Bahan Sanitaiser Efektivitas Hand Sanitizer Dibanding Mencuci Tangan Memakai Sabun dalam Menjaga Kebersihan Tangan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen. 3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.

2.5.4. Air

Air merupakan pelarut universal, dan selama ini digunakan untuk membersihkan tangan dari kotoran maupun kontaminan. Walau begitu, air tidak dapat secara langsung menghilangkan bahan-bahan hidrofobik seperti lemak dan minyak yang sering terdapat pada tangan yang kurang bersih. Maka dari itu penggunaan air harus diikuti dengan sabun. Madappa, 2012 Kualitas air juga sangat menentukan efektifitas dari mencuci tangan. Air dengan kontaminan yang tinggi terbukti kurang efektif jika digunakan dalam mencuci tangan. Faktor lain seperti suhu juga memiliki pengaruh dalam efektifitas mencuci tangan. Madappa, 2012

2.5.5. Cara Mencuci Tangan Yang Baik

Menurut Center’s for Disease Control CDC and The American Society for Microbiology 2005 berikut langkah-langkah cuci tangan yang tepat: 1. Basahi tangan dengan air mengalir yang hangat, pakailah sabun secara rata. 2. Gosokan kedua tangan minimal 10-15 detik, merata hingga ke jari- jemari dan siku. 3. Bilas dengan air, kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai. 4. Jika berada difasilitas umum, biarkan air tetap mengalir saat selesai. Saat tangan sudah kering, pakailah kertas tisu untuk menekanmemutar keran.

2.6. Bahan Sanitaiser

Dalam proses cuci tangan, tidak mungkin menghilangkan semuamikroorganisme dari tangan, tetapi efektivitas mencuci tangan dapat ditingkatkan menggunakan bahan sanitaiser. Sabun relatif tidak efektif untuk Universitas Sumatera Utara mendesinfeksi kulit, tetapi selama pencucian sabun akan mengurangi bakteri transien pada kulit secara nyata Jenie 1996. Penambahan antimikroba pada saat cuci tangan akan efektif dalam mengurangi jumlah mikroorganisme transien. Hasil penelitian Paulson 1994 menunjukkan bahwa penggunaan sabun cair non bakteri dapat menghilangkan jumlah mikroorganisme sekitar 2 log, sedang penggunaan sabun cair mengandung 10 paraklorometaksilenol PMCX dan 0,2 PMCX dapat menghilangkan jumlah mikroorganisme masing-masing 2,5 log dan 4 log. Sampai saat ini telah banyak jenis sanitaiser yang digunakan untuk cuci tangan. Setiap sanitaiser mempunyai kelebihan masing-masing. Menurut Paulson 1996 efektivitas sanitaiser tersebut tergantung pada tipe dan jumlah sanitaiser yang digunakan, waktu yang dibutuhkan untuk cuci tangan, tekanan mekanis dan gesekan pada saat cuci tangan serta suhu air. Klorin merupakan salah satu bahan sanitaiser yang banyak digunakan dalam industri pangan dengan pertimbangan antara lain bakteri gram negatif maupun positif rentan terhadap klorin, demikian juga dengan sporanya. Disamping itu klorin mudah digunakan dan harganya murah Forsythe dan Hayes 1998. Pilihan sanitaiser lain yang banyak digunakan dan dinilai efektif adalah alkohol. Alkohol dan formula yang mengandung alkohol TO efektif menurunkan E. Coli. Ansari et al. 1989. Alkohol murni 100 kurang efektif dibandingkan dengan larutan alkohol alkohol yang sudah dicampur aquades. Direkemendasikan untuk menggunakan alkohol dengan konsentrasi 70, karena denaturasi membutuhkan air Tortora et al. 1998. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh miroorganisme berbahaya patogenik yang terdapat pada permukaan tubuh luar makhluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun desinfektan. Obat-obatan seperti antibiotik misalnya, membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan desinfektan berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang Universitas Sumatera Utara tidak bernyawa. Di antara zat antiseptik yang umm digunakan di antaranya adalah alkohol, iodum, hidrogen peroksida, dan asam boraks. Kekuatan masing-masing zat antiseptik tersebut berbeda-beda. Ada yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, ada pula yang bereaksi dengan cepat ketika membunuh mikroorganisme. Ansari et al, 1989 Pembersih tangan atau hand sanitizer merupakan salah satu produk inovatif yang berupa cairan antiseptik pencuci tangan tanpa bilas yang tidak berbusa, digunakan untuk membunuh bakteri yang telah terakumulasi di tangan tanpa harus dibilas dengan air. Antiseptik tidak dimaksudkan untuk masuk ke dalam jaringan tubuh, melainkan hanya bekerja di permukaan tubuh saja, seperti halnya untuk pemakaian di kulit tangan kita.Dalam pembuatan pembersih tangan ini digunakan alkohol etanol dari ampas kelapa, karena alkohol mempunyai potensi sebagai antiseptik yang cukup optimal pada kadar 70. Ansari et al, 1989 Hand sanitizer adalah cairan dengan berbagai kandungan yang sangat cepat membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan. Hand sanitizer banyak digunakan karena alasan kepraktisan, mudah dibawa dan cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air. Hand sanitizer digunakan ketika dalam keadaan darurat di mana kita tidak bisa menemukan air. Kelebihan ini diutarakan menurut US FDA Food and Drug Administration dapat membunuh kuman dalam waktu kurang lebih 30 detik. Ansari et al, 1989 Hand sanitizer memiliki berbagai macam zat yang terkandung. Secara umum mengandung alkohol 60-90. Menurut CDC Center for Disease Contro hand sanitizer terbagi menjadi dua yaitu mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol Hand sanitizer dengan kandungan alkohol antara 60-95 memiliki efek anti mikroba yang baik dibandingkan tanpa kandungan alkohol Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep