kelompok sering terjadi tukar-menukar pengalaman, kerja sama, tolong- menolong, tenggang rasa antar sesama anggota kelompok sebaya.
Terjadinya antipati dalam kelompok disebabkan oleh adanya ketidak cocokan antara individu sehingga tenjadi pertentangan dan percecokan
antar anggota sehingga kohesivitas dalam sebuah kelompok sebaya tidak bersidat netral maka perlu mengubah nilai-nilai kelompok agar kohesivitas
kelompok menuju ke arah yang tepat.
B. PerilakuBKonsumtif 1. DefinisiB
Perilaku konsumtid merupakan tindakan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan maksimal Tambunan, 2001. Engel dalam Mangkunegara, 2002 mengemukakan bahwa perilaku konsumtid dapat
didedinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakanB barang-barang jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Fromm 199. menyatakan bahwa keinginan masyarakat dalam era kehidupan yang modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah
kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Perilaku konsumtid seringkali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang
20
untuk memperoleh kesenangan atau kebahagiaan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersidat semu.
Pendapat di atas berarti bahwa perilaku membeli yang berlebihan tidak lagi mencerminkan usaha manusia untuk memandaatkan uang secara
ekonomis namun perilaku konsumtid dijadikan sebagai suatu sarana untuk menghadirkan diri dengan cara yang kurang tepat. Perilaku tersebut
menggambarkan sesuatu yang tidak rasional dan bersidat kompulsid sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan inedisiensi biaya.
Sedangkan secara psikologis menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman Tambunan, 2001.
Konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan
kesenangan. Keinginan tersebut seringkali mendorong seseorang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat
dari pembelian produk oleh konsumen yang bukan lagi untuk memenuhi
kebutuhan semata tetapi juga keinginan untukBmeniru orang lain yaituBagar
mereka tidak berbeda dengan anggota kelompoknya atau bahkan untuk menjaga gengsi agar tidak ketinggalan jaman. Tambunan, 2001.
Keputusan pembelian yang didominasi oleh daktor emosi menyebabkan timbulnya perilaku konsumtid. Hal ini dapat dibuktikan
dalam perilaku konsumtid yaitu perilaku membeli sesuatu yang belum
21
tentu menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama dan menimbulkan pemborosan Mangkunegara 2002.
Remaja dalam masa peralihan dari masa kanak-kanak dengan suasana hidup penuh ketergantungan pada orang tua menuju masa dewasa
yang bebas, mandiri dan matang. Termasuk bagaimana individu menampilkan diri secara disik, hal ini agar sesuai dengan komunitas
mereka. Atau bisa juga dengan pengaruh iklan, karena akan timbul keinginan untuk berbelanja seperti halnya iklan yang ditayangkan di
televisi. Keinginan ini mendorong remaja untuk cenderung berperilaku konsumtid. Tambunan, 2001.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku konsumtid adalah tindakan guna mendapatkan, menggunakan dan
mengambil keputusan dalam memilih sesuatu barang yang belum menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama hanya karena ingin
mengikuti mode, mencoba produk baru, bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial dengan dominasi daktor emosi sehingga menimbulkan
perilaku konsumtid. Tambunan, 2001.
2. Aspek-aspekBPerilakuBKonsumtifB
Perilaku konsumtid menjelaskan tindakan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan dedinisi di atas, maka
22
terdapat aspek-aspek kecenderungan berperilaku konsumtid yaitu : Tambunan, 2001
a. Impulsid, yaitu menunjukkan bahwa sikap konsumtid terjadi semata- mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tibakeinginan sesaat.
Dilakukan tanpa terlebih dahulu membuat perencanaan dan pertimbangan, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian, serta
biasanya bersidat emosional. b. Pemborosan, yaitu salah satu indikator yang paling menonjol di aspek
ini adalah berlebih-lebihan, selain itu aspek ini menjabarkan sikap konsumtid sebagai perilaku membeli yang menghambur-hamburkan
banyak dana. c. Mencari kesenangan Pleasure seeking, yaitu suatu perilaku membeli
apa yang dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan. d. Mencari kepuasan Satisfaction seeking, yaitu memperlihatkan bahwa
sikap konsumtid didasari pada keinginan untuk selalu lebih dari yang lain, selalu ada ketidakpuasan dan usaha untuk memperoleh
pengakuan, serta biasanya diikuti oleh rasa bersaing yang tinggi.
3. Faktor-faktorByangBmempengaruhiBperilakuBkonsumtifB
Faktor-daktor yang mempengaruhi perilaku konsumen seseorang ditentukan oleh : Tambunan, 2001
23
a. Faktor kebudayaan Peranan setiap anggota keluarga dalam membeli berbeda-beda
menurut barang yang dibelinya. Pertumbuhan setiap anak di dalam lingkungan masyarakat akan mempelajari nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan intitusi penting lainnya. Manusia dengan kemampuan
akal budaya telah mengembangkan berbagai macam sistem perilaku demi keperluan hidupnya Kotler, 2000.
b. Faktor kelas sosial Kelas sosial berpengaruh dalam kecenderungan perilaku konsumtid
seseorang yang ditunjukkan melalui pemilihan produk dan merek tertentu seperti pakaian, peralatan rumah tangga, kegiatan di waktu
senggang dan mobil. Kelas sosial dapat ditunjukkan dengan gaya hidup seseorang yang menampilkan pola perilaku seseorang dan
interaksinya di dunia Lina Rosyid, 1997. c. Faktor kelompok rederensi
Kelompok acuan groups reference berdungsi berbagai titik banding baik langsung maupun tidak langsung yang membentuk sikap atau
perilaku konsumtid seseorang. Perilaku konsumsi yang berlebihan sangat ditentukan oleh sikap mudah terpengaruh oleh kelompok
rederensi. Remaja sebagai konsumen yang masih dalam masa transisi
24
mempunyai karakteristik mudah dipengaruhi oleh kelompok sebaya dan kelompok rederensinya Loudon Bitta, 1984.
d. Kohesivitas kelompok Remja yang bergabung dalam kelompok karena bagi masing-masing
anggota dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu seperti pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis rasa
aman, cinta, dapat meningkatkan ketahanan yang adaptid dan kebutuhan akan indormasi Forsyth dalam Collins Raven, 1964.
e. Faktor kepribadian Kepribadian yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku membeli
seseorang. Remaja yang sedang mengalami perkembangan kepribadian memasuki tahap pencarian identitas diri, dimana harapan
dan peran teman berpengaruh pada setiap keputusannya. Konsep diri yang dimiliki remaja juga turut membantu dalam usaha pencarian
identitas diri. Dasar pemikiran konsep diri adalah apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas “kita
adalah apa yang kita punya” Mahendra, 2002. d.
Faktor motivasi Motid dorongan merupakan suatu kebutuhan yang dirangsang untuk
membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya. Seseorang pertama kali mencoba memenuhi kebutuhan yang paling pengting dan
ketika kebutuhan terpenuhi maka tidak akan menjadi motivator namun
2.
akan mencoba memenuhi kebutuhan terpenting selanjutnya Kotler Amstrong, 2001.
g. Faktor proses belajar dan keyakinan Pembelajaran menggambarkan perubahan perilaku individu yang
muncul karena pengalaman. Proses belajar berlangsung melalui drive dorongan, stimuli rangsangan, clues petunjuk, responses
tanggapan, dan reinforcement
penguatan yang saling mempengaruhi.
B C. HubunganBAntaraBKohesivitasBKlikBDenganBPerilakuBKonsumtif
Hurlock 1991 menyatakan salah satu ciri masa remaja adalah masa yang tidak realistik, karena umumnya remaja memandang kehidupan sesuai
dengan sudut pandangnya sendiri. Pandangan remaja tersebut berbeda dengan pandangan orang lain bahkan mungkin tidak sesuai dengan kenyataan.
Dengan demikian, sebagian besar remaja menghabiskan lebih banyak waktunya bersama kelompok sebaya khususnya dengan sebuah kelompok
kecil klik yang merupakan teman-teman terdekat mereka dari pada berkumpul bersama orang tua, saudara kandung atau agen sosialisasi yang
lainnya karena mempunyai pandangan dan aktivitas yang sam, tempat bagi remaja untuk menemukan tim kerja kelompok yang cocok, mengembangkan
rasa komitmen dan kesetiaan untuk saling berbagi dalam mencapai tujuan dan belajar tentang banyak hal seperti organisasi sosial
Tambunan, 2001.
26
Hubungan pertemanan antara remaja yang tergabung dalam klik dapat saling memberikan kontribusi dan pada akhinya muncul untuk meningkatkan
identitas diri kelompok tersebut. Sekelompok remaja tersebut akan berusaha mempopulerkan diri mereka agar dipandang sebagai kelompok remaja yang
paling menonjol diantara teman sebayanya. Demi meningkatkan kualitas hubungan diantara remaja dalam sebuah klik maka remaja tersebut berusaha
untuk mengubah berbagai penampilan diri secara bersama-sama sesuai dengan situasi kondisi serta kebutuhan karena hal tersebut dapat
meningkatkan popularitas kelompok remaja bahkan mereka memandang atribut yang superdisial sangat penting bila dibandingkan dengan substansi.
Perubahan perilaku remaja sebagai usaha untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok sebaya, merupakan tuntutan kebutuhan kelompok
teman sebaya terhadap anggotanya bahkan pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada remaja anggota
kelompok tersebut. Kohesevitas klik mempengaruhi berbagai aspek kehidupan remaja khususnya dalam berperilaku konsumtid. Kekuatan
personal yang terdapat dalam kelompok sebaya terdiri atas keinginan untuk melibatkan diri dalam memenuhi kebutuhan yaitu seperti berpakaian seperti
teman-teman dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggotanya Santrock, 2002.
Menurut Hurlock 1999, karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka
27
pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku terkadang lebih besar daripada pengaruh keluarga. Kebanyakan
remaja berharap menjadi anggota kelompok klik yang memiliki komitmen demi kepentingan kelompok agar dengan tujuan agar dikenal oleh teman
sebaya dilingkungannya. Setiap anggota klik mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama
dan menjadikan kebutuhan sebagai identitas kelompoknya. Dalam mengikuti perkembangan tersebut, anggota kelompok remaja sering mencari berbagai
indormasi mengenai produk yang menjadi tujuan bersama. Klik merupakan salah satu media dalam memberikan indormasi bagi remaja-remaja
dilingkungannya. Semakin sering para anggota klik menikmati kegiatan berbelanja bersama dengan teman-temannya maka semakin sering pula
mereka melakukan kegiatan berbelanja. Salah satu cara yang dilakukan oleh kelompok sebaya adalah
mengkoleksi berbagai kebutuhan seperti membeli berbagai barang akan dilakukan demi kelangsungan identitas diri kelompoknya bahkan akan
menjadi sebuah kewajiban bagi mereka dalam mengkoleksi barang-barang yang sebenarnya tidak penting untuk dikonsumsi, akan tetapi para remaja
tersebut tetap melakukan apa yang menurut mereka benar. Kecenderungan klik remaja dalam berperilaku konsumtid dapat mempengaruhi pola
pemikirannya dalam bergaul dilingkungan sekitar. Hal demikian dapat terjadi karena kelompok klik yang dibentuk oleh para remaja tersebut dapat
28
membentuk sebuah karakter diri yang kuat karena adanya ikatan batin diantara mereka, sehingga dalam setiap gerak langkahnya para remaja yang
tergabung dalam kelompok klik secara otomatis akan saling mendukung satu dengan yang lain.
Perilaku konsumtid adalah tindakan remaja sebagai konsumen dalam mendapatkan, menggunakan, dan mengambil keputusan dalam memilih
sesuatu barang yang belum menjadi kebutuhannya serta bukan menjadi prioritas utama, hanya karena ingin mengikuti mode, mencoba produk baru,
bahkan hanya untuk memperoleh pengakuan sosial dengan dominasi daktor emosi sehingga menimbulkan perilaku konsumtid. Perilaku konsumtid
merupakan suatu denomena yang banyak melanda kehidupan masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan.
Fenomena ini menarik untuk diteliti mengingat perilaku konsumtid juga banyak melanda kehidupan remaja kota-kota besar yang sebenarnya
belum memiliki kemampuan dinansial untuk memenuhi kebutuhannya. Remaja memang sering dijadikan target pemasaran berbagai produk industri,
antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesidik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya mendorong munculnya berbagai gejala dalam
perilaku membeli yang tidak wajar. Remaja yang tergabung dalam klik menganggap perilaku konsumtid
dilakukan karena memang dibutuhkan seperti mengikuti arus mode, mencoba produk baru, memperoleh pengakuan sosial dan sebagainya. Remaja banyak
29
dijadikan target pemasaran berbagai produk industri, karena karakteristik remaja yang cenderung labil dan mudah dipengaruhi sehingga mendorong
munculnya berbagai gejala perilaku konsumsi yang tidak wajar Zebua dan Nurdjayadi, 2001.
Perilaku konsumtid dikalangan remaja dapat menjadi ajang pemborosan biaya jika didasarkan pada daktor-daktor di atas, karena selain
remaja masih dalam pengawasan orang tua mereka juga mendapat sumber dana masih dari orang tua. Dengan kata lain remaja belum memiliki
penghasilan sendiri dan melakukan pembelian secara berlebihan dari uang yang diberikan Tambunan, 2001.
Remaja cenderung menilai rekannya berdasarkan barang bermerk yang dikenakannya dan remaja membutuhkan pertimbangan teman dalam
memutuskan barang yang akan dibeli. Remaja dengan sidat-sidatnya tersebut merupakan sasaran pasar yang harus diperhatikan antara lain remaja bisa
dipandang sebagai konsumen langsung, karena sejumlah uang yang dapat membeli kebutuhan sehari-hari. Pernyataan tersebut menandakan bahwa
remaja mempunyai kecenderungan perilaku konsumtid seperti yang dikemukakan Kartono 1990 bahwa pada masa remaja menjadi besarlah
minat terhadap penampilan dirinya. Lingkungan dalam kelompok sebaya sangat berpengaruh dalam
berperilaku konsumtid. Karena pada masa remaja penampilan secara disik seperti bentuk tubuh, cara berbusana dan kesenangan erat kaitannya dengan
30
kesan penilaian orang lain. Dalam membelanjakan uangnya kadangkala remaja dinilai kurang edisien, karena pembelian barang yang dilakukan oleh
remaja bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata, tetapi karena keinginan untuk meniru orang lain, mencoba produk baru atau memperoleh
pengakuan sosial. Produk-produk yang dipandang sebagai lambang atau simbol status dikalangan remaja sangat mempengaruhi kebutuhan dan
perilaku hidup mereka. Sebagai bagian dari masyarakat yang orientasinya tinggi, remaja
semakin sadar akan produk-produk baru dan bermerk. Remaja akan cenderung meniru model-model baru dan hal ini diperkuat dengan maraknya
majalah remaja, iklan dan media lain yang langsung maupun tidak langsung mengeksploitasi gaya hidup mewah dan mencolok. Tanpa disadari hal
tersebut mendorong seseorang untuk membeli dan membeli terus sehingga menyebabkan remaja semakin terjerat dalam pola hidup yang konsumtid.
D.BBHipotesis
Berdasarkan uraian teori diatas dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini terdapat hubungan yang positid antara kohesivitas klik dengan
perilaku konsumtid pada mahasiswa di Jogja.
31
B BABBIII
METODEBPENELITIAN
A. JenisBPenelitian