Pidato Sjahrir di sidang Dewan Keamanan PBB

dan berunding dengan yang di anggap tokoh lainnya sebagai musuh, tidak mengutamakan cara-cara angkat senjata seperti yang di inginkan tokoh revolusioner lainnya, seperti Tan Malaka dan Jendral Soedirman. Salah satu langkah yang di anggap kontroversial adalah perundingan Linggarjati. Sjahrir yang mewakili Indonesia dalam perundingan tersebut di anggap sebagai sikap lemah terhadap Belanda dan merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi berkurang. Namun, sebenarnya perjanjian linggarjati merupakan batu loncatan bagi Republik untuk menuju kemerdekaan penuh dengan memainkan strategi diplomasi yang tidak memakan korban jiwa, dan sambil menyusun strategi selanjutnya. Hal ini tidak dimengerti oleh pejuang lainnya yang ingin merdeka 100 persen dengan angkat senjata, inilah mengapa Sjahrir dengan pandangannya yang visioner tidak mudah dimengerti oleh tokoh pejuang kemerdekaan lainnya.

3.3.2 Pidato Sjahrir di sidang Dewan Keamanan PBB

Belanda yang tidak puas dengan hasil perundingan linggarjati, kemudian melancarkan agresi militernya dengan menyerang dan menguasai kota-kota penting Indonesia, posisi Indonesia semakin terjepit dan Belanda telah menguasai hampir separuh Jawa, dan Ibukota Republik yang saat itu berada di Jogjakarta mulai terancam diduduki oleh Belanda. Sjahrir yang baru saja mengundurkan diri dari Perdana Menteri, kemudian segera bertindak atas pelanggaran yang dilakukan Belanda terhadap perjanjian yang mereka sepakati sebelumnya. Presiden Soekarno pun segera menunjuk Sjahrir menjadi duta besar keliling dengan mengeluarkan surat penunjukkan atas dirinya. Dengan segera Sjahrir menembus blokade yang dilakukan oleh Belanda, ia pertama pergi ke India untuk menemui sahabat lamanya Jawalharlal Nehru untuk menggalang dukungan di dunia Internasional, Nehru pun menyambut antusias dan memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan Indonesia. Pada 30 Juli 1947, India dan Australia resmi mengajukan surat permintaan agar kaasus Indonesia dibahas dalam sidang Dewan Universitas Sumatera Utara Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan permintaan itu kemudian diterima melalui voting anggota dewan keamanan pada 12 Agustus 1947, meskipun mendapat tentangan dari Belanda dan negara-negara kolonialis lainnya, seperti Inggris dan Prancis. Pada 14 Agustus 1947 sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun digelar di Lake Succes, New York, Amerika Serikat. Ia bercerita tentang kejayaan Indonesia seribu tahun yang silam dalam bentuk kerajaan majapahit. Dan karena kedatangan Belanda selama tiga ratus tahun lebih, bangsa kami mengalami kemunduran total, akibat penjajahan dan kolonialisme. Dalam pidatonya, Sjahrir juga menolak anggapan Belanda yang mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Jepang. Sjahrir pun meminta kepada PBB untuk menjadi penengah dalam konflik Indonesia-Belanda dan juga meminta agar PBB mengeluarkan keputusan yang dapat membuat pasukan Belanda mundur dari daerah Republik Indonesia dalam agresi yang dilancarkan oleh Belanda. Dalam pidatonya di Lake Succes, Sjahrir mendapat perlawanan dari delegasi Belanda yang juga menteri luar negeri Belanda, yaitu E.N Van Kleffens yang menyerang para pemimpin Republik Indonesia sebagai orang-orang yang tak beradab dan mengatakan bahwa Indonesia adalah identik dengan sebuah mikropon radio. Van Kleffens mengatakan pernyataan yang provokatif :“… mana yang anda percaya? Mereka atau orang-orang beradab seperti kami?” Pidato Sjahrir yang menanggapi santai pernyataan provokatif dari diplomat senior Belanda: …Saya yakin anggota dewan dapat menilai apakah tuduhan Belanda tersebut benar atau salah. Namun ada satu fakta yang hendak saya tekankan, bahwa pihak belanda tidak membantah semua fakta yang terungkap pada pernyataan terakhir saya, dimana Belanda mengingkari Perjanjian Linggarjati. Ketimbang membantah pernyataan saya, pihak Belanda justru mengajukan tuduhan yang tidak terbukti.. 66 Berkat pasal 17 Persetujuan Linggarjati yang mengatur soal arbitrase, masalah Indonesia menjadi masalah Internasional. Setelah pidato Sjahrir yang menggetarkan 66 Tempo, Op cit, hal. 55 Universitas Sumatera Utara tersebut, mulailah dukungan mengalir dari dunia Internasional terhadap masalah yang dihadapi oleh Indonesia, dukungan datang dari Negara sahabat seperti, India, Australia, Filipina dan Suriah, tetapi juga dari Negara lain yaitu Rusia dan Polandia. Dan kemudian Dewan Keamanan PBB menerima resolusi tentang pembentukan Komisi Jasa Baik dengan tiga Negara anggota, yaitu dibentuknya Komisi Tiga Negara yang beranggotakan Australia, Belgia dan Amerika Serikat sebagai mediator dalam konflik Indonesia dengan Belanda. Dengan nama resminya Security Council Committee of Good Offices on the Indonesian Question. 3.4. Pemikirannya tentang Sosialisme Setibanya di negeri Belanda, dia langsung menghubungi pengurus Amsterdamsche Sociaal Democratische Studenten Club. Rupanya Sjahrir merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang mencari hubungan dengan perkumpulan mahasiswa sosialis tersebut. Perkumpulan Mahasiswa Sosialis adalah suatu organisasi yang bebas dan bukan bagian dari SDAP Sociaal Democratische Arbeiders Partij atau dikenal juga sebagai partai buruh, namun perkumpulan mahasiswa ini banyak berhubungan dengan sayap kiri SDAP. SDAP sebagai partai sosial democrat menentang kolonialisme dan menghendaki Indonesia merdeka dengan jalan evolusi. Sebaliknya, perkumpulan mahasiswa sosialis yang berhalaun kiri dalam diskusinya tentang kolonialisme berdasarkan ideologi marxisme menentang segala bentuk reformisme. Mahasiswa sosialis menentang pandangan yang samar-samar, sentimental, dan etis yang umum ada dalam kalangan sosial democrat Belanda di belakang kedok sosialisme religious. Dalam diskusi bersama yang diadakan antara mahasiswa Indonesia dan Belanda, pandangan mahasiswa ini jelas berani, jantan dan tentu merupakan pandangan yang ilmiah, yaitu ajaran historis, dialektis dan materialisme. Dalam diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa tersebut, mereka sependapat bahwa Hindia Belanda harus merdeka secepat mengkin sekarang juga. Universitas Sumatera Utara Semboyannya adalah Indonesia harus lepas dari Belanda dan merdeka sekarang juga. Mahasiswa-mahasiswa ini sangat banyak berbicara tentang sosialisme, tetapi hanya sedikit yang berusaha mempelajarinya lebih dalam. Namun Sjahrir tidak hanya berbicara tentang sosialisme, ia mempelajari teori sosialisme seperti buku-buku Hilferding dan Rosa Luxemburgo mengenai imperialisme, selain itu ia juga menenggelamkan dirinya dalam polemik-polemik tentang teori sosialisme oleh Karl Kautsky, Otto Bauer, dan Hendrik de Man. Sebagai mahasiswa Sjahrir sesuai dengan semangat mudanya yang ingin merangkul seluruh kemanusiaan, terutama rakyat jelata ataupun kaum buruh. Oleh sebab itu, ia secara spiritual menenggelamkan dirinya dalam ploretariat. Sjahrir berpendangan bahwa kehidupan sosialisme yang sesungguhnya dapat ditemukan pada kelas pekerja. Pengertian kelas pekerja dan solidaritas dengan mereka hanya dapat diperoleh dengan turut dalam kehidupan mereka. Dalam usaha Sjahrir mempelajari dan menghayati sosialisme, ia berkelana baik dalam teori maupun dalam kehidupan realita sehari-hari jauh ke kiri sampai kepada kaum anarkis. Kaum anarkis adalah kaum yang membebaskan diri dari segala kaum kapitalis, manghindarkan bekerja dalam sistem kapitalisme serta mempertahankan hidupnya dengan membagi segala-galanya atas asas sama rata sama rasa. Dimana Sjahrir cepat menemukan dirinya sendiri, menemukan keseimbangan dalam pandangannya tanpa mengalami banyak cidera dan noda dari pengalaman hidupnya dikalangan kaum anarkis. Dalam usahanya menyelami sosialisme dan gerakan sosialis, ia menceburkan dirinya dalam gerakan Sarekat buruh dan bekerja pada Sekretariat Federasi Buruh Transportasi Internasional International Transport Workers Federation yang pada waktu itu memainkan peranan internasional yang penting. Sjahrir dengan serius mempelajari dan mendalami marxisme, kemudian setelah ia menilai langsung ajaran marxisme dengan realita yang terjadi di kalangan buruh, ia menyadari bahwa marxisme tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat eropa khusunya kaum buruh. Kaum buruh tidak lagi berperan Universitas Sumatera Utara sebagai kelas revolusioner dan tidak mengalami proses pemiskinan. Kapitalisme tidaklah runtuh sebagaimana yang diramalkan oleh Karl Marx, sebaliknya kapitaalisme mampu merangkul buruh. Perjuangan kelas yang merupakan inti dari ajaran marx, tidak lagi relevan dengan perkembangan masyarakat eropa, sosialisme tidak perlu dicapai dengan jalan revolusi, melainkan dapat dicapai dengan cara evolusi yaitu dengan cara demokrasi. Terhadap pemikiran Marxis, Sjahrir menolak bahwa individu tidak penting dan hanya menjadi unsur dan nomor dalam perjuangan kelas. Terhadap bolsyevisme Lenin yang kemudian dipraktekan oleh Stalin, dia mengecam keras adanya partai tunggal dan politburo dengan kekuasaan tak terbatas. Dia tidak percaya bahwa partai komunis hanyalah peralihan sementara sebelum tercapai pemerintahan oleh kaum proletar dan bahwa pengorbanan manusia dalam perjuangan itu harus diterima sebagai necessary evil yang tak terhindarkan. Dengan sinis dia bertanya: “bagaimana mungkin adanya partai tunggal yang dibenarkan oleh negara dan adanya politbiro yang demikian totaliter masih sejalan dengan teori Lenin tentang menghilangnya negara atau the withering away of the state, ketika proletar sudah sanggup memerintah dirinya sendiri?” 67 Stalin dan Stalinisme harus diturunkan derajatnya, supaya partai komunis Rusia dapat melanjutkan kekuasaannya di Uni Soviet dan begitu pula pengaruhnya atas semua kaum komunis dunia. Jadi tidaklah perlu disangsikan bahwa Stalinisme akan benar-benar dilenyapkan, akan tetapi pasti pula, bahwa hal ini berlaku bukanlah karena pemimpin-pemimpin Uni soviet sekarang ada lebih liberal atau berkemanusiaan menurut ukuran dunia yang tidak komunis, melainkan hal ini berlaku atas dorongan keperluan pemerintahan dan kekuasaan, atas hitungan untung dan rugi, atas hitungan expediency untuk melanjutkan kekuasaan dan pemerintahan komunis di Uni Soviet dan di dunia. Bukanlah oleh perubahan jiwa dan ideologi.. Pandangan politik Sjahrir Perihal Stalinisme tahun 1956 : 68 Terhadap golongan komunis Sjahrir menolak penggunaan kekerasan dan menolak penggunaan istilah diktator proletariat, yaitu bahwa diktator proletariat berarti diktator yang dijalankan oleh partai tunggal yaitu partai komunis yang berhak memaksakan seluruh ketaatan rakyat. pemikiran ini tentu saja sangat ditentang oleh Sjahrir yang tidak setuju 67 Sutan Sjahrir, Sosialisme Indonesia, pembangunan: kumpulan karangan. Jakarta, Leppenas, 1982, hal. 77 68 Rosihan Anwar, Perjalanan Terachir Pahlawan Nasional Sutan Sjahrir, Jakarta, Pembangunan, 1966, hal. 70 Universitas Sumatera Utara dengan penggunaan kekerasan untuk mencapai kekuasaan, menurut Sjahrir tujuan politik adalah membebaskan rakyat dari belenggu segala jenis penindasan dan totalitarianism, untuk memberikan rakyat kebebasan dan kemandirian sebagai manusia seutuhnya. Ucapan Sjahrir perihal orang komunis tahun 1950 : Orang komunis kalau ia benar komunis adalah suatu jenis manusia yang oleh karena sifat-sifatnya tertarik pada ajaran perjuangan kelas yang tidak kenal damai ialah ajaran Marx-Engels. Oleh karena itu mereka beranggapan dan berlaku sebagai seteru 100 persen daripada semua manusia yang bukan komunis. Sebab menurut ajaran, pandangan dan keyakinan komunis seperti itu, maka semua orang yang bukan komunis hanyalah ada didunia untuk dilawan dan ditundukkan atau diperkudakan dalam perjalanan kaum komunis menuju kekuasaan 69 Penggunaan kekerasan oleh politbiro partai komunis Uni Soviet, yang menindas semua lawan politiknya, sekali pun tidak semua lawan politiknya itu dapat dikelompokkan ke dalam golongan kapitalis. 70 Kaum sosial kerakyatan di Asia menyadari bahwa mereka mempunyai ketidaksabaran revolusioner yang sama dengan kaum komunis, tetapi mereka melihat dengan sangat jelas bahwa kaum komunis telah menempuh suatu jalan yang salah. Dituntun oleh ajaran-ajaran Lenin dan Stalin mengenai perjuangan kelas dan kesusilaan kelas, mereka menghancurkan dalam diri mereka sendiri, jiwa serta semangat sosialisme, yaitu kemampuan untuk menghargai kemanusiaan dan martabat manusia. Untuk itu penggabungan konsep sosialisme konsep demokrasi merupakan suatu keharusan, karena sosialisme menekankan perjuangan politik yang bersifat kerakyatan, sementara demokrasi menolak semua bentuk politik yang totaliter, serta menjamin kemandirian dan kebebasan setiap orang. Menurut Sjahrir penggunaan cara-cara kekerasan oleh kaum komunis untuk mencapai kekuasaan kaum proletar adalah penindasan diganti dengan penindasan lainnya, yang menjadikan rakyat hanya sebagai objek kekuasaan oleh kaum totaliter, rakyat tidak mempunyai kebebasan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang seutuhnya. Dalam pidatonya di depan kongres Sosialis Asia II di Bombay pada 6 November 1956 Sjahrir berkata : 71 69 Ibid, hal.69 70 Sutan Sjahrir, Opcit, hal. 44 71 Rosihan anwar, Opcit, hal. 71 Universitas Sumatera Utara Sjahrir membedakan Sosialisme-nya atau yang disebutnya dengan sosialisme kerakyatan dengan sosialisme yang di anut oleh Hitler yang terlalu mengagungkan kepentingan nasional yang menjadikan alasan untuk menginvasi suatu Negara atau menyerang Negara lain dan menganggap Negara mereka lah yang paling hebat, yang paling kuat, jika ada Negara lain yang juga mengaku hebat maka akan di serang oleh penganut ultranasionalis ini. Menurut Sjahrir sosialisme adalah mereka yang menghargai kemerdekaan bangsa lain, bebas dari tekanan dari pihak manapun, bukan malah berperang dengan Negara lain dengan mengatasnamakan sosialisme nasional, dan mereka dengan sekehendak hati membantai bangsa lain hanya untuk menunjukkaan bahwa mereka adalah bangsa yang paling kuat di muka bumi. Sjahrir adalah seorang yang paling membenci yang berazaskan sosialisme namun melakukan tindakan yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan, yang menghalalkan cara-cara kekerasan Moskow dengan kominform-nya. Sjahrir juga sangat menentang kebijakan Moskow terhadap lawan-lawan politiknya maupun terhadap siapa saja yang mengahalangi akan di anggap sebagai musuh dan harus di perangi dengan cara apapun karena di anggap sebagai penentang persamaan kelas yang di agungkan oleh sosialisme marxis dan di anggap sebagai pedoman kehidupan oleh Moskow dalam hal ini yang dijalankan oleh kominform sebagai organisasi komunis Internasional. Mereka menganggap semua yang menentang dan tidak tunduki terhadap kebijakan mereka adalah musuh dan harus segera dimusnahkan dengan cara-cara yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu Sjahrir sangat bertentangan dengan kaum komunis nasional yang tunduk dibawah kominform yang berpusat di moskow, antara lain dia selalu bertentangan dengan tokoh-tokoh komunis seperti Tan Malaka, Moeso, Amir Sjarifudin dan kebanyakan tokoh komunis lainnya, dan pada akhirnya dia juga bertentangan dengan Soekarno yang perlahan mulai dipengaruhi oleh PKI. Pandangannya ini terungkap dalam pandangan politiknya pada 1952, yaitu pandangannya tentang sosialisme yang bertentangan dengan dengan Kominformisme : Universitas Sumatera Utara Mungkin tampaknya sebutan kerakyatan setelah perkataan sosialisme seolah ulangan pengertian saja. Akan tetapi hal ini dianggap perlu, oleh karena perkataan sosilaisme kerapkali dipergunakan orang dalam makna yang lain. Kaum Hitler menamakan dirinya sosialisme-nasional. Tiada suatu aliran yang lebih bertentangan dengan sosialisme yang kita maksudkan daripada ajaran serta gerakan Hitler itu. Ia musuh sosialisme kita benar-benar. Akan tetapi kita bukan saja membedakan diri dari sosialisme ala Hitler itu, kita juga membedakan diri dari sosialisme seperti di ajarkan oleh Moskow atau Kominform. Tidak saja Kominform ini berbeda dengan kitaboleh karena lain penghargaannya terhadap pribadi orang seorang yang dipandangnya hanya sebagai suatu bagian abstrak daripada faham golongan, kelas atau kollektivitas. Atau memandangnya hanya sebagai tenaga bekerja, faktor penghasilan semata-mata. Melainkan ia berbeda dengan kita dalam jiwanya, mentalitasnya. Ia tidak saja dalam teori, akan tetapi juga dalam praktek memungkiri adanya persatuan serta persamaan kemanusiaan. Ia mengenal solidaritas kelas dalam teori, akan tetapi dalam praktek hanya mengikhtiarkan disiplin partai. Dalam praktek ia memandang dan memperlakukan semua orang yang tidak tunduk pada disiplin partai sebagai musuh, yang boleh diperlakukan dengan tidak mengindahkan kesusilaan. Terhadap pada kenyataan kominformisme dalam praktek ini sebenarnya segala teori revolusioernya, yang pun dapat dikupas dan di tentang itu, merupakan hal sekunder. Semangat dan jiwa kominformisme ini berentangan sama sekali dengan sosialisme yang berdasarkan kerakyatan seperti yang kita maksudkan. 72 Sosialisme tak hanya berarti masyarakat yang baru dengan dasar ekonomis yang baru, ia juga merupakan suatu kebudayaan serta kehidupan baru. Kemajuan ekonomi dan sosial hanya berharga jika ia menambah kebahagiaan kemanusiaan. Sosialisme mesti juga dapat memenuhi keperluan kejiwaan. Dalam banyak esainya, terutama dalam buku “Sosialisme Indonesia Pembangunan, Sjahrir mengkritik berbagai hal dengan argumentasi yang kuat. Ia menyerang komunisme yang dilihatnya sebagai penghianatan terhadap sosialisme karena mengabaikan sisi kemanusiaan yang menjadi hak utama bagi setiap manusia. Menurut Sjahrir, sosialisme yang seharusnya diperjuangkan adalah sosialisme yang memerdekakan manusia dari segala jenis penindasan dengan cara-cara yang menghargai kemanusiaan tersebut, bukan dengan membebaskan dari penindasan kemudian melakukan penindasan yang baru terhadapnya. Para penentangnya, menyebut Sjahrir dengan sebutan “sosialis kanan”, karena ia sangat tidak setuju dengan kebijakan komunis dengan cara kekerasannya. Seperti dari dasar-dasar dan pandangan politiknya tahun 1952 mengenai sosialisme pembina peradaban baru: 73 Sosialisme buat Sjahrir adalah kendaraan untuk mencapai kebebasan dan kemandirian rakyat, baik secara ekonomi maupun hak untuk mendapat penghidupan yang layak dan manusiawi dalam takaran kemanusiaan yang sebenarnya, dimana seorang manusia harus bebas tidak boleh tertindas oleh manusia lainnya apalagi kekuatan politik yang menindas. Sosialisme yang dimaksud adalah sosialisme kerakyatan yang menghargai 72 Ibid, hal. 70 73 Ibid, hal. 72 Universitas Sumatera Utara kebebasan manusia untuk menentukan nasibnya sendiri dan Negara yang menyediakan suasana yang kondusif bagi terciptanya kemaslahatan untuk rakyatnya. Dalam hal menciptakan kemaslahatan bagi rakyat banyak adalah dengan jalan ekonomi yang adil bagi setiapa orang. Ekonomi tidak boleh dikuasai atau di monopoli oleh sekelompok orang saja, yang dapat mempengaruhi kehidupan seseoarang, karena jika ekonomi dikuasai oleh hanya satu dua kelompok, maka cara-carayang curang dan tidak adil yang akan terjadi. Ekonomi harus disusun secara bersama dan di awasi dengan ketat oleh pemerintah, yang bertujuan untuk mencapai pendapatan yang rata bagi seluruh rakyat, dan tidak ada pengusaan alat produksi oleh sekelompok pihak yang mencari keuntungan semata. Hal ini selain bertujuan untuk pemerataan penadapatan, juga sebagai peningkatan proses produksi yang harus ditingkatkan untuk mencapai kesejahteraan umum, sebagai tindak lanjut dari ekonomi sosialisme yang berlandaskan kerakyatan tanpa monopoli kekuasaan. Produksi harus di tingkatkan dan penguasaan sumber daya alam untuk kepentingan rakyat banyak. Sjahrir menginginkan praktek-praktek kotor ekonomi harus disingkirkan dari perekonomian nasional dan mengutamakan kepentingan bersama dalam setiap aktivitas ekonomi yang berlandaskan kerakyatan. Seperti dalam dasar-dasar dan pandangan politik PSI tahun 1952 tentang tujuan ekonomi dari Sosialisme Kerakyatan: Sosialisme di Asia, terutama dinegeri kita, menghadapi tugas menambah alat-alat penghasilan dengan usaha bersama. Tujuan ekonomi sosialis adalah jaminan kehidupan untuk tiap penduduk, mengusahakan supaya tiada pengangguran, bertambahnya produksi serta supaya pembagian pendapatan serta harta lebih merata. Untuk mencapai tujuan itu produksi harus direncanakan sesuai dengan kepentingan rakyat seluruhnya. Hal ini bertentangan dengan berpusatnya kekuasaan ekonomi dalam tangan satu dua orang. Ia harus dilakukan dengan pengawasan secara kerakyatan. Sosialisme bertentangan benar dengan kapitalisme yang bersifat monopoli serta bertentangan dengan tiap planning yang bersifat totaliter. Sebab dengan planning totaliter tiada jaminan pengawasan rakyat atas produksi dan tiada pula jaminan bahwa hasilnya dibagi secara yang patut dan adil. Di Indonesia tugas yang terutama daripada planning secara sosialis adalah meninggikan tingkat produksi, menghilangkan cara-cara produksi yang tiada pada tempatnya lagi sebab kuno serta tidak rasionil dan efficient, memajukan tehnik produksi dalam segala lapangan penghasilan, menggunakan berbagai sumber kekayaan alam yang masih belum dikerjakan di Indonesia dengan cara yang rasionil. 74 Menurut Sjahrir, Sosialisme kerakyatan merupakan sosialisme yang berbeda dengan sosialis yang dijalankan oleh Stalin maupun Lenin, dan juga terhadap pengaruh kominform 74 Ibid, Universitas Sumatera Utara Moskow yang menhalalkan jalan-jalan kekerasan dengan pendekatan menuntut perjuangan kelas yang adil terhadap kapitalisme dan imperialisme eropa, namun mereka lupa terhadap penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi di banding dengan nilai perjuangan kelas yang akan di capai. Perjuangan kelas yang dilakukan dengan melanggar nilai kemanusiaan merupakan suatu perpindahan dari penindasan satu ke penindasan lainnya. Menurutnya setiap perjuangan yang dilakukan untuk melepaskan diri dari cengkeraman hirarki yang sakit harus dilakukan dengan jalan yang menghormati perjuangan tersebut, yaitu dengan jalan-jalan yang menghargai martabat manusia, perjuangan kelas akan menjadi lebih dihargai dengan menghargai juga nilai-nilai kemanusiaan dengan menghindari cara kekerasan untuk mencapai suatu persamaan hak bagi setiap kelas. Menurut Ignas Kleden, Sjahrir menentang kekuasaan politik yang ditentukan berdasarkan susunan hirarkis dalam feodalisme maupun politburo ala Bolsyevik. Bagi Sjahrir Sosialisme Kerakyatan yang di anutnya sejalan dengan demokrasi liberal, karena adanya pengakuan terhadap kedaulatan rakyat dan terhadap martabat manusia. Namun dengan satu perbedaan, yaitu bahwa pengakuan terhadap kedaulatan rakyat dalam demokrasi sering kali masih menutup mata terhadap penghisapan satu golongan oleh golongan lainnya yang jauh lebih besar dan kuat. 75 Sosialisme kerakyatan di Indonesia adalah termasuk golongan sosialisme modern ini. Kerakyatan seperti yang dikemukakan oleh Sosialisme kerakyatan di Indonesia memanglah bertentangan dengan ajaran bahwa Sosialisme yang berniat menjadi wali atas kemanusiaan seperti yang diperlihatkan oleh kaum Stalinis dan Leninis dimuka bumi sekarang ini. Sosialisme Kerakyatan menjunjung tinggi jiwa kemanusiaan dan solidaritas kemanusiaan, meskipun pada itu ada juga dikemukakan perjuangan kelas pada kaum buruh, jika ternyata bahwa sifat-sifat kelas itu sangat nyata dan diperlukan menunjukkan pada kaum buruh untuk mempercepat timbul dan majunya kesadarannya akan kedudukan ekonominya dan dapat pula membantunya memperkuat dan menyusun diri serta perjuangan kehidupannya. Bagi kita solidaritas kelas tetap kita pandang duduknya dibawah solidaritas kemanusiaan, dan begitu pula segala perjuangan yang dinamakan perjuangan kelas itu Dalam hal ini ialah perlakuan kaum komunis seluruh dunia yang melakukan cara-cara kekerasan dan pemaksaan kehendak terhadap semua orang, dan yang tidak patuh di anggap sebagai musuh mereka yang harus dilenyapkan. Sosialisme kerakyatan di Indonesia: 75 Tempo, Opcit, hal. 67 Universitas Sumatera Utara hanya kita anggap benar, jika sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas kemanusiaan umumnya. 76 Sosialisme adalah suatu cita-cita, suatu ajaran dan suatu pandangan hidup. Akan tetapi Sosialisme adalah pula suatu gerakan untuk mengubah masyarakat hidup bersama, serta kehidupan kita umumnya. Dasar tuntutan Sosialisme sebenarnya adalah moril. Sosialisme memihak pada orang banyak yang miskin serta sengsara serta terbelakang dalam segala segi kehidupan. Sosialisme menentang penindasan, penghisapan serta kesewenangan dari satu golongan kecil yang berkuasa terhadap golongan yang terbesar. Ia berbuat begitu adalah oleh karena Sosialisme berpegang pada keyakinan bahwa pada yang miskin, sengsara dan lemah selalu akan terdapat lebih banyak kebenaran dan kebaikan daripada yang berkuasa dan kaya serta merajalela. Sosialisme berpihak pada yang banyak, yang lemah dan miskin, oleh karena kemanusiaan terdiri dari yang banyak itu. Oleh karena itu maka dasar dan jiwa Sosialisme, inti Sosialisme adalah rasa kemanusiaan dan rasa kesetiakawanan kemanusiaan. Sjahrir sebagai seorang pejuang kemerdekaan adalah juga seorang pejuang kemanusiaan, dalam setiap tulisan serta pemikirannya ia selalu menyinggung tentang nilai- nilai kemanusiaan yang harus dihormati dalam segala hal, baik itu dalam perjuangan mencapai kemerdekaan ataupun setelah merdeka, selalu menjaga kemanusiaan haruslah dikedepankan dalam setiap tindakan baik skala besar seperti negara maupun skala individu atau orang per orang. Dan untuk mencapai kemerdekaan sesungguhnya bagi kemanusiaan selain merdeka dari penjajah adalah manusia merdeka melakukan hak mereka untuk hidup dan bahagia, tanpa ditindas lagi martabatnya sebagai manusia oleh manusia lainnya. Menurutnya negara yang merdeka adalah negara yang merdeka dari penjajahan dan memerdekakan rakyatnya dari kemiskinan dan kemelaratan, sehingga rakyatnya dapat hidup sesuai dengan bahagia dan bersama-sama dengan itu menciptakan situasi yang aman tanpa adanya tekanan dari otoritas politik kepada rakyatnya. Perekonomian Negara juga harus disusun berdasarkan azas kebersamaan, azas pemerataan dan menghindari praktek-praktek ekonomi yang melakukan penghisapan terhadap rakyatnya. Perihal Sosialisme Sjahrir mengatakan : 77 Untuk mencapai kesejahteraan bersama dan tercapainya kebebasan individu tanpa ada tekanan dari suatu golongan, maka Sjahrir lebih memilih sosialisme kerakyatan untuk mencapai tujuan mulia tersebut. Karena sosialisme yang diyakininya menjadi jalan bagi tercapainya kemakmuran bersama terhadap seluruh rakyat tanpa ada satu golongan yang 76 Opcit, hal. 68 77 Ibid, Universitas Sumatera Utara menguasai dominan politik maupun ekonomi, dan demokrasi atau kerakyatan dalam bahasa Sjahrir, adalah sarana untuk mencapai kebebasan individu, bahwa setiap manusia memiliki hak politik yang sama dengan yang lainnya sehingga tidak ada lagi kelompok yang menguasai institusi politik, dalam hal ini Sjahrir menginginkan sistem multi partai untuk mengakomodir suara rakyat, dimana rakyat bebas memilih partai sesuai dengan keinginan mereka sebagai partai bebas. Pandangan Sjahrir inilah yang membua dia sering berseberangan pikiran dengan tokoh lainnya, terutama dengan tokoh partai komunis. Jikalau komunis dibawah komando Moskow itu menghormati nilai kemanusiaan dengan tidak melakukan kekerasan terhadap musuh mereka, dan tidak memaksakan partai tunggal untuk memimpin perjuangan kelas mereka, mungkin Sjahrir juga akan mendukung mereka, tapi saying peta politik Indonesia pasca kemerdekaan pengaruh orang-orang komunis sangat kuat dalam lingkaran Soekarno, sehingga Sjahrir dengan cepat tersingkir atau lebih tepatnya disingkirkan oleh orang-orang komunis yang bertentangan dengannya. Namun, sampai akhir hayatnya, Sjahrir tetap teguh dengan sosialisme kerakyatannya dan sebagai pejuang kemanusiaan yang dihormati.

3.5. Pembentukan PSI dan Akhir Perjuangan Sjahrir