Morfologi dan identifikasi A. Ciri khas organisme

2.3. Stafilokokus

Stafilokokus adalah sel sferis garam-positif, biasanya tersusun dalam kelompok seperti anggur yang tidak teratur. Stafilokukus tumbuh dengan mudah di berbagai medium dan aktif secara metabolik, melakukan fermentasi karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasai dari putih hingga kuning tua. Beberapa tipe stafilokukos merupakan flora normal kulit dan membran mukosa manusia, tipe lainnya dapat menimbulkan supurasi, membentuk abses, berbagai infeksi piogenik, dan bahkan septikemia yang fatal. Jawetz, 2008 Genus stafilokokus sedikitnya memiliki 30 spesies. Tiga spesies utama yang memiliki kepentingan klinis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan staphylococcus saprophyticus. Staphylococcus aureus bersifat koagulase-positif , yang membedakannya dari spesies lainnya. S.aureus adalah patogen utama pada manusia. Jawetz, 2008 Staphylococcus koagulasi negatif adalah flora normal manusia dan kadand-kadang menyebabkan infeksi, seringkali berkaitan dengan implantasi alat- alat, terutama pada pasien yang sangat muda, tua, dan dengan fungsi imun yang terganggu. Sekitar 75 infeksi yang disebabkan oleh stafilokokus koagulase negatif ini akibat S epidermidis, infeksi yang disebabkan oleh staphylococcus ligdunensis, staphylococcus warneri, staphylococcus hominis, dan spesies lainnya lebih jarang terjadi. Jawetz, 2008

2.3.1. Morfologi dan identifikasi A. Ciri khas organisme

Stafilokokus adalah sel sferis, berdiameter sekitar 1ยต tersusun dalam kelompok yang tidak teratur. Kokus tunggal, berpasangan, tetrad, dan bentuk rantai juga terlihat di biakan cairan. Kokus yang muda memberikan pewarnaan gram-positif yang kuat, akibat penuaan, banyak sel menjadi gram negatif. Stafilokokus tidak mortil dan tidak membentuk spora. Bila dipengaruhi obat-obat seperti penisilin, stafilokokus lisis. Universitas Sumatera Utara Spesies mikrokokus sering menyerupai stafilokokus. Spesies tersebut ditemukan hidup bebas di lingkungan dan membentuk kelompok empat atau delapan kokus yang teratur. Koloninya dapat berwarna kuning, merah, atau jingga. Jawetz, 2008

B. Biakan

Stafilokokus mudah berkembang pada sebagian besar medium bakteriologik dalam lingkungan aerobik atau mikroaerofilik. Organisme ini paling cepat berkembang pada suhu 37 C tetapi suhu terbaik untuk menghasilkan pigmen adalah suhu ruangan 25-25 C. Koloni pada medium padat berbentuk bulat, halus, meninggi, dan berkilau. S aureus biasanya membentuk koloni berwarna abu-abu hinghga kuning atau kecoklatan. Koloni S epidermis biasanya berwarna abu-abu hingga putih pada isolasi pertama, banyak koloni hanya menghasilkan pigmen setelah inkubasi lama. Jawetz, 2008 2.3.2.Patogenesis Stafilokokus, terutama S epidermidis, merupakan flora normal pada kulit, saluran napas, dan saluran cerna manusia. S aureus ditemukan dalam hidung pada 20-50 manusia. Stafilokokus juga sering ditemukan di pakaian, seorai, dan benda-benda lainnya di lingkungan manusia. Kemampuan patogenik S aureus terteuntu merupakan gabungan efek faktor extraseluler dan toksin serta sifat invasif strain tersebut. Salah satu akhir spektrum penyakit oleh stapilokokus adalah keracunan makanan, yang semata- mata akibat konsumsi makanan yang mengandung enterotoksin, sedangkan bentuk akhir lainnya adalah bakterimia stafilokokus dan abses yang tersebar di semua organ. Jawetz, 2008 S aureus yang patogen dan invasif menghasilkan koagulase dan cenderung menghasilkan pigmen kuning dan bersifat hemolitik. Stafilokokus yang Universitas Sumatera Utara nonpatogen dan tidak invasif seperti S epidermidis bersifat koagulase negatif dan cenderung nonhemolitik. Jawetz, 2008

2.3.3. Epidemiologi