Tujuan Kegiatan Periklanan Strategi Kreatif Pesan Iklan

sesuatu dari iklan yang dibacanya, ditonton dan didengarnya hal tersebut yang menjadikan periklanan memiliki fungsi pendidikan. Selain itu iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk tertentu, pelayanan jasa maupun kebutuhan serta memperluas ide yang mendatangkan keuntungan financial, tentunya hal ini pula yang menyebabkan dalam periklanan mencangkup fungsi ekonomi. Sifat manusia yang ingin terus maju dan menjadi lebih baik dalam iklan juga memiliki fungsi sosial yang membantu menggerakan sesuatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia. Jika fungsi periklanan ditinjau dari segi komunikator dan komunikan terdiri dari menambah frekuensi penggunaanya, menambah frekuensi penggantian benda yang sama, menambah volume pembelian dari barang atau jasa yang dianjurkan, menambah dan memperluas musim penggunaan barang atau jasa.

2.1.1.3. Tujuan Kegiatan Periklanan

Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut sasarannya. Menurut Kotler, 2002:659, mengatakan bahwasannya iklan itu untuk membujuk, menginformasikan, atau mengingatkan. Periklanan informatve biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk. Tujuannya adalah membentuk permintaan pertama. Periklanan persuasive penting dilakukan pada tahap kompetitif tujuannya adalah membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. Beberapa periklanan persuasive telah beralih ke jenis periklanan perbandingan Comparative Advertising, yang berusaha untuk membentuk keunggulan suatu merek melalui perbandingan atribut spesifik dengan satu atau beberapa merek lain di jenis produk yang sama. Iklan pengingat sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan ini adalah iklan penguat Reinforcement Advertising, yang bertujuan meyakinkan pembeli.

2.1.1.4. Strategi Kreatif Pesan Iklan

Strategi kreatif pesan iklan diuraikan oleh Durianto, Sugiarto, Widjaja dan Supratikno 2003:25-30 dengan menjawab pertanyaan “How to Say?”, yaitu: 1. Directed Creativity Ada 14 teknik visual untuk membuat naskah iklan yang dramatis: a. Spokes Person Suatu teknik dimana seseorang langsung berhadapan dengan kamera yang menampilkan pandangan atau pendapatnya tentang suatu produk kepada pemirsa televisi. b. Testimonial Teknik ini menggunakan artis untuk memberikan kesaksiannya setelah menggunakan suatu produk. c. Demonstrasi Periklanan yang memakai teknik ini menggambarkan dengan jelas bagaimana suatu produk bekerja. d. Close-ups Teknik ini membuat gambar menjadi lebih hidup. Contohnya adalah foto-foto gambar makanan yang ada di restoran-restoran, menggambarkan kelezatan makanan yang ada dalam foto tersebut, sehingga terlihat lebih indah dan lebih menyentuh jika dibandingkan dengan aslinya. e. Story line Iklan yang menggunakan teknik ini dibuat dalam bentuk cerita yang pendek untuk menggambarkan merek yang di iklankan. f. Direct Product Comparison Teknik ini langsung membandingkan merek suatu produk dengan merek pesaingnya. Di Indonesia, teknik ini tidak bisa dibandingkan langsung antara dua merek yang sedang bertarung di pasaran. Biasanya, pemasar menyiasatinya dengan membuat perbandingan tidak langsung, seperti dengan menutup merek dari pesaing yang akan dibandingkan. g. Humor Banyak iklan yang menggunakan teknik humor karena biasanya lebih diingat oleh konsumen. h. Slice of Life Iklan dengan teknik ini menggambarkan penggalan kehidupan sehari- hari yang dimulai dengan adanya masalah, pemecahan masalah, dan diakhiri dengan happy ending. i. Customer Interview Iklan dengan teknik ini berisi wawancara langsung dengan konsumen yang telah mengkonsumsi produk yang telah di iklankan. Biasanya konsumen akan menceritakan pengalaman dan pendapatnya tentang produk tersebut. j. Vignettesa and Situations Dalam iklan dengan teknik ini digambarkan seseorang yang sedang menikmati suatu produk diiringi dengan iringan musik. k. Animation Iklan yang menggunakan teknik animasi biasanya ditujukan kepada konsumen anak-anak. l. Stop Motion Jika teknik story line berisi sebuah cerita pendek, maka stop motion berisi rangkaian cerita bersambung. m. Rotoscope Teknik ini menggabungkan animasi dengan gambar nyata. n. Combination Gabungan dari teknik-teknik diatas. 2. Brand Name Exposure Brand name exposure terdiri dari individual brand name dan company brand name. Brand name exposure dianggap penting karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness. Bila terlalu mementingkan kreativitas iklan dan mengabaikan brand name exposure maka akan mengalami kegagalan karena konsumen hanya mengingat kreativitas iklannya misal, slogannya saja tanpa mengingat mereknya. 3. Positive Uniquness Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif. Jangan sampai setelah melihat iklan, konsumen justru memiliki asosiasi yang salah atau bahkan melenceng. Pertama-tama iklan harus efektif, kemudian kreatif, karena akan sia-sia bila iklan dibuat sekreatif mungkin namun tidak efektif mencapai konsumen sasarannya. 4. Selectivity Berkaitan dengan: a. Message sources, yaitu pembawa pesan product endorser yang terbagi menjadi: expertise ahli, trustworthness dipercaya, dan likability disukai. Karakter product endorser harus disesuaikan dengan jenis produk yang akan diiklankan. b. Message structure Yang perlu diperhatikan, antara lain: 1. Conclusion maksudnya: apakah perusahaan yang akan membuat kesimpulan sendiri atau menyerahkan langsung kepada konsumen untuk menarik kesimpulan. 2. Argumentation , maksudnya: menjelaskan argumen yang mendukung pesan perusahaan. Umumnya, jenis iklan argumentasi hanya one side, artinya mendukung dengan argumentasi yang baik. Tetapi, ada juga yang mendukung dengan two side, artinya mendukung sisi yang baik. 3. Climax , maksudnya: apakah suatu iklan akan menampilkan klimaks di depan atau di akhir iklan. Pada umumnya, iklan yang banyak dibuat memunculkan klimaks di akhir. c. Message content Isi pesan dalam iklan biasanya terdiri dari: 1. Rational, untuk industry goods. 2. Emotional, untuk consumer goods. 3. Moral, untuk iklan layanan masyarakat.

2.1.2 Periklanan sebagai Bentuk Komunikasi Massa