3. Alat uji hepatoprotektif
Alat yang digunakan untuk uji hepatoprotektif adalah beaker glass, labu ukur, gelas ukur, batang pengaduk, dan tabung reaksi, timbangan analitik, spuit
injeksi per oral dan intraperitonial, pipa kapiler, microlab 200 Merck, vortex Genie Wilten
,dan centifuge centurium scientific.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanamanMacaranga tanarius L. Müll. Arg.
Determinasi dilakukan dengan mencocokkan ciri-ciri tanaman Macaranga tanarius
L. Müll. Arg.di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada buku acuan determinasi.
2. Pengumpulan bahan uji
Bahan uji yang digunakan adalah daun Macaranga tanariusL. Müll. Arg.yang terdapat di sekitar Paingan, Yogyakartayang masih segar dan tidak
busuk pada bulan Februari 2015. 3.
Pembuatan serbuk daun Macaranga tanarius L. Müll. Arg.
Daun Macaranga tanarius L. Müll. Arg.dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian diangin-anginkan. Setelah itu daun dikeringkan dalam oven
pada suhu 30°C selama 3 hari. Setelah daun benar-benar kering, daun dipisahkan dari tulang daun dan dihaluskan, kemudian diayak dengan ayakan nomor 50.
4. Penetapan kadar air pada serbuk kering daun Macaranga tanarius L.
Müll. Arg.
Penetapan kadar air bertujuan mengetahui kadar air dalam serbuk agar memenuhi persyaratan serbuk yang baik yaitu kurang dari 10 Dirjen POM,
1995.Serbuk kering daun Macaranga tanariusL. Müll. Arg.yang sudah diayak, dimasukkan ke dalam alat moisture balance sebanyak ± 5 g kemudian diratakan.
Bobot serbuk kering daun tersebut ditetapkan sebagai bobot sebelum pemanasan bobot A, setelah itu dipanaskan pada suhu 110°C selama 15 menit. Serbuk
kering daun Macaranga tanariusL. Müll. Arg.yang sudah dipanaskan ditimbang kembali dan dihitung sebagai bobot setelah pemanasan bobot B. Kemudian
dilakukan perhitungan terhadap selisih bobot A terhadap bobot B yang merupakan kadar air serbuk daun Macaranga tanariusL. Müll. Arg.
5. Pembuatan ekstrak metanol-air serbuk daun Macaranga tanarius L.
Müll. Arg.
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi mekanis. Sebanyak 40 g serbuk daun Macaranga tanarius L. Müll. Arg.dimaserasi dalam campuran 100
mL pelarut metanol dan 100 mL air pada suhu kamar selama 24 jam dengan kecepatan 140 rpm. Setelah didapatkan hasil maserasi, difiltrasi menggunakan
corong Buchner yang dilapisi dengan kertas saring. Filtrat tersebut akan dilakukan pemisahan cairan penyari menggunakan rotary vaccum evaporator. Sisa serbuk
diremaserasi menggunakan campuran 100 mL metanol dan 100 mL air kemudian dilakukan penyaringan kembali. Remaserasi dilakukan beberapa kali sampai
warna filtrat menjadi bening. Semua filtrat dimasukkan ke dalam cawan porselen
yang telah ditimbang sebelumnya. Setelah itu dimasukkan ke dalam oven bersuhu 45
C selama 24 jam hingga didapatkan ekstrak dengan bobot tetap. Rendemen ekstrak merupakan selisih berat cawan berisi ekstrak kental
dan berat cawan kosong. Rata-rata rendemen dihitung dari 6 replikasi rendemen ekstrak. Persentase rendemen ekstrak daun Macaranga tanariusL. Müll.
Arg.merupakan banyaknya ekstrak kental yang didapatkan dari 1 kg serbuk daun Macaranga tanarius
L. Müll. Arg.
6. Pembuatan FHEMM