kimia. Serapan hara tanaman meningkat dan produksinya pun cenderung menjadi lebih tinggi. Penggunaan pupuk organik perlu digalakkan, mengingat petani
sekarang terlalu banyak menggunakan pupuk kimia. Sehingga tanah mengalami Degradasi karena unsur-unsur organik dalam tanah telah habis. Terlalu banyak
pemakaian pupuk kimia secara terus menerus dapat merubah sifat-sifat tanah dari gembur menjadi keras. Cara penenggulangannya adalah dengan memakai pupuk
organik. Dengan memakai pupuk organik dapat meningkatkan porositas tanah sehingga tanah mempunyai daya simpan air, daya simpan oksigen yang baik yang
berguna untuk mempertahankan kegemburan tanah.
2.1.4. Proses Produksi
Dalam hal proses produksi untuk pembuatan pupuk organik granule cukup menggunakan pupuk organik saja bisa dibuat hanya dengan bahan baku saja atau
pupuk kandang saja, ditambah perekat, formula pupuk organik bisa saja terdiri dari bermacam-macam bahan. Secara umum pupuk organik dibuat dengan
komposisi utama kompos atau pupuk kandang, yaitu sebesar kurang lebih 60. Selebihnya adalah bahan-bahan lain seperti: limbah jamur, limbah tembakau,
blotong, dolomit, phospate dan zeolit. Berikut ini komposisis pembuatan pupuk organik granul yang sederhana
dalam berat : -
Kotoran Sapikotoran Ayam 40 - Zeolit 5
- Limbah media tanam Jamur 20
- Phospate 10 -
Limbah Tembakau 10 - Dolomit 5
- Blotong
10 Semua bahan baku di atas harus berbentuk tepung .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.2 Pan Granulator Dalam memproduksi pupukorganik granul ada beberapa tahapan :
Pertama kita sediakan bahan komposisi dan peralatan. Pastikan seluruh bahan
baku dalam bntuk tepung. Setelah bahan baku dan peralatan tersedia selanjutnya adalah mencampurkan bahan baku hingga merata. Pencampuran
bisa dilakukan secara manual dengan peralatan sekop atau dengan menggunakan mixer mesin molen.
Gambar 2.1 Mesin Molen
Bahan yang sudah tercampur merata dari mesin molen kemudian dimasukkan ke dalam Pan Granulator. Disini bahan-bahan akan mengalami proses
Granulasi. Sebelum terjadi bentuk granul dari bahan baku maka akan ditambahkan Zeolit sebagai pengikat dan juga sebagai stabilizer. Kemudian
ditambahkan Dolomit guna menaikkan pH. Selanjutnya ditambahkan Phospate yang berguna sebagai filer. Banyaknya bahan yang ditambahkan
kurang lebih sampai bahan tertumpah ke luar Pan. Biarkan Pan terus berputar hingga tercampur lebih merata.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kemudian semprotkan Molases yang telah diencerkan dengan air dengan
komposisi 5 molases + 95 air. Jadi setiap 1 liter molases diencerkan dengan 19 liter air. Campuran perekat diaduk hingga tercampur merata.
Banyaknya bahan yang ditambahkan kurang lebih sampai bahan tertumpah ke
luar Pan. Biarkan Pan berputar beberapa saat. Semprotkan larutan molases secara perlahan dan sedikit demi sedikit ke permukaan bahan. Penyemprotan
dilakukan terus sambil bahan diaduk-aduk agar molases tercampur lebih merata. Penambahan molases akan membasahi bahan dan merangsang
pembentukan granul. Granul tumbuh dari ukuran kecil kemudian membesar dan membesar.
Apabila diperlukan pada saat pembentukan granul bisa ditambahkan bahan-
bahan baru. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar ukuran granul dan mengurangi tingkat kebasahan granul. Penambahan bahan baru dilakukan
perlahan-lahan. Ketika ukuran granul sudah sebesar 3–5 mm, granul-granul ini harus segera dikeluarkan dari pan. Jika tidak, ukuran granul akan semakin
membesar dan membesar. Ketika proses pembentukan granul berlangsung, granul yang berukuran besar akan terdorong ke bagian pinggir dan granul
yang berukuran kecil berada di bagian bawahnya.
Gambar 2.3 Hasil jadi Mesh Pupuk Organik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Setelah granul yang pertama keluar maka pupuk organik siap untuk
dikeringkan guna mengurangi tingkat kadar air sampai dengan ± 15. Proses pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran dibawah terik matahari
langsung. Apabila panas matahari sangat terik proses pengeringan cukup selama satu hari saja.
Jika semua telah terpenuhi maka selanjutnya proses pengemasn bisa
dilakukan.
2.2. Kotoran Hewan