Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

8

2. Kerangka Teori

Kerangka teori menurut Koentjaraningrat 1976: 1 berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari bentuk abstrak ke dalam bentuk yang nyata. Dalam penelitian suatu kebudayaan mesyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini, untuk memahami istilah homeless, perlu memahami konsepsi kemiskinan. Kemiskinan merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan atau mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat. Secara sosiologis sebab-sebab timbulnya masalah ini adalah karena salah satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi Soekanto, 2009: 320. Di Jepang, pandangan masyarakat mengenai kemiskinan, khususnya masalah homeless masih dangkal. Maka dari itu penulis menggunakan teori sosiologi, kesejahteraan sosial dan konsep homeless untuk meneliti tentang masalah Homeless. Selain itu untuk menjelaskan latar belakang terjadinya Homeless, penulis akan menggunakan teori historis. Menurut Soekanto dalam Upe 2010: 39 menyatakan bahwa sosiologi sosial adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan- perubahan sosial dan masalah sosial. Universitas Sumatera Utara 9 Kesejahteraan sosial menurut Segal dan Brzuzy dalam Suud 2006: 5 menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejaahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat. Sedangkan menurut Wickeden dalam Suud 2006: 8 mengatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah suatu sistem peraturan, program-program, kebaikan-kebaikan, pelayanan-pelayanan yang memperkuat atau menjamin penyediaan pertolongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang diakui sebagai dasar bagi penduduk dan keteraturan sosial. Teori ini berhubungan dengan sistem kesejahteraan sosial bagi para homeless di Jepang yaitu perlindungan hidup kepada masyarakat Jepang. Ada beberapa konsep atau definisi Homeless menurut ahli, yaitu menurut Iwata 1995: 55, homeless umumnya diartikan sebagai “furousha” atau orang-orang yang tinggal di tempat-tempat umum seperti taman, bantaran sungai, di pinggir jalan dan stasiun. Pada tahun 2002, pemerintah Jepang melalui Departemen Kesejahteraan, Kesehatan, dan Buruh, menetapkan definisi Homeless sebagai berikut dalam Sitorus 2008: 28: ,都 園 ,河川 , 路 ,駅舎 , ,施設 ,故 ,起居 ,場所 い ,非常生活 Universitas Sumatera Utara 10 い ,営 い ,者 ホーム ス ,自立 ,支援 ,関 ,特別措置法 Artinya, orang-orang yang hidup dalam kondisi darurat atau memprihatinkan yang tinggal di taman-taman kota, bantaran sungai, jalanan, sekitar stasiun dan tempat-tempat umum lainnya. Aturan tindakan khusus menyangkut bantuan untuk membuat para homeless bisa hidup mandiri. Konsep homeless ini berhubungan dengan bagaimana yang dikatakan homeless sesungguhnya yang akan di jelaskan dalam definisi homeless. Penulis juga menggunakan pendekatan historis , yaitu kajian logik terhadap peristiwa-peristiwa setelah peristiwa itu terjadi. Menurut Abdulgani 2014: id.m.wikipedia.orgwikisejarah ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan. Penulis menggunakan pendekatan ini untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi munculnya homeless di Jepang. Jadi penulis menggunakan teori sosiologis, kesejahteraan sosial, konsep homeless serta teori historis untuk mejawab hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya homeless dan dampak yang ditimbulkan oleh homeless terhadap sosial masyarakat Universitas Sumatera Utara 11 Jepang, karena masalah homeless adalah salah satu bentuk masalah kesejahteraan dan kemiskinan yang terjadi di masyarakat.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian