Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989 Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan 085MenkesPerI1989

11 tertekan yang memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas. Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan sesuai dengan definisi pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 adalah keadaaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis Hartini dan Sulasmono, 2010. B. Peraturan Kewajiban Menggunakan Obat Generik

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989 merupakan peraturan yang mewajibkan menulis resep danatau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Peraturan tersebut ditetapkan dan diberlakukan oleh menteri kesehatan pada tanggal 28 Januari 1989 berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut yaitu : a. Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan upaya pelayanan kesehatan. b. Harga obat generik yang lebih rendah daripada harga obat paten namun memiliki terapetik yang sama. 12 c. Dengan menuliskan resep danatau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maka tujuan perluasan cakupan pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat lebih mudah tercapai Depkes, 1989. Kewajiban menulis resep danmenggunakan obat generik tertuang dalam pasal 4 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa dokter yang bertugas di rumah sakit harus menulis resep obat esensial dengan nama generik bagi semua pasien Depkes, 1989.

2. Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan 085MenkesPerI1989

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989 diberlakukan sejak tanggal ditetapkan, yaitu 28 Januari 1989. Dalam pasal 11 bab iv perihal ketentuan peralihan disebutkan bahwa dalam jangka waktu enam bulan sesudah peraturan tersebut berlaku, maka semua dokter yang bertugas di rumah sakit milik pemerintah wajib menulis resep danatau menggunakan obat esensial dengan nama generik Depkes, 1989. Pembinaan dan pengawasan atas penulisan resep obat oleh dokter yang bertugas, sesuai dengan pasal 8 bab iii perihal pembinaan dan pengawasan, dilaksanakan oleh direktur rumah sakit, sehingga dokter bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit atas penulisan resep obat generik. Pelanggaran atas ketentuan tersebut, dalam pasal 9 bab iv perihal 13 sanksi, maka dapat dikenakan sanksi administratif dan atau hukuman disiplin Depkes, 1989. Namun pada kenyataannya menurut pemerintah, hasil pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989 belum cukup baik Depkes, 2010. Hal tersebut karena penggunaan obat generik dinilai mengalami penurunan, sedangkan komponen biaya terbesar dalam pelayanan kesehatan adalah obat, yaitu dapat mencapai 70 dari total biaya pelayanan kesehatan Depkes, 2010 d . 3. Latar belakang dan tujuan revitalisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989 Pemerintah meluncurkan obat generik untuk memberikan alternatif obat pada masyarakat dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau serta ketersediaan obat yang cukup sejak tahun 1989 Depkes, 2010 meningkatkan penggunaan obat generik menteri kesehatan memberlakukan peraturan mengenai kewajiban menggunakan obat generik melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085MenkesPerI1989. Namun dalam pelaksanaannya, penggunaan obat generik dinilai masih kurang bahkan cenderung menurun Supriyanto, 2010. Kurangnya penggunaan obat generik karena sosialisasi mengenai penggunaan obat generik masih kurang Sujangi Jon, 2008. Pemerintah mengupayakan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan obat yang bermutu, aman, berkhasiat dan terjangkau. 14 Untuk memenuhi semua itu maka salah satunya adalah dengan merevitalisasi penggunaan obat generik Depkes, 2010 e . Selain itu tujuan dari revitalisasi penggunaan obat generik adalah untuk mencapai ketersediaan dan pemerataan obat Depkes, 2010. Untuk memenuhi itu maka pemerintah mengeluarkan kebijakan obat melalui reposisi obat generik dengan ditetapkan dan diberlakukannya kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02Menkes068I2010 tentang

Dokumen yang terkait

Studi Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh

15 165 69

Penilaian MPV dan Agregasi Trombosit pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

5 103 86

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014

2 74 92

POLA INDEKS MASSA TUBUH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 RAWAT INAP DI RSU dr. SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE JANUARI 2010 - DESEMBER 2010

0 12 24

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/ 2010 tentang Kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah - [PERATURAN]

0 5 6

EVALUASI KETEPATAN TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RS “A” Evaluasi Ketepatan Terapi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode Januari - Juni 2015.

1 4 16

Permenkes No.HK.02.02 MENKES 068 I thn 2010 ttg Kewajiban Menggunakan Onat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah

0 0 6

Permenkes RI Nomor HK.02.02-068 Tahun 2010 Tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah

0 0 6

Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014

0 0 2