numular. Selain itu, penderita dermatitis atopik cenderung mudah mengalami kontak urtikaria, reaksi anafilaktik terhadap obat, gigitan atau sengatan serangga.
18,20-23
2.1.6 Diagnosis
DA ditegakkan dari anamnesis, riwayat keluarga dan pemeriksaan fisik, sedangkan laboratorium tidak mempunyai nilai yang kuat. Kriteria diagnostik mayor
dan minor berdasarkan gambaran klinis dipelopori oleh Rajka 1975 serta Hanifin dan Lobitz 1977 yang kemudian dimodifikasi kembali oleh Hanifin dan Rajka
1980.
1-4,21-25
Tabel 2.1. Kriteria Hanifin dan Rajka
Kriteria mayor Kriteria minor
1.Pruritus 2 Morfologi dan distribusi lesi khas;
Likenifikasi fleksural atau hiperlinearis pada dewasa. Mengenai
wajah dan ekstensor pada bayi dan anak
3.Dermatitis kronik atau kronik berulang
4.Riwayat atopi pada pasien atau Keluarga
-Kulit kering -Iktiosishiperlinearis palmarkeratosis pilaris
-Peningkatan kadar IgE serum -Usia awitan dini
-Kecenderungan mendapat infeksi kulit akibat gangguan imunitas selular
-Kecenderungan mendapat dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki
-Eksema pada puting susu -Keilitis
-Konjungtivitis berulang -Lipatan orbita Dennie- Morgan
-Keratokonus -Katarak subkapsular anterior
-Hiperpigmentasi daerah orbita -Kemerahankepucatan di pipi
-Pitiriasis alba -Dermatitis di lipatan leher anterior
-Gatal bila berkeringat -Intoleransi terhadap wol dan pelarut lemak
-Aksentuasi perifolikular -Intoleransi makanan
-Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkunganemosi -Demografisme putihdelayed balnch
Dikutip sesuai kepustakaan no 1
Universitas Sumatera Utara
Kriteria diagnostik Hanifin dan Rajka berguna dalam mengklasifikasikan kasus. Kriteria ini disokong oleh UK Working Party’s Diagnostic Criteria for
Dermatitis. Untuk mendiagnosis DA harus mendapat tiga dari empat kriteria mayor dan tiga dari sejumlah kriteria minor.
20-25
2.1.7 Diagnosis banding
Distribusi dan bentuk lesi pada DA berbeda menurut usia, tetapi rasa gatal adalah gejala utama DA. Walaupun banyak keadaan kulit dapat menyerupai DA,
karakteristik tertentu dapat membantu untuk menegakkan diagnosis banding. Dermatitis seboroik ditandai oleh suatu erupsi berskuama, salmon-colored atau
kuning berminyak, yang mengenai kulit kepala, pipi, badan, ekstremitas, dan daerah popok. Gambaran utama yang membedakannya dengan DA, antara lain awitan yang
lebih awal, serta lesi berminyak berwarna kekuningan, atau salmon-colored.
1-3
Dermatitis kontak iritan sering terjadi pada bayi dan anak kecil. Pada penyakit ini, tempat erupsi bervariasi bergantung pada bahan penyebab. Biasanya terlihat pada
pipi dan dagu, sisi ekstensor ekstremitas, dan daerah popokdiaper area. Kelainan pada dermatitis karena iritasi biasanya lebih ringan, derajat gatal ringan, dan tidak
berbentuk eksematoid seperti kelainan kulit pada DA.
1-3
Dermatitis kontak alergika, walaupun jarang terjadi pada bulan pertama kehidupan, lesi dapat mirip hampir semua jenis erupsi eksim, ditandai dengan erupsi
berbatas tegas, eritematosa, papular, dan vesikular. Penyakit ini sering memerlukan riwayat penyakit yang rinci dan pengamatan lebih lama sebelum bahan penyebab
teridentifikasi. Lesi akan mengalami sembuh spontan bila penyebabnya dihilangkan
1-3
Universitas Sumatera Utara
DA dapat juga didiagnosis banding dengan dermatitis numularis, psoriasis, skabies, penyakit Lettere-Siwe, akrodermatitis enteropatika dan juga Sindrom
Wiskott-Aldrich.
1-3
2.1.8 Pemeriksaan Laboratorium