E.Merck, aseton E.Merck, DPPH Sigma-Aldrich, silica gel 60 F
254
dan aluminium foil.
2. Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu vortex, spektrofotometer UV-VIS Shimadzu, blender, corong Buchner, oven,
mikropipet 10 – 1000 µL; 1 – 10 mL Socorex, neraca analitik Ohaus,
vacuum rotary evaporator Junke Kunkel, waterbath Memmet,
densitometer Shimadzu, tabung reaksi bertutup Schott, dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis Pyrex dan Iwaki.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi buah
Determinasi buah cabai rawit putih yang digunakan berdasarkan pengamatan morfologinya dilakukan dengan membandingkan literatur dari
Bosland, Bailey, Iglesias-Olivas 1996.
2. Pengumpulan bahan
Buah cabai rawit putih diperoleh dari Pasar Beringharjo, Yogyakarta.
3. Pembuatan ekstrak buah cabai rawit putih
Buah cabai rawit putih sebanyak 1 kg yang masih segar dibersihkan dan dicuci kemudian dibuang bagian tangkainya. Buah cabai rawit putih
dikeringkan pada oven dengan suhu 50 C, kemudian dihaluskan dengan
blender . Simplisia yang telah halus ditimbang sebanyak 25,0 g, dibungkus
menggunakan kertas saring. Simplisia dimasukkan dalam labu alas bulat berisi 350,0 mL etanol p.a. Soxheltasi dilakukan pada suhu 70
C selama 8 jam sampai didapat hasil ekstrasi yang jernih. Filtrat hasil ekstraksi
dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary evaporator.
4. Penentuan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH
a. Pembuatan larutan DPPH, sebanyak 15,80 mg serbuk DPPH dilarutkan dengan 100,0 mL etanol p.a hingga diperoleh larutan DPPH dengan
konsentrasi 0,4 mM. Larutan DPPH ditutup dengan aluminium foil dan harus selalu dibuat baru.
b. Pembuatan larutan stok kapsaisin, sebanyak 2,50 mg kapsaisin dimasukkan dalam labu ukur 10 mL, kemudian dilarutkan etanol p.a
hingga batas.
c. Pembuatan larutan seri baku kapsaisin, diambil sebanyak 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; dan 5,0 mL larutan stok kapsaisin, kemudian ditambahkan etanol p.a
sampai 10,0 mL sehingga diperoleh larutan baku kapsaisin sebesar 25; 50; 75; 100; dan 125 µgmL.
d. Pembuatan larutan uji, sejumlah 25,0 mg ekstrak buah cabai rawit putih ditimbang kemudian ditambahkan etanol p.a sampai 25,0 mL. Dari
larutan tersebut diambil 1,0; 2,0; 3,0; 4,0 dan 5,0 mL kemudian ditambah etanol p.a sampai 10,0 mL sehingga diperoleh larutan uji dengan
konsentrasi 100; 200; 300; 400 dan 500 µgmL. e. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan, sebanyak 1,0 mL larutan DPPH
dimasukkan ke dalam masing-masing tiga tabung reaksi. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1,0 mL etanol p.a, larutan baku kapsaisin 75
µgmL, dan larutan uji 300 µgmL. Kemudian ditambahkan 3,0 mL etanol p.a pada masing-masing larutan. Larutan divortex selama 30 detik.
Setelah 30 menit, perubahan warna yang terjadi diamati. f. Penentuan panjang gelombang maksimum, pada 3 labu ukur 10 mL,
dimasukkan masing-masing 0,50; 1,0; dan 1,50 mL larutan DPPH. Larutan ditambahkan dengan etanol p.a hingga tanda batas sehingga
konsentrasi DPPH menjadi 0,020; 0,040; dan 0,080 mM. Larutan divortex selama 30 detik. Lalu dilakukan scanning panjang gelombang
serapan maksimum dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 400
– 600 nm.
g. Penentuan operating time OT, sebanyak 1,0 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam masing-masing tiga labu ukur 5 mL, ditambahkan
masing-masing dengan 1,0 mL larutan baku kapsaisin 25; 75; dan 125 µgmL. Kemudian larutan ditambahkan dengan etanol p.a hingga tanda
batas. Larutan tersebut divortex selama 30 detik. Setelah itu dibaca
absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang
517 nm setiap 5 menit selama 1 jam. h. Penentuan aktivitas antioksidan buah cabai rawit putih,
i. Pengukuran absorbansi larutan DPPH kontrol, pada labu ukur 5 mL, dimasukkan sebanyak 1,0 mL larutan DPPH. Larutan
ditambahkan dengan etanol p.a hingga tanda batas. Kemudian larutan tersebut dibaca absorbansinya pada saat OT dan panjang
gelombang maksimum. Pengerjaan dilakukan sebanyak tiga kali. Larutan ini digunakan sebagai kontrol untuk menguji larutan baku
dan larutan uji. ii. Pengukuran absorbansi larutan pembanding dan larutan uji,
sebanyak 1,0 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL kemudian ditambah dengan 1,0 mL larutan pembanding dan
larutan uji pada berbagai seri konsentrasi yang telah dibuat. Selanjutnya, larutan tersebut ditambah dengan etanol p.a hingga
tanda batas. Larutan tersebut kemudian divortex selama 30 detik dan didiamkan selama OT. Larutan dibaca absorbansinya dengan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum hasil optimasi. Pengujian dilakukan dengan tiga kali replikasi.
i. Validasi metode uji aktivitas antioksidan, hasil dari prosedur 4h i dan ii divalidasi akurasi recovery, presisi CV, spesifisitas spektra
kontrol, dan linearitas nilai r. konsentrasi standar kapsaisin terukur
konsentrasi standar kapsaisin teoritis
Standar e iasi S konsentrasi standar kapsaisin terukur rata rata konsentrasi standar kapsaisin terukur
j. Estimasi aktivitas antioksidan, hasil dari prosedur 4h i dan ii, dihitung nilai IC dan IC
50
untuk kapsaisin dan ekstrak buah cabai rawit putih.
5. Penentuan kadar kapsaisin