1. Kontrol  negatif
Pada  penelitian  ini  digunakan  kontrol  negatif  berupa  CMC-Na  1 dengan  dosis  2  mLKgBB.  Kontrol  negatif  merupakan  kontrol  pelarut  FHEMM
untuk  memastikan  bahwa  CMC-Na  1  sebagai  pelarut  FHEMM  tidak  memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar ALT dan AST pada jam ke-24 sesuai waktu
pencuplikan darah tikus. Hasil  pengukuran  kadar  ALT  tabel  V  kontrol  negatif  pada  jam  ke-24
yaitu 55,3 ± 2,0 mgdL. Sementara, hasil pengukuran kadar AST tabel V jam ke- 24 pada kontrol negatif sebesar 144,0  ± 2,9 mgdL.
Berdasarkan  Su,  Chen,  Jiang,  Wang,  Wang,  Zhang,  et  al  2012 disebutkan bahwa CMC-Na 1 tidak memiliki pengaruh terhadap kadar ALT dan
AST.  Jadi,  dapat  disimpulkan  bahwa  CMC-Na  1  yang  digunakan  pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap penurunan kadar ALT dan AST.
2. Kontrol hepatotoksin
Tujuan  dari  kontrol  hepatotoksin  adalah  untuk  mengetahui  pengaruh induksikarbon  tetraklorida  2  mLkgBB  terhadap  sel  hati  tikus  yang  ditunjukkan
dengan peningkatan kadar ALT dan AST. Uji ini dilakukan dengan memejankan karbon tetraklorida 2 mLkgBB pada tikus secara intraperitonial, kemudian pada
jam ke-6 diambil darahnya untuk diukur kadar ALT dan AST. Hasil  dari  pengukuran  ini  terlihat  pada  tabel  V  dan  VI,  yaitu  terjadi
peningkatan kadar ALT pada perlakuan kontrol hepatotoksin hingga 156,1 ± 7,7 mgdL,  yang  memberikan  perbedaan  bermakna  p
≤
0,05  terhadap  kelompok kontrol  negatif  CMC  55,3  ±  2,0  mgdL.  Sementara,  pada  hasil  pengukuran
kadarAST  tabel  V  dan  VII  pada  perlakuan  kontrol  hepatotoksin,  terjadi peningkatan  sebesar  674,3  ±  5,5  mgdL.  Hasil  ini  memberikan  perbedaan
bermakna p
≤
0,05 terhadap kontrol negatif CMC 144,0  ± 2,9 mgdL. Jadi, dari hasil yang didapatkan, kadar ALT meningkat 3 kali dan kadar AST meningkat 4
kali setelah pemberian karbon tetraklorida 2 mLkgBB. Berdasarkan  Thapa  dan  Walia  2007  disebutkan  bahwa  peningkatan
kadarALT dan AST sebesar 3 kali normal kontrol negatif menunjukkan adanya kerusakan  akut  pada  organ  hati.  Salah  satu  kerusakan  hati  yang  ditandai  dengan
kenaikan  kadarALT  dan  AST  sebesar  3  kali  dari  normal  yaitu  perlemakan  hati. Jadi,  hasil  dari  penelitian  yang  didapatkan  telah  sesuai  dengan  teori.  Dengan
adanya  kenaikan  rata-rata  kadar  ALT  dan  AST  menegaskan  bahwa  karbon tetraklorida 2 mLkgBB memiliki efek hepatotoksikpada tikus betina.
3. Kontrol perlakuan FHEMM dosis 137,14 mgKgBB