42
4.2.4 Panjang waktu pelatihan dan pengenalan
Panjang waktu pelatihan dan pengujian, selain ditentukan oleh konfigurasi jaringan syaraf pada lapis pola yang menyimpan sampel-sampel pola, juga
ditentukan oleh konfigurasi komputer yang digunakan. Pada Tabel 4.5, konfigurasi jaringan syaraf yang lapis polanya terdiri atas 26 kelas, dengan dua
sampel di setiap kelasnya, serta menggunakan komputer yang konfigurasinya berbasiskan prosesor AMD5X86133MHz, panjang waktu pengujian untuk setiap
citra huruf hanya 0,7 detik. Selain itu, Tabel 4.5 juga memperlihatkan bahwa dalam hal pelatihan, panjang waktu pelatihan tahap I paling pendek, karena pada
tahap tersebut hanya berlangsung proses penyimpanan semua citra yang dilatihkan dalam bentuk vektor pada lapis pola, sedangkan pelatihan tahap II lebih lama,
pada tahap ini berlangsung proses iterasi untuk mencari nilai faktor penyekala yang optimum.
4.2.6 Pengaruh derau dan faktor penyekala
Derau dan faktor penyekala menurut Tabel 4.6a, terlihat tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengenalan jaringan.
Namun, pada Tabel 4.6b, derau dan faktor penyekala ini terlihat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rerata kerapatan probabilitas. Pada keadaan
derau 0 hingga 50 , nilai faktor penyekala yang makin jauh dari nilaa optimumnya, memberikan rentang rerata kerapatan probabilitas yang makin
sempit. Proses komputasi pada rentang rerata kerapatan probabilitas yang makin sempit ini, memerlukan bilangan pecahan floating point yang makin panjang.
43
Bila bilangan pecahan ini terlalu panjang sampai melebihi yang dapat ditangani oleh komputernya, hasil penghitungan kerapatan probabilitasnya akan selalu 0
untuk faktor penyekala yang terlalu kecil atau selalu 1 untuk faktor penyekala yang terlalu besar, pada semua tingkatan derau. Ini berarti, jaringan syaraf sudah
benar-benar tidak dapat mengenali lagi masukannya.
4.2.6 Pengaruh derau dan bentuk huruf
Derau dan bentuk huruf mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengenalan jaringan syaraf tiruan yang diteliti, seperti diperlihatkan pada Tabel 4.7. Sebagai
contoh yang ekstrim, huruf ‘B’ mempunyai tingkat pengenalan sekitar 34 lebih rendah daripada huruf ‘W’, pada keadaan tingkat derau 40. Adanya kejadian ini
dikarenakan, huruf ‘B’ jarak huruf yang lebih dekat dengan huruf-huruf yang lainnya seperti huruf ‘D’, ‘E’, dan ‘R’, pada keadaan tingkat derau 40 tersebut.
Penelitian lebih jauh terhadap pengaruh derau dan bentuk huruf, dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap huruf-huruf terpilih ‘B’, ‘X’, ‘Z’, dan ‘W’,
untuk keadaan derau yang beragam dari 0 hingga 50. Sebagaimana terlihat pada Gambar 4.7, huruf ‘B’ mempunyai titik patah cut-off tingkat pengenalan
yang terendah, bila dibandingkan dengan huruf-huruf ’X’, ‘Z’ dan ‘W’. Seperti halnya pada kejadian di atas, hal ini dikarenakan karena huruf ‘B’ mempunyai
jarak huruf yang lebih dekat dengan huruf-huruf yang lainnya bila dibandingkan dengan huruf-huruf ‘X’, ‘Z’, dan ‘W’.
Dari dua kejadian di atas, dapat dikatakan bahwa jaringan syaraf yang diteliti sensitif terhadap bentuk huruf pada kondisi derau tinggi. Berdasarkan
44
Gambar 4.7, sifat sensitif ini mulai nampak pada tingkat derau 35, yang diindikasikan dengan adanya perbedaan tingkat pengenalan yang lebih dari 5,
antara tingkat pengenalan huruf ‘B’ dengan huruf ‘W’. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI