Saran Pendidikan lingkungan hidup dan relevansinya terhadap perkembangan iman anak di Sekolah Dasar Pangudi Luhur Kalirejo Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ambaranie Nadia. http:edukasi.kompas.comread2016022508553291Para. Siswa.Ini.Sulap.Lahan.Sekolah.Jadi.Kebun accessed on March 11, 2016. Basrowi Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Chang, William. 2001. Moral Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Kanisius. Daldjoeni. 1977. Penduduk, Lingkungan dan Masa Depan. Bandung: Offset. Didik Chahyono. 2005. Pendidikan Kritis dan Krisis Lingkungan Hidup. Educare, 03, hh. 33-34. Gatut Saksono, Ign. 2008. Pendidikan yang Memerdekakan Siswa. Yogyakarta: Rumah Belajar Yabinkas. Go, O.Carm. 1989. Etika Lingkungan Hidup. Malang: Dioma. Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Katekismus Gereja Katolik. 1995. Katekismus Gereja Katolik P. Herman Embuirui SVD, Penerjemah. Ende: Arnoldus. Dokumen asli diterbitkan tahun 1993. Keraf, A. Sonny. 2010. Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global. Yogyakarta: Kanisius. Konferensi Waligereja Indonesia. 2000. Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi . Yogyakarta: Kanisius. Konsili Vatikan II. 2012. Dokumen Konsili Vatikan II R.Hardawiryana, Penerjemah. Jakarta: Obor. Dokumen asli diterbitkan tahun 1966. Maftuchah Yusuf, dkk. 1988. Pendidikan Kapendudukan dan Lingkungan Hidup di IKIP dan FKIP. Jakarta: Depdikbud. Mans Werang. 2005. Komitmen Pendidikan Berwawasan Lingkungan. Educare. 03, hh. 35-37. Maria Montessori. 2008. The Absorbent Mind Pikiran yang Mudah Menyerap. Dariyatno, Penerjemah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Paus Fransiskus. 2015. Ensiklik Laudato Sie’. Jakarta: Obor. Purwo Hadiwardoyo. 2016. Intisari Ajaran Paus Fransiskus: Laudato Si’ Amoris Laetitia. Yogyakarta: PT Kanisius. Samho, Bartolomeus. 2013. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Kanisius. Sardy, Martin. 1985. Pendidikan Manusia. Bandung: Offset Alumni. Staf Dosen IPPAK. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta. Sugiarti, Goretti. 1999. Pendampingan Iman Anak. Diktat Mata Kuliah Pendampingan Iman Anak, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukardjo Ukim Komarudin. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2 Sunarko. 2008. Menyapa Bumi, Menyembah Hyang Ilahi: Tinjauan Teologis atas Lingkungan Hidup. Yogyakarta: penerbit Kanisius. Suprihadi Sastrosupeno. 1984. Manusia, Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: Depdikbud. Supriya, Floribertus. 2013. Sekolah Adiwiyata Mandiri Warna Khas Tarakanita. Educare, 6, hh. 28-31. Syukri Hamzah. 2013. Pendidikan Lingkungan. Bandung: Refika Aditama. Yunanto Wiji. http:sains.kompas.comread2015091416272971Kabut.Asap. Kebakaran.Hutan.Setengah.Abad.Kita.Abai. accessed on March 11, 2016. 1 Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian 2 Lampiran 2: Panduan Wawancara Daftar Pertanyaan Wawancara: 1. Menurut bapakibu apa yang dimaksud pendidikan berwawasan lingkungan ? 2. Bagaimana latar belakang dilaksanakannya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo? 3. Apa saja kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo? 4. Apa yang menjadi fokus tujuan dalam kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo? Apakah fokus tujuan tersebut sudah tercapai dan apa yang menyebabkannya? 5. Apa saja manfaat bagi siswa dan guru dari pelaksanaan kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan? 6. Apa saja hal-hal yang menghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo? 7. Apa saja yang menjadi pendukung kegiatan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo? 8. Menurut bapakibu apa yang dimaksud dengan perkembangan iman anak? 9. Kegiatan apa saja yang dilakukan di SD PL Kalirejo yang diperuntukkan demi perkembangan iman anak? 10. Hal apa yang dapat dijadikan tolok ukur perkembangan iman anak? 11. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat perkembangan iman anak? 12. Apakah pendidikan berwawasan lingkungan mempunyai dampak untuk perkembangan iman para siswa? 13. Apakah ada kegiatan khusus yang dilakukan di SD PL Kalirejo untuk pengembangan iman siswa dan guru? 3 Lampiran 3: Identitas Responden Data Responden 1 Responden 1 Nama : Yustinus Haryanto Mengajar sejak : Juli 2006 Jabatan : guru wali kelas V Waktu wawancara : Senin, 19 September 2016; pukul 12.35 - 13.40 WIB Tempat : Ruang Tamu SD PL Kalirejo 2 Responden 2 Nama : F. Sunardi Mengabdi sejak : tahun 2012 Jabatan : pembina kebun Waktu wawancara : Selasa, 20 September 2016; pukul 08.20 - 08.45 WIB Tempat : Gubug Subur Ngabur SD PL Kalirejo 3 Responden 3 Nama : Ignatius Eko Prasetyo Mengajar sejak : Oktober 2008 Jabatan : pembina kebun Waktu wawancara : Selasa, 20 September 2016; pukul 09.05 - 09.45 WIB Tempat : Gubug Subur Ngabur SD PL Kalirejo 4 Responden 4 Nama : Yofita Prima Briske Mengajar sejak : awal tahun 2015 Jabatan : guru wali kelas II Waktu wawancara : Selasa, 20 September 2016; pukul 10.35 - 11.15 WIB Tempat : Ruang Tamu SD PL Kalirejo 5 Responden 5 Nama : Agustinus Purwo Kaharmunawan Mengajar sejak : tahun 2015 Jabatan : guru wali kelas IV Waktu wawancara : Selasa, 20 September 2016; pukul 11.30 – 12.15 Tempat : Ruang Tamu SD PL Kalirejo 6 Responden 6 Nama : Yulia Mei Kurniawati Mengajar sejak : tahun 2012 Jabatan : guru wali kelas III Waktu wawancara : Selasa, 27 September 2016; pukul 08.05-08.35 WIB Tempat : Ruang Tamu SD PL Kalirejo 7 Responden 7 Nama : A. Srilestari Mengajar sejak : tahun 2003 Jabatan : kepala sekolah dan guru wali kelas I Waktu wawancara : Selasa, 27 September 2016; pukul 09.00-09.50 WIB Tempat : Ruang Tamu SD PL Kalirejo 4 8 Responden 8 Nama : Martina Nurcahyanti Mengajar sejak : tahun 2007 Jabatan : guru wali kelas VI Waktu wawancara : Selasa, 27 September 2016; pukul 10.05-11.15 WIB Tempat : Ruang Tamu SD PL Kalirejo 5 Lampiran 4: Transkip Hasil Wawancara Tanskip Hasil Wawancara 1. Menurut bapakibu apa yang dimaksud pendidikan berwawasan lingkungan ? a Yustinus Haryanto guru wali kelas V Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang melibatkan lingkungan, baik lingkungan fisik seperti tumbuhan, hewan dan lainnya maupun lingkungan masyarakat. Pendidikan berwawasan lingkungan juga dapat diartikan sebagai pendidikan yang tidak membiarkan anak tercerabut dari tempat tinggalnya, misalnya anak desa ya sesuai dengan konteks lokalnya anak desa seperti apa. b F. Sunardi pembina kebun Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang memperhatikan alam yang akan bermanfaat untuk kelestarian alam. Perhatian terhadap alam tersebut dapat dilakukan dengan beberapa hal, misalnya: dalam penanaman tanaman tidak memakai pupuk pabrik, pengolahan limbah yang diperhatikan dan berbagai hal lainnya yang dapat dilakukan guna menjaga kelestarian alam. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Menurut saya pendidikan berwawasan lingkungan adalah salah satu model pendidikan yang mendekatkan siswa dengan alam dan tumbuh-tumbuhan serta dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Pendidikan berwawasan lingkungan yang dikembangkan di SD ini tidak berarti menjadikan anak agar menjadi seorang petani ketika mereka dewasa, namun pendidikan berwawasan merupakan suatu metode untuk mendekatkan anak dengan lingkungan. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang mengedepankan siswa yang dekat dengan lingkungan. Melalui berbagai kegiatan dan upaya yang dilakukan oleh sekolah anak-anak diarahkan untuk mencintai lingkungan sekitar mereka. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang menaruh kepedulian terntang lingkungan, siswa diperkenalkan dengan lingkungan karena kehidupan mereka tidak terlepas dari lingkungan. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang prosesnya selalu memanfaatkan alam sebagai sumber belajar. Alam sekitar dijadikan obyek belajar siswa, di mana mereka dapat belajar secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang tidak hanya diberikan di dalam kelas dan kognitif saja, seperti belajar berhitung, menghafalkan berbagai teori, namun banyak hal yang dipelajari dan hal tersebut dipelajari serta didapatkan dari alam dan orang lain di sekitar. 6 h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Pendidikan berwawasan lingkungan adalah pendidikan yang berorientasi menggunakan lingkungan sebagai sarana untuk pemberian pendidikan kepada anak. 2. Bagaimana latar belakang dilaksanakannya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo? a Yustinus Haryanto guru wali kelas V Alasan pertama munculnya pelaksanaan pendidikan berwawasan lingkungan di SD ini karena sekolah ini berada di pegunungan. Latar belakang lain yang mendasari pelaksaanaan pendidikan berwawasan lingkungan karena letak sekolah yang berada di pedesaan, maka para guru berkeyakinan bahwa anak masih dilibatkan kedua orang tua mereka untuk pergi ke sawah, membantu mengolah kebun dan hal lainnya. Namun yang terjadi saat itu orang tua tidak lagi melibatkan anak untuk membantu bertani, kemudian sekolah berfikir bahwa ketika anak tidak dilibatkan di lingkungan sekitar, mereka tidak lagi bisa belajar dari alam. Kemudian muncul pertanyaan dari salah satu guru, apa sudah waktunya dunia pertanian diangkat ke dunia formal yaitu dunia pendidikan di sekolah? b F. Sunardi pembina kebun Latar belakang dilakukannya pendidikan berwawasan lingkungan di SD ini sebenarnya untuk mengenalkan anak pada alam, supaya anak-anak terbiasa dan diajak untuk menyatu dengan alam. Pendidikan berwawasan lingkungan di sekolah ini tidak bermaksud mendidik anak supaya menjadi seorang petani, namun hanya untuk mengenalkan anak pada lingkungan alam sekitarnya. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Alasan diadakannya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo ini adalah berusaha mengembalikan anak pada jaman dahulu. Karena yang terjadi saat ini, walaupun anak lahir dan hidup di keluarga petani, namun anak sangatlah asing dengan dunia pertanian, misalnya saja: tanah, cacing, jenis sayur-sayuran dan banyak hal lainnya. Dengan adanya pendidikan berwawasan lingkungan ini diharapkan anak tidak asing lagi dengan lingkungan sekitarnya. Latar belakang lain yang mendasari pelaksanaan pendidikan berwawasan lingkungan di SD ini adalah munculnya keprihatinan karena banyaknya penjual sayur keliling dari luar daerah Kalirejo padahal ada lahan yang bisa dijadikan sebagai media penanaman sayuran di daerah ini. Melihat peluang tersebut maka SD PL Kalirejo berusaha untuk menjawab keprihatinan yang terjadi dengan membuat pertanian organik, hal ini bukan semata-mata untuk mencari keuntungan finansial melainkan untuk menjawab keprihatinan yang terjadi dan sekaligus mendekatkan anak kepada lingkungan dan budaya sekitar mereka. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Latar belakang dilaksanakannya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo berangkat dari visi dan misi yang ada di sekolah ini, yaitu humanis, cerdas dan beriman. Khususnya dari sisi humanis ini, pihak sekolah menginginkan anak didiknya menjadi siswa yang dekat dengan lingkungan, oleh sebab itu pendidikan berwawasan lingkungan dirasa penting diberikan kepada para siswa. 7 e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Latar belakang pendidikan berwawasan lingkungan di SD ini adalah pada jaman ini sangat jarang anak yang mengetahui bagaimana praktek langsung melestarikan alam, mereka lebih cenderung hanya mengetahui mengenai materi- materinya saja, tanpa perbuatan yang nyata. Lewat pendidikan yang nyata, diharapkan anak tergugah untuk mau ikut melestarikan alam sekitar mereka. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Sebenarnya yang terjadi pada awalnya adalah adanya keprihatinan dari pihak sekolah yang mulai melihat anak-anak sudah mulai meninggalkan alam, mereka lebih tertarik dengan perkembangan teknologi, seperti game dan siaran televisi. Melihat keprihatinan tersebut, pihak sekolah tidak menginginkan anak-anak tersebut tercerabut dari akar budaya mereka, yaitu dari keluarga petani yang sangat erat kaitannya dengan lingkungan. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Sebenarnya alasan awal diadakannya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah kepihatinan yang dirasakan oleh pihak guru di SD PL Kalirejo, bahwa para guru melihat anak-anak saat itu sudah mulai meninggalkan kebiasaan yang seharusnya tetap dilestarikan, salah satunya adalah berladang. Mayoritas latar belakang para siswa adalah anak desa dan berasal dari keluarga petani, namun anak-anak jarang bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan pertania, seperti membantu kedua orang tua menggarap lahan, panen dan berbagai kegiatan lainnya. Anak-anak tidak bisa disalahkan secara penuh dalam hal ini, karena ketidak ikut sertaan mereka dalam berbagai kegiatan pertanian tersebut kadang muncul dari pihak orang tua, misalnya saja: anak yang memang tidak diajak untuk membantu, orang tua yang terlalu sibuk, orang tua yang terlalu memanjakan anak dan berbagai alasan lain. Hal tersebut menyebabkan anak semakin asing dengan alam sekitar mereka, bisa dikatakan anak petani namun takut dengan kotor, cacing dan sebagainya. Melihat keadaan seperti ini, pihak sekolah tergerak untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan segi kognitif saja dan selalu melakukan pembelajaran di dalam kelas, namun mencoba memberikan pendidikan bentuk lain yang melibatkan alam sekitar sebagai media belajar anak-anak sehingga diharapkan anak-anak bisa dekat dengan lingkungan. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Pelaksanaan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo ini bermula dari latar belakang masyarakat sekitar yang mayoritas adalah petani. Dibandingkan dahulu anak-anak masih sangat kental diikutsertakan dalam kegiatan bercocok tanam, baik di kebun, ladang maupun sawah, sedangkan anak pada jaman sekarang sangat asing dengan kegiatan pertanian seperti itu. Melihat kebiasaan baik yang dahulu dilaksanakan dapat membantu karakter anak yang mau bekerja keras dan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu kemudian dibandingkan dengan karakter anak jaman sekarang yang serba instan dan dan kurang mempunyai daya juang, maka pihak sekolah mencari solusi dari keprihatinan tersebut agar anak tidak tercerabut dari latar belakang petani dan tetap memiliki karakter yang baik. 8 3. Apa saja kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo? a Yustinus Haryanto guru wali kelas V Kebun: di dalam kegiatan ini anak mulai belajar dari membuat kompos, pupuk cair, membuat nutrisi tanah. Kemudian di kegiatan kebun ini anak belajar mengenai olah lahan, bagaimana anak dapat mengolah lahan tanah yang akan digarapnya dengan benar. Aktivitas lain yang dilakukan di dalam kegiatan ini adalah penyiapan media, menabur benih, panen, penjualan hasil panen, pengelolaan uang hasil panen dan pembukuan hasil panenan. Sawah: dalam kegiatan ini anak belajar mulai dari ndaut, genduri di sawah, tanam, perawatan tanaman sampai panen. Opera: kegiatan ini dilakukan dalam rangka menanamkan kebiasaan kepada anak untuk belajar bekerja dan bagaimana mereka peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini dilakukan selama 20 menit dan masuk ke dalam jam pelajaran setiap paginya. Penguburan binatang: kegiatan ini pada awalnya muncul dari kesadaran siswa yang sering menemukan hewan-hewan mati di sekitar lingkungan sekolah, kemudian dari pihak sekolah akhirnya menyediakan lahan khusus untuk prosesi pemakaman hewan yang mati tersebut. Anak-anak juga melakukan doa sederhana untuk mendoakan arwah hewan yang mereka kubur. Hari bekal: dalam hari bekal ini anak tidak diperbolehkan untuk jajan, karena mereka diharuskan membawa bekal dari rumah masing-masing dan harus disertakan sayur di dalam bekal tersebut. Pemilahan sampah: kegiatan ini dilakukan setiap harinya, mulai dari pembiasaan anak yang membuat sampah pada tempatnya sesuai dengan sampah sejenis, misalnya sampah organik, sampah kertas dan sampah plastik. Untuk menunjang hal ini, di depan setiap kelas telah disediakan beberapa tempat sampah yang sudah difungsikan untuk menampung sampah sesuai jenisnya. Jurnalistik: dalam kegiatan ini seluruh anak mulai dari kelas 1-6 diminta untuk mengumpulkan karya mereka sesuai tema yang disepakati dan dikumpulkan kepada pengelola yaitu kelas 5. Tema yang kerap kali diangkat berhubungan dengan lingkungan. Dan pada bulan September ini tema yang diangkat adalah “Lingkungan alam dan semesta”. Kemping kelas: kegiatan ini biasa dilakukan di luar sekolah. Mulai dari persiapan tempat, acara dan pelaksanaan dilakukan oleh anak-anak, para guru hanya mengikuti dan memberi masukan ketika terjadi sesuatu hal. Melalui kegiatan ini anak belajar untuk memiliki tanggung jawab dalam mengelola dan bertanggung jawab atas suatu kegiatan. Acara saat kemping pun biasanya dikemas oleh anak agar mereka bisa lebih menyatu dengan lingkungan sekitar mereka. b F. Sunardi pembina kebun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SD PL Kalirejo yang berhubungan dengan pendidikan berwawasan lingkungan adalah penanaman sayuran organik dan pemilahan sampah. 9 c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Beberapa kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yang ada di SD PL Kalirejo antara lain: pertanian organik, kemping, pemilahan sampah, mengurus sawah. Dalam kegiatan pertanian organik, anak tidak hanya diajarkan untuk menanam tanaman saja, namun anak juga diajarkan seluruh proses mulai dari penyiapan lahan untuk menanam, pembibitan, pembuatan pupuk alami, merawat tanaman, memanen hasil dan sampai kepada penjualan serta pembukuan sederhana mengenai hasil pertanian tersebut. Kebiasaan kegiatan pemilahan sampah, anak mulai dari kelas I sudah dibiasakan untuk membuang sampah di tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya, baik sampah kertas, plastik dan dedaunan serta sampah yang mudah terurai. Sampah-sampah dedaunan tersebut kemudian dikumpulkan dan diolah di tempat pengolahan untuk dijadikan pupuk alami bagi tanaman mereka. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo di antaranya: Berkebun: kegiatan ini masuk dalam kurikulum, ada jam pelajaran khusus di setiap minggunya. Jenis kegiatan yang dilakukan mulai dari menyiapkan lahan sampai dengan mengolah hasil panenan. Kelas 1 dan 2 menanam tanaman di pot, sedangkan untuk siswa kelas 3-6 sudah berkegiatan di lahan kebun yang berada di area bawah sekolah. Opera: dilakukan setiap pagi oleh seluruh siswa, guru dan karyawan sekolah. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Kegiatan yang dilakukan di SD PL adalah: kemah kelas 5 dan 6, menginap di lingkungan sekolah untuk kelas 3 dan 4, pemilahan sampah, pembuatan pupuk alami dan berkebun. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Kegiatan-kegiatan yang ada di SD PL Kalirejo antara lain: berkebun, opera, refleksi harian, dan pemilahan sampah. Di dalam kegiatan berkebun ini, sudah masuk dalam kurikulum, sehingga tidak hanya sebatas ekstrakurikuler, namun sudah masuk ke mata pelajaran. Kegiatan berkebun tidak hanya terbatas pada proses menanam tanaman di kebun saja, namun segala proses, mulai dari penyiapan lahan, penanaman, perwatan samapai pada pengolahan hasil panen. Kegiatan lain yang dilakukan di SD PL Kalirejo adalah opera, kegiatan ini dilakukan pada setiap hari. Sekolah ini tidak memiliki tenaga tukang kebun, namun segala pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh tukang kebun di sekolah lain dikerjakan oleh seluruh warga sekolah secara bergiliran. Pada kegiatan opera ini anak-anak dan para guru sesuai dengan tugas yang telah dijadwalkan melakukan berbagai kegiatan seperti: menyapu halaman sekolah, menyiram tanaman, membuang sampah, mencuci gelas guru, membuatkan minum guru dan berbagai kegiatan lainnya. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo di antaranya: Pertanian organik: dalam kegiatan ini anak diajarkan mulai dari persiapan lahan sampai pada pengelolaan hasil panen. Adanya kebun organik ini pula, 10 dapat dimanfaatkan dalam penerapan berbagai mata pelajaran selain pendidikan lingkungan, misalnya saja untuk pelajaran matematika, ketika anak belajar berhitung, maka anak-anak dapat dibawa ke kebun organik lalu diminta untuk menghitung banyaknya sayuran dalam satu bedeng satu kotak lahan, kemudian saat pelajaran perkalian dan luas persegi panjang, anak- anak dapat belajar perkalian dan mencari luas lahan dengan terjun langsung praktek menghitung di lahan perkebunan organik tersebut. Menginap di sekolah: dalam acara menginap di sekolah ini anak-anak dilatih untuk bertanggung jawab dalam sebuah kepanitiaan sebuah acara mulai dari membentuk panitia sampai dengan pelaksanaan kegiatan. Semua persiapan dan acara disusun oleh para siswa, guru hanya mengarahkan apabila anak benar-benar membutuhkan bantuan. Acara menginap di sekolah ini dilakukan oleh kelas besar, kegiatan di dalamnya dikelola oleh anak dan biasanya selalu disinggung masalah lingkungan alam sekitar, seperti memasak hasil panenan sekolah, jalan-jalan di alam terbuka, permainan di alam terbuka, jerit malam dan berbagai kegiatan alam lainnya. Opera: dalam kegiatan ini seluruh warga sekolah baik semua siswa, para guru dan karyawan bekerja bersama-sama. Banyak hal yang dikerjakan, seperti menyapu lingkungan sekolah, membuat minum, mencuci gelas yang digunakan guru pada hari sebelumnya, menyirami tanaman di lingkungan sekolah dan berbagai kegiatan lainnya. Pemilahan sampah: kebiasaan ini tidak hanya dilakukan di SD PL Kalirejo, tetapi dimulai dari TK PL Kalirejo. Setiap kelas memiliki 3 tempat sampah di antaranya: untuk sampah organik, sampah kertas dan sampah plastik. Karena kebiasaan ini sudah dimulai sejak TK, maka saat anak-anak berada di SD, mereka sudah terbiasa dengan menaruh sampah pada tempat yang tepat. Sampah-sampah organik yang sudah terkumpul kemudian ditempatkan di komposer yang nantinya akan diolah menjadi pupuk alami. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo adalah: Pemilahan sampah: dalam kegiatan ini di setiap kelas telah disediakan 3 macam temapat sampah, mulai dari tempat sampah organik, tempat sampah kertas dan tempat sampah plastik. Hampir sebagian besar anak SD ini dahulunya juga bersekolah di TK PL Kalirejo, sehingga dalam hal menaruh sampah pada tempatnya anak menjadi sudah terbiasa karena mereka sudah dibiasakan sejak mereka bersekolah di TK. Penanaman sayuran organik: kegiatan ini dilakukan di lahan kebun yang berada di area sekolah. Tanaman sayur yang ditanam oleh anak-anak beranekaragam. Anak-anak diajari mulai dari persiapan lahan sampai kepada taraf pengelolaan hasil panen. Menginap di sekolah: kegiatan ini dilakukan oleh anak-anak kelas 3-6. Kegiatan menginap di sekolah ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan alam. 11 4. Apa yang menjadi fokus tujuan dalam kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo? Apakah fokus tujuan tersebut sudah tercapai dan apa yang menyebabkannya? a Yustinus Haryanto guru kelas V Yang menjadi fokus tujuan dalam kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD ini adalah membantu anak untuk peka terhadap lingkungan. Tujuan yang hendak dicapai tidak untuk jangka pendek, melainkan untuk jangka panjang. Selama di SD anak telah bergulat dengan lingkungan sehingga diharapkan pada usia tertentu yakin bahwa kepekaan pada lingkungan akan secara otomatis muncul lagi di pikirannya. Entah anak tersebut tumbuh menjadi seorang petani, presiden, dll namun yang terpenting bahwa kesadaran akan lingkungan tetap terbawa dan merasa senang ketika terlibat di lingkungan. Tujuan lain yang menjadi fokus bahwa melalui pendidikan berwawasan lingkungan ini ingin menunjukkan kepada anak bahwa iman harus dipraktekkan dalam hidup. Diharapkan anak-anak menemukan nilai-nilai ilahi dalam proses berlingkungan. Misalnya saja dengan kegiatan berkebun kepekaan akan Tuhan yang menciptakan tumbuh-tumbuhan, hewan dan segala hal yang lain dapat disadari oleh anak. Contoh lainnya saat anak-anak ingin menguburkan salah satu hewan yang ditemukan mati di halaman sekolah dan ingin menggali untuk tempat kuburannya, mereka menemukan tulang hewan lain yang terkubur lama namun belum hancur, kemudian mereka bertanya apakah hewan ini sudah masuk surga atau belum, mengapa tulangnya masih berada di tanah ini. Kegiatan berdoa juga selalu dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan berkebun. Hal ini ingin menunjukkan kepada siswa bahwa berhubungan dengan Tuhan tidak selalu saat akan makan, tidur, di gereja namun dapat dilakukan setiap saat. Dari adanya kebiasaan tersebut anak-anak menjadi mensyukuri bahwa alam itu indah, mereka juga menjadi sadar bahwa ketika anak-anak tidak bekerja merawat tanaman karena ditinggal mengikuti pelajaran di kelas, bermain, pulang ke rumah dan berbagai aktivitas lainnya, namun Tuhan tetap bekerja merawat dan menumbuhkan tanaman mereka sehingga tanaman tersebut tetap tumbuh menjadi besar. Dari pengalaman-pengalaman inilah anak dapat merasakan Tuhan yang lebih nyata dan benar-benar ada. b F. Sunardi pembina kebun Tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan berwawasan lingkungan adalah mengenalkan siswa pada alam, kemudian diharapkan anak dapat mencintai alam itu sendiri. Contoh kecilnya saja, dari pendidikan berwawasan lingkungan ini mengajak supaya anak bagaimana tidak merasa jijik lagi dengan cacing, mau bermain dan belajar mengolah tanah yang baik dan berbagai hal kecil lainnya. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Fokus tujuan dalam kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan adalah mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka. Misalnya saja dari kegiatan berkebun, anak-anak menjadi lebih mengenali berbagai jenis tanaman beserta cara penanamannya yang ramah lingkungan, cara mengolah tanah, membuat pupuk dari bahan alami yang sudah disediakan oleh alam dan berbagai hal lainnya. Menurut saya tujuan tersebut sudah tercapai, karena anak-anak sudah mengenal 12 lingkungan sekitar mereka, memahami keadaan sekitar dan sudah ada kesadaran untuk menjaga lingkungan mereka. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Fokus tujuan dalam kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah agar anak lebih mengenal, mengetahui bahwa mereka hidup di lingkungan yang kaya, misalnya kaya akan hasil bumi, budaya, tradisi , dll. Ketika anak-anak sudah cukup mengenal lingkungan mdiharapkan anak akan mampu berpartisipasi dalam usaha menjaga kelestarian lingkungan sekitar mereka. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Tujuan diadakannya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah sebagai kekhasan satu-satunya SD di Kecamatan Samigaluh dan sekitarnya yang mengajari anak-anak untuk mencintai alam secara nyata seperti menggunakan pupuk alami yang dibuat sendiri, menanam berbagai macam tanaman organik, dll. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Pendidikan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo memiliki fokus tujuan untuk menjadikan siswa yang dekat dengan alam. Sekolah tidak menginginkan murid-murid SD ini meninggalkan alam, menjadi tidak peduli dan tidak mencintai alam sekitar mereka. Menurut saya fokus tujuan yang ingin dicapai tersebut sudah tercapai, karena hampir seluruh anak di sekolah ini sudah peka dan mencintai lingkungan sekitar mereka, contoh hal kecilnya saja, ketika anak-anak menemukan hewan mati, mereka langsung mengubur dan mendoakan bersama-sama. Contoh hal kecil lain yang menunjukkan bahwa anak sudah peka dengan lingkungan adalah ketika anak-anak melihat tanaman rambat yang sudah tumbuh, namun belum terdapat media untuk merambat, maka anak-anak dengan inisiatif mereka mencari ranting ataupun kayu yang tidak terpakai untuk menjadi media untuk tanaman tersebut bisa merambat. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Fokus tujuan dalam pendidikan lingkungan hidup di SD PL Kalirejo adalah agar anak mengenal lebih dekat dengan alam. Tidak hanya dari segi wawasan pengetahuan yang dirasakan manfaatnya namun dari adanya pendidikan berwawasan lingkungan kepekaan siswa terhadap lingkungan alam sekitar juga diperoleh. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Apabila membicarakan mengenai fokus tujuan dalam kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo tentunya tidak bisa dilepaskan dari kaitannya dengan visi dan misi sekolah. Visi yang dimiliki oleh SD PL Kalirejo adalah humanis, beriman dan cerdas. Berdasarkan visi tersebut maka jelas bahwa fokus tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah mencetak anak yang berkarakter, peka terhadap lingkungan dan mau ikut serta dalam karya penciptaan. Pihak sekolah tidak mempunyai tujuan agar anak-anak menjadi seorang petani, namun berbagai kegiatan berwawasan lingkungan ini dilakukan sebagai sarana agar anak peka dengan alam sekitar mereka, misalnya saja: peka terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan dan segala yang ada di alam sekitar mereka. Menurut saya fokus tujuan tersebut sudah tercapai. Salah satunya adalah kepekaan anak terhadap alam 13 sekitar, contoh kecilnya saja, ketika anak menemukan burung yang menabrak jendela kelas dan akhirnya mati, mereka kemudian menguburkan burung tersebut dan mendoakan secara bersama-sama. Para guru bahkan tidak berfikir sampai kepada taraf tersebut, itu artinya kepekaan anak akan alam sekitar mereka memang sudah tercapai. 5. Apa saja manfaat bagi siswa dan guru dari pelaksanaan kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan? a Yustinus Haryanto guru wali kelas V Bagi para siswa tentunya menjadi lebih peka terhadap lingkungan. Anak juga secara langsung dapat belajar dari alam. Anak menjadi sadar bahwa praktek menjaga dan mengelola kekayaan alam lebih penting daripada hanya sekedar memahami teori bagaimana menjaga alam. Sedangkan bagi guru kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan bermanfaat untuk mengkongkritkan yang abstrak untuk diterima anak. b F. Sunardi pembina kebun Pendidikan berwawasan lingkungan menjadikan anak mendapatkan banyak pengalaman, mereka belajar dan menjadi lebih tahu bagaimana perawatan tanaman secara organik. Tujuan tersebut kiranya sudah tercapai, meskipun ada satu atau dua anak yang masih belum mau diajak untuk mencintai alam. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Manfaat yang dapat dirasakan bagi guru adalah lebih mengenal dan menjadi semakin sadar bahwa apabila alam diperlakukan baik oleh manusia, maka alam akan memberikan hal yang baik bagi manusia dan sebaliknya, apabila manusia memperlakukan alam secara tidak baik atau bahkan merusaknya, maka alam akan memberikan hal yang buruk bagi manusia. Manfaat yang dapat diterima oleh siswa adalah: mereka menjadi lebih dekat dengan alam, dari hal tersebut maka anak-anak akan lebih mencintai alam dan akhirnya mau berusaha untuk menjaga kelestarian alam. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Manfaat bagi siswa dengan adanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan adalah: mereka lebih antusias ketika belajar di alam terbuka dan anak- anak lebih dapat mengenal dan belajar banyak hal di luar. Sedangkan manfaat kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan bagi guru adalah: guru merasa senang karena dapat belajar banyak dari alam, dengan adanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan ini pula, guru merasa termotivasi untuk belajar mengenai hal-hal baru yang mungkin belum dipelajari sebelumnya. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Manfaat bagi siswa dan guru dengan adanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan ini adalah melatih kepekaan siswa akan lingkungan sekitar, anak-anak juga menjadi lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan sesuatu hal, dengan adanya pembelajaran model ini pula iman anak-anak menjadi lebih matang, mereka menjadi lebih bisa mensyukuri segala yang diciptakan Tuhan dan lebih rajin berdoa karena sebelum dan sesudah melakukan kegiatan mereka selalu dibiasakan untuk berdoa. 14 Kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan juga bermanfaat bagi guru dan pendamping, karena lewat berbagai kegiatan tersebut penjelasan yang diberikan lebih mudah diterima oleh siswa, karena mereka ikut mempraktekkannya secara langsung. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Adanya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo ini menjadikan anak cinta terhadap lingkungan. Anak-anak menjadi lebih perhatian dengan alam sekitar, selain itu juga mereka lebih mensyukuri alam. Sedangkan manfaat bagi para guru dengan adanya pendidikan berwawasan lingkungan ini adalah menambah wawasan, karena lewat pendidikan berwawasan lingkungan ini para guru juga menjadi belajar mengenai hal-hal baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Manfaat lain yang dirasakan guru adalah perasaan dan tindakan yang lebih peka terhadap hal-hal kecil yang terjadi di sekitarnya. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Manfaat yang dirasakan oleh para siswa dengan adanya pelaksanaan kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah: Dapat bekerjasama dengan teman: karena kegiatan di kebun mengandalkan proses kerjasama, misalnya saja dalam sebuah pekerjaan ada anak yang harus menyirami tanaman, mencari hama serangga di sekitar tanaman, memupuk dan berbagai kegiatan yang harus dilakukan secara bersamaan sehingga membutuhkan kerjasama di antara mereka. Kepekaan anak terlihat: dengan adanya berbagai kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan ini anak-anak menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan sekitar, misalnya saja dari hal kecil seperti: saat anak-anak menemukan hewan mati di lingkungan sekolah, mereka kemudian secara beramai-ramai menguburkannya dan mendoakan bersama-sama, bahkan saat 7 hari dan 40 hari, mereka datang lagi ke tempat pemakaman hewan tersebut dan mendoakannya kembali. Contoh lain, ketika anak-anak melihat tanaman rambat yang sudah tumbuh dan belum terdapat media untuk merambat, anak- anak kemudian mencari bahan-bahan yang dapat digunakan media rambat tanaman tersebut. Memiliki semangat kerja yang tinggi: karena di setiap paginya terdapat kegiatan opera yang mengharuskan seluruh warga sekolah termasuk siswa untuk bekerja dan kegiatan berkebun, maka sikap tanggap anak untuk bekerja mulai terlihat. Anak-anak menjadi tidak canggung lagi untuk menyapu, mengangkati ember yang berisi air untuk menyiram tanaman, mencangkul di kebun dan berbagai pekerjaan lain. Manfaat yang dirasakan oleh guru dengan adanya pelaksanaan kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan adalah: Mempermudah penyampaian materi kepada siswa: misalnya saja saat pelajaran IPA, pokok pembahasan yang dipelajari adalah jenis tumbuhan monokotil dan dekotil. Adanya kebun organik di area sekolah dan juga berbagai tanaman yang dikembangkan di sekolah, guru akan lebih mudah menjelaskan kepada siswa, seperti apa ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dekotil bahkan dapat menugaskan secara langsung kepada para siswa untuk mencari contoh dua jenis tumbuhan tersebut agar anak lebih memahaminya. 15 Guru menjadi lebih terbuka dan mau menerima usulan siswa: dengan adanya berbagai kegiatan berwawasan lingkungan, anak-anak menjadi semakin kreatif dan peka terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya saja: munculnya tempat khusus bagi penguburan hewan dahulunya juga berasal dari saran siswa yang meminta dibuatkan tempat penguburan hewan, karena mereka sering menemukan hewan yang mati di sekolah. Contoh lain, adanya anyaman kayu dan besi permanen yang melengkung di parkiran motor dan jalan menuju kebun, karena mendapat usulan dari siswa, untuk memberikan media rambat bagi tumbuhan rambat yang mereka tanam, yaitu tanaman buah markisa. Dari berbagai pengalaman ini, guru menjadi terbuka akan usulan para siswa yang kiranya memang baik dilakukan. Guru tidak lagi menganggap bahwa dirinya yang lebih tahu dari para siswa, namun guru membuka pikiran, bahwa siswa lebih kreatif dan tidak ada salahnya untuk terbuka dengan masukan para siswa. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa dengan adanya pelaksanaan kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan adalah: Kepekaan terhadap sesama dapat terbangun, misalnya saja saat kegiatan berkebun ada teman yang mengalami kesusahan dalam membawa air untuk menyirami tanaman, anak-anak yang lain akan membantu membawanya, contoh lain ketika ada guru yang mengepel teras kelas karena genteng bocor, maka pasti ada anak yang dengan senang hati membantu guru tersebut untuk mengepel tanpa diminta oleh guru yang lain. Hubungan yang dekat dengan para guru, hal ini dikarenakan anak-anak sering bekerja bersama dengan para guru, mereka tidak merasa sungkan atau takut dengan guru di sekolah ini. Anak berani mengungkapkan pendapat: hal ini dimulai saat anak menemukan hewan yang mati dan menguburkannya, kemudian anak mengusulkan kepada pihak sekolah untuk menyediakan tempat penguburan bagi hewan yang mereka temukan telah mati. Usulan tersebut dirasa baik, kemudian pihak sekolah menerima usulan tersebut dan membuatkan tempat khusus yang digunakan untuk menguburkan hewan-hewan yang mati tersebut. Melatih segi kepemimpinan anak: hal ini diperoleh dari berbagai kegiatan yang dilakukan di SD PL Kalirejo. Hampir dalam setiap kegiatan anak-anak selalu mengurusi dan bertanggung jawab atas jalannya kegiatan tersebut. Mulai dari kebiasaan tersebut, anak-anak menjadi terasah segi kepemimpinannya. Menyadari bahwa alam adalah ruang untuk belajar: dari berbagai kegiatan berwawasan lingkungan ini anak menjadi sadar bahwa kegiatan belajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas dan di rumah, bahkan di kebun pun anak-anak dapat belajar. Misalnya saja, saat mereka belajar bahasa Indonesia untuk membuat sebuah karangan, guru menyuruh anak-anak untuk keluar dari dalam kelas dan mencari inspirasi di luar, ternyata anak-anak menemukan banyak sekali hal yang ingin diceritakan ketika mereka berada di alam terbuka. Manfaat yang dapat diperoleh oleh guru dengan adanya pelaksanaan kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan adalah: 16 Guru belajar dari siswa: hal ini dapat terjadi karena lewat berbagai pengalaman mengikuti kegiatan berwawasan lingkungan kadang guru mendapatkan suatu pelajaran dari para siswa, misalnya saja: guru menjadi menghargai hewan yang mati, tidak hanya membuangnya namun memperlakukan hewan tersebut seperti layaknya manusia, dikubur dan didoakan. Guru juga belajar dari kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar mereka. Belajar untuk disiplin diri: misalnya saja dari salah satu kegiatan berwawasan lingkungan yaitu berkebun, guru dapat belajar mengenai kedisiplinan diri. Saat berkebun pasti ada masanya penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen, dll, apabila berbagai tahap tersebut tidak dilakukan tepat waktu dan dengan kerja keras, pasti hasil yang akan diperoleh juga tidak akan maksimal. 6. Apa saja hal-hal yang menghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo? a Yustinus Haryanto guru kelas V Hal yang menghambat dalam kegiatan berwawasan lingkungan adalah cuaca dan rusaknya beberapa alat pertanian organik. Namun kedua hal tersebut tidak terlalu menghambat proses pelaksaan kegiatan berwawasan lingkungan karena dapat disiasati dengan yang lain, misalnya saja saat pelajaran berkebun namun datang hujan deras, maka kegiatan akan diganti dengan pemberian teori di dalam kelas. b F. Sunardi pembina kebun Hal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah faktor cuaca, walaupun faktor ini tidak terlalu berpengaruh besar pada pelaksanaan kegiatannya. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Hal yang menjadi penghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah faktor cuaca. Misalnya saja dengan adanya hujan yang deras, mengganggu proses pelaksanaan kegiatan berkebun, selain itu dengan adanya hujan yang terus-menerus akan merusak tanaman yang ditanam. Sebaliknya, apabila sedang terjadi kekeringan maka kegiatan berkebun juga akan terhambat karena ketersediaan air yang kurang. Selain itu bencana alam juga menjadi penghambat salah satu kegiatan berwawasan lingkungan yaitu berkebun. Bencana alam yang dimaksud adalah adanya hujan abu karena meletusnya Gunung Merapi. Pernah terjadi ketika letusan besar Gunung Merapi pada tahun 2010, karena adanya hujan abu yang begitu banyak menyebabkan semua tanaman yang ditanam oleh anak-anak menjadi tertutup abu dan hal tersebut mengakibatkan tanaman rusak dan sebagian besar mati dan gagal panen. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Hal yang menghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah faktor cuaca, misalnya saja pada musim kemarau panjang ketersediaan air sangat terbatas sehingga kebun yang seharusnya membutuhkan air untuk kebutuhan tanaman sayuran menjadi kering karena kekurangan air. Sedangkan 17 pada musim yang curah hujannya tinggi, kadang tanaman menjadi rusak atau lonyot busuk karena terlalu banyak terkena air hujan. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Hal yang dapat menghambat kegiatan di sekolah ini adalah faktor cuaca, namun hal tersebut masih dapat diatasi. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Yang menjadi penghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah faktor cuaca, walaupun hambatan tersebut masih dapat diatasi namun faktor cuaca tetap menjadi salah satu faktor penghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD ini. Faktor lain yang menjadi penghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah ketidakhadiran pendamping pada saat berkegiatan. Misalnya saja saat kegiatan berkebun dilakukan dan pendamping kebun tidak hadir, maka hal itu menjadi penghambat karena anak- anak menjadi kurang terarahkan dan tidak ada yang membina, pada akhirnya anak-anak hanya cenderung mencari hama di sekitar kebun seperti belalang, ulat, siput dan hewan-hewan lainnya. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Bagi saya tidak ada hal yang menghambat pelaksanaan kegiatan berwawasan lingkungan, karena seluruh keadaan dapat diatasi dan kegiatan berwawasan lingkungan tetap berjalan. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Hal yang menghambat kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah ketika muncul gab di antara anak-anak, sehingga relasi antar siswa menjadi terganggu. Hal ini kadang mengakibatkan anak bermalas-malasan untuk mengikuti kegiatan tersebut karena ada teman yang tidak disukai tersebut masuk menjadi satu kelompok. Hal lain yang menjadi penghambat pelaksanaan kegiatan adalah faktor cuaca, misalnya saja saat kemarau panjang dan mengakibatkan ketersediaan air menipis, maka akan sedikit menghambat proses kegiatan berwawasan lingkungan yaitu berkebun sayuran organik, karena tanaman- tanaman ini membutuhkan air yang cukup banyak. Bencana alam juga menjadi faktor penghambat kegiatan berwawasan lingkungan, salah satu contohnya adalah: meletusnya Gunung Merapi pada bulan November 2010. Bencana tersebut mengakibatkan seluruh tanaman di kebun sekolah mati, dan akhirnya gagal panen. Beberapa bulan setelah kejadian tersebut lahan kebun tersebut tetap tidak bias ditanami tanaman karena tertutup abu yang sangat tebal sehingga tanaman tidak bisa hidup. 7. Apa saja yang menjadi pendukung kegiatan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo? a Yustinus Haryanto guru kelas V Hal yang menjadi pendukung pelaksanaan kegiatan berwawasan lingkungan antara lain: tersedianya lahan yang cukup luas, walaupun lahan yang dipakai bukan milik pihak sekolah secara keseluruhan melainkan sebagian milik umat wilayah Kalirejo dan milik CU. Adanya tiga umat Kalirejo yang bersedia mengabdikan diri sebagai pendamping kebun juga sangat membantu dalam terlaksananya pendidikan berwawasan lingkungan ini. Faktor lain yang menjadi 18 pendukung adalah guru-guru yang kompak dan terbuka terhadap perubahan yang terjadi dan saling mengisi satu sama lain. Kemudian dukungan dari seluruh umat di wilayah Kalirejo juga menjadi pendukung pelaksanaan kegiatan berwawasan lingkungan. Misalnya saja dari kesediaan umat untuk menyediakan lahannya untuk dijadikan lahan yang dikelola para murid, kesediaan umat yang selalu membeli bahan-bahan sayur-sayuran yang diproduksi di SD, pemberian sumbangan kepada sekolah baik berupa dana, pemikiran dan tenaga serta berbagai dukungan lain yang diberikan oleh umat. Selain itu dukungan dari pihak gereja, baik itu paroki, kevikepan maupun keuskupan serta para donatur yang mau membantu terselenggaranya pendidikan di SD PL Kalirejo juga menjadi pendukung yang sangat membantu. b F. Sunardi pembina kebun Faktor pendukung kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah para siswa yang dengan semangat berperan aktif dan mendukung proses pelaksanaan kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan. Adanya para pembimbing yang bersedia mendampingi dan mengarahkan anak-anak dalam berbagai kegiatan juga menjadi faktor pendukung terlaksananya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan. Selain itu, dengan adanya berbagai perlengkapan yang dibutuhkan dalam berkegiatan juga menjadi faktor pendukung kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Pendukung kegiatan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo di antaranya: sekolah memiliki lahan yang dapat digunakan sebagai lahan praktek bagi siswa, walaupun lahan tersebut bukan sepenuhnya milik sekolah, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya tersedia lahan yang dapat mencukupi kebutuhan lahan untuk kegiatan pendidikan berwawasan tersebut. Ketersediaan bahan-bahan yang dapat dijadikan pupuk alami juga menjadi salah satu faktor pendukung kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo. Latar belakang para siswa yang tidak lain berasal dari keluarga petani juga menjadi faktor pendukung yang lain, dengan adanya latar belakang tersebut, tentunya anak diharapkan tidak terlalu asing dengan alam dan lingkungan sekitar mereka. Masyarakat sekitar Kalirejo yang tidak menghasilkan sayur sendiri juga menjadikan SD PL Kalirejo terus berusaha mengembangkan kegiatan pertanian organiknya, dengan adanya keadaan seperti itu masyarakat juga menjadi ikut merasakan manfaat dari adanya salah satu kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yakni perkebunan organik. Selain masyarakat yang diuntungkan, pihak sekolah juga menerima manfaat karena hasil panenan dari perkebunan sekolah dapat dijual kepada masyarakat sekitar. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Hal yang menjadi pendukung kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah adanya lahan yang luas, baik yang dimiliki oleh pihak sekolah secara resmi, maupun berkat bantuan umat sekitar, dan pihak CU yang bersedia meminjamkan lahan mereka untuk dijadikan lahan praktek siswa. Selain ketersediaan lahan, adanya tenaga yang mau mengabdikan diri untuk membimbing dan mengajari anak-anak dalam kegiatan berkebun juga menjadi salah satu faktor pendukung kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo. 19 e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Hal yang mendukung kegiatan berwawasan lingkungan adalah adanya tiga pendamping kebun sehingga cukup untuk mendampingi anak-anak dalam berkegiatan, selain itu adanya berbagai bahan untuk membuat pupuk alami yang sudah disediakan oleh alam juga menjadi salah satu faktor pendukung kegiatan ini dapat terlaksana. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Faktor pendukung diadakannya kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah adanya lahan yang dimiliki oleh pihak sekolah. Walaupun pada awalnya lahan yang dimiliki sekolah dan dijadikan sebagai lahan belajar anak- anak belum seluas sekarang, namun berkat bantuan berbagai pihak seperti umat wilayah Kalirejo dan salah satu pihak CU di Kalirejo yang mau menyediakan lahan untuk dijadikan tempat praktek para siswa maupun donatur yang membelikan lahan. Sekarang ini sekolah mempunyai lahan cukup luas yang dijadikan tempat praktek siswa di SD PL Kalirejo. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Faktor yang mendukung kegiatan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo adalah: Adanya pendamping yang mendampingi para siswa dalam berkegiatan. Sarana yang semakin ditambah dan lengkap. Adanya lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan praktek baik yang dimiliki oleh pihak sekolah sendiri, pinjaman milik umat maupun pinjaman dari CU di Kalirejo. Antusias siswa yang tinggi ketika mereka melakukan kegiatan berwawasan lingkungan. Adanya kerjasama dengan kelompok tani di daerah Kalirejo yang memperkenankan siswa untuk belajar secara langsung bagaimana petanian di sawah secara organik. Perhatian romo paroki yang mempromosikan SD dan mengajak tamu-tamu untuk berkunjung ke SD PL Kalirejo. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Faktor pendukung kegiatan berwawasan lingkungan yang dilakukan di SD PL Kalirejo adalah: adanya alam yang mendukung, karena keadaan alam dan tanah di sekitar daerah Kalirejo termasuk subur dan berhawa dingin, sehingga cocok untuk dijadikan lahan penanaman berbagai jenis sayuran. Dukungan dari orang tua siswa juga menjadi faktor pendukung terselenggaranya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo. Tanpa dukungan yang diberikan oleh pihak orang tua siswa, tentunya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan ini tidak akan terlaksana sampai sekarang. Adanya lahan juga menjadi salah satu faktor penting adanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo. Lahan yang dimiliki pihak sekolah sebenarnya tidak terlalu luas, namun berkat bantuan berbagai pihak, akhirnya anak-anak dapat praktek di lahan yang luas dan dirasa sudah cukup untuk melakukan kegiatan. Bantuan dari berbagai pihak juga menjadi faktor pendukung terlaksanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan. Bantuan tersebut datang dari: pihak Gereja, para umat, romo paroki, para donatur dan berbagai pihak lainnya. Bahkan kelompok tani organik di 20 wilayah Kalirejo juga mau menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk memperkenalkan, mengajak dan membimbing para siswa untuk praktek pertanian di lahan mereka. 8. Menurut bapakibu apa yang dimaksud dengan perkembangan iman anak? a Yustinus Haryanto guru kelas V Perkembangan iman anak adalah iman anak yang berkembang sesuai dengan umurnya di mana pada tahapan tertentu anak menyadari bahwa Tuhan berada di kehidupan sehari-hari. b F. Sunardi pembina kebun Menurut saya perkembangan iman anak adalah taraf di mana iman anak diwujud nyatakan dalam perilaku dan tindakan sehari-hari. Semakin iman seorang anak berkembang, maka perilaku dan tindakan yang ia lakukan sehari-hari semakin baik. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Perkembangan iman anak menurut saya adalah proses ketika anak lebih mengenal Tuhan dan ciptaan Tuhan yang lain selain sesama manusia. Proses tersebut dapat dikembangkan melalui pembelajaran iman yang dimulai sejak masuk sekolah. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Perkembangan iman anak adalah proses bertambahnya kemauan anak untuk mengikuti kegiatan gereja dan bagaimana mereka menempatkan Allah dalam kehidupan sehari-harinya. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Perkembangan iman anak adalah taraf dimana anak bisa menyaring hal baik dan buruk, di dalam perkembangan tersebut iman dikembangkan secara luas dan terus menerus diolah. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Perkembangan iman anak menurut saya adalah suatu proses mulai dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu, misalnya saja dimulai dari seorang anak yang belum menyadari dan mampu bersyukur tumbuh menjadi seorang anak yang mampu bersyukur atas segala yang ia terima. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Menurut saya perkembangan iman anak adalah tahap perkembangan di mana seorang anak sesuai usianya tersebut berkembang dari segi pemahaman dan kedekatan dengan Allah. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Perkembangan iman anak menurut saya adalah bagaimana anak dapat menghadirkan Allah dalam kehidupan mereka. 9. Kegiatan apa saja yang dilakukan di SD PL Kalirejo yang diperuntukkan demi perkembangan iman anak? a Yustinus Haryanto guru kelas V Kegiatan yang dilakukan demi perkembangan iman anak di SD PL Kalirejo di antaranya: 21 Doa mingguan yang dilakukan setiap hari Jumat, pada doa ini anak-anak kelas 1 dan 2, mereka melakukan doa sederhana yang dipimpin oleh anak sendiri. Anak-anak kelas 3, 4, 5 dan 6 juga melakukan hal yang sama, hanya saja mereka memilih sendiri model doa apa yang mereka lakukan, misalnya doa rosario, ibadat singkat dan berbagai model doa lainnya. Pada bulan-bulan tertentu, sekolah mengadakan kegiatan khusus, misalnya saja: BKSN, rosario pada bulan rosario, dll. Doa pagi dan siang hari sebelum pulang sekolah: doa ini dilakukan setiap hari dan dipimpin oleh anak-anak secara bergiliran. Doa Angelus: doa ini dilakukan setiap harinya pada pukul 12.00 WIB dan dipimpin oleh anak yang dengan spontan menawarkan diri untuk memimpin doa. Refleksi: kegiatan ini dilakukan selama 10 menit pada akhir pelajaran di setiap harinya. Refleksi ini ditulis dalam buku refleksi harian yang dikerjakan oleh seluruh siswa. Meditasi bulanan: kegiatan ini dilakukan pada Jumat pertama pada setiap bulannya. Selama proses meditasi anak-anak diam dalam keheningan selama 10 menit setelah mereka diberi pengantar oleh guru yang bertugas memimpin meditasi. b Sunardi pembina kebun Di sekolah ini setiap hari Jumat terdapat kegiatan doa bersama. Doa ini dilakukan mulai dari kelas satu sampai enam. Terdapat juga doa angelus, doa ini dilakukan setiap harinya pada pukul 12.00. Kegiatan lain untuk perkembangan iman siswa adalah doa sebelum dan sesudah opera di pagi hari. Dalam pelaksanaan kegiatan berkebun juga selalu diawali dan diakhiri dengan doa oleh para siswa dan pembina. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Kegiatan di SD PL Kalirejo yang dilakukan demi pengembangan iman siswa di antaranya: doa pagi, doa angelus, meditasi, doa bersama, penguburan hewan. Kegiatan penguburan hewan pada awalnya muncul dari inisiatif para siswa. Ketika melihat hewan yang mati, mereka berembug akan diapakan hewan tersebut, akhirnya mereka menguburkan hewan tersebut. Tidak hanya berhenti di sana, namun anak-anak juga mendoakan hewan yang mati tersebut mulai dari hari pemakaman, peringatan hari ke-3 dan sampai pada peringatan hari ke-7. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Kegiatan yang dilakukan di SD PL Kalirejo yang dilakukan demi pengembangan iman siswa adalah: doa bersama, kegiatan ini dilakukan setiap hari Jumat, petugas dalam doa ini adalah anak-anak sendiri. Selain itu setiap awal semester seluruh anak mulai dari kelas 1-6 mengikuti perayaan ekaristi bersama dengan siswa Katolik se-kecamatan Samigaluh. Doa angelus setiap pukul 12 siang juga menjadi kegiatan rutin pada setiap harinya yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi perkembangan iman para siswa. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah untuk perkembangan iman siswa adalah: doa pagi yang dilakukan sebelum kegiatan belajar-mengajar dilakukan, 22 doa siang yang dilakukan sebelum pulang sekolah, doa angelus pada jam 12 siang dan doa bersama yang dilakukan setiap hari Jumat. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Ada banyak kegiatan yang diperuntukkan untuk mendukung perkembangan iman anak di SD PL ini, di antaranya: Doa bersama setiap seminggu sekali: doa bersama ini dilakukan setiap hari Jumat secara bersama-sama dan terbagi dalam dua kelompok, kelas 1, 2 menjadi satu kelompok kemudian kelas 3, 4, 5, 6 menjadi satu kelompok. Doa bersama ini dipimpin oleh anak-anak secara bergiliran, model doa yang dilakukan juga tergantung anak yang bertugas. Refleksi harian: dilakukan di akhir pelajaran. Refleksi menyangkut segala kegiatan dan pengalaman yang telah dilalui hari tersebut. Refleksi ini dilakukan oleh seluruh anak mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Doa pagi setiap hari: dilakukan setiap pagi hari sebelum opera dan pelajaran dimulai. Doa pagi ini dilakukan oleh seluruh warga sekolah baik siswa kelas 1- 6, para guru, pendamping kebun dan karyawan SD PL Kalirejo. Doa siang setiap hari: dilakukan setiap hari setelah selesai refleksi harian dan seluruh proses pembelajaran. Terdapat rumusan doa yang selalu didoakan, yakni: “Tuhan syukur atas segala pemahaman dan pengalaman yang baru saja kami peroleh baik yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. Semua berharga bagi hidup kami. Tuhan berkatilah bapak ibu guru kami. Bunda Maria doakanlah kami. Amin.” Doa angelus: doa ini dilakukan setiap hari pada pukul 12.00 WIB. Doa ini dilakukan oleh anak-anak kelas 3-6, karena kelas 1 dan 2 sudah pulang sebelum pukul 12.00 WIB. Saat pukul 12.00WIB secara otomatis pasti ada anak yang mengingatkan untuk doa Angelus terlebih dahulu, kebiasaan itu juga terjadi walau di dalam kelas sedang tidak ada guru yang mengajar. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Di SD PL Kalirejo ini ada berbagai kegiatan yang dilakukan demi perkembangan iman siswa, di antaranya: Doa pagi: kegiatan ini dilakukan di setiap pagi hari sebelum melakukan opera dan kegiatan belajar mengajar. Doa pagi ini dilakukan secara bersama di lapangan sekolah. Doa mingguan: doa ini dilakukan pada hari Jumat dan terbagi ke dalam dua kelompok. Anak-anak kelas 1 dan 2 menjadi satu kelompok dan anak kelas 3 sampai 6 menjadi satu kelompok. Jiarah bersama: kegiatan ini dilakukan mulai dari siswa kelas 4 sampai kelas 6 dan para guru. Tempat pejiarah yang biasa dituju adalah Gua Maria Sendang Sono. Dengan berjalan kaki mulai dari Wilayah Paroki Boro. Pendampingan kepada anak-anak kelas 6: kegiatan ini biasanya dilakukan sebelum anak-anak kelas 6 mengikuti ujian nasional dan ujian sekolah. Pendampingan ini berbentuk rekoleksi peneguhan untuk menghadapi ujian dan langkah yang akan dijalani setelah meninggalkan SD. Rekoleksi ini diisi oleh romo dan didampingi oleh guru kelas. 23 Menonton film bersama: kegiatan ini tidak rutin dilaksanakan setiap bulannya, namun melihat situasi dan event yang ada. Film yang diputarkan biasanya mengenai film-film peneguhan iman dan film rohani. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Kegiatan yang dilakukan di SD PL Kalirejo yang diperuntukkan demi perkembangan iman anak adalah: Doa sebelum opera: sebelum melakukan kegiatan opera, anak-anak dan para guru serta karyawan biasanya berdoa terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar anak menyadari bahwa dalam bekerja harus meminta berkat dari Tuhan. Doa pagi: dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Rumusan doa yang didoakan adalah berkat untuk bumi, air dan udara. Doa siang: dilakukan sebelum anak-anak pulang sekolah. Rumusan doa yang biasanyua digunakan adalah rasa syukur atas semua proses yang telah dilalui dalam satu hari tersebut. Doa angelus: dilakukan setiap pukul 12.00 WIB. Doa dipimpin oleh anak-anak secara sukarela. Doa bersama: dilakukan setiap hari Jumat. Kelompok doa dibagi menjadi dua kelas, kelas kecil dan besar. Pemimpin doa dalam kelompok besar adalah siswa sendiri yang dijadwalkan secara bergiliran. Bentuk doa yang dipilih juga sesuai keinginan para siswa dan juga menyesuaikan pada bulan-bulan khusus, misalnya pada bulan Mei, anak-anak berdoa rosario. 10. Hal apa yang dapat dijadikan tolok ukur perkembangan iman anak? a Yustinus Haryanto guru kelas V Hal yang dapat dijadikan tolok ukur perkembangan iman anak dapat dilihat dari tindakan spontan yang dilakukan anak, misalnya saja pada saat pukul 12 siang, walaupun sedang tidak ada guru yang berada di kelas namun dengan spontan salah satu anak akan dengan spontan memimpin doa angelus. Contoh lainnya ketika dengan spontan anak merelakan diri untuk ikut mempersiapkan segala persiapan untuk doa bersama di setiap bulannya. b F. Sunardi pembina kebun Menurut saya yang dijadikan tolok ukur dari perkembangan siswa dapat dilihat dari perilaku dan kesadaran dari dalam hati. Misalnya saja, dapat dilihat dari hal kecil bahwa iman anak dapat dikatakan berkembang saat anak dengan kesadarannya mengingatkan teman-teman dan pembina supaya mendoakan tanaman saat kegiatan berkebun dilaksanakan. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Menurut saya tidak ada yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur perkembangan iman seseorang, karena iman berkembang secara terus-menerus, sehingga tidak dapat menilai apakah iman seorang anak tersebut sudah matang atau belum. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Tolok ukur perkembangan iman anak menurut saya adalah: perilaku seorang anak dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat rajin atau tidaknya seorang anak dalam mengikuti kegiatan rohani seperti: mengikuti misa, doa pribadi, doa lingkungan, latihan koor, dll juga bisa dijadikan tolok ukur perkembangan iman seorang siswa. 24 e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Hal yang dapat dijadikan tolok ukur perkembangan iman siswa adalah perilaku anak tersebut, selain itu niat anak dan seberapa tantangan yang dapat dihadapi oleh anak tersebut menurut saya dapat dijadikan sebagai tolok ukur. Misalnya saja, seorang anak mendapat HP baru dan di dalam HP tersebut banyak sekali game-game menarik yang ingin sekali ia mainkan, namun pada saat yang bersamaan ia harus pergi ke kegiatan doa lingkungan, melalui bagaimana anak tersebut menghadapi tantangan dan mengambil keputusan untuk ikut atau tidak, dari sana dapat dijadikan ukuran apakah iman anak tersebut sudah matang atau belum. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Menurut saya yang dapat dijadikan tolok ukur perkembangan iman anak adalah perilaku dari anak itu sendiri. Bagaimana anak tersebut mampu dan mau bersyukur atas apa yang dialami dan diterima oleh mereka. Sikap dan perilaku anak-anak saat berdoa dan mengikuti misa di Gereja juga dapat dijadikan tolok ukur perkembangan iman mereka. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Tolok ukur perkembangan iman siswa menurut pandangan saya dapat dilihat dari perilaku seorang anak tersebut karena iman harus selalu diwujudnyatakan dalam perilaku seseorang dan harus selalu diupayakan. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Menurut saya hal yang dapat menjadi tolok ukur perkembangan iman siswa adalah bagaimana siswa dapat menghafalkan doa. Menghafalkan di sini bukan berarti hanya hafal mengucapkan kata-kata dalam setiap doa, namun yang dilihat adalah bagaimana cara serta sikap siswa saat berdoa. Hal lain yang dapat dijadikan tolok ukurnya adalah apakah seorang anak rajin mengikuti ekaristi dan kegiatan-kegiatan rohani lainnya dan seberapa tingkat keseriusan anak tersebut dalam mengikuti perayaan ekaristi. Tolok ukur perkembangan iman siswa juga dapat diukur dari pemilihan bahasa yang diucapkan dalam kesehariannya. 11. Apa saja faktor pendorong dan faktor penghambat perkembangan iman anak? a Yustinus Haryanto guru kelas V Faktor pendorong perkembangan iman anak adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah, dorongan dan teladan dari kedua orang tua juga dapat menjadi faktor pendorong perkembangan iman anak. Faktor penghambat perkembangan iman anak antara lain pergaulan dan perkembangan teknologi seperti game yang sedang marak saat ini. Orang tua yang kurang memperhatikan dan terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri juga dapat menjadi penghambat perkembangan iman anak. b F. Sunardi pembina kebun Menurut saya yang dapat menjadi faktor pendorong perkembangan iman anak yaitu dorongan dari bapak-ibu guru di sekolah. Dorongan tersebut dapat berupa tugas berbagai kegiatan yang dilakukan. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Faktor penghambat perkembangan iman anak adalah kemauan pribadi dari anak yang kadang merasa malas untuk berdoa dan mengikuti kegiatan kerohanian 25 dapat menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan iman anak. Selain itu, perkembangan teknologi dapat menjadi penghambat perkembangan iman anak. Adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadikan anak kadang merasa lebih asyik untuk menonton acara TV favorit mereka dan asyik bermain game daripada mengikuti kegiatan di lingkungan. Faktor pendorong perkembangan iman anak di antaranya: berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah, kunjungan dari romo dan frater, keluarga yang mendukung perkembangan iman anak dan perkembangan ternologi. Walaupun perkembangan teknologi tadi merupakan faktor penghambat, namun menurut saya adanya perkembangan teknologi juga bias menjadi faktor pendorong perkembangan iman anak. Misalnya saja, dengan adanya perkembangan doa elektronik, maka anak-anak menjadi lebih tertarik untuk berdoa karena melalui HP, mereka dapat memperoleh berbagai macam doa. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Faktor penghambat perkembangan iman siswa adalah kemajuan teknologi, misalnya saja dengan adanya perkembangan game yang semakin menarik dan berbagai aplikasi yang semakin canggih, anak menjadi lebih memilih bermain game daripada berdoa dan mengikuti berbagai kegiatan rohani di Gereja. Dukungan orang tua yang kurang kuat juga menjadi salah satu penghambat perkembangan iman anak. Faktor pendorong perkembangan iman siswa adalah: dorongan dari pihak sekolah, dorongan ini dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah, misalnya saja: doa pagi, doa angelus, misa pelajar, doa bersama dan berbagai kegiatan lain yang dapat menunjang perkembangan iman siswa. Selain pihak sekolah, dukungan dari keluarga juga menjadi faktor pendorong perkembangan iman anak. Keluarga yang mendukung dan selalu memberi contoh serta membiasakan anak untuk mengikuti berbagai kegiatan kerohanian dapat memperkembangkan iman anak di keluarga tersebut. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Faktor penghambat perkembangan iman anak adalah: perkembangan teknologi, perhatian orang tua yang kurang terhadap anak dan pergaulan dengan teman yang kurang baik. Sedangkan untuk faktor pendorong perkembangan iman anak adalah berbagai kegiatan di sekolah seperti membuat rosario bersama, berdoa bersama, dan berbagai kegiatan lainnya. Teladan dan perhatian dari orang tua juga menjadi faktor pendorong perkembangan iman seorang anak, misalnya saja orang tua yang rajin mengikuti latihan koor dan doa lingkungan maka biasanya anak-anaknya juga rajin mengikuti latihan koor dan doa lingkungan. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Faktor penghambat perkembangan iman anak dapat diakibatkan dari adanya kemajuan IPTEK, misalnya saja dengan banyaknya siaran televisi yang semakin menarik, berkembangnya berbagai game di HP maupun komputer yang semakin canggih membuat anak-anak malas berdoa dan pergi ke Gereja, mereka lebih memilih menonton acara televisi kesukaan mereka dan menggunakan banyak waktu untuk bermain game daripada menyisihkan waktu untuk berdoa. Selain faktor penghambat tentunya terdapat faktor pendorong, menurut saya faktor pendorong perkembangan iman anak adalah pihak keluarga. keluarga yang 26 senantiasa mendukung dan memberikan conyoh yang nyata kepada anak-anak pastilah akan mendorong perkembangan anak tersebut. Faktor lain yang dapat menjadi pendorong adalah pemberian tugas yang diberikan oleh guru kepada anak, misalnya saja guru menugaskan siswa untuk mengikuti misa setiap Minggunya dan menjadi petugas misdinar dalam perayaan ekaristi, walaupun pada awalnya anak-anak melakukan hal tersebut sebagai sebuah kewajiban mengerjakan tugas dan kadang dilakukan dengan terpaksa, namun seiringnya waktu tugas itu berkembang menjadi pembiasaan dan diharapkan akan sampai pada kesadaran anak sehingga dapat berpengaruh pada perkembangan iman mereka. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Fator penghambat perkembangan iman anak dapat muncul dari keluarga, misalnya saja karena tidak ada dukungan dari pihak keluarga, misalnya karena terlalu sibuknya kedua orang tua dan kurang perhatiannya kepada anak, menyebabkan anak tidak dibiasakan untuk rajin berdoa mengikuti kegiatan rohani dan hal penunjang perkembangan iman anak lainnya. Perkembangan IPTEK juga menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan iman anak yang sangat dapat dirasakan saat ini. Dengan berkembangnya kecanggihan HP apalagi perkembangan game yang semakin banyak menyebabkan anak-anak lebih memilih bermain game kesukaan mereka daripada menyisihkan waktu sebentar untuk berdoa. Faktor pendorong perkembangan iman anak menurut saya adalah pembiasaan yang dilakukan terhadap anak. Misalnya saja dari pihak sekolah, di mana anak dibiasakan untuk mengikuti berbagai kegiatan yang menunjang perkembangan iman anak, seperti: doa angelus setiap jam 12, doa pagi, doa sebelum dan sesudah berkebun, doa siang sebelum pulang. Doa mingguan dan berbagai kegiatan lainnya. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Faktor penghambat perkembangan iman anak kebiasaan anak di dalam keluarga yang tidak dibiasakan untuk berdoa bersama. Faktor lainnya adalah adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, misalnya saja dengan adanya HP yang semakin canggih dengan berbagai aplikasi yang menarik seperti game dan hal lainnya kadang membuat anak malas ataupun lupa meluangkan waktunya untuk berdoa. Selain dua faktor tersebut ada juga faktor lain yang menghambat perkembangan iman siswa, yaitu dari pergaulan sekitar anak, hal ini bisa dijadikan faktor penghambat karena apabila pergaulan sekitar anak tersebut adalah anak-anak yang nakal dan malas mengikuti berbagai kegiatan kerohanian, bisa mempengaruhi perkembangan iman anak itu juga. Faktor pendorong perkembangan iman anak adalah keluarga, pola asuh orang tua dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan iman anak, orang tua dan pihak keluarga yang memperhatikan perkembangan iman anak akan sangat mendorong perkembangan iman anak tersebut. Selain pihak keluarga, sekolah juga dapat menjadi faktor pendorong perkembangan anak. Khususnya di SD PL Kalirejo ini, sekolah menyediakan sarana yang memungkinkan anak untuk memperkembangkan imannya. Salah satu dari sarana yang diberikan sekolah 27 adalah kegiatan doa yang ada di setiap harinya, dapat membiasakan anak untuk rajin berdoa. 12. Apakah pendidikan berwawasan lingkungan mempunyai dampak untuk perkembangan iman para siswa? a Yustinus Haryanto guru kelas V Pendidikan berwawasan lingkungan sangat berdampak bagi perkembangan iman anak. Lewat berbagai kegiatan dalam pendidikan tersebut anak menjadi lebih peka dengan berbagai karunia Tuhan akan lingkungan sekitar mereka. b F. Sunardi pembina kebun Pendidikan anak menurut saya ada dampak bagi perkembangan iman siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perilaku anak-anak yang semakin sadar akan adanya Tuhan dalam hidup sehari-hari, misalnya saja: anak-anak sering menyadari bahwa walau mereka sedang tidak merawat tanaman di kebun, namun Tuhan tetap menumbuhkan tanaman mereka. Dengan adanya salah satu bentuk kegiatan berwawasan lingkungan yaitu berkebun, anak-anak belajar untuk selalu mendoakan tanaman mereka, hal itu dilakukan baik sebelum kegiatan berkebun dimulai ataupun setelah kegiatan berkebun selesai. c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Bagi saya, adanya pendidikan berwawasan lingkungan mempunyai dampak bagi perkembangan iman anak. Anak menjadi lebih menghargai orang lain, karena di dalam berbagai kegiatan berwawasan lingkungan di SD ini, anak tidak hanya diajari pertanian saja, tetapi mengenai senyum, sapa, salam dan santun. Sebelum dan sesudah kegiatan berkebun, anak selalu dibiasakan untuk berdoa, sehingga segi keimanan mereka dapat berkembang. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Menurut saya pendidikan berwawasan lingkungan memiliki dampak bagi perkembangan iman siswa. Adanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan menyebabkan anak lebih peka dan menyadari betapa indah segala hal yang diciptakan oleh Tuhan. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Berbagai kegiatan yang berwawasan lingkungan di sini tentunya berdampak bagi perkembangan iman anak. Misalnya saja dari hal yang kecil, saat anak menemukan hewan yang mati di kebun, anak pasti akan bertanya apakah hewan tersebut sudah masuk surga atau belum, kemudian mereka bersama-sama akan menguburkan di tempat yang sudah disediakan dan mendoakan hewan tersebut secara bersama-sama. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Menurut pengalaman saya selama mengajar di SD PL ini, dapat dikatakan bahwa pendidikan berwawasan lingkungan mempunyai dampak kepada perkembangan iman para siswa. Anak-anak menjadi mau mencintai lingkungan dan mau ikut terlibat dalam menjaga lingkungan sekitar. Dengan mencintai lingkungan tersebut, anak-anak menjadi mau mensyukuri atas lingkungan yang telah diciptakan oleh Tuhan. 28 g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Menurut saya adanya pendidikan berwawasan lingkungan di SD PL Kalirejo memiliki dampak kepada perkembangan iman siswa. Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di SD ini, anak-anak menjadi lebih mencintai dengan lingkungan sekitar, mereka juga menjadi lebih peka dengan keadaan sekitar. Misalnya saja, saat anak-anak menemukan hewan mati seperti tikus, belalang, burung, dll mereka lantas tidak membuangnya seperti kebanyakan anak lainnya, namun siswa di SD ini menguburkan hewan tersebut di tempat yang memang sudah dibuatkan oleh pihak sekolah. Tidak hanya berhenti pada proses penguburan saja, namun anak sampai kepada tindakan mendoakan secara bersama-sama arwah dari hewan tersebut agar masuk ke surga. Contoh lainnya adalah saat kegiatan berkebun dilaksanakan, karena sesuai kebiasaan yang ada bahwa sebelum dan sesudah kegiatan berkebun anak-anak diajak untuk berdoa, maka suatu ketika saat pendamping lupa untuk mengajak anak-anak berdoa, maka beberapa orang anak mengingatkan untuk mendoakan tanaman yang baru mereka tanam tersebut. Menurut saya kejadian-kejadian kecil seperti tadi menjadi tanda bahwa dengan adanya kegiatan berwawasan lingkungan ternyata memberikan dampak bagi perkembangan iman anak di SD PL Kalirejo ini. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Menurut saya pendidikan berwawasan lingkungan mempunyai dampak untuk perkembangan iman siswa. Adanya pendidikan berwawasan lingkungan menjadikan anak lebih peka terhadap alam dan orang lain. Menurut saya iman tidak selalu dinyatakan dengan hubungan baik secara langsung dengan Tuhan, namun juga dapat dinyatakan dalam perbuatan terhadap orang lain. Melalui pendidikan berwawasan lingkungan ini anak-anak menjadi lebih peka dan peduli dengan orang lain. Misalnya saja dengan adanya kegiatan pendidikan berwawasan lingkungan yakni berkebun, anak menjadi lebih peka dengan teman mereka. Saat teman merasa kesulitan dalam melakukan suatu hal, pasti teman-teman yang lain akan dengan senang hati membantu. Adanya pendidikan berwawasan lingkungan juga menjadikan anak lebih bersyukur kepada Tuhan. Anak-anak mensyukuri atas penciptaan yang dilakukan Allah, mereka bersyukur karena tanaman-tanaman mereka dapat terus tumbuh dengan subur dan terus terawat walaupun mereka tidak selalu berada di kebun untuk merawat tanaman tersebut. 13. Apakah ada kegiatan khusus yang dilakukan di SD PL Kalirejo untuk pengembangan iman siswa dan guru? a Yustinus Haryanto guru kelas V Tidak ada kegiatan khusus, karena semua kegiatan dalam rangka memperkembangkan iman yang sudah disampaikan di atas semuannya penting karena memiliki peran masing-masing. b F. Sunardi pembina kebun Menurut saya kegiatan khusus yang dilakukan demi memperkembangkan iman siswa adalah doa bersama, karena di dalam kegiatan tersebut, anak diberikan tugas dan tanggung jawab dalam segala persiapan untuk proses berjalannya komunikasi kepada Tuhan. 29 c Ignatius Eko Prasetyo pembina kebun Menurut saya semua kegiatan tidak ada yang khusus, karena memang semua kegiatan kerohanian tadi dilakukan agar iman siswa dan guru menjadi lebih berkembang. d Yofita Prima Briske guru wali kelas II Menurut saya seluruh kegiatan yang disebutkan tadi merupakan kegiatan khusus yang dilakukan demi pengembangan iman siswa, karena belum tentu setiap sekolah memiliki berbagai kegiatan seperti yang dilakukan di sekolah ini. e Agustinus Purwo Kaharmunawan guru wali kelas IV Kegiatan khusus yang dilakukan di SD PL Kalirejo untuk pengembangan iman siswa dan guru adalah jiarah ke Gua Maria Sendang Sono dengan berjalan kaki dari daerah paroki Boro, namun berbagai kegiatan yang disebutkan di atas juga menurut saya khusus, karena memang khusus terus dikembangkan demi perkembangan iman siswa yang semakin matang. f Yulia Mei Kurniawati guru wali kelas III Menurut saya, seluruh kegiatan yang sudah disebutkan tadi adalah kegiatan khusus demi perkembangan iman anak dan para guru di SD PL Kalirejo. Para guru di SD PL Kalirejo memang tidak ada acara rutin melakukan rekoleksi yang dikhususkan bagi para guru, namun aktivitas keseharian yang dilakukan oleh para guru sering disharing saat kami berkumpul di ruang guru. Sharing tersebut tidak hanya berhenti pada penyampaian pengalaman yang telah dialami, namun sampai kepada refleksi dan pembicaraan langkah apa yang akan dilakukan menanggapi permasalahan tersebut. Melihat hal tersebut, saya menganggap bahwa sharing keseharian saya dengan guru yang lain merupakan rekoleksi dan refleksi bagi kami. g A. Srilestari kepala sekolah dan guru wali kelas I Menurut saya tidak ada kegiatan yang paling khusus, yang dilakukan demi pengembangan iman siswa dan guru di SD PL Kalirejo, karena bagi saya seluruh kegiatan demi perkembangan iman yang sudah saya sebutkan tadi semuanya adalah kegiatan khusus demi perkembangan iman kami. h Martina Nurcahyanti guru wali kelas VI Seluruh kegiatan yang disebutkan tadi menurut saya semuanya dikhususkan untuk pengembangan iman siswa dan guru di SD PL Kalirejo. 30 Lampiran 5: Latar Belakang, Visi, Misi dan Tujuan Sekolah LATAR BELAKANG, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi dan pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini, kurikulum sekolah dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 2 ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu, maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan. Kurikulum SD Pangudi Luhur Kalirejo dikembangkan sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, serta dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan pembelajaran yang berpengalaman. Kondisi geografis Samigaluh yang secara umum adalah lingkungan pertanian, etika hidup yang baik sebagai orang Jawa, banyaknya teknologi modern yang sudah masuk, dan juga semakin banyaknya perilaku social yang negative di masyarakat memberi inspirasi bagi kami dalam mengintegrasikan pendidikan formal ke pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis lokal serta global, serta semaksimal mungkin membantu pengembangan diri anak menjadi pribadi yang humanis.Sekolah Dasar Pangudi Luhur Kalirejo adalah sebuah lembaga pendidikan dasar swasta, berada di wilayah UPTD PAUD dan DIKDAS Kecamatan Samigaluh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo. Kurikulum yang disusun untuk tahun pelajaran 20152016 ini merupakan kelanjutan dan pengembangan kurikulum tahun sebelumnya. Dalam penyusunannya diupayakan mempertimbangkan situasi dan kondisi setempat, yakni di daerah pedesaan dan merupakan daerah pegunungan dengan latar belakang sebagian besar masyarakatnya adalah petani ladang. Dengan demikian kurikulum yang dirancang 31 ini tidak meninggalkan akar tempat tinggal peserta didik sehingga akan mendukung ketercapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Kurikulum tahun pelajaran 20152016 ini disusun sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat menjadi jabaran dari visi sekolah. Sehingga dalam kurikulum ini selain dikembangkan sisi intelektual juga dikembangkan kegiatan- kegiatan yang menyentuh sisi afektif. Sisi intelektual dikembangkan melalui pendampingan akademis demi meningkatkan kecerdasan anak; sedangkan sisi afektif lebih diharapkan untuk memperkuat jiwa humanis dan kesadaran akan Tuhan =beriman. Dalam pengembangan sisi akademik kami mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang memberi cakupan bahwa pada jenjang pendidikan dasar meliputi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, mata pelajaran estetika, mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan, dan kegiatan bertanya bagi anak dengan bentuk KOTAK BERTANYA. Kegiatan KOTAK BERTANYA adalah kegiatan yang mewajibkan setiap anak untuk mengajukan pertanyaan apa saja di setiap minggunya dengan satu atau lebih pertanyaan dan sekaligus mencari jawaban bersama atas pertanyaan setiap anak. Pengembangan sisi humanis ditempuh melalui pertama, mengolah rasa dan hati dengan belajar mengenal alam dengan pendampingan pertanian organik dan interaksi dengan alam sekitar; kedua, pengenalan akan organisasi dan kepemimpinan secara bertahap sesuai tingkatan kelas; ketiga, membangun suasana kekeluargaan di lingkungan sekolah sebagai sebuah keluarga kedua bagi anak; keempat, pembiasaan-pembiasaan baik di setiap harinya. Untuk membantu mengembangkan hidup rohani ditumbuhkan melalui pembiasaan berdoa harian saat sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain, berdoa bersama seminggu sekali, rekoleksi setiap bulan sekali, ziarah dan kegiatan-kegiatan lain yang secara langsung dan tidak langsung membawa anak kepada kebesaran dan kemaharahiman Sang Semesta. Sebagai upaya pengembangan kurikulum tahun sebelumnya, pada kurikulum tahun 20152016 pengenalan akan alam dimulai dari kelas I,II,III dengan bertanam sayur dan tanaman lain dalam pot. Sedangkan pengembangan diri melalui pendampingan pertanian organik di kebun dimulai dari kelas IV,V,VI. Masing-masing kelas bertanggung jawab atas sebidang lahan sedemikian rupa sehingga dalam setiap minggunya melakukan kegiatan tanam, perawatan, panen, memasarkan dan belajar membukukannya secara sederhana. Dalam pendampingan pertanian organik baik di lahan maupun di pot bukan pertama-tama mengajarkan teknis bertani sehingga anak terampil bertani, melainkan lebih untuk membantu anak mengolah rasa dan hati melalui bergaul dengan sesama teman, tanah, udara, tanaman, binatang dan kaitannya. Soal kemudian menjadi terampil bertani adalah soal lain. Sedangkan yang dimaksud dengan pengenalan akan organisasi dan kepemimpinan secara bertahap sesuai tingkatan kelas secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut; kelas III dan IV pengenalan dimulai dengan merancang sebuah program untuk dilaksanakan bagi kepentingan mereka sendiri. 32 Kelas V mulai dilatih menangani sebuah program sederhana untuk kepentingan semua peserta didik Sekolah Dasar Pangudi Luhur Kalirejo dalam bentuk mengelola Mading Sekolah, dan kelas VI menangani sebuah program lebih luas untuk kepentingan peserta didik satu sekolah. Dalam tiap tingkatan didampingi mulai dari merancang program, membuat rencana detail, menyusun anggaran biaya, dan melaksanakannya. Untuk kelas I - III dimulai dengan pengenalan akan seni melalui kegiatan seni tari. Untuk memperkuat kemandirian, tanggung jawab, disiplin, kerja keras, peduli lingkungan, kasih sayang sesama makhluk hidup, sportivitas, dan rasa memiliki diupayakan selain dengan kegiatan-kegiatan di atas juga melalui kegiatan OPERA di setiap harinya. OPERA berasal dari bahasa Latin yang berarti bekerjalah. Setiap hari selama 15 menit anak mendapat kesempatan secara bergilir untuk bekerja piket kebun, piket dapur, piket kelas, piket lingkungan, membuang sampah, perawatan tanaman lingkungan sekolah, piket ruangan. Maka sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional tentang program pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa dan nilai-nilai budi pekerti, pendidikan berbasis budaya, serta pendidikan etika berlalu lintas di sekolah-sekolah. Nilai-nilai karakter bangsa tersebut secara imperative adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Peran sekolah sebagai pusat pengembangan budaya, maka dalam kurikulum ini juga dikembangkan dengan mengacu pada nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dilaksanakan terintegrasi dalam pembelajaran dan seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah. Sehingga melalui kurikulum yang disusun ini peserta didik diharapkan tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga peka akan keberadaan diri, sesama dan alam sekitar, semakin mampu melayani sesama dan memiliki kesadaran yang tinggi akan Sang Pencipta, seperti terangkum dalam visi sekolah ini yakni ‘humanis dan beriman dan cerdas’.

B. Visi Sekolah Humanis, beriman dan cerdas.

Indikator : Tumbuh menjadi pribadi yang berbelarasa dan peka terhadap lingkungan Tumbuh menjadi pribadi yang takwa Cakap secara intelektualitas

C. Misi Sekolah 1. Mengembangkan dan menumbuhkan aspek humanitas, sosialitas, religiusitas,

dan intelektualitas; melalui : Pembelajaran dengan pendekatan personal. Penghormatan atas hidup sesama dan makhluk lain. Penciptaan persaudaraan sejati dan sikap kekeluargaan.

Dokumen yang terkait

Kajian Penataan Lingkungan DAS Serang Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

1 7 12

Analisis Sistem Usaha Perikanan Tangkap di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

0 23 107

LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH LUAR BIASA/G-AB DI KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 6 15

Evaluasi pendidikan kepangudiluhuran di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta, SMP Pangudi Luhur Sedayu dan SMP Pangudi Luhur Moyudan.

6 113 132

Pendidikan lingkungan hidup dan relevansinya terhadap perkembangan iman anak di Sekolah Dasar Pangudi Luhur Kalirejo Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

1 14 177

HUBUNGAN MINAT DAN EFIKASI DIRI DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SEKECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 3 238

Geologi Daerah Kali Tinalah Dan Sekitarnya, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

Pengaruh kepemimpinan partisipatif kepala sekolah, iklim sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada SMP di Kecamatan Samigaluh Kulon Progo Yogyakarta

0 0 7

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN - GEOLOGI DAN STUDI FASIES GUNUNG API PURBA DAERAH NGARGOSARI DAN SEKITARNYA KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 7