20
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data didalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan untuk masyarakat pengguna data.
Menurut Ghozali 2006 : 110, data sekunder merupakan “sumber data penelitian yang diperoleh peniliti secara tidak langsung melalui media perantara”.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari situs masing-masing bank umum syariah yang berupa laporan tahunan annual report yang dipublikasikan kepada pengguna data.
Penelitian ini diwakili oleh empat bank umum dengan periode penelitian tiga tahun, yaitu mulai tahun 2010 sampai dengan 2012.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji buku, jurnal, dan makalah untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang perbankan syariah. Internet
sebagai media pendukung juga digunakan untuk memperoleh data historis yang dipublikasikan melalui website masing-masing bank umum syariah dan website Bank
Indonesia.
3.6 Teknik Analisis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda Multiple Regression Analysis dan pengolahannya menggunakan alat bantu
SPSS 17.0. Analisis regresi digunakan untuk menguji kemampuan variabel rasio keuangan dalam menentukan perubahan laba. Setelah itu dilakukan uji statistik t dan uji statistik F
untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial maupun secara simultan terhadap variabel dependen. Metode dan teknik analisis dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
21
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen Y, variabel independen DPK, CAR, NPL, , dan ROA pada bank umum syariah,
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono 2006 : 70, “suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah di atas dan di bawah rata-rata
adalah sama, demikian juga dengan simpangan bakunya”.
3.6.1.2 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali 2005 : 111, “uji
heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”.
Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005 : 111 adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Dalam model regresi yang baik
tidak terjadi heterokedastisitas.
3.6.1.3 Uji Autokorelasi
Menurut Erlina 2008 : 107, “uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
Universitas Sumatera Utara
22 kesalahan pada periode t-1”. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi autokorelasi. Untuk
mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson DW. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi menurut Erlina 2008 : 107
adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai DW terletak antara batas atas dU dan 4-dU, maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah dL, maka koefisien
autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih dari pada 4-dL, maka maka koefisien autokorelasi lebih
kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas dU dan batas bawah dL atau DW
terletak antara 4-dU dan dL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data crossection,
masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
3.6.1.4 Uji Multikolinearitas
“Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel bebas ini tidak orthogonal”
Erlina, 2008 : 105. Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi
korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF 10 dan nilai
tolerance 0,10.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan analisis regresi berganda. Model dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
23
Y = a + X
1
DPK +
X
2
C
A
R +
X
3
NPL +
X
4
ROA + e
Keterangan: Y
= Kredit a
= Konstanta X
1
-X
5
= Koefisien regresi DPK
= Dana Pihak Ketiga CAR
= Capital adequacy ratio NPL
= Non performing loan ROA
= Return on asset e
= Koefisien error
3.6.2.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Koefisien determinasi
menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam penelitian ini, nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted R
2
. Nilai adjusted R
2
adalah nol sampai dengan 1. Apabila nilai adjusted R
2
semakin mendekati 1, maka variabel independennya memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
3.6.2.2 Uji Parsial Uji t
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Menurut Ghozali 2005 : 202, “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial individu. Kriteria pengambilan keputusan adalah: -
Hipotesis diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada sig-prob α 0,05
- Hipotesis ditolak apabila t
hitung
t
tabel
pada sig-prob α 0,05
Universitas Sumatera Utara
24
3.6.2.3 Uji Simultan Uji F
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Menurut Ghozali 2005 : 203, “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat”. Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
- Hipotesis diterima apabila F
hitung
F
tabel
atau sig-prob α 0,05
- Hipotesis ditolak apabila F
hitung
F
tabel
atau sig-prob α 0,05
Universitas Sumatera Utara
25
BAB IV HASIL DAN PENILITIAN
4.1 Data Penilitian
Objek dalam penilitian ini adalah bank umum yang ada di Indonesia periode 2010 - 2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dari populasi bank
umum yang begitu banyak di Indonesia, hanya 4 bank umum yang memenuhi kriteria dan untuk selanjutnya dapat dijadikan sampel yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank
Tabungan Negara, dan Bank Negara Indonesia.
4.2 Analisis Data Penilitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai minimum, maksimum, rata – rata, dan standar deviasi dari masing – masing variabel penilitian. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
4.1 Tabel 4.1
Tabel Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Sum
Mean X1= DPK
48 17,41
19,89 912,82
19,0171 X2=CAR
48 12.02
31.09 786.86
16.3929 X3=NPL
48 1.74
4.67 155.25
3.2344 X4=ROA
48 1.77
5.15 152.13
3.1694 Y=Kredit
48 17.53
19.67 904.52
18.8442 Valid N listwise
48
Sumber Data Diolah 2014 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata – rata masing dapat dilihat bahwa selama periode
pengamatan, dapat diberi kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Variabel Dana Pihak Ketiga DPK
Universitas Sumatera Utara
26 Variable ini memiliki nilai terkecil sebesar 17,41 dengan nilai maksimum sebesar 19,89.
jumlah nilai sample pada variable ini sebesar 912,82 dan rata-rata adalah 19,02. 2. Variabel Capital Adequacy Ratio CAR
Variable ini memiliki nilai terkecil sebesar 12.02 dengan nilai maksimum sebesar 31,09. jumlah nilai sample pada variable ini sebesar 786,86 dan rata-rata adalah 16,39.
3. Variabel Non Performing Loan NPL
Variable ini memiliki nilai terkecil sebesar 1,74 dengan nilai maksimum sebesar 4,67. jumlah nilai sample pada variable ini sebesar 155,25 dan rata-rata adalah 3,23.
4. Variabel Return On Assets ROA
Variable ini memiliki nilai terkecil sebesar 1,77 dengan nilai maksimum sebesar 5,15. jumlah
nilai sample pada variable ini sebesar 152,13 dan rata-rata adalah 3,16.
5. Varibel Kredit Variable ini memiliki nilai terkecil sebesar 17,53 dengan nilai maksimum sebesar 19,67.
jumlah nilai sample pada variable ini sebesar 904,52 dan rata-rata adalah 18,84.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas dengan grafik bisa
menyesatkan kalau tidak hati – hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan di samping uji grafik dilengkapi dengan uji
statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametik.
Universitas Sumatera Utara
27
A. Grafik Histogram
Pada pendekatan ini sebuah data memiliki distribusi normal jika bentuk kurva sama besar tidak ada kemencengan kurva baik ke kanan atau ke kiri.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram
Dari hasil spss diatas terlihat bahwa kurva sama besar dan tidak ada terjadi kemencengan garis baik kekanan maupun kekiri sehingga dapat dinyatakan bahwa data ini memang
memiliki data yang berdistribusi normal.
B. Grafik Garis
Pada metode ini sebuah data dapat dikatakan berdistribusi normal jika titik – titik mengikuti garis diagonal dan tidak ada titik yang terlalu mencolok atau menjauh dari garis diagonal.
Universitas Sumatera Utara
28
Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik P – Plot
Dari hasil spss diatas jelas terlihat bahwa titik – titik mengikuti garis diagonal dan tidak ada terjadi titik yang mencolok jauh dari garis diagonal sehingga pendekatan ini juga
membuktikan bahwa data ini memiliki distribusi data yang normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik nonparametik. Kolomogrov – Smirnov. Jika nilai signifikasinya 0,05 maka data terdistribusi normal. Jika nilai signifikasinya 0,05 maka data terdistribusi tidak
normal. Pengujian normalitas dengan metode statistik ini dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .07979259
Most Extreme Differences Absolute
.083 Positive
.083 Negative
-.061
Universitas Sumatera Utara
29
Kolmogorov-Smirnov Z .573
Asymp. Sig. 2-tailed .898
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data
Dari hasil uji Kolmogrov – Smoirnov pada tabel 4.2 diatas menunjukkan nilai signifikasi = 0,898. Dengan demikian, data pada penilitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan
untuk melakukan uji hipotesis karena 0,898 0,05.
4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas
Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005 : 111 adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar
pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas Scatterplot
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik – titik tidak membentuk suatu pola tertentu dan menyebar dibawah angka 0 dan titik Y, sehingga dapat disimpulkan pada
data ini tidak terjadi heterokedastisitas yang artinya model baik digunakan untuk memprediksi nilai variabel dependen.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t
1
atau sebelumnya Erlina, 2008 : 106. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin Watson. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Bila nilai terletak antara batas atas dU dan 4-dU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah dL, maka koefisien autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.
Universitas Sumatera Utara
31 3. Bila nilai DW lebih dari pada 4-dL, maka koefisien autokorelasi lebih
kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas dU dan batas bawah dL atau
DW terletak antara 4-dU dan dL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Model Summary
Model Durbin-Watson
1 1.171
a. Predictors: Constant, X4=ROA, X2=CAR, X3=NPL, X1= DPK
b. Dependent Variable: Y=Kredit
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Dari hasil SPSS diatas maka diperoleh nilai D-W sebesar 1,17, nilai ini berada diantara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan bahwa data ini bebas dari autokorelasi atau
tidak ada masalah dalam pengambilan sampel time series.
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas
Dalam model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable inflaction Factor dan nilai tolerance.
Multikolinearitas terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.
Coefficientsa Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
X1= DPK .337
2.964 X2=CAR
.934 1.071
X3=NPL .609
1.641 X4=ROA
.356 2.813
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Pada variabel Dana Pihak Ketiga DPK tidak terjadi multikolinearitas
karena nilai tolerance sebesar 0,337 0,1 dan nilai VIF sebesar 2,964 10.
2. Pada variabel Capital Adequacy Ratio CAR tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,9347 0,1 dan nilai
VIF sebesar 1,071 10. 3. Pada variabel Non Performing Loan NPL tidak terjadi
multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,609 0,1 dan nilai VIF sebesar 2,813 10.
4. Pada variabel Return On Asset ROA tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,356 0,1 dan nilai VIF sebesar 2,813
10. Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen atau variabel independen dengan variabel dependen, artinya tidak terjadi hubungan yang memiliki korelasi yang tinggi antar variabel.
4.2.3 Uji Hipotesis
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam hal ini, adjusted R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel DPK, CAR, NPL, ROA dan Kredit Y.
Universitas Sumatera Utara
33 Oleh karena itu, pada penilitian ini yang digunakan adjusted R
2
berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R
2
makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya.
Modal Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin -
Watson 1
.993
a
.985 .984
.08342 1.171
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Dari hasil tabel 4.5 diatas maka diperoleh nilai korelasi R sebesar 0,993 yang artinya nilai hubungan nilai variabel antara variabel DPK, CAR, NPL, dan ROA dengan Variabel Kredit
sangat baik tinggi karena mendekati nilai 1. Nilai Koefisien Determinasi sebesar 98,5 artinya variabel DPK, CAR, NPL, dan ROA mampu menjelaskan variabel Kredit sebesar
98,5 yang sisanya sebesar 1,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penilitian ini.
4.2.3.2 Uji Parsial Uji t
Uji ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
a. Hipotesis diterima apabila t
hitung
t
tabel
pada sig – prob α 0,05.
b. Hipotesis ditolak apabila t
hitung
t
tabel
pada sig –
prob α 0,05.
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 5.675
.496 11.452
.000
Universitas Sumatera Utara
34
X1= DPK .680
.027 .808
25.485 .000
X2=CAR -.005
.005 -.019
-1.006 .320
X3=NPL -.026
.018 -.035
-1.478 .147
X4=ROA .123
.020 .191
6.176 .000
a. Dependent Variable: Y=Kredit
Tabel 4.6 Hasil Uji Parsial Uji t
Dari tabel 4.6 diperoleh nilai uji t tabel 0,05 : 43 sebesar 2,017. Dari hasil diatas maka dapat
kita diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Variabel DPK X1 berpengaruh signifikan terhadap variabel kredit Y
secara parsial masing – masing karena nilai t hitung 25,48 t tabel 2,017 dan nilai signifikasi sebesar 0,00 0,05.
2. Variabel CAR X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kredit Y secara parsial masing – masing karena nilai t hitung -1,006 t tabel
2,017 dan nilai signifikan sebesar 0,32 0,05. 3. Variabel NPL X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kredit
Y secara parsial masing – masing karena nilai t hitung -1,478 t tabel 2,017 dan nilai signifikasi sebesar 0,14 0,05.
4. Variabel ROA X4 berpengaruh signifikan terhadap variabel kredit Y secara parsial masing – masing karena nilai t hitung 6,176 t tabel 2,017
dan nilai signifikansi sebesar 0,00 0,05. Maka dari hasil diatas dapat diketahui bahwa variabel yang melakukan pertumbuhan terhadap
variabel kredit adalah variabel DPK dan variabel ROA. Untuk variabel CAR dan NPL harus dilakukan penekanan nilai untuk peningkatan nilai variabel kredit.
Dari tabel 4.6 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
35
Y = a + X
1
DPK +
X
2
CAR +
X
3
NPL +
X
4
ROA + e
Y = 5,67 + 0,68 X1 – 0,005 X2 – 0.026 X3 + 0,123 X3 + e
Interpretasi terhadap persamaan regresi diatas yaitu: 1. Nilai konstanta sebesar 5.67, artinya jika nilai variabel DPK X1, CAR
X2, NPL X3, dan ROAX4 bersifat konstan atau nol maka nilai
variabel Kredit Y sebesar 5,67.
2. Nilai koefisien variabel DPK X1 0,68, artinya jika nilai variabel DPK X1 ditingkatkan nilai variabel sebesar 0,68 dan sebaliknya jika nilai
diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel kredit Y. Dalam hal ini
terjadi hubungan yang Searah positif.
3. Nilai koefisien variabel CAR X2 sebesar -0,005, artinya jika nilai variabel CAR X2 ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai
variabel Kredit Y sebesar 0,005 dan sebaliknya jika nilai ini diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel kredit. Dalam hal ini terjadi hubungan
yang berlawanan negatif.
4. Nilai koefisien variabel NPL X3 sebesar -0,026, artinya jika nilai variabel NPL X3 ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai
variabel Kredit Y sebesar 0,026 dan sebaliknya jika nilai ini diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel kredit. Dalam hal ini terjadi hubungan
yang berlawanan negatif.
5. Nilai koefisien variabel ROA X4 sebesar 0,123, artinya jika nilai variabel ROA X4 ditingkatkan nilai variabel sebesar 0,123 dan sebaliknya jika
nilai diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel kredit Y. Dalam
hal ini terjadi hubungan yang Searah positif. 6.
Universitas Sumatera Utara
36
4.2.3.3 Uji Simultan Uji F
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama:
Kriteria pengambilan keputusan adalah: a. Hipotesis diterima apabila F
hitung
F
tabel
atau sig – prob α 0,05.
b. Hipotesis ditolak apabila F
hitung
F
tabel
atau sig – prob α 0,05.
Hasil uji simultan ini dapat dilihat dari tabel 4.7 sebagai berikut:
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
20.199 4
5.050 725.642
.000
a
Residual .299
43 .007
Total 20.499
47 a. Predictors: Constant, X4=ROA, X2=CAR, X3=NPL, X1= DPK
b. Dependent Variable: Y=Kredit
Dari tabel uji F maka diperoleh nilai F tabel
0,005:4:43
= 2,588. Nilai F hitung sebesar 725,64 F tabel dan nilai signifikansi = 0,000 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel DPK,
CAR, NPL, ROA memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel Kredit. Artinya jika keempat variabel ini ditingkatkan secara bersamaan maka akan menaikkan
pertumbuhan bagi variabel kredit
4.3 Pembahasan Hasil Penilitian