13
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP HOMELESS
2.1 Definisi Homeless
Istilah homuresu berasal dari bahasa Inggris, yaitu homeless, yang artinya tidak memiliki rumah, atau tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Sedangkan
dalam bahasa Indonesia kita lebih mengenal dengan istilah tunawisma. Pada masa sebelum perang dan sesaat setelah perang, istilah homuresu belum
dipakai oleh masyarakat Jepang. Saat itu istilah yang sering digunakan untuk menyebut kaum homeless adalah furosha 浮 浪 者 . Furosha sendiri berarti
gelandangan atau tunawisma, tetapi sebenarnya secara tidak langsung memiliki makna
„kehilangan keluarga dan relasi sosial‟.
Pada masa sebelum perang definisi homeless di kemukakan oleh Yokoyama dan diterjemahkan oleh Gill 2001: 15 sebagai berikut:
To poor people who cannot afford a house, a single tatami mat in a flop house is a short of home.
Universitas Sumatera Utara
14
Artinya adalah, bahwa homeless di Jepang adalah orang-orang yang tidak mampu memiliki rumah sehingga menggelar satu tikar tatami sebagai
gantinya. Sementara itu, pada zaman Tokugawa istilah yang digunakan untuk menyebut
homeless adalah yadonashi 宿無 , dan mushuku 無宿 yang secara harfiah kedua
istilah tersebut memiliki arti „tidak memiliki rumah tempat tinggal‟.
Namun, saat ini masyarakat Jepang lebih sering menggunakan istilah serapan homuresu untuk menyebut homeless.
Istilah homeresu mulai dipublikasikan ke dalam media-media Jepang pada awal tahun 1990-an oleh dua perusahaan media terbesar di Jepang, yaitu Yomiuri dan
Asahi Groups. Istilah homuresu telah menjadi suatu isu sosial yang sedang hangat diperbincangkan karena Jepang sedang mengalami stagnasi ekonomi. Pada tahun
1960 sampai awal tahun 1990, keberadaan para homeless di Jepang tidak tampak ke permukaan dan cenderung diabaikan eksistensinya. Akan tetapi, setelah tahun 1990
keberadaan homeless telah tampak nyata terlihat dalam masyarakat Jepang. Oleh sebab itu, untuk memberikan konotasi yang berbeda, media-media di Jepang mulai
menggunakan istilah homuresu Sitorus, 2008: 26. Selain menggunakan istilah homuresu, ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh masyarakat Jepang untuk
menyebut kaum homeless, yaitu rojouseikatsusha 路 生活者 dan nojukusha 野宿
者. Rojouseikatsusha 路 生活者 adalah sebutan yang biasanya dipakai oleh
Universitas Sumatera Utara
15
orang-orang Tokyo, sedangkan nojukusha 野宿者 adalah sebutan yang dipakai oleh orang-orang Osaka Sitorus, 2008: 27.
Untuk lebih mengetahui pengertian homeless itu sendiri, berikut beberapa definisi homeless menurut ahli.
Menurut Kagita dalam Stephanie 2010: 20 yang dimaksud dengan homeless yaitu, orang-orang yang hidup dalam kondisi darurat yang tidur dengan menggelar tikar di
taman, jalanan, stasiun, bantaran sungai, atau di tempat umum yang terbuka. Selain itu, menurut sarjana kesejahteraan bernama Iwata Masami dalam Sitorus 2008,
28, mendefinisikan homeless sebagai berikut: Homelessness as a condition of extreme poverty characterized by lack of
“conventional, regular housing”.
Artinya, suatu kondisi kemiskinan ekstrim yang dicirikan dengan ketidaklaziman tempat tinggal dan tidak mempunyai tempat tinggal tetap.
Dan menurut sekelompok penganjur perumahan untuk para homuresu dalam Hasegawa 2006: 147 mendefinisikan homeless sebagai berikut:
“those are without stable housing and living in places which cannot be called housing
” Nihon Jutaku Kaigi 1987
Artinya, suatu kondisi orang-orang yang tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap dan tinggal di tempat yang tidak layak disebut rumah. Konferensi
Kediaman Penduduk Jepang tahun 1987
Universitas Sumatera Utara
16
Pada tahun 2002, pemerintah Jepang melalui Departemen Kesejahteraan, Kesehatan, dan Buruh, menetapkan definisi Homeless sebagai berikut dalam Sitorus 2008: 28:
,都 園
,河川 ,
路 ,駅舎
, ,施設
,故 ,起居
,場所
い
,非常生活
い
,営 い
,者 ホーム
ス ,自立
,支援 ,関
,特別措置法 Artinya, orang-orang yang hidup dalam kondisi darurat atau memprihatinkan
yang tinggal di taman-taman kota, bantaran sungai, jalanan, sekitar stasiun dan tempat-tempat umum lainnya. Aturan tindakan khusus menyangkut
bantuan untuk membuat para homeless bisa hidup mandiri Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang disebut
homeless jika mereka tidak memiliki tempat tinggal yang tetap dan juga layak disebut rumah.
Definisi homeless berbeda-beda di tiap-tiap negara, masing- masing tergantung pada bahasa bahkan kebudayaannya. Tetapi, definisi-definisi tersebut
sesungguhnya memiliki konsep yang sama. Perlu adanya variasi konsep homeless karena untuk mengenal proses-proses yang menghubungkan kondisi homeless secara
historis dan pengaruh serta kaitannya terhadap yang lain, baik dalam aspek sosial maupun ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
17
2.2 Latar Belakang Terjadinya Homeless