods as message delivery media. These teaching methods use varying communication such as interpersonal communication, group communication, informative communication, instructional communication, and persuasive communication.

This was a descriptive qualitative research. This research focused on how communication concept in teaching method was applied by Young Teachers Cycle IX. This research used primary and secondary data which were collected with interviews, observations and literary study. Data were analyzed with data reduction, data presentation, and data verification.

The results showed that communication concepts applied in teaching method by Young Teachers Cycle IX were group communication, interpersonal communication, informative communication, instructional communication and persuasive communication. Channels in group communication used by these teaching methods were all channels were all group members could be message receivers and message distributors.


(9)

The Young Teachers Cycle IX are expected to be able to develop other teaching methods so that students can develop and be more favoring lessons with used methods. These are needed to improve elementary school students’ interests so that they are not reluctant to learn. Communication which is used should be more varying so that delivered information can be easier to accept.

Keywords : group communication, interpersonal communication, persuasive communication, instructional communication, informative communication, Indonesia Teaching


(10)

ANALISIS KONSEP KOMUNIKASI PADA METODE MENGAJAR OLEH PENGAJAR MUDA DALAM PROGRAM INDONESIA MENGAJAR (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)

Oleh

Nyimas Rina Desti Arifin

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

Pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(11)

HftilH,5:

::[il:lft:ilt;i:

3""na r,,, nr 1L.;qti uNl vEtl'slr'ts rarrrpr,.rci

Hifti:Hxs

:xliilillxs:

$rli

ilffx:

::lii:,;i

iiilix:

r rNI!'t:Rs;i4s

r.,r Mpl nc6 rrr{t vtiRSt l14.r r.A

r,*U*,C

gN I'uRsf l;4g

r.+*rpu}*ri

UNl Vlrf .qilar

r.,rllsuNG r.iNl\'Eli"9i1t+5

aouput,G uNlvER.sl?As

LauprrNG r tNt !. ER,Srtl4 s

(.q u pt.rsC

r iN I v t; R srf/;1s

r_aMptn_I,r iili I vEfi st[a.s,

,-AMpL]NLi

ui-rt yE RsJFa.s I inn**o u NlvE lt s

fl"a s I Alvttn.tt',(i

F,l;;ilxffi;

:m::lritmn:

XXllllI[::sll:

*l,I ll t

"n t r.ov ruNG uN

t'FlR'$r7;,.r

aA MFr r.i(i gul v ERSI 14t a A^.rprr-iLi

:xilx:;H;

lil:::ili

gNtvr";R$r?45

''4 MPr rN(i

r'rNrv r1Rsr14r r'"rn'"' *ti

lffixl;:

il*n:

jri;:iiliirlllil

:lliriliiiiij

ril:ilr;

xij:Hifi

ir;;:::

::[ii:i;rirmil:

iiri*HililHii::

:xi;:ffiI;:H:til

:$iltiltiilffi:r

:I;il:;il;::nlx;

l5:il;::m:S

:li;:Hn:*:i::;

:xlH:xlt;;xlx:

,l 1 I 1 1 1 1 \ \ L, r ! I \l ll 1 rl I \-l u 1l 1l (r L1 u L\ t: 1l \l: i: u u U 11 1i \.1 U t)

I j.'1.r LANri,$.lc uNlvi'lR5;*^*

r.aurruN(i Irqs r-aludr*

Siffi*'r^.

r-nnarusr, I&s 1.ap1p16lc, rJNl

"uRsrTa" aanpuN6

UNI\

:nfi I r4s {arvrpr.rn,, r'ittlv tr RSI:ri1,* r.u ,N.j rrNlVtlRsl I4s I 4,'tpt;Nti n-ir; L'Nll'unsl 14s (aMn,lrr-i r,ts I n*pltlci tlNIVElt's/Dls

t,trMptlN(i

h,,or,nn

PHltffflSAn*r*ici

\rNr \ r'R s I 14 i

/- n r,',,,*.,

H

ffi

{Ailt;ll

\\ tr I I ur\{t

[WHH3$ir

I 4gr [l r ;i I] il :l,Il 1.1ivlFUN(i \1 Nr Y I i'LrI I 4s

/.."1 ,,'"l,t i],ifi

a1 ptv! Rs/7hs-y.arrpuN(i ttN tv P) l{ r" l? 4

", ..r M pl lici

D1s l..rr,,p.Nc, ttNlvliR"g17,n. r-4N,,*tn-rG Iils t aupttr,, ttNlVIiRsl13o

,Arv1ptltttl

1)l.s l.rMptr$ti uNt\-IlRsllat r.AMpr.rlqc

I-4 r-

r-.+ Mpt,r.r(, t J N Ivtr R s7 1o" r-i\ tr4r,Ul{o r{s r.,rrrrrrr .i(i UNIVER'sr14*

14611,g1ri

ft::_wffi$rffitffiffilx:

UNI UNl UNI tJNI U}.IIVtsR,SJ t lll rtNlvBftSiq,

t{lFilla[rB .Daraifrr.+ irir{i,ui\J,

f ,1 Mpu,lti gu tvliR s174.9 1.{Mpri},I(i

gsIVER.s/?;r g

1-un*r*,,

uN t v l;R.sI?:t!

t4 MrluN(i

g'i.{lV tiRsll.rs aniru, *O ultlvERSJ nq s

Lan,lpr ir,ir_i gritv llRSt llqg a{r,rpuN(i

rlNtv tlRS rr4t r_4 [,] puN(, rtlilv tilt.\t lits,I

,{ MpLrN(i

gtllVlrRsl ?i1.r rr1lyti,r

lr.r(i gNlV[Ri;] 41. azlMpriNc uNl\/l:Rstr45, 14Nrpr rN(i

\' !'ilViiRSi D{< tA,lrpr,Ur,

rtNrv tiRliii ,1a

, AMpr.Nfi tNtvHlt$177,"r.4Mpr iN(, ulitvtiRttIITIs , 4,1rpr ]r,i(_, gNl v tlRSIT4,g

a.1iru1p1 ;1r: gt'rlvliRS.lT4s

a,tLfpuN( i

LlNl v IlRs l7e,s r-.4 g1i1;5ri gul\ ER,9IT"1"

r.,t i\rprjliG \1Nlv FlH.5Il;1s'

r ,{ Mpr iti(.,

11N IV ti RsIT)1 s r..,ttvr pr lli(i

$I.it v iiRsI14 a L..lLlpuFi( i ulilvtiRsl14 ! f ,{,r,rpl rut j

trr.il v l:B s/ Ia s, l4 [fl , r.rN( i \]r.'itvnRsI7h,s r 4

Mpr rN(.,

gNtv Elttii 14", 4MpL,r.rcr {NIVtiR si7i1* r.,uu pr iN(i

ltilVERst I;4 c a il\f pl N$ "li lv ERsl 14t t /1rf pirNLi

g Nlv liRSt r4,t

L i1 61p1 :Hri rtNlv lil{.qIl.4s r-a trpinri $Nlv H It sr?4s

/.,.4 rvrpr iN(, ttNIv F:RsJT,.ls

t.4 M r,uhci gi+tv ERstr.rs

14rIpr iFru gi.t I v IJRSt 14 r

a,lr\.rpr rN(i

1ii-ilVERS.t t.1.t

1..1l,.nrr ;r.{r,

r-rtilv E R,S t ii1,t,.4 tu puNc ltNlV FlltSr?4g

r.,{ i\.1ptrr(i tlNlv tilt slTntr.qrvrpr

lr,i<i

uti I V tiRSI ?il..i

Lr\Mpr INC

u.t.{ I \r ERsi ?4.r

L4Mpr rN(.i

ulilvER,9rThr L4Mpr lN(l

111.11\'/liRSt jxt, 4 MlluN(i

1_rNlV t: ttsr 7;1" r.4

Mpi iN(i uNlv t:RsITils

{.4Mpi rNii gNl\'IiRslT4s

arU\rprrNb

uNl t' ERsl i'd_5.

1.1 ll,rl( ]NLi

gglv l!RSI14 <

r..1lvr'rrN{r

uNlv E R*sI'ihs

r-4 p11,1;1iii

\tN1v HI{S/14s LA t\,rpLr.iG

1iN Iv FJR.tr74 g r-4Mpr

iN(i UNiv f:RsIT4F {.,tl,tpr iNci r INIVERSl1"o " (.1MPt ,

rNG rrNlvERSt 4q,t a11\ff

cN(l r ' TIIVIIRSI?:a ''J l-rtf,,rDlrhl(l. .

?:'l$ J,,4Mf,t

it-i(-i

'rDl_A:tvfirlltr$ - --.1o=a-AMFUN{)

tr'r t-arutpr,n*c1 uliiv'IrRsfl4s tAt.ilur,ru

4-s 1..164pggli uNlvEIisII.A! f .! 1..11,1pgNtr ttNlvliRsTlo,,

.s 1 r11,1y11NLr ttNlVt'RstD1.q r.*.,

S r- 111p1.1u(i tJNtvF'Rst1a. ao r-arrrpr-n-c utilVti&''4qs Lart* {.rtrripuNG t'lNIVERsllqs L,ttltpr hs 1.,11r1pg6c rtNl!-ERstz:^rs 1on

"1

is tnwtptNG tINIVIiRSI?4^s

r-Atvrpt

gNIvllRsrl!4<

a,a"rr,,*,, rtli tviiR St,l{s,

L,ttt prts$

ltNlVER+-f li1* , aVpuN(] t,6rvERslt1,1s 7-AMpuNG

U N w H R S/'rd.9

l4y4 nilri

rtN lVERstT;1 o a4 MpuN(i

uN lvl:R sI r/q ( 14 1y1pp1.,t(i

tNlvrRsIi14s t{MprlNG 6 gi tv I.: RsI7)q5

r..4M prJ N(i

\iN ivri R.s/7)l.r

/..4MpuNG \i N 1\' LR.sIth.s

l- 4Mp trN(i UNI UNlVEII tiNIvER,g/ .iiNlVE ulil\rl uNllrER gprvEi LINiVE trI-.tVtiRgl TJNM'RSI U:l.llVtlRSI UNIVE-RsI uNlvIlR IJNI LJNlVER UNlV UNIVE utirVER"q, riNivER.s, UNIvtiRsr UNIVERSI UNII?RSI UN1VER UN1VE rJNM-IRSI UNIVtJR.Tj TINIV -Lal,tpt..rNo JNCl t

tl:rx:]lil:lffilx

t{$ t.4Mpu}ici hf r-.tMpur.itl ERslThs

r. +vpr*o

t,R.r/? 4

8 l_ rt l,mr tr.iti ERS/Trs

tAup, nuti

I

UNI

4s r.aH,,ruNG ttNlvElt'stq., aAMprr,lc LINIV tA,r4fU}I(j LalapuNo tlNIYIlRs'a{.s LalurprN6 UNI sr.AMsuNG

lj U LAtu{pr.rNc uNIvERslT 4s LAMI,U}IG

I.Ai\,tpl,rlG tlNIvERsr'As LaNrpur.lc

--<TLAMPUN$ ,R.tr?i1s

laMpr,n_rc,

uNtvERsi rh s tarvrprnsa

IIuIVEILqE,..

--4MPTJI.iG

g1*ivER s I?)1g

1.a rrrpuruc

UNlv l"tR slzh!

I_ o * u.^u

ttNtvuR^srq.t

aar,.rur.n o taMpuNG uhilvERSITAs r.,turpuNc

i-Aivfprr\..IG UNIvF;Rslr^" aArolpulro

vliRsrX4,!

L,tl,.rrtNci VERsrras

Lorl,.rpun('

v E Rsl D{s t-al,zpurqri 11Nlv F. R.s, 7hs /

^r"u*u UNIV E Rs/?hs

t_AMprrN(i

UN tv ItrRsirh.t l,t

MprrN(1

tN tv I;RlrIfAc

Lt lvrprrN(i

liNIvERsI 14 s. a.4MpuN6

rtNlVER$ira. LAI,IPTJN(}

-lrNiVE RSI?4" r.

AIvrpuNU

.lpIVER.!I?:r "' r..llvfpljliL,o

rlN tVIiR st1o.*,,ttvrpr iFi(i uNI vIlR.sllll.s

a.a rumtn ic; i

uNlvER sI14.r tanar,uNa I

119 tV[. Rsl 14g r-Atul,LtNo, 1t Nrv E R.sIl1"

r-atvtpt.L Nru

u hrIvERsrTa F, 1_A

[.rpr JtnG r rNI.VllRStr, '"'r

-l,4Mrrt_rN(i

uNl\/I-:Rs/r.t ! t.AMpr jN(i

1lN lvllr si 1,,, a,l,l,tpuN(i

t,N]\,I:Rs1 /io" adrvrpttNri

L'JN1\'E RsIth s. r,4Mpi tN(j

\r N1\'Ii RSIt:1.S

t_.4 M?UN.

\rN I vER.s/7.4^s

t.4m1lli(i

uN IVIIR,SrTh.s

L4.tfl ,r,NG

uNivERsI14s lAMpuNG rlNl vE R $I r4$

I_a.vrpuNG ltNIvERstz4* r.ArvrplrN(r \.\ NtV E R^S.Il4(

1 AMpU\G ulrlv ERs/I4.s

t4 6arp16r.i

uNtvER^srr4.s ta&rpi

n ici

uli lvllil ":-rr4,, a4

L4 pr rN(i

lrur{prtNc uN1\'ERsIras I.anpuN(: I-qnr1JNG gNlYERgllror-rro,,tpugG r-4li{pr.ii.{G uNlv:es'a$ L.{r}4r,u}.lc r.-.114p1ig<i uttl]en'srq" aAMpu1lci r..,tr,1ruN(i uNI!'Eltsrr1.S Lr\[rptiNci LAilpuxu t)NlvERst'7;oo r-.nvrprnq6

L,rir{PuNG tlNl\-ERslr4,s I.aupuNc L411p111i(i ulilvERS&4{ lA r-ANfpr.,Nc ulilv?Rs/?Ag lAMI,uNo I-ANIpLING UNIvER'sr'['t" aoMpu\,G Lairpu|{c UNIVE&rt 4.1* autvrptr!.*(i

lalrpuNc r:NIvERstT4grau'*r,oo(i

tAtvtt,t:NG tiNlvL:Rs77*.r r-AMpuI.lG

f anrprNG ul''iIVI"IRsl&s I.4.MpuN{i ,-Atu{puNc u}iIVftRsJr4s LAMt,,;Ns r.autr,r1!{G u'tvElt's/x'ts LAM,LING l.,1N.tpuN(i tlNlvetlt"n" L,ilrapt.'.t.l(; LqlrpuNG t)NlvEksl&^t LAMpr-n-rc f .qllptilu uNt\''1Rs/14( r.nrwptNG

iili*X*:n*n"*u

_r' -'orArvIPula(t Lauprnq6 14MP(;NC 1-A t1. ,.1/-AMpuNG LalguNG '9 |4p1p11P{i L4plp11$C LaupUNC tAMPLTN* l-eprsuNc 9r.Arvrpulltl {.euruNG sLarunr]r(i ,s 14;4p1.fi6 tAN.{pLr!.G

u,tptNti uNlvl:Rsrr4.s l.rr*r,uso f.*rto,nuai rlNlvtrRsrxn" aArtl,ur.liti r.q\.rrrjlifi u*ll,!*t'^* LAN49gNG


(12)

uNlv Ek s/?A.s r.4t\4pul.lft gutvtiR,$I i;1.9

1 ..{L,r,l rNci

LlNlVtlR,SI?..1r

a. a r.,rr,r-ruu

ilNlv! R,,tiA.l

tA r\,tprn{d

r-tN I v Ir Rst 14,*

a{ urpr rct

gNIVERStI;1g

1.nrur,*a, uNtvERslrh,y /.o*o,':** uNlvEksl?'^.g I

alarttlrC

11fl l\t ti It,:-/];1 g

aAtr{puN(i

r tNtYER,irIqs

14,r{prNG

t rN tYil Rstry,

r,{tuirrt J}i(i t_li.llv,ltt,ctr.{"y a-rrnrr,,n,,

Llul\'t-ItsIrr.,-"" lAMPI

IN( t

uNtV tiRsf 7;r,r,

anprri*rt,

Ljf,ltVliRS/?11. -,,) _ r_ALIlrtlNr_!

uN tVEfi s/?,.1{

t"q IvrFrlN(,

SN I v Lrri.U Ll.s f ..1 &r,.tNti

riNlvllHst q " *.,1.Mlruil(i

rt rr lV IIR x t.f*n

,,.1I\,rpuFi6

111il vi::R$I?l,l p 1_,{l\{pt.rN( j

\-\ NIV ilR,qI?1,1s /.A\{pl

rNd

g r,.i tvr* R s I?;1 o

r_a n+pt l1.lrl

$N lv tiRsJrd.y

L4 ful,tiNCi

U\'i I v IiR Sf 'flq,\.

L,tMpr rN(i

ilN I v l: I{ st r4*r rauouuri

t-lNlv r'|tslr,{s ,

.{Mpr ]N(i

\ i FllVfr RS/',1,1.9 l_nro,r*U

gr ti lY ti R.SI?;1.1

r,4Mpr.rN(i gN I V li R,5t 74,r

an uru, r*u r.iN I \'liH,st 14 * ,a

nat,rr*Ci \\NIvti Rl^l r,{s L..t$,puNr,

rtN lv t1R-5/?;,1"

/. A Nrpt,lNU *t1iv FIR.S/Il\.s

7.At\dpltNfi

$li tv titt.ll'I,t(

I 4ArptJl.i(i gN tvMi;r?i15

,",t lrpr.rF(i uli l v i ifi s, r.{.\.

t4N{rrtt}.i(i tllrlVi:lr tI 1*,, L,rrutt

Urqti

gi}.ll VliRsIrq,(l'

At\rpr rli$ 1iN1v liRSl'I4s ,nnor, ,*a, uNivERsf rds I.an r,r,*,, lruiv Iil{sil41u,,

a tlpLnqqi

11Nlv [iksI?;,tg 1.rllpr

lr_lqi

uN lv t:R sI?i{.r I-"lMpr

rN(J

g\tVI:Rsi lils t,4[{pr

rNLj,

1 HIY tlRsr'r4,t a4L{rrr iN(.i

trtqtvriRSlTlq y /.allrpimrr

, .trulY tilisJll,ls

t...1 Ml,rit,t(r t'Nt\ trl(riJla s

t A,upt rN(i

qNIVtTRSII;1c

r.1lMpt iNt i

uNtvIiRsi t"ia (,1MFriNr, r;ptl liR.sl lq5

1.,ti\.rpr ir,l(i

,.iP1Vllllsli4r 7 on r,*a, 11N1\ till,{t411', *n,U**r, gNIv Fllt.SI T;15 r.{

l\iFr ir.i(i

$Niv l1H Sl?:,g,r,

{t\rpr il*rj

L\N I vERsIT.i,!

t,lrvtpt jrrid

g$lvliRsl r.4,9 ,_n.\.rpr i"iti

uxlv liRstq,t r,a

rnpr,r,irr

lNlv F:ltsl qr, auprrsn tl Nly Lr{ s1 1n * r,q[,lptff{ci 1rr"il \rt: H SI ?i1.1.

, ".lit,lrlr JNri

. glil\/[R$l 14e

Llrtfprruq,

1 u t\Ili RSI'r49

LAMpi jN(i gslvliRSIll a a4,!rpriN(r

r:NlY ti lt'$t i 4t , .,1rvrr,r,lu ,

as Lantpt.lur,

;{$ f,Auplnqti

;1,9 -t.Aprpu'Sr"i ,LAMPUN$ ,sr-arururi6 s;4p1pi1Y(i slA[,tp[-lNci $ latr{Prir'-ru

S 1-.46apgg{i

L4MPL$i(i I.Ai\,fPulic Lalv'tPttNc} L4trLpLNG I-A&fi,UNC l-AlufPUNG r.Al\,fPUNG T,AMyL,N(i L4MrrUN$ l-.,lIvIruNli I',{MruNG i:,1Mgultc L4MI{"f!.{(i La.tr,tp1.11r(i, I.AMPUNG L.qMruttG

IIIIT{.I#o.ri,'i*,,

'-ns l..1turpl.rNLi

UNIVEtt5t n1r r .4i\,tptiN(i L.4MPt$l(i

LAi\'tPlt!'16

21.$ 1.16p1rH$

I-ilMPUNLI 81.4114p131(1 I.,4MFLJNCi [AMl\iil(i fu{MPtJt"{O ,rslaMpt,'N(j

1"4$rPUNG u*l-I1, 1*"rt,"ai*,in*a laltptNG !4MPLN(l UFItV F. t{S IT.4 r

I.Onro,l*a,

Ut tlv tik,! l?:1.9

r.A trapr N(i

r.)lilV tiR.sy7,r,,

,. a r.,rr,rxa

t !N lv liRsl 7;,.

aar.*pLn..ic)

UN Iv ER.st I,q *,

atlpt-mcl

Hi;:fffiiilililx:

-.,4Mtru\!r,

LlNtvliRSlt,r. -,

-, L4lvtt-,LiNu

r:N tv ti R.9l t4

",avpr-rsri

r*mx,*l*|;;

UN UN

L4;gp111t{i ri1{IV fi I{ Stl ilt r.oorrr,*r, y*(VtiRSI?:,I( r 4MFr rNL,

LtNtvEREI n4( r Ar\,rrt N.,

5/?4.!

t-aMrt_,t*irJ, Sl?,t.s

1,1g-p1q4t*

q1N tv ERlsl?,1*

r,.n rro,,**,

1N1v ll R.llr4.j r-rt nr,r,*.,

$Niv EIt,st rA,$ / a rr.rplxti rlNlV t{lt S1 7.t".,.a*or,*a,

rt t{ tvIlR sl?;1" ,.{.rvlpl.tN( j,

g}IV IiRSI'[1e

a,lMprir{(i

gH lv iiR s.l t4.t,

L,1 ,t,4p?r\i(.i gNlvliRSl'14 r r-4

Nrrr rNcr

\rNrv FR sIl j s

r-a,tlrrr rNri

rlrrlvEltst lq, , 4Mpr.iN(; INtYI: Ir sl Ii1.g

,.,11v,r r,r jt{(,

t:N t\/ trR,$l f4 e

t.,l,,,{pt. NG g,IrltiERil] r4,y t.4Mor

Nri aglvliRSl l.1r 7_.,1trrpr rli( 1

1;NlVl,illSt r4 a f-+,rror,*,-,

11NIV F)lr ril ?;1g

, -q tvtpUN(i

gNiV titr sI?4 g

1 .41\,m,r_rf,i(, ggt VflRStTit,s

141\rFr ili(i gi-tlvtJR"ll r.4,ii

a..1l\,rpt ;Nd

gi'ilvl; R,s I T.q <

a jt [.fl )r r],i(l

\1tilV llRSf?:a r. . ''' r-4[rpt rN(j

ttr*lV F:li5tt4t , 4il4ptN(i tl\lV tiIi S17;.to

r..4h{pt.tN(, L\\it v r;Rs, r)l.t L/lMpr rN$

ulitv tiRSI 14.9

aAA{pr }NG

1t'ilV I:R,SI ra,O ,.di\,rprrN(l

1'N1VIR,$i 7i1.5

r_4MFL]N( , lir.llV tilttii 7',r U,

d Mt LiN(]

\jNtV trR$ID1.!,.a

4Mpr iN(i gNtvI:RsI7i1c

a,ljrtpr lNb uNl v t-Rsl 14,s (.tMpr,Ntr llNtv llR stT4,s

l.4Mpr lhi(r

uNlv ERqII 4 (

r.4 b,ru},i(r

trNlV t"il{3t1;,,t r.4

i!,pt ;lifi

tit{tV tllts117t"

a-4Mpl it".i(i

uNtvtiRsIThc i-,t,\4p'Fic $NlvriRst14,$ tAMpriHLi ulilv liRs.t ra,t

a_4 [,fpcN(i r rlilV Ir"RSiI+ <, .

,-/t[nrt tN(l

J-A

.9lr

ll.ici

t.4napr:xti I'4MPUlid

tu,t*r,h oa^n ,,,^a, lvERsIllls 4appfrsei {rtlv r. n sl 14",

nrou**,

11, !.tIVE RSI'41*

r.AMpt.tN.;

:Iil:ffft*i:*:

:xffffifi::yl,t:

t\Nlv tlR.s, zh.s lAMprixU

r iN tvERsl 14(

t4r\4FrNG

.xilffiifrililrs

uNlvliR.tdhaf

er^,nc uNl\rliR,sr4.r -

4MpuN6

liffiff;ffil*:::

rlNlvFRsrr4s;;(;Nc

UNiv ERsLxl.s

i.a rf, noc UNiv tiRSrI,l_T

[,qr,r,ul(,

:il;Htfii:ffi:r:

I JN lv B rLsl aat

aaltaprr,lcr

x*;liiiliiiilin'

1,t tlV ER.SIi;1.5,

r-^n*,^,.,

uN lVHRst14 I t4

MprJt_i(l

uN tv ItR fi J14 r

LtMpiIN(i

1iNI VElr st 14.s t,tMp(rN(,

$NIvERsIr4s r-AMpuNc

\rFt jv F;Rs/7As /.AMpt.txrl

lrl*lV ER.st7;1,r

r.ArrpuNG

uN tv IIRsJ 14.q

L4 Mprfl,i(i uNtvi:Rlilt4({.*ru, *a,

I $!r Ivliit'517o.,,rvprrxri

I

11NlvFl[isl f4r, lrrllpuxei ]

tt NlvERsl::.1"

r.AMpr lN(l

1tNIVER.S,7]4* r_a#,n.r

UNLvnRsr14.q r_^*n*.,

UN tvtiRs/Ih,q l,rrvlprn*Ci r,NlvliHsIll{s t rvprt

tci ilNIVER$Irlg aAMpuNc, tNIvF Rslrn"

r.AMpuNG

gprv ERS/7:t.j

r_4Mpl lNU r;N tvliR,sl7i1.t aa;r,rpr

ruti

uN tvliRsr14^s a4,6,1p1c;

qtNlvliR srr4.t

a4MpuNc! rlNl vliR sril4s L4iupLrNfi tlNlv F: R.s rr4 s

/.,q1\,{pr jI\ri

uNIvERstTas t-Ar4prJNG

rJN t vER.sl74o

a.4t4pr,N., u'!'i I vliRsJr4 a

t4 MrrriNci

ttNIVt:llsr'4,* alMprrNci rflf r.asplpci


(13)

Yang bertandatangan Nama

NPM

Jurusan

Alamat Rumah

ST]RAT PER}TYATAAII

di bawatr ini :

Nyimas Rina Desti Arifin

1116031117

Ilmu Komunikasi

Jalan Chairil Anwar Nomor 25 Durian Payung, Tanjung Karang

Pusat Bandar Lampung.

No. HP/Telp Rumah :082232M9911

Dengan

ini

menyatakaq bahwa skripsi saya yang berjudul

(Analisis

Konsep

Komunikasi

pada

Metode Mengajar

oleh

Pengajar

Muda

dalam

Program

Indonesia Mengajar (Studi pade Pengaiar Muda Angkatan

IX

Kabupaten Tulang

Bewang

Barat)'

adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan plagrat (milik oftmg

lain) ataupun dibuatkan oleh orang lain.

Apabila dikemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa

keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan

siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan

pihak-pihak manapun.

Bandar Larnpung, 25

Apil20l6

___Yanggembuatpernyataan,

Nyimas

Rinafesti

Arilin


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung, pada tanggal 10 Desember 1991 sebagai anak ke dua dari dua , putri dari Kemas Zainal Arifin dan Ibu Aminah Arsyad. Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis disaat Taman Kanak-kanak adalah TK Trisula III Bandar Lampung. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD N 2 Palapa Bandar Lampung pada tahun 2004, SMP N 23 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan SMA N 16 Bandar Lampung pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan D3 Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Setelah menyelesaikan kuliahnya, penulis kembali melanjutkan pendidikannya dan diterima menjadi Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Setelah menjalankan proses perkuliahan, pada bulan Januari-Februari 2014 penulis mengaplikasikan ilmu di bidang akademis dengan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tiyuh Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat.


(15)

MOTTO

“Work until your idol become your rivals. Kill them with success and bury them with big smile.”

GDragon

“Mendidik adalah tugas setiap orang terdidik.”

Annies Baswedan

“Never give up. All you have to do is try again.”


(16)

ِمْيِحَرلا ِنَمْحَرلا ِ هّ ِمْسب

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

KUPERSEMBAHKAN KARYA ILMIAH INI TERUNTUK :

“Allah SWT, pemilik nafasku serta satu-satunya tempatku berpulang.”

“Ibundaku, Aminah Arsyad yang selalu memberikan dukungan terkait

apapun pilihan yang aku jalani.”

“Ayahandaku, Kemas Zainal Arifin yang rela mengorbankan waktu dan

jarak demi mendukung anak-anaknya untuk mencapai cita-cita.”

“Ayundaku, Nyimas Riezky Armalia terima kasih atas segala doa, motivasi, dukungan moril yang senantiasa diberikan.”

“Seseorang yang telah meminjamkan tulang rusuknya, yang kelak akan

menjadi tempat aku bersandar.”


(17)

SANWACANA

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Puji syukur saya kepada Allah atas rahmat dan

hidayah-Nya yang telah memberikan kemampuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi berjudul: “Analisis Konsep Komunikasi pada Metode Mengajar oleh Pengajar Muda dalam Program Indonesia Mengajar (Studi pada Pengajar Muda Angkatan IX Kabupaten Tulang Bawang Barat)” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya hingga akhirnya Skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Tina Kartika, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan banyak pengetahuan dan wawasan tidak hanya mengenai skripsi tetapi juga dorongan semangat. Terimkasih ya Bu.. terimakasih atas waktu, motivasi, saran serta kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Karomani, M.Si selaku Dosen Pembahas Skripsi terimakasih telah mengoreksi, memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini.


(18)

5. Bapak Drs Teguh Budi Raharjo, M.Si. selaku Pembimbing Akademik selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Ibu Dhanik, S.Sos., M. Comme&Media,St selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Ibu Wulan Suciska, S.I.Kom., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

8. Kepada Mama dan Papa yang senantiasa memberikan dukungan, doa, support dalam segala aspek di dalam kehidupan, agar penulis dapat jadi orang yang sukses dan berguna.

9. Kepada Mas Alitt Susanto, penulis yang terus menginspirasi sejak enam tahun lalu, laki-laki yang terus mengajarkan bagaimana caranya menikmati hidup walau berjalan tak sesuai dengan impian. Seseorang yang akan terus memberikanku inspirasi bahkan sampai ratusan tahun ke depan. Terima kasih Mas, semoga selalu menginspirasi. Semangatlah dalam berkarya.

10. Jemmy yang selalu menemani dan mengantarkan kemanapun tanpa memikirkan terik matahari atau basahnya hujan bahkan sejak masih menempuh pendidikan di D3.

11. Sahabat tercinta yang selama bertahun-tahun terpisah oleh jarak genk LDF Namira, Dinda, Sharoon, Dwi, Nay, Ii, Eja dan Ulva. Wait for me ya, sebentar lagi kita akan bersama. Terima kasih atas doa dan peluk sayang meski kita sangat jarang bersua. 12. Teman seperjuangan selama enam tahun menempuh pendidikan, yang selalu


(19)

sampai kuliah dan mengurus kelulusan di Jurusan Ilmu Komunikasi Mayangsari Dwinta Putri, Yolland Rischa Sanjaya, Dhina Febrini, Putri Cahaya Kinanti.

13. Sahabat SMA Nisa Yustiana juga partner diet dan partner makan Sheila Jatu Garcia dan Suzan Irwan. Terimakasih atas doa dan dukungannya sahabatku tercinta.

14. MUA pribadiku Meutia Ayu P yang telah memberikan segala keajaiban tangannya sehingga dapat merubah itik buruk rupa menjadi angsa.

15. Para Pengajar Muda Angkatan IX yang senantiasa mendukung berjalannya skripsi ini. Mas Topik, Mbak Maya, Mas Diyon, Mbak Ani, Mbak Retno, Mas Wido dan Mbak Dhita. Teruslah menjadi inspirasi bangsa.

16. Last but not least, untuk semua pihak yang telah men-support penulis setiap saat, memberi semangat, menghibur penulis. So thankyou so much all, Allah blessing you.. amin.


(20)

DAFTAR ISI

ABSTRAK HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5 Batasan Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Kajian Teori Analisis Metode Mengajar ... 11

2.2.1 Pengertian Analisis ... 11

2.2.2 Pengertian Konsep ... 12

2.2.3 Pengertian Komunikasi ... 12

2.2.4 Pengertian Metode ... 13


(21)

2.3 Landasan Teori ... 16

2.4 Kerangka Fikir ... 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 20

3.1 Sifat Penelitian ... 20

3.2 Lokasi Penelitian ... 21

3.3 Fokus Penelitian ... 22

3.4 Penentuan Informan ... 22

3.5 Sumber Data ... 23

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 26

3.8 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 28

4.1 Sejarah Singkat Indonesia Mengajar ... 28

4.1.1 Visi dan Misi Indonesia Mengajar ... 31

4.1.2 Lokasi Penempatan ... 32

4.2 Sejarah Singkat Kabupaten Tulang Bawang Barat ... 33

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

5.1 Hasil Penelitian ... 35

5.1.1 Identitas Informan ... 35

5.1.2 Hasil Wawancara ... 38

5.1.2.1 Metode-metode Digunakan dalam Proses Belajar Mengajar ... 38

5.1.2.2 Alasan dalam Pemilihan Metode Mengajar ... 41

5.1.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode-metode Mengajar yang Diterapkan ... 43

5.1.2.4 Metode Yang Paling Efektif Selama Proses Mengajar 46


(22)

5.1.2.6 Hambatan-hambatan dan Cara Mengatasinya ... 50 5.1.2.7 Komunikasi yang Diterapkan ... 52 5.1.2.8 Strategi-strategi Komunikasi Selama Mengajar ... 56 5.1.3 Hasil Observasi Terhadap Metode Mengajar Yang Digunakan

Pengajar Muda Angkatan IX ... 58 5.2 Pembahasan ... 62

5.2.1 Metode Mengajar yang Diterapkan Pengajar Muda Angkatan IX dan Bagaimana Analisis Penerapan Metode Mengajar

Tersebut ... 62 5.2.1.1 Metode Treasure Hunt ... 62 5.2.1.2 Metode Role Play ... 66 5.2.1.3 Metode Pengamatan Langsung ... 70 5.2.1.4 Metode Belajar Sambil Bermain ... 74 5.2.1.5 Metode Story Telling ... 78 5.2.1.6 Metode Bernyanyi ... 80 5.2.1.7 Metode Galeri ... 83 5.2.1.8 Metode Tutor Sebaya ... 86 5.2.1.9 Metode Learning By Doing ... 89 5.2.2 Metode Komunikasi dalam Metode Mengajar yang Dilakukan

Pengajar Muda Angkatan IX ... 94 5.2.3 Strategi Komunikasi yang Diterapkan Pengajar Muda

Angkatan IXUntuk Meningkatkan minat Belajar Siswa

Sekolah Dasar ... 102 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 107 6.1 Kesimpulan ... 107 6.2 Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA


(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Pola Komunikasi Kelompok Model Bintang ... 18 Gambar 2 Bagan Kerangka Fikir ... 19 Gambar 3 Logo Indonesia Mengajar ... 31 Gambar 4 Lambang Kabupaten Tulang Bawang Barat ... 34 Gambar 5 Metode Treasure Hunt ... 66 Gambar 6 Metode Role Play ... 70 Gambar 7 Metode Pengamatan Langung ... 73 Gambar 8 Metode Belajar Sambil Bermain Tebak Angka ... 76 Gambar 9 Metode Belajar Sambil Bermain Scrabble ... 78 Gambar 10 Metode Story Telling ... 80 Gambar 11 Metode Bernyanyi ... 83 Gambar 12 Metode Galeri ... 86 Gambar 13 Metode Tutor Sebaya ... 89 Gambar 14 Metode Learning by Doing ... 92 Gambar 15 Model Komunikasi Kelompok Kecil ... 96


(24)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Observasi ... 9 Tabel 2 Hasil Observasi ... 58 Tabel 3 Metode Treasure Hunt ... 62 Tabel 4 Metode Role Play ... 66 Tabel 5 Metode Pengamatan Langung ... 70 Tabel 6 Metode Belajar Sambil Bermain ... 74 Tabel 7 Metode Story Telling ... 78 Tabel 8 Metode Bernyanyi ... 80 Tabel 9 Metode Galeri ... 83 Tabel 10 Metode Tutor Sebaya ... 86 Tabel 11 Metode Learning by Doing ... 89


(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam hidupnya, setiap manusia memiliki beberapa Hak Asasi Manusia yang mutlak diterima sejak mereka dilahirkan, salah satunya adalah memperoleh pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan di Negara Indonesia. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 yang berisi tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Hakikat pendidikan yaitu :

1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik,


(26)

2

2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat,

3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat, 4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, dan

5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

Dari data yang didapat pada website http://indonesiaberkibar.org dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah tidak meratanya penyebaran tenaga pengajar juga rendahnya mutu dari tenaga pengajar itu sendiri. Teacher Employment & Deployment, World Bank tahun 2007 menyebutkan bahwa distribusi Guru tidak merata yaitu 21% sekolah di perkotaan kekurangan guru, 37% sekolah di pedesaan kekurangan guru dan 66% sekolah di daerah terpencil kekurangan Guru1. Selain hal-hal yang disebutkan di atas, hal lain yang menjadi penghambat majunya dunia pendidikan di Indonesia antara lain adalah:

1. Pembelajaran hanya pada buku paket 2. Mengajar satu arah

3. Metode pertanyaan terbuka tidak dipakai

Indonesia Mengajar atau yang biasa disingkat dengan IM merupakan sebuah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Gerakan

1


(27)

3

Indonesia Mengajar dimulai pada tahun 2009 dan dibentuk oleh Anies Baswedan yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina (saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia).Gerakan Indonesia Mengajar diinspirasi proses panjang yang dibangun selama bertahun-tahun. Proses ini adalah gabungan dari:

1. Pelajaran dari berbagai generasi,

2. Perjalanan aktivitas pengabdian maupun interaksi dengan berbagai masyarakat,

3. Pengetahuan modern yang dipetik dari dunia akademik global2.

Selain hal-hal tersebut, peneliti menyadari bahwa hal lain yang mempengaruhi proses mengajar adalah komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi dapat diartikan sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 1990:454). Cherrey sebagaimana dikutip oleh Anwar Arifin (1995: 24) mengatakan bahwa “Communication is essentially the relationship set up bay the

transmission of stimuli and the evocation of response”.

Pendidikan dan komunikasi memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam pendidikan, komunikasi memegang peranan dalam pemantapan pembelajaran dan perilaku yang diharapkan, hubungan antara pengajar dengan pelajar, dan penyampaian instruksi, termasuk di dalamnya bertanya, dan pemberian feedback bagi individu. Tidak ada perilaku pendidikan yang tidak

2


(28)

4

dilahirkan oleh komunikasi.Komunikasi menjadi bagian yang penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan di sekolah dasar.

Pengajar Muda yang ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat menggunakan metode belajar yang menyenangkan.Tulang Bawang Barat sendiri merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Lampung.Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dengan Kabupaten Tulang Bawang. Di Tulang Bawang Barat, Pengajar Muda ditempatkan di tiga kecamatan yakni Way Kenanga, Gunung Terang dan Gunung Agung. Pengajar-pengajar muda tersebut ditempatkan di Desa Indraloka II Kecamatan Way Kenanga, Desa Marga Jaya, Desa Bangun Jaya, Desa Sumber Jaya yang berkecamatan di Kecamatan Gunung Agung, Desa Terang Agung dan Desa Margomulyo yang merupakan bagian dari Kecamatan Gunung Terang3.

Menurut pra survey yang telah dilakukan oleh penulis, Pengajar Muda menerapkan berbagai macam metode mengajar kreatif untuk membantu siswa agar lebih giat belajar serta dapat mengerti materi pelajaran yang diberikan dengan cepat. Selain itu, hal ini dilakukan agar siswa-siswi sekolah dasar dapat menerima materi pelajaran dengan lebih baik. Metode-metode mengajar tersebut antara lain adalah:

a. Role Playing

Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh

3

https://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/profil-kabupaten-tulang-bawang-barat


(29)

5

hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

b. Harta Karun

Berbeda dengan role playing, metode harta karun lebih dibuat menyenangkan dimana para siswa dan siswi diberi tugas untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah diberikan oleh Pengajar Muda, jawaban tersebut sudah lebih dulu disembunyikan disuatu tempat. Dalam metode ini biasanya siswa kelas dibentuk dalam beberapa kelompok.

c. Story Telling

Metode story telling mempunyai kemiripan dengan metode role playing dimana siswa diminta untuk mengembangkan imajinasinya selama proses belajar menggunakan metode story telling ini berlangsung. Story telling sendiri merupakan sebuah teknik menyampaikan sebuah cerita dengan cara mendongeng.Story telling menggunakan kemampuan penyaji untuk menyampaikan sebuah cerita dengan gaya, intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar.

d. Metode Galeri

Metode yang terakhir adalah metode galeri.Metode galeri diterapkan dengan cara membagi siswa kedalam beberapa kelompok.Tiap kelompok diberikan sebuah tugas untuk menjelaskan satu bagian dari satu tema pelajaran.Berbagai macam metode yang diterapkan oleh para Pengajar Mudatersebut memfokuskan pada auditory, kinesthetic juga visual tiap anak.


(30)

6

Pengalaman peneliti selama menempuh pendidikan sejak sekolah dasar membuat peneliti tertarik untuk meneliti metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Selama proses menempuh pendidikan, metode yang digunakan hanya berjalan satu arah, hal ini sangat berbeda dengan metode yang diterapkan Pengajar Muda Angkatan IX. Peneliti beranggapan bahwa Pengajar Muda memegang peranan penting dalam membantu menyukseskan pendidikan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada metode-metode yang digunakan oleh Pengajar Muda dapat menarik perhatian siswa-siswi sekolah dasar.

Metode-metode baru yang digunakan oleh Pengajar Muda Angkatan IX akan membuat siswa-siswi sekolah dasar lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran sehingga pelajaran dapat mudah diingat oleh mereka. Peneliti merasa perlu meneliti metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda Angkatan IX sebagai bentuk kepedulian peneliti terhadap pendidikan di Indonesia. Selain itu juga peneliti ingin menyampaikan bahwa dengan menggunakan metode mengajar kreatif dan menyenangkan akan membuat siswa-siswi sekolah dasar lebih giat belajar dan dapat meningkatkan keingintahuan mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa saja metode-metode yang diterapkan pengajar muda dan bagaimana analisis penerapan metode-metode tersebut di Sekolah-sekolah Dasar di Kabupaten Tulang Bawang Barat?


(31)

7

2. Bagaimana penerapan konsep komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pengajar muda terhadap siswa sekolah dasar?

3. Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan pengajar muda untuk meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan metode-metode yang diterapkan pengajar muda di

Sekolah-sekolah Dasar di Kabupaten Tulang Bawang Barat dan menganalisis metode-metode tersebut.

2. Untuk mendeskripsikan metode komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan Pengajar Muda terhadap siswa sekolah d

3. Untuk mendeskripsikanstrategi komunikasi yang diterapkan pengajar muda untuk meningkatkan minat belajar siswa sekolah dasar

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi dan diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya penelitan yang berkaitan dengan metode mengajar.Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang diberikan oleh penulis dalam memberikan informasi mengenai metode-metode kreatif yang dapat


(32)

8

meningkatkan minat belajar anak sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya atau penelitian berikutnya.

2. Secara Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat berguna sebagai:

a. Bahan informasi dan masukan bagi para pengajar bahwa metode mengajar yang digunakan sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan mengajar siswa.

b. Untuk melengkapi dan memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sosial dan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas lampung.

1.5 Batasan Penelitian

Mengingat banyaknya permasalahan yang akan dibahas serta keterbatasan kemapuan, tenaga, waktu dan fasilitas yang tersedia maka dalam skripsi ini penulis akan membahas masalah sebagai berikut :

1. Peneliti hanya akan meneliti metode-metode yang diterapkan oleh Pengajar Muda di Kabupaten Tulang Bawang Barat.


(33)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Tinjuan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian: teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan pengulangan penelitan atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya (Masyhuri dan Zainudin, 2008:100).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut adakah tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Metode Hasil

Ainun Indah Permani. 2013.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

Pengaruh Strategi Komunikasi Pengajar Bahasa Mandarin Terhadap Pemahaman

Siswa-siswi Han Yuan Dalam Menangkap

Materi Pelajaran

Deskriptif Kuantitatif

Pengaruh strategi komunikasi terhadap pemahaman menangkap materi pelajaran memiliki pengaruh yang positif. Artinya jika strategi komunikasi pengajar semakin ditingkatkan maka pemahaman siswa dan


(34)

10

siswi Han Yuan dalam menangkap materi pelajaran juga akan meningkat. selain itu,antara dua variabel memiliki pengaruh yang signifikan. Hermawati. 2012. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role Playing Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

di Kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 Deskriptif Kuantitatif

Model pembelajaran Role Playing atau bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamaran Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ainun Indah Permani (2013) yang berjudul

“Pengaruh Strategi Komunikasi Pengajar Bahasa Mandarin Terhadap

Pemahaman Siswa-siswi Han Yuan Dalam Menangkap Materi Pelajaran”. Penelitian ini menggunakan teori S-M-C-R (Berlo) untuk menjelaskan dan memahami bagaimana proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Dalam penelitian ini, para pengajar Han Yuan berperan sebagai komunikator sedangkan siswa dan siswinya berperan sebagai komunikan. Obyek penelitian berfokus pada tingkat keberhasilan komunikator menyanmpaikan informasi kepada komunikan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawati (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Role


(35)

11

Playing Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk memberi gambaran objektif terhadap tingkat keberhasilan model pembelajaran Role Playing yang diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa guru sebaiknya menggunakan metode belajar yang menyenangkan sehingga minat belajar dari siswa-siswi dapat meningkat sehingga dapat menghasilkan prestasi sesuai dengan yang diinginkan.

2.2 Kajian Teori Analisis Metode Mengajar

2.2.1 Pengertian Analaisis

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah penyelidikan terhadap suatu peritsiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya atau juga dapat diartikan sebagai sebuah penguraian suatu pokok atas berbagai bagian itu sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. (KBBI, 1990:32). Sedangkan menurut Effrey Liker, analisis merupakan waktu untuk mengumpulkan bukti sehingga dapat menemukan sumber suatu masalah, yaitu akarnya.Dalam penelitian ini, penulis diharapkan dapat meneliti setiap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dengan baik, sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan atau sebagai contoh untuk penelitian berikutnya.


(36)

12

2.2.2 Pengertian Konsep

Konsep adalah konstruksi mental, suatu ide yang abstrak, yang menunjuk pada beberapa fenomena atau karakteristik dengan sifat yang spesifik yang dimiliki fenomena itu.Konsep juga mencerminkan persepsi-persepsi mengenai realitas.Konsep ini sendiri lahir dalam pemikiran manusia karena dapat dipakai sebagai batu loncatan (Miriam Budiarjo, 2008:43).Secara umum, konsep dapat diartikan sebagai suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu.Karena sifatnya yang abstrak dan umum, maka konsep merupakan suatu hal yang bersifat mental.Representasi sesuatu itu terjadi dalam pikiran.Sebuah konsep mempunyai rujukan pada kenyataan.Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariable. Kaplan mengemukakan bahwa “A concept is a construct (konsep adalah sebuah bentuk). Pengertian yang lebih luas terkait dengan konsep merupakan cintra mental yang digunakan sebagai alat untuk memadukan pengamatan dan pengalaman yang memiliki kesamaan. Konsep dibentuk dengan menghubungkan berbagai fakta, benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan ciri yang kemudian diberi nama tersendiri (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, 2007:12) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep merupakan sebuah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI, 1990:456).

2.2.3 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin communication yang berarti „pemberitahuan‟ atau „pertukaran pikiran‟. Jadi secara garis besar, dalam sebuah proses komunikasi haruslah


(37)

13

terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan) (Tommy, 2009: 5). Raymond S. Ross mengatakan bahwakomunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator (Wiryanto, 2004:6). Dalam buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui symbol-simbol. Carl Hovland mengemukakan bahwa kegiatan komunikasi adalah untuk mengubah perilaku orang lain (… to modify the behavior of other individual) –yang artinya setiap kegiatan komunikasi bertujuan untuk mengubah perulaku orang lain melalui program informasinya (Tommy, 2009:144). Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa komunikasi adalah sebuah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (KBBI, 1990:454).

2.2.4 Pengertian Metode

Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan (Wina Sanjaya, 2006:147).Hamid Darmadi berpendapat bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan (Hamid Darmadi, 2010: 42).Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode dapat diartikan sebagai cara kerja yang teratur dan terpikir baik-baik serta tersistem


(38)

14

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI, 1990:581).Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran membuat pengajar haruslah pintar-pintar dalam menentukan metode manakah yang sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dia ajar.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyebutkan bahwa kedudukan metode adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan.Penggunaan metode dalam suatu pembelajaran merupakan salah satu cara untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam pembelajaran. Semakin pandai seorang pengajar menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, maka keberhasilan yang diperoleh dalam mengajar semakin besar pula. Dari sini kita dapat mengetahui seberapa pentingnya suatu metode dalam proses belajar-mengajar dan dalam mencapai sebuah keberhasilan dari proses belajar-mengajar (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 72).

Pupuh F dan M. Sobry S berpendapat bahwa makin tepat metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Jadi, kesalahan dalam menentukan metode mengajar, juga akan berakibat pada menurunnya hasil belajar siswa (Sutikno Sobry, 2010: 55).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (Syaiful Bahri Djarmarah, 2010: 46) diantaranya : 1) Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya


(39)

15

2) Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya 3) Situasi yang berbagai-bagai keadaannya

4) Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya

5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

2.2.5 Pengertian Mengajar

Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Mengajar berasal dari kata ajar yang mempunyai arti sebagai sebuah petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui atau dituruti (KBBI, 1991:13). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengajar dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan memberikan pelajaran kepada orang lain (KBBI, 1991:13). Dalam buku “Strategi Pembelajaran” mengajar dapat diartikan sebagai sebuah proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian ini sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam bahasa Inggris kuno, kata mengajar berasal dari kata taecan yang mempunyai arti sebagai sebuah kegiatan memperlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau symbol (Wina Sanjaya, 2006:96).

Sardiman mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa (Sadirman, 2003:45).


(40)

16

Adapun konsep baru tentang mengajar menyatakan bahwa mengajar adalah membina siswa bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki. Mengajar terjadi ketika adanya proses belajar dan mengajar, dalam hal ini, terjadilah suatu perubahan perilaku pada siswanya, karena mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimilikinya.

2.3 Landasan Teori

Dalam penelitian kali ini, landasan teori yang digunakan adalah teori Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Kelompok, dan Teori Pedagogik.Teori komunikasi antar pribadi atau interpersonal communication merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004:32). Tan mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih. (Liliweri, 1991: 12). Teori komunikasi antar pribadi digunakan saat pengajar muda berkomunikasi kepada siswa dan siswi sekolah dasar secara pribadi atau saat siswa dan siswi bertanya kepada pengajar muda terkait materi pelajaran yang disampaikan.

Dean C Barnlund dan Franklyn S Haiman dalam Alvin A Goldberg dan Carl E. Larson mengembangkan komunikasi antar pribadi menjadi komunikasi kelompok. Caranya adalah dengan memusatkan pada kesadaran akan kehadiran orang lain dan pemahaman tentang proses terbentuknya suatu kelompok. Tipe komunikasi kelompok ini melibatkan dua atau lebih individu yang secara fisik berdekatan atau


(41)

17

berada dilingkungan yang sama (Wiryanto, 2004:46). Komunikasi kelompok merupakan proses komunikasi antara tiga orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Dalam kelompok tersebut setiap anggota berkomunikasi satu sama lain (Wiryanto, 2004: 44).

Michael Burgoon menatakan bahwa Group communication is the face to face interaction of tree or more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, self maintainance, or problem solving, such that member are able to recall personal characteristics of the other members accurately (komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah dikerahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat).

Komunikasi kelompok terjadi saat pengajar muda membentuk sebuah kelompok kecil dalam beberapa metode mengajar dan kelompok-kelompok tersebut saling berinteraksi untuk memberikan berbagai informasi.Pola komunikasi kelompok yang terbentuk dalam komunikasi kelompok adalah pola komunikasi bintang.Pada pola komunikasi bintang, jaringan ini disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melakukan timbal balik dengan semua anggota kelompok yang lain.


(42)

18

Gambar 1 Bagan Pola Komunikasi Kelompok Model Bintang

Pengantar Ilmu Komunikasi Teori pedagogi adalah teori yang berkaitan dengan cara mengajar. Pedagogi sendiri merupakan cara para pengajar mendampingi para sisiwa dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pedagodi dapat diartikan sebagai sebuah seni dan ilmu mengajar yang meliputi pandangan hidup serta visi mengenai idealnya pribadi terpelajar. Hal ini memberi tujuan, incaran ke arah mana semua aspek dan tradisi pendidikan diarahkan. Hal tersebut juga akan memberikan kriteria dalam menentukan sarana-sarana yang harus dipakai dalam proses pendidikan (Riyo Mursanto SJ, 2010: 22).

2.4 Kerangka Berfikir

Rendahnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan tak lepas dari metode-metode mengajar yang diterapkan oleh guru-guru di sekolah.Penulis

sumber penerima

sumber penerima

sumber penerima

sumber penerima

sumber penerima


(43)

19

merasa bahwa metode belajar kretive dapat memudahkan siswa untuk menerima pelajaran.Hal ini yang membuat penulis berinisiatif untuk meneliti metode mengajar yang diterapkan oleh Pengajar Muda yang dinilai dapat memudahkan siswa memahami pelajaran yang diajarkan.

Bagan Kerangka Berfikir:

Gambar 2. Kerangka Berfikir Pengajar Muda

Metode Mengajar 1. Treasure hunt 2. Role play 3. Pengamatan langsung

4. Belajar sambil bermain

5. Story telling 6. Bernyanyi 7. Galeri 8. Tutor sebaya 9. Learning by doing

Tujuan:

Agar siswa dapat lebih mudah mengerti materi pelajaran yang diberikan

Teori yang digunakan: 1. Komunikasi kelompok 2. Komunikasi antarpribadi 3. Komunikasi instruksional 4. Komunikasi informatif 5. Komunikasi persuasif 6. Teori pedagogi


(44)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian ini sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan.Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.

3.1 Sifat Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan metode deskriptif kualitatif.Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.


(45)

21

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Penelitian ini juga menggunakan pendekatan deskriptif karena penelitian ini berupaya mengungkapkan sesuatu secara apa adanya (Sudaryanto 1993, dalam Anggraini, 2012: 132).

Berdasarkan uraian pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif merupakan cara atau studi untuk menggambarkan secara akurat metode-metode mengajar yang dapat membantu meningkatkan mutu juga prestasi pendidikan di Indonesia.Dalam penelitian ini, penulis bermaksud mendeskripsikan Metode Mengajar oleh Pengajar Muda dalam Program Indonesia Mengajar (Studi pada Pengajar Muda Kabupaten Tulang Bawang Barat).Maka dari itu penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif kualitatif.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan beberapa Sekolah Dasar di Kabupaten Tulang Bawang Barat yang merupakan Sekolah Dasar penempatan para Pengajar Muda Indonesia Mengajar, yaitu:

1. SD Negeri 4 Indraloka II, Way Kenanga 2. SD Negeri 5 Indraloka II, Way Kenanga 3. SD Negeri 1 Margajaya, Gunung Agung 4. SD Negeri 1 Bangun Jaya, Gunung Agung


(46)

22

5. SD N 2 Sumber Jaya, Gunung Agung 6. SDS Terang Agung, Gunung Terang 7. SD Negeri 2 Margomulyo, Gunung Terang

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam pendekatan kualitatif merupakan fokus kajian yang mengandung penjelasan-penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa saja yang menjadi pusat perhatian serta yang kelak dibahas secara mendalam dan tuntas dengan mengunakan metode deskriptif kualitatif (Arikunto, 2002:12). Dalam penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada metode mengajar yang dilakukan para pengajar muda Indonesia Mengajar yang ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung. Model Analisis yang digunakan untuk menjelaskan metode mengajar pengajar muda di Tulang Bawang Barat adalah model deskripsi. Deskripsi sendiri dapat diartikan sebagai satu kaedah upaya mengolah data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri (Dani Vardiansyah, 2008:9).Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, deskripsi bearti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci (KBBI, 1990:201).

3.4 Penentuan Informan

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif, dapat menggunakan model criterion-based selection yang didasarkan pada asusmsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang diajukan.Dalam penelitian kali


(47)

23

ini, peneliti memilih Pengajar Muda Angkatan IX yang ditempatkan di daerah Tulang Bawang Barat sebagai daerah yang diteliti.Berikut adalah daftar Sekolah Dasar juga daftar Pengajar Muda Angkkatan IX yang bertugas di Kabupaten Tulang Bawang Barat:

1. SD Negeri 5 Indraloka II Kecamatan Way Kenanga, Taufik Akbar 2. SD Negeri 4 Indraloka II Kecamatan Way Kenanga, Maya Ruslina 3. SD Negeri 1 Margajaya Kecamatan Gunung Agung, Septiani Caturasih S 4. SD Negeri 1 Bangun Jaya Kecamatan Gunung Agung, Diyon Iskandar 5. SD Negeri 2 Sumber Jaya Kecamatan Gunung Agung, Retno Dewi Y 6. SDS Terang Agung Kecamatan Gunung Terang, Wido Cempaka Warih 7. SD Negeri 2 Margomulyo Kecamatan Gunung Terang, Ditha Cahya K

3.5 Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini meliputi :

1. Data Primer, yaitu data yang di dapat langsung dari lapangan melalui wawancara mendalam dengan Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Teknik wawancara yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan informan yang berdasarkan pada tujuan penelitian.

2. Data Sekunder, yaitu data tambahan yang diperoleh dari berbagai buku-buku, referensi, artikel, dan internet serta yang berhungan dengan penelitian ini.Dengan demikian data sekunder berfungsi untuk melengkapi dan mendukung data primer


(48)

24

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung antara informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal awal mengenai masalah maupun hal-hal yang lebih mendalam (Sugiyono, 2012:36). Wawancara adalah suatu proses yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Pada saat Pra Survey, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh informasi.Hal ini dilakukan karena wawancara tidak terstruktur bersifat terbuka dan waktu pelaksanaannya lebih bebas, meski begitu pertanyaan yang diajukan oleh penulis tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Saat proses berlangsung, peneliti memilih menggunakan metode wawancara terbuka. Peneliti bertanya langsung kepada informan yang pada penelitian kali ini merupakan para Pengajar Muda Indonesia Mengajar terkait hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, sehingga peneliti mendapatkan data yang diinginkan.

2. Observasi

Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung tanpa ada pertolongan lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 2011:175). Selain itu menurut Nazir menyatakan bahwa pengamatan dalam metode ilmiah mempunyai kriteria sebagai berikut :


(49)

25

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.

c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan rehabilitasnya.

Dalam penelitian kali ini, peneliti ikut langsung masuk ke dalam kelas dan memperhatikan bagaimana para Pengajar Muda menerapkan metode-metode mengajar kreatif sehingga siswa dan siswi Sekolah Dasar dapat menerima materi pelajaran yang diberikan.

3. Risetdi lokasi penelitian juga digunakan peneliti sebagai data pendukung yang akan digunakan peneliti sebagai alat bantu pada tahap pembahasan pada penelitian ini hingga tujuan penelitian sesuai dengan yang diharapkan. Disini dokumentasi yang dilakukan adalah dengan membuat foto dari objek yang diteliti.

4. Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1988: 111).


(50)

26

3.7 Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan data, tahapnya adalah :

1. Seleksi data yaitu kegiatan memeriksa dan meneliti data yang diperoleh dari wawancara dengan Pengajar Muda Indonesia Mengajar.

2. Klasifikasi data yaitu menempatkan atau mengelompokkan data sesuai dengan pokok bahasan atau permasalahan yang telah disusun.

3. Penyusunan data yaitu kegiatan menyusun data secara sistematis menurut tata urutan yang telah ditetapkan sehingga mudah di analisis.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Moelong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Moelong, 1991:103).

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Proses analisis data kualitatif melalui tiga tahapan menurut (Mathew B. Millins dan A. Michael Humberman, 1992:47) sebagai berikut:

a. Tahap Reduksi Data

Reduksi data diartikan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul


(1)

108

c. Metode pengamatan langsung menggunakan konsep komunikasi informatif, komunikasi komunikasi persuasif dan komunikasi antarpribadi.

d. Metode belajar sambil bermain menggunakan konsep komunikasi kelompok, komunikasi instrusional dan komunikasi informatif. Metode ini menggunakan salah satu fungsi komunikasi sebagai media hiburan. e. Metode story telling menggunkana konsep komunikasi informatif,

komunikasi kelompok dan komunikasi instruksional.

f. Metode bernyanyi menggunakan konsep komunikasi informatif, kelompok juga instruksional. Metode ini sama seperti metode belajar sambil bermain yaitu menggunakan fungsi komunikasi sebagai media hiburan.

g. Metode galeri menggunakan konsep komunikasi informatif, instruksional, dan komunikasi kelompok.

h. Metode tutor sebaya menggunakan konsep komunikasi informatif, kelompok dan instruksional.

i. Metode learning by doing menggunakan konsep komunikasi informatif, komunikasi antarpribadi dan komunikasi intruksional.

3. Strategi yang digunakan untuk menerapkan komunikasi tersebut adalah membuat lesson plan. Lesson plan dibutuhkan untuk menentukan batasan yang ingin dicapai dan apa yang harus diperbuat selama proses belajar-mengajar.


(2)

109

6.2 Saran

Dalam hal ini penulis merasa perlu mengutarakan berbagai saran yang ada di pemikiran penulis, saran tersebut antara lain:

1. Pengajar Muda Angkatan IX diharapkan dapat mengembangkan metode-metode mengajar lain agar anak-anak dapat lebih berkembang dan lebih menyenangi pelajaran dengan metode yang digunakan. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan minat minat belajar siswa-siswi sekolah dasar agar tidak malas belajar.

2. Diharapkan agar Pengajar Muda Angkatan IX dapat menggunakan waktu yang sebaik-baiknya agar tidak kekurangan waktu saat mengajar.

3. Disarankan untuk pihak kepala sekolah untuk dapat membantu proses penerapan metode mengajar kreatif dengan memberikan dukungan dalam segi materi, hal ini dikarenakan banyak metode menggunakan alat peraga atau alat bantu yang disiapkan sendiri oleh Pengajar Muda Angkatan IX. Hal ini bertujuan untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada metode galeri.

4. Dalam metode treasure hunt, bermain sambil belajar, pengamatan langsung dan learning by doing hambatan yang terjadi adalah Pengajar Muda Angkatan IX sedikit kesulitan dalam mengendalikan siswa-siswa, karena itulah peneliti menyarankan bagi Pengajar Muda Angkatan IX dapat membuat sebuah kesepakatan bersama siswa-siswi sekolah dasar terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. Sedangkan untuk metode role play hambatan yang terjadi adalah siswa-siswi sekolah dasar masih malu-malu dalam memainkan peran, saran yang penulis sampaikan adalah sebaiknya siswa-siswi sekolah dasar diberikan waktu satu minggu untuk menghafalkan dialog atau berlatih


(3)

110

sebelum memainkan peran yang telah ditentukan. Hal tersebut juga berlaku dengan metode bernyanyi.

5. Mengingat keterbatasan penelitian saya, maka peneliti berikutnya diharapkan meneliti Indonesia Mengajar dari sisi yang lain seperti latar belakang Indonesia Mengajar dan strategi Indonesia Mengajar untuk mencapai tujuan lembaga Indonesia Mengajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1995. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers

Barata, Atep Adya. 2004. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indobesia. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta Effendi, Onong Uchajana. 2002. Pengertian Strategi Pada Public Relation.

Bandung: Rosdakarya

---. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. CitraAditya Bakti

---. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

---.2015. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Goldberg, Alvin A. dan Carl E. Larson. 1985. Komunikasi Kelompok, Proses- Proses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: Universitas Indonesia. J, Sudarmita. 2002. Epistimologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan.

Yogyakarta: Kanisius

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti Masyhuri dan M. Zainuddin. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Replika Aditama, Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Mursanto, Riyo. 2010. Paradigma Pedagodi Reflektif: Mendampingi Peserta Didik Menjadi Cerdas & Berkarakter. Yogyakarta: Penerbit Kanisius


(5)

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS

Pupuh, Fathurrohman & Sutikno, M. Sobri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama

Sadirman, A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2006. Strageti Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Medpress

Suryabrata, Sumardi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). 2003. UU RI No. 20 Th 2003. Jakarta: Penerbit Sinar Grafika

Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks

Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo

Yusup, Pawit M. 1989. “Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional”. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ainun Indah Permani. 2013. Pengaruh Strategi Komunikasi Pengajar Bahasa Mandarin Terhadap Pemahaman Siswa-siswi Han Yuan Dalam

Menangkap Materi Pelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung Hermawati. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Role Playing Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Kelas IV SD Negeri 2 Wonodadi Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012. Bandar

Lampung:Universitas Lampung

Nyimas Rina Desti Arifin. 2013. Analisis Strategi Yang Dilakukan Oleh Humas BKKBN Provinsi Lampung Dalam Menyukseskan Program Keluarga Berencana. Bandar Lampung: Universitas Lampung


(6)

Sumber lain:

Indonesia Berkibar. Fakta Pendidikan. Diakses 8 Desember 2015. http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan

Indonesia Mengajar. Sejarah Indonesia Mengajar. Diakses 8 Desember 2015. https://indonesiamengajar.org/tentang-indonesia-mengajar/sejarah Widyastuti Retno. Profil Kabupaten Tulang Bawang Barat. Diakses 8 Desember

2015. https://indonesiamengajar.org/kabar-terbaru/profil-kabupaten-tulang bawang-barat

Kemendagri. Kabupaten Tulang Bawang Barat. Diakses 26 Februari 2016. http://www.kemendagri.go.id/pages/profil

daerah/kabupaten/id/18/name/lampung/detail/1812/tulang-bawang-barat Indonesia Mengajar. Korps Indonesia Mengajar. Diakses 26 Februari 2016.


Dokumen yang terkait

Resiliensi Guru Sekolah Dasar yang Mengajar Di Pesisir (Studi Kasus pada Staf Pengajar SD Negeri 107396 Paluh Merbau)

9 91 237

Komunikasi antar pribadi pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa arab di lembaga pendidikan bahasa lafazh center Serpong Tangerang

0 25 123

Pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi fiqih kelas IV di MIN Pegadungan Kalideres Jakarta Barat

0 3 79

PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PERUMUSAN PERATURAN DAERAH DI WILAYAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT (Studi Pada DPRD Kabupaten Tulang Bawang Barat)

4 21 81

Peranan Komunikasi Antar Pribadi Antara Pengajar Muda dan Peserta Didik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ( Studi pada Program Lampung Mengajar di SDN 01 Pulau Legundi Kabupaten Pesawaran )

3 53 80

PENGARUH PERKAWINAN USIA MUDA TERHADAP POLA ASUH ANAK DI DESA PENUMANGAN BARU KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

3 24 81

Hubungan Lama Mengajar Menggunakan Media Papan Tulis Terhadap Terjadinya Myofascial Pain Syndrome Pada Pengajar Hubungan Lama Mengajar Menggunakan Media Papan Tulis Terhadap Terjadinya Myofascial Pain Syndrome Pada Pengajar SMPN Se-Surakarta.

0 2 16

MAKNA PROGRAM INDONESIA MENGAJAR BAGI PENGAJAR MUDA.

0 0 2

MISBEHAVIOR , KOMPETENSI KOMUNIKASI PENGAJAR DAN KREDIBILITAS PENGAJAR (Studi Asosiatif tentang Misbehavior dan Kompetensi Komunikasi Pengajar dalam Mempengaruhi Kredibilitas Pengajar di Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta).

0 0 16

Implementasi Nilai Tabligh pada Tenaga Pengajar dalam Proses Belajar Mengajar di Madrasah Aliyah Negeri Mojokerto Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 22