Accuracy kecermatan Precision ketelitian atau keseksamaan

yang diharapkan dengan accuracy dan prescision yang memadai Mulya dan Suharman, 1995. Pedoman-pedoman kesahihan metode analisis didukung oleh parameter-parameter sebagai berikut.

1. Accuracy kecermatan

Accuracy berarti kedekatan hasil analisis yang diperoleh dengan menggunakan metode tersebut terhadap harga yang sebenarnya. Accuracy biasanya dinyatakan berupa persen perolehan kembali recovery dari penambahan zat atau sampel yang diketahui kadarnya Hong and Shah, 2000. Akurasi dipengaruhi oleh sebaran galat kesalahan sistematik dalam seluruh tahapan analisis, sehingga untuk mengurangi kesalahan sistematik dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah terkalibrasi, menggunakan pelarut dan pereaksi yang berkualitas untuk analisis, pengontrolan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisis, dan pelaksanaan penelitian sesuai prosedur yang ditetapkan Harmita, 2004. Parameter kecermatan bergantung pada konsentrasi matriks sampel dan keseksamaan metode RSD. Rentang perolehan kembali yang diijinkan berbeda, tergantung konsentrasi analit pada matriks. Parameter akurasi yang diperbolehkan diuraikan pada tabel di bawah ini. Tabel I. Kriteria akurasi yang masih dapat diterima menurut Harmita 2004 Analit pada matrik sampel, dalam Rata-rata yang diperoleh, 100 98-102 10 98-102 1 97-103 0,1 95-105 0,01 90-107 0,001 90-107 0,0001 1 ppm 80-110 0,00001 100 ppb 80-110 0,000001 10 ppb 60-115 0,0000001 1 ppb 40-120

2. Precision ketelitian atau keseksamaan

Precision merupakan ukuran kedekatan masing-masing hasil analisis dari beberapa pengukuran di bawah kondisi analisis yang sama. Menurut USP 23NF 18, presisi diartikan sebagai derajat antara hasil uji individual ketika prosedur diaplikasikan berulang kali dengan pengambilan sampel berulang kali dari sampel yang homogen Hong and Shah, 2000. Parameter keseksamaan dilihat dari simpangan baku atau simpangan baku relatif koefisien variasi dari kadar analit yang dianalisis. Secara umum, suatu metode dikatakan seksama bila simpangan baku relatif atau koefisien variasi 2 atau kurang. Namun parameter keseksamaan ini dapat berubah karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti konsentrasi analit yang dianalisis, jumlah sampel, dan kondisi laboratorium. Rentang keseksamaan yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel II. Kriteria presisi yang masih dapat diterima menurut Harmita 2004 Analit pada matrik sampel, dalam RSD yang diperoleh, 1 2,5 0,1 5 0,0001 1 ppm 16 0,0000001 1 ppb 32 Untuk menentukan presisi metode analisis diperlukan penentuan berulang kali dengan prosedur yang sama. Makin kecil kadar zat yang dianalisis dan makin panjang tahapan prosedur metode analisis akan didapat harga simpangan relatif yang makin besar Mulya dan Suharman, 1995.

3. Specificity selektivitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT BUAH KIWI (Actinidia deliciosa) DENGAN METODE 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH)

4 28 24

Potensi antioksidan filtrat dan biomassa hasil fermentasi kapang endofit colletotrichum spp. dari tanaman kina (cinchona calisaya wedd.)

2 23 82

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

4 17 105

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

3 8 87

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau dengan metode DPPH (1,1 difenil 2 pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

3 9 85

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah dengan metode DPPH dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

0 2 103

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri - USD Repository

0 1 117