PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RELEVANSINYA UNTUK
12
menerus memotivasi mereka untuk terus berkarya, membangun niat, semangat dan menumbuhkan ide-ide agar para muridnya produktif dalam berkarya. Sedangkan
Tut Wuri Handayani, mempunyai arti bahwa seorang pendidik ketika berada di
belakang hendaknya selalu mendorong dan mendukung para peserta didiknya untuk berkarya ke arah yang benar. Ketiga semboyan ini juga sebaiknya diimbangi
dengan prinsip pembelajaran learning by doing antara pendidik dan murid. Belajar dengan mengerjakan atau yang sering terkenal dengan istilah learning by doing
tentunya bukan hanya sekedar metode pembelajaran tetapi suatu kenyataan hidup. Seluruh aspek di dalam kehidupan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran.
Menurut pandangan Maria Montessori yang diterjemahkan oleh Dariyatno 2008: 356 di jelaskan bahwa “manusia merupakan makhluk yang utuh, namun
keutuhan ini harus dibangun dan dibentuk melalui pengalaman aktif di dunia nyata, yang diatur oleh hukum-hukum alam”. Hal tersebut ingin menunjukkan bahwa
pengalaman nyata yang dilakukan oleh anak-anak menjadi bekal yang penting bagi keutuhan perkembangan dirinya. Anak tidak hanya terbatas untuk mempelajari hal-
hal yang bersifat kognitif saja, namun harus mempraktekkan apa yang telah mereka terima ke dalam pengalaman nyata di kehidupan sehari-harinya.
Sukardjo Ukim Komarudin 2009: 7 mengungkapkan istilah pendidikan berasal dari kata paedagogie yang secara etimologik kata ini “berasal dari bahasa
Yunani yaitu paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak. Perkataan untuk pedagogi juga berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu paid yang bermakna anak dan
ogogos yang berarti membimbing”. Pendidikan adalah proses pembinaan yang
memungkinkan anak mampu mengembangkan semua potensi dan kemampuan yang ia miliki yang dapat bernilai positif di dalam masyarakat sekitar ia tinggal.
13
Menurut Sukardjo Ukim Komarudin 2009: 9 “Pendidikan dimulai di dalam keluarga bagi anak yang belum mandiri, kemudian diperluas di lingkungan