Pengendalian intern LANDASAN TEORI

yang berasal dari luar, pengalaman serta tingginya kedudukan mereka, seberapa jauh keterlibatan dan ketajaman pengamatan atas aktivitas manajemen, ketepatan tindakan yang diambil, seberapa sulit pertanyaan yang diajukan kepada manajemen, dan sifat serta luasnya interaksi dengan auditor internal maupun ekstern. 4 Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Sedangkan gaya operasi adalah suatu ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan. Banyak karakteristik yang membentuk filosofi dan gaya operasi manajemen, dan memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian. Karakteristik tersebut meliputi: pendekatan yang diambil untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis, penekanan pada kontak-kontak informal langsung dengan manajer kunci atau pada sistem kebijakan tertulis yang formal, indikator kinerja, dan laporan penyimpangan, kebiasaan dan tindakan terhadap pelaporan keuangan, pemilihan prinsip akuntansi alternatif, kehati-hatian dan konservatif dalam mengembangkan taksiran akuntansi, serta kebiasaan dalam mengolah informasi dan fungsi akuntansi serta personalia. 5 Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu kerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggungjawab dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. 6 Perumusan Kewenangan dan Tanggungjawab Perumusan kewenangan dan tanggungjawab adalah pengalokasian berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta cara untuk memudahkan pertanggungjawaban konsumsi sumber daya perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Perumusan kewenangan dan tanggungjawab merupakan lanjutan dari pengembangan struktur organisasi. Hal ini mencakup deskripsi pekerjaan setiap lini organisasi serta tentang bagaimana dan kepada siapa kewenangan dan tanggungjawab diberikan. 7 Kebijakan dan Praktik di Bidang Sumber Daya Manusia. Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia adalah suatu metode yang dimiliki perusahaan untuk merekrut karyawannya, mengembangkan kompetensi, menilai prestasi, dan memberikan kompensasi atas prestasi yang dimiliki karyawan. Sistem pengendalian intern tidak terlepas dari sumber daya manusia. Struktur pengendalian dikatakan efektif atau tidak tergantung kepada kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia yang dianut, yang akan menentukan apakah personil perusahaan memiliki tingkat integritas yang diharapkan, nilai-nilai etika, dan kompetensi. b. Perhitungan risiko Perhitungan risiko adalah proses mengidentifikasi dan menilai risiko-risiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan perusahaan. Setelah teridentifikasi manajemen harus menentukan bagaimana mengelolamengendalikannya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, yaitu identifikasi, analisis dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Proses penentuan risiko entitas mempertimbangkan kejadian eksternal dan internal serta situasi yang mampu mempengaruhi kesanggupan manajemen untuk melakukan prosedur akuntansi yang konsisten dengan asersi manajemen pada laporan keuangan. Menurut COSO yang dikutip dari Mulyadi 2002:188 yang termasuk dalam perhitungan risiko yaitu : 1 Identifikasi Risiko Organisasi menetapkan tujuan secara keseluruhan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan di setiap proses organisasi terhadap pencapaian tujuan perusahaan. 2 Analisis Risiko Organisasi menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. 3 Pengelolaan Risiko Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang dilakukan sehingga dapat mempengaruhi sistem pengendalian intern yang membantu untuk pencapaian tujuan perusahaan. c. Informasi dan komunikasi Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian intern untuk mendukung pencapaian tujuannya. Sedangkan komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi bersifat terus-menerus yang menyediakan, berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi mencakup komunikasi intern dan komunikasi ekstern, komunikasi intern sebagai sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh organisasi agar seluruh karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung jawab. Sedangkan komunikasi ekstern sebagai sarana untuk menyediakan informasi kepada pihak ekstern dalam menanggapi kebutuhan dan harapan pihak ekstern. Menurut Anastasia Diana dan Lilis Setiawati 2011:91 Informasi dan Komunikasi terdiri dari : 1 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid. Perusahaan harus mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid. Misalnya, perusahaan harus mencatat semua pengeluaran kas dalam suatu periode. Jika ada pengeluaran kas yang tidak tercatat maka akan mengakibatkan ketidaksesuaian antara kas dalam catatan perusahaan dengan kas yang sebenarnya dimiliki perusahaan. 2 Mengklasifikasikan transaksi sebagaimana seharusnya. Perusahaan harus mengklasifikasikan transaksi sebagaimana seharusnya agar pencatatan transaksi tepat. Misalkan pengeluaran kas diklasifikasikan secara tidak tepat sebagai aset, maka aset bersih akan dinyatakan terlalu berlebih. 3 Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat. Perusahaan dituntut untuk melakukan pencatatan transaksi sesuai dengan periode yang tepat dikarenakan apabila perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan pencatatan tidak sesuai dengan periode yang ada, maka akan menyesatkan pengguna laporan keuangan. 4 Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan secara tepat. Perusahaan dituntut untuk menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan secara tepat agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diandalkan sehingga akan membantu dalam pengambilan keputusan. d. Aktivitas Pengendalian Menurut Haryono Jusup 2001:263 aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi. Kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi. Aktivitas pengendalian yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI relevan pada suatu audit laporan keuangan bisa dikelompokkan dengan cara : a. Pengendalian pengolahan informasi : Menurut Mulyadi 2002:190 pengendalian pengolahan informasi ini merupakan hal yang paling penting dalam aktivitas audit, yang diarahkan pada risiko yang berkaitan dengan pemberian otorisasi, kelengkapan dan ketelitian transaksi. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil dalam hal ini sudah banyak yang menggunakan komputer untuk mengolah informasi untuk berbagai keperluan dan terutama dalam sistem akuntansi. Pengendalian pengolahan informasi dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pengendalian umum Pengendalian umum berhubungan dengan pengoperasian pusat data secara keseluruhan yang antara lain meliputi pengorganisasian pusat data, perangkat keras dan penerapan sistem perangkat lunak beserta pemeliharaannya, termasuk juga prosedur backup. Menurut Mulyadi 2002:190 poengendalian umum dikelompokkan menjadi sebagai berikut: a Struktur organisasi sebagai pusat pengolahan data Struktur organisasi mancakup berbagai bidang yang ada di perusahaan, masing-masing bidang tersebut sudah diberikan tugas, wewenang dan tanggungjawab masing- masing. Dengan adanya struktur organisasi ini maka dapat dilaksanakan pengolahan data terkait dengan pengeluaran kas. b Prosedur dan standar untuk perubahan program Setiap dilakukan perubahan program harus membuat daftar mengenai hal-hal yang akan diperbarui, serta harus disusun dan disetujui oleh manajemen dan pemakai program. Semua perubahan program harus diuji, kebijakan, prosedur dan standar yang digunakan untuk pemberian persetujuan, modifikasi, pengujian dan dokumentasi perubahan harus diperiksa. c Pengembangan sistem Pengembangan sistem dapat berupa penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang sudah ada untuk menyelesaikan persoalan perusahaan. d Pengoperasian fasilitas pengolahan data Masing-masing fasilitas pengolahan data memiliki cara pengoperasian tersendiri. Pengoperasian fasilitas pengolahan data tersebut harus dilakukan dengan baik agar data dapat diolah dengan baik dan menghasilkan data yang mampu menjadi informasi yang akurat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pengendalian aplikasi Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengolahan jenis transaksi tertentu, seperti pembuatan faktur untuk pelanggan, pembayaran kepada pemasok, dan penyiapan daftar gaji. Pengendalian aplikasi ini dikelompokkan sebagai berikut : a Prosedur otorisasi yang memadai Tujuan utama dari prosedur otorisasi yang memadai adalah untuk menjamin bahwa transaksi-transaksi telah diotorisasi oleh personil manajemen yang berwenang. Otorisasi bisa berupa otorisasi umum atau otorisasi khusus. Otorisasi umum berhubungan dengan kondisi umum yang menaungi transaksi yang diotorisasi, seperti daftar harga standar produk dan kebijakan kredit dalam penjualan yang tidak dilakukan secara tunai. Otorisasi khusus berhubungan dengan pemberian transaksi untuk kasus-kasus tertentu, misalnya transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti penerbitan saham atau pemberian otorisasi pembelian aktiva tetap. b Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup Dokumen merupakan bukti terjadinya transaksi mencakup harga, sifat, dan syarat-syarat transaksi. Contoh dokumen misalnya check, faktur dan kontrak-kontrak. Dokumen harus ditandatangani atau dicap yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pencatatan transaksi. Dokumen yang bernomor urut tercetak bermanfaat dalam menjaga pengendalian dan pertanggungjawaban yang menjain bahwa semu transaksi telah dicatat dan tidak ada transaksi yang dicatat lebih dari sekali. Catatan mencakup segala macam catatan yang diselenggarakan perusahaan, misalnya faktur penjualan dan check. Ikhtisiar tersebut secara independen dibandingkan dengan catatan lain yang berisi kumpulan dari catatan harian untuk memastikan bahwa semua transaksi telah dicatat. c Pengecekan independen Pengecekan independen menyangkut verifikasi atas pekerjaan yang dilakukan sebelumnya oleh orang lain atau bagian lain, atau kebenaran penilaian dari jumlah yang dicatat. Pengecekan independen dapat dilakukan dengan frekuensi yang berbeda-beda, pengecekan secara manual bisa dilakukan secara harian atas seluruh transaksi atau transaksi tertentu. Pengendalian program komputer bisa diterapkan pada sekelompok transaksi yang diolah bersama-sama atau pada masing-masing transaksi. b. Pemisahan tugas Pemisahan tugas dimaksudkan untuk manjamin bahwa seseorang tidak melakukan perangkapan tugas yang tidak boleh dirangkap. Tugas-tugas dipandang tidak bisa dirangkap dari sudut pengendalian apabila terdapat kemungkinan seseorang melakukan kekeliruan atau ketidakberesan dan kemudian dalam posisi yang lain dapat melakukan penyelewengan. Menurut Anastasia Diana dan Lilis Setiawati 2011:89 terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan agar karyawan tidak memiliki peluang untuk mencuri harta perusahaan dan memalsukan catatan akuntansi, ketiga pekerjaan tersebut adalah : 1. Fungsi penyimpan harta Fungsi penyimpan harta ini meliputi pemegang kas, pemegang persediaan yang berwenang untuk mengisi buku cek, dan orang yang berwenang untuk menyetorkan cek dari konsumen ke bank. 2. Fungsi pencatat Fungsi pencatat ini meliputi kegiatan untuk menyiapkan dokumen transaksi, mencatat ke dalam jurnal dan buku besar, membuat rekonsiliasi, dan menyusun laporan. 3. Fungsi otorisasi transaksi bisnis Fungsi otorisasi ini diwujudkan dalam bentuk tanda tangan dalam dokumen sebagai tindakan untuk memulai sebuah transaksi. c. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan Pengendalian fisik berhubungan dengan pembatasan dua jenis akses terhadap aktiva dan catatan-catatan penting, yaitu akses fisik secara langsung dan akses tidak langsung melalui pembuatan atau pengolahan dokumen, seperti order penjualan dan voucher pengeluaran yang memberi persetujuan untuk menggunakan atau menjual aktiva. Pengendalian ini terutama berhubungan dengan alat-alat atau atuan pengamanan atas aktiva, dokumen-dokumen, catatan-catatan dan program komputer atau file. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan dikelompokkan sebagai berikut : 1. Pengamanan fisik aset dan catatan perusahaan Aktivitas ini terdiri dari pengamanan fisik terhadap akses fisik secara langsung, dan akses tidak langsung. Pengendalian ini terutama berhubungan dengan alat-alat dan aturan pengamanan atas aktiva, catatan-catatan, dokumen-dokumen dan program komputer atau file. Misalkan adanya lemari besi anti api, gudang berkunci, atau pengamanan diluar perusahaan mencakup akses masuk. 2. Pengamanan yang memadai terhadap akses atas aktiva dan catatan akuntansi Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data atau informasi perusahaan. Misalkan adanya pembatasan akses masuk ke gudang hanya pada orang-orang yang diberi wewenang oleh perusahaan, diberinya alarm pada setiap akses masuk gudang, pengawasan ini dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya risiko pencurian. 3. Melakukan backup Melakukan backup berarti memindahkan atau menyalin kumpulan informasi data yang tersimpan di dalam hardsik komputer yang biasanya dilakukan dari satu perangkat atau lokasi ke perangkat atau lokasi lain. Backup ini sangat berguna sebagai pengendalian perusahaan apabila data fisik perusahaan hilang. 4. Otorisasi atas arsip data dan akses ke program komputer Setiap dokumen atau data yang akan diarsip harus mendapatkan otorisasi dari pihak yang memiliki kewenangan memberikan otorisasi, dan untuk akses ke program komputer, catatan-catatan komputer, file data, dan program harus dibatasi hanya pada petugas yang ditunjuk perusahaan. Penggunaan password, kunci dan badge identitas adalah cara-cara yang biasa digunakan untuk mengontrol akses. d. Review kinerja Review atas kinerja mencakup review dan analisis yang dilakukan oleh manajemen atas Mulyadi 2002:194 : 1. Laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantum dalam akun buku pembantu 2. Kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran, prakiraan, atau jumlah tahun yang lalu. 3. Hubungan antara serangkaian data keuangan dengan data non keuangan Manajemen menggunakan review semacam ini terutama untuk menilai kinerja, namun manajemen dapat menggunakannya juga untuk tujuan lain seperti yang dilakukan auditor dengan prosedur review analitis dalam perencanaan audit. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan membandingkan data menurut laporan dengan harapan manajemen sendiri, maka manajemen akan dapat mendeteksi bagian mana yang memiliki risiko tinggi. e. Pemonitoran Pemonitoran adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian intern serta operasinya berjalan. Hal ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diwujudkan melalui beberapa prosedur terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan. Para auditor internal perusahaan dapat mengawasi aktivitas entitas dalam bentuk prosedur yang terpisah. Mereka mengumpulkan bukti kecukupan pengendalian melalui pengujian pengendalian, kemudian memberitahukan kekuatan dan kelemahan pengendalian pada pihak manajemen. Menurut James Hall 2007 dan COSO Framework 2013, Pemonitoran terdiri dari : 1 Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi pelatihan terhadap karyawan, memonitor kinerja karyawan, mengkoreksi kesalahan yang mereka lakukan, serta mengamankan harta dengan mengawasi karyawan yang memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai. 2 Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi : a Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen, dan terhadap aturan atau regulasi yang berlaku. b Evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen. Menurut Mulyadi 1993 : 519 pengendalian intern yang baik mengharuskan setiap pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan untuk pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan imprest system. Pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin diterimanya pembayaran tersebut oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan dilibatkannya pihak ketiga untuk ikut serta mengawasi pengeluaran kas perusahaan. Unsur pengendalian intern dalam pengeluaran kas dengan cek dirancang dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan unsur praktik yang sehat.

C. Efektivitas Pengendalian Intern

Pengujian pengendalian adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat efektivitas pengendalian intern perusahaan guna mencapai tujuan tertentu yang telah diterapkan perusahaan. Tujuan dari pengujian pengendalian ini adalah untuk memberi keyakinan bahwa prosedur pengendalian intern sudah dilakukan sebagaimana mestinya. Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern, dapat dilakukan dengan dua macam pengujian Mulyadi, 2002 : 198 : 1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern Pengujian terhadap ada tidaknya kepatuhan pelaksanaan pengendalian intern, dapat dilakukan dengan dua macam pengujian : a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu. Auditor dapat memilih transaksi tertentu dan kemudian melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian intern dalam pelaksanaan transaksi tersebut, sejak transaksi tersebut dimulai sampai dengan selesai. b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat. Dalam hal tertentu, auditor melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan suatu transaksi sejak awal sampai selesai, melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan akuntansi. 2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern dengan Attribute Sampling. Penelitian ini menggunakan Attribute Sampling untuk melakukan pengujian kepatuhan. Pengujian Attribute Sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern. Menurut Jusup 2001:401 pengujian kepatuhan dengan attribute sampling adalah sebagai berikut : Berdasarkan pemahaman tentang struktu pengendalian intern, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Atribut adalah karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi untuk setiap pengendalian yang diperlukan guna mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi 2002 attribute sampling terdiri dari tiga model, yaitu : a Fixed-Sample-Size Attribute Sampling Model ini digunakan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan kesalahan. Prosedur pengambilan sampel ini adalah: 1 Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern. 2 Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. 3 Penentuan besarnya sampel. 4 Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. 5 Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas unsur pengendalian intern. 6 Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel. b Stop-Or-Go Sampling Model ini sering disebut juga decision attribute sampling. Model ini dapat mencegah dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi yang sangat kecil. Dalam stop-or-go sampling ini, jika auditor tidak menemukan adanya penyimpanganmenemukan jumlah penyimpangannya tertentu yang telah ditetapkan, maka dapat menghentikan sampelnya. Prosedur pengambilan sampel dalam menggunakan stop-or-go-sampling adalah: 1 Menentukan desired upper precision limit DUPL dan tingkat keandalan R. Auditor disarankan untuk memilih tingkat keandalan 90, 95, dan 97,5. 2 Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus diambil. 3 Membuat tabel stop-or-go decision 4 Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel Jika AUPL Achieved Upper Precision Limit = DUPL Desire Upper Precision Limit, maka pengendalian intern dikatakan efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan empat kali dan hasilnya AUPL DUPL maka pengendalian intern dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini peneliti dapat menggunakan model fixed-sample-size attribute sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan. c Discovery Sampling Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah mendekati nol. Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain. Prosedur pengambilan sampel model ini adalah: 1 Tentukan attribute yang akan diperiksa 2 Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya. 3 Tentukan tingkat keandalan 4 Tentukan desired upper precision limit 5 Tentukan besarnya sampel 6 Periksa attribute sample 7 Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Pengendalian intern pengeluaran kas sangatlah penting, mengingat kas merupakan aktiva lancar yang sangat menarik dan mudah diselewengkan oleh para pejabat dan karyawan perusahaan, yang penggunaannya seringkali tidak sesuai dengan tujuan dan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga menimbulkan penyalahgunaan atas kas tersebut. Oleh karena itu, kas harus diawasi dengan benar demi meyakinkan bahwa saldo kas dalam neraca sesuai dengan kas yang sesungguhnya dimiliki perusahaan. Mengingat pentingnya kedudukan kas tersebut, maka manajemen membutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat mengamankan aktivitas kas. Di PT Penerbit dan Percetakan akan tercipta pengendalian intern yang baik apabila manajemen telah merencanakan dan menyusun tata cara untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari pengendalian itu akan tercapai apabila semua sistem, prosedur, dan kebijakan yang telah ditetapkan berkitan dengan unsur pengendalian intern benar- benar efektif. Pengendalian intern yang baik pada kas umumnya dicapai melalui pemisahan tugas dan pemisahan wewenang sehingga seseorang tidak dapat melaksanakan suatu transaksi pada kas yang lengkap dari awal sampai akhir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI