Hiperkolesterolemia pada Pasien Penyakit Jantung Koroner

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Distribusi Jenis Kelamin Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010. No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-Laki 453 70,9 2 Perempuan 186 29,1 Jumlah 639 100,0

5.1.2.2 Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia

Dari tabel 5.2., diperoleh data penderita jantung koroner paling banyak dijumpai pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 231 penderita 36,1, diikuti kelompok usia 61 – 70 tahun sebanyak 198 penderita 31, kemudian kelompok usia 41 – 50 tahun sebanyak 142 penderita 22,2, kelompok usia 71 – 80 tahun sebanyak 35 penderita 5,5, kelompok usia 31 – 40 tahun sebanyak 17 penderita 2,7, kelompok usia 20 – 30 tahun sebanyak 10 penderita 1,6, dan kelompok usia 81 – 90 tahun sebanyak 6 penderita 0,9. Tabel 5.2. Distribusi Usia Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010. No. Usia Jumlah Persentase 1 20 – 30 tahun 10 1,6 2 3 4 5 6 7 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun 51 – 60 tahun 61 – 70 tahun 71 – 80 tahun 81 – 90 tahun 17 142 231 198 35 6 2,7 22,2 36,1 31,0 5,5 0,9 Jumlah 639 100,0

5.1.3 Hiperkolesterolemia pada Pasien Penyakit Jantung Koroner

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari pasien Penyakit Jantung Koroner, maka dapat dilihat distribusi frekuensi pasien penyakit jantung koroner yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengalami hiperkolesterolemia di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009 – 2010. Pada tahun 2009 terdapat 46 orang 13,5 yang mengalami hiperkolesterolemia, 64 orang 18,7 normokolesterolemia, dan 232 orang 67,8 yang kadar kolesterolnya tidak terdata dari 342 penderita Jantung Koroner. Pada tahun 2010 terdapat 57 orang 19,2 yang mengalami hiperkolesterolemia, 61 orang 20,5 normokolesterolemia, dan 179 orang 60.3 yang kadar kolesterolnya tidak terdata dari 297 penderita Jantung Koroner. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. di bawah ini : Tabel 5.3. Karakteristik kadar kolesterol dalam darah Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010. Tahun Hiperkolesterolemia Normokolesterolemia Tidak Terdata Total 2009 46 13,5 64 18,7 232 67,8 342 100 2010 57 19,2 61 20,5 179 60,3 297 100 Jumlah 103 16,1 125 19,6 411 64,3 639 100 5.1.3.1 Karakteristik Hiperkolesterolemia Menurut Jenis Kelamin pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner. Dari tabel 5.4, jenis kelamin sampel penelitian penderita jantung koroner yang disertai dengan hiperkolesterolemia yang paling banyak adalah laki-laki, dimana terdapat 64 orang 62,1 laki-laki dan 39 orang 37,9 perempuan. Tabel 5.4. Karakteristik hiperkolesterolemia menurut jenis kelamin pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Jenis Kelamin Hiperkolesterolemia Laki – laki 64 62,1 Perempuan 39 37,9 Jumlah 103 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5.1.3.2 Karakteristik Hiperkolesterolemia Menurut Usia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner. Dari tabel 5.5., diperoleh data penderita jantung koroner yang mengalami hiperkolesterolemia paling banyak dijumpai pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 37 penderita 35,9, diikuti kelompok usia 61 – 70 tahun sebanyak 33 penderita 32,1, kemudian kelompok usia 41 – 50 tahun sebanyak 22 penderita 21,4, kelompok usia 31 – 40 tahun sebanyak 5 penderita 4,9, kelompok usia 20 – 30 tahun sebanyak 2 penderita 1,9, kelompok usia 71 – 80 tahun sebanyak 2 penderita 1,9, dan kelompok usia 81 – 90 tahun sebanyak 2 penderita 1,9. Tabel 5.5. Karakteristik hiperkolesterolemia menurut usia pada pasien dengan penyakit jantung koroner. No. Usia Jumlah Persentase 1 20 – 30 tahun 2 1,9 2 3 4 5 6 7 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun 51 – 60 tahun 61 – 70 tahun 71 – 80 tahun 81 – 90 tahun 5 22 37 33 2 2 4,9 21,4 35,9 32.1 1,9 1,9 Jumlah 103 100,0 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

5.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan difokuskan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP. Haji Adam Malik, Medan Januari 2009 - Desember 2010. Salah satu penyebab terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah koroner adalah hiperkolesterolemia. Hal tersebut menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi oleh arteri koronaria. Pada penelitian ini didapatkan hasil distribusi jenis kelamin penderita jantung koroner tahun 2009 – 2010 adalah 453 orang 70,9 laki-laki dan 186 orang 29,1 perempuan. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa penyakit jantung koroner lebih banyak diderita laki – laki daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan data dari WHO yang menyatakan bahwa pasien pria lebih banyak daripada pasien wanita yang terdiagnosa dengan PJK. Hal ini disebabkan karena perempuan yang belum menopause memiliki hormon estrogen yang tinggi, dimana hormon estrogen memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung koroner, yaitu dengan meningkatkan apoprotein AI. Manuaba,Ida Bagus Gde, 2001 Hasil distribusi PJK menurut usia pada penelitian ini didapati yang terbanyak adalah rata – rata kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 231 penderita 36,1. Hasil ini berbeda dengan data dari WHO, dimana dinyatakan bahwa yang terbanyak menderita PJK adalah usia 60 tahun keatas. Hal ini mungkin terjadi akibat angka harapan hidup di Sumatera Utara lebih rendah karena kurangnya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor resiko PJK. Dalam penelitian ini juga didapatkan angka kejadian hiperkolesterolemia pada pasien PJK menurut jenis kelamin terdapat 64 orang 62,1 laki-laki dan 39 orang 37,9 perempuan. Hal ini didapatkan karena data yang diperoleh menunjukkan pasien PJK didominasi oleh laki – laki, sehingga hal tersebut mempengaruhi kejadian hiperkolesterolemia pada pasien PJK menurut jenis kelamin. Selain itu, wanita yang belum mengalami menopause memiliki hormon estrogen yang tinggi, dimana sifat estrogen sendiri terhadap profil lipid adalah menurunkan LDL dengan Universitas Sumatera Utara