7
KUHPerdata ini sebagai bentuk perjanjian mempunyai hal yang ditentukan. Mengenai syarat suatu hal tertentu ini, dalam Pasal 1335 KUHPerdata ditegaskan
bahwa suatu perjanjian tanpa sebab atau yang telah dibuat karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang, maka perjanjian tersebut tidak mempunyai kekuatan. Tetapi
menurut Pasal 1336 KUHPerdata, bahwa jika tidak dinyatakan sesuatu sebab, tetapi ada sesuatu sebab yang halal ataupun jika ada sesuatu sebab lain daripada yang
dinyatakan persetujuannya, namun demikian adalah sah. Suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengan
kesusilaan atau ketertiban umum Pasal 1337 KUHPerdata.
5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana suatu akta Notaris dapat menjadi batal oleh suatu putusan Pengadilan? 2. Bagaimana tanggung jawab Notaris terhadap akta yang menjadi batal demi hukum
oleh suatu putusan Pengadilan ? 3. Bagaimana pandangan badan peradilan khususnya Pengadilan Negeri Medan
dalam pertimbangannya dalam membatalkan akta Notaris ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
5
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
8
1. Untuk mengetahui suatu akta Notaris dapat menjadi batal oleh suatu putusan Pengadilan.
2. Untuk mengetahui tanggung jawab Notaris terhadap akta yang menjadi batal demi hukum oleh suatu putusan Pengadilan.
3. Untuk mengetahui pandangan badan peradilan khususnya Pengadilan Negeri Medan dalam membatalkan akta Notaris.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :
1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan
untuk penambahan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang hukum kenotariatan, yang dapat digunakan oleh pihak yang membutuhkan sebagai bahan kajian ilmu
pengetahuan hukum pada umumnya dan ilmu hukum bidang kenotariatan pada khususnya yaitu mengenai pembatalan akta Notaris pada Pengadilan Negeri
Medan. 2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada masyarakat, aparat pemerintah yang terkait dengan pembatalan akta Notaris, aparat penegak
hukum yang berwenang secara hukum dalam menangani masalah pembatalan akta
Universitas Sumatera Utara
9
Notaris yang terjadi secara umum di seluruh Pengadilan Negeri di Indonesia maupun secara khusus di wilayah Pengadilan Negeri Medan.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang dilakukan di perpustakaan dan tata usaha Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, khususnya pada
program studi Magister Kenotariatan bahwa penelitian dengan judul “ Analisis Yuridis terhadap Pembatalan Akta Notaris Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri
Medan ” belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini adalah asli, dan secara akademis dapat dipertanggungjawabkan.
Meskipun ada peneliti-peneliti pendahulu yang pernah melakukan penelitian mengenai masalah akta Notaris yang dibatalkan, namun secara substansi pokok
permasalahan yang dibahas berbeda dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang berkaitan dengan pembatalan akta Notaris yang pernah dilakukan adalah :
1. Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Otentik Yang Dibuat Dan Berindikasi
Perbuatan Pidana, oleh : Agustining 087011001. Permasalahan :
a Faktor apakah yang menyebabkan Notaris diperlukan kehadirannya dalam pemeriksaan perkara pidana ?
b Bagaimana tanggung jawab Notaris sebagai pejabat umum terhadap akta otentik yang dibuat dan berindikasi perbuatan pidana ?
Universitas Sumatera Utara
10
c Bagaimana fungsi
dan peranan
Majelis Pengawas
Daerah terhadap
pemanggilan Notaris pada pemeriksaan perkara pidana ? 2.
Analisis Hukum Terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, oleh : Yusnani 057011100.
Permasalahan : a Bagaimana
pertanggungjawaban Notaris
terhadap akta
otentik yang
mengandung keterangan palsu ? b Bagaimana sanksi yang diberikan kepada penghadap yang memberikan
keterangan palsu dalam akta otentik ? c Bagaimana akibat hukumnya terhadap akta otentik yang mengandung
keterangan palsu ?
F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori