Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009 - 2010
PREVALENSI HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUP H. ADAM MALIK
TAHUN 2009 – 2010
Oleh :
SORAYA PRILIA KELIAT
080100140
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
(2)
PREVALENSI HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RSUP H. ADAM MALIK
TAHUN 2009 – 2010
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
SORAYA PRILIA KELIAT
NIM : 080100140
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2011
(3)
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil Penelitian dengan Judul :
Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H.Adam Malik Tahun 2009 – 2010
Yang dipersiapkan oleh:
SORAYA PRILIA KELIAT
080100140
Laporan Hasil Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui.
Medan, 15 Desember 2011
Disetujui,
Dosen Pembimbing
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H. Adam Malik Tahun 2009 - 2010
Nama : Soraya Prilia Keliat NIM : 080100140
Pembimbing Penguji I
(
Prof. dr. Sutomo Kasiman,Sp.PD,Sp.JP(K)
) (dr. Juliandi Harahap, M.A.) NIP.19460430 197302 1 001 NIP.19700702 199802 1 001Penguji II
(dr. Lydia Imelda Laksmi, Sp.PA.) NIP.19760110 200812 2 002
Medan, 10 Januari 2012
Dekan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
(5)
NIP.19540220 198011 1 001
ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol darah diatas batas normal. Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko dari penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan mempersempitkan lumen arteri koroner dan akhirnya akan mengganggu aliran darah ke otot jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi otot jantung.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan design penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dan retrospektif di mana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan data rekam medik pasien. Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan selama periode 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2010 yang menderita penyakit jantung koroner, yaitu berjumlah 639 orang. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner di RSUP. Haji Adam Malik, Medan Januari 2009 - Desember 2010.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah angka kejadian hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner sebanyak 103 orang (16,1%), normokolesterolemia adalah sebanyak 125 orang (19,6%), dan yang tidak terdata adalah sebanyak 411 orang (64,3%).
Prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner meningkat dari tahun 2009 (13,5%) ke tahun 2010 (19,2%). Dalam hal ini diharapkan perlu dilakukan pengendalian kadar kolesterol yaitu meliputi usaha mengubah pola hidup dan medikamentosa agar tidak jatuh pada penyakit jantung koroner.
(6)
ABSTRACT
Hypercholesterolemia is an increase in blood cholesterol levels above normal limits. Hypercholesterolemia is a risk factor of coronary heart disease. Coronary Heart Disease (CHD) is a disorder in one or more coronary arteries where there is a thickening of the blood vessel wall (intima) accompanied by atherosclerosis that will clog the coronary artery lumen and eventually will disrupt the flow of blood to the heart muscle resulting in damage and impaired muscle function of the heart.
This study is a descriptive study with a design study is a cross sectional and retrospective study in which data collection will be made based on data from medical records of patients. The study population is the entire medical record data in RSUP H.Adam Malik Medan during the period January 1, 2009 through December 31, 2010 who suffer from coronary heart disease, which amounted to 639 people. Study sample was taken with a total sampling method, where the entire population sampled.
This study aims to determine the prevalence of hypercholesterolemia in patients with coronary heart disease in RSUP. Haji Adam Malik, Medan in January 2009 – December 2010.
The result of this study was the incidence of hypercholesterolemia in patients with coronary heart disease as many as 103 people (16.1%), normokolesterolemia are as many as 125 people (19.6%), and are not recorded are as many as 411 people (64.3%).
The prevalence of hypercholesterolemia in patients with coronary heart disease increasedfrom 2009 (13.5%) to 2010 (19.2%). In this case the expected necessary to control cholesterol levels which include efforts to change lifestyle and medical order not to fall in coronary heart disease.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan proposal penelitian ini, diantaranya:
1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, Prof.dr.Sutomo Kasiman,Sp.PD,Sp.JP(K), yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini.
3. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Deske Muhadi,Sp.PD yang telah menjadi dosen penasihat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Direktur SDM dan Pendidikan RSUP H.Adam Malik, dr. M. Nur Rasyid Lubis, Sp.B, FINACS yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUP H.Adam Malik.
5. Kepada Bapak dan Ibu yang bekerja di dalam rekam medis, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pengambilan data penelitian.
6. Kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Ir.Dermawan Keliat dan Ibunda Ir.Rahmawati Purba serta saudara penulis, Siska Monika Keliat,ST, Jhon Fredrick Keliat,ST, dan Sherly Fetricka Keliat yang telah senantiasa
(8)
mendukung dan memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.
7. Kepada senior dan teman – teman penulis, terutama Patria Timotius Tarigan yang dengan hati yang tulus dan iklas memberikan masukan dan membantu dalam penulisan laporan hasil penelitian ini.
Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H.Adam Malik tahun 2009 – 2010” ini. Harapan penulis semoga penelitian ini dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.
Medan, 15 Desember 2011
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan..……….………..……... i
Halaman Pengesahan... ii
Abstrak ... iii
Abstract ... iv
Kata Pengantar …………... v
Daftar Isi ………... vii
Daftar Tabel... x
Daftar Gambar... xi
Daftar Lampiran... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1 Tujuan Umum ... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….... .. 5
2.1 Pengaturan Aliran Darah Koroner ... 5
2.2 Penyakit Jantung Koroner ... 5
2.2.1 Definisi ... 5
2.2.2 Faktor Resiko ... 6
2.2.3 Patofisiologi ... 6
2.2.4 Diagnosa ... 9
(10)
2.3.1 Pembentukan Kolesterol ... 11
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Kolesterol Plasma ... 11
2.3.3 Hiperlipidemia ... 13
2.3.3 Hiperkolesterolemia ... 14
2.4 Hubungan Hiperkolesterol dengan Penyakit Jantung Koroner ... 15
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL………...…….. 17
3.1 Kerangka Konsep Penelitian……...……… 17
3.2 Variabel dan Definisi Operasional…..……… 17
BAB 4 METODE PENELITIAN……… 19
4.1 Jenis Penelitian ... 19
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20
4.5 Pengolahan dan Analisa Data ... 20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21
5.1 Hasil Penelitian ... 21
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel... 21
5.1.2.1 Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22
5.1.2.2 Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia ... 22
5.1.3 Hiperkolesterolemia pada Pasien Penyakit Jantung Koroner 23 5.1.3.1 Karakteristik Hiperkolestrolemia Menurut Jenis Kelamin pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner ... 24
5.1.3.2 Karakteristik Hiperkolesterolemia Menurut Usia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner ... 25
(11)
5.2 Pembahasan ... 26
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ... 28
6.1 Simpulan ... 28
6.2 Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ……... 30 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Kolesterol Total, Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP
ATP III 2001 mg/dl ………….………. 12
Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Penderita Jantung Koroner
Tahun 2009 – 2010 ………... 22
Tabel 5.2 Distribusi Usia Penderita Jantung Koroner
Tahun 2009 – 2010 ……… 23
Tabel 5.3 Karakteristik Kadar Kolesterol dalam Darah
Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010 ……… 24
Tabel 5.4 Karakteristik Hiperkolesterolemia MenurutJenis Kelamin pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner……….. 24
Tabel 5.5 Karakteristik Hiperkolesterolemia menurut Usia pada
(13)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Proses Aterosklerosis ... 8 Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 16
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian kepada Direktur RSUP H.Adam Malik
LAMPIRAN 2 Persetujuan Komisi Etik Tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan
LAMPIRAN 3 Surat Balasan mengenai Izin Penelitian kepada Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran – Universitas Sumatera Utara
(15)
NIP.19540220 198011 1 001
ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol darah diatas batas normal. Hiperkolesterolemia merupakan faktor resiko dari penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya aterosklerosis yang akan mempersempitkan lumen arteri koroner dan akhirnya akan mengganggu aliran darah ke otot jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi otot jantung.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan design penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dan retrospektif di mana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan data rekam medik pasien. Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan selama periode 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2010 yang menderita penyakit jantung koroner, yaitu berjumlah 639 orang. Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner di RSUP. Haji Adam Malik, Medan Januari 2009 - Desember 2010.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah angka kejadian hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner sebanyak 103 orang (16,1%), normokolesterolemia adalah sebanyak 125 orang (19,6%), dan yang tidak terdata adalah sebanyak 411 orang (64,3%).
Prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner meningkat dari tahun 2009 (13,5%) ke tahun 2010 (19,2%). Dalam hal ini diharapkan perlu dilakukan pengendalian kadar kolesterol yaitu meliputi usaha mengubah pola hidup dan medikamentosa agar tidak jatuh pada penyakit jantung koroner.
(16)
ABSTRACT
Hypercholesterolemia is an increase in blood cholesterol levels above normal limits. Hypercholesterolemia is a risk factor of coronary heart disease. Coronary Heart Disease (CHD) is a disorder in one or more coronary arteries where there is a thickening of the blood vessel wall (intima) accompanied by atherosclerosis that will clog the coronary artery lumen and eventually will disrupt the flow of blood to the heart muscle resulting in damage and impaired muscle function of the heart.
This study is a descriptive study with a design study is a cross sectional and retrospective study in which data collection will be made based on data from medical records of patients. The study population is the entire medical record data in RSUP H.Adam Malik Medan during the period January 1, 2009 through December 31, 2010 who suffer from coronary heart disease, which amounted to 639 people. Study sample was taken with a total sampling method, where the entire population sampled.
This study aims to determine the prevalence of hypercholesterolemia in patients with coronary heart disease in RSUP. Haji Adam Malik, Medan in January 2009 – December 2010.
The result of this study was the incidence of hypercholesterolemia in patients with coronary heart disease as many as 103 people (16.1%), normokolesterolemia are as many as 125 people (19.6%), and are not recorded are as many as 411 people (64.3%).
The prevalence of hypercholesterolemia in patients with coronary heart disease increasedfrom 2009 (13.5%) to 2010 (19.2%). In this case the expected necessary to control cholesterol levels which include efforts to change lifestyle and medical order not to fall in coronary heart disease.
(17)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kemajuan zaman seperti sekarang ini, yang ditandai dengan kemajuan teknologi, ternyata selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif. Kemajuan teknologi mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah masyarakat yang terkena penyakit tidak menular.
Di dunia, penyakit tidak menular telah menyumbang 3 juta kematian, pada tahun 2005 dimana 60% kematian diantaranya terjadi pada penduduk
berumur di bawah 70 tahun. Penyakit tidak menular yang cukup banyak mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian dunia adalah penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 2005, penyakit kardiovaskuler telah menyumbangkan kematian sebesar 28% dari seluruh kematian yang terjadi di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2008). Pada tahun 2002 dilaporkan angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung mencapai 220.372 (WHO, 2005).
Dari total kematian di dunia tahun 2002 pada penyakit kardiovaskuler yang mencapai 16,7 juta, kematian akibat PJK menduduki peringkat terbanyak yang menyumbang kematian, yaitu 7,2 juta dengan perincian pada masyarakat usia 15 – 59 adalah sebesar 1,332 juta, dan pada masyarakat usia 60 tahun ke atas 5,825 juta dimana jumlah pasien pria sebanyak 6% dan pasien wanita sebanyak 5,3%. (WHO, 2005).
Di Indonesia, pada tahun 2002 dilaporkan angka kematian akibat PJK sekitar 100.000 – 499.999. (WHO, 2005).
(18)
Hiperkolesterolemia adalah salah satu faktor resiko dari Penyakit Jantung Koroner. Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia menurut penelitian MONICA I (1988) sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan, mencapai 200 – 248 mg/dL atau mencapai 10,9 % dari total populasi pada tahun 2004. Penderita pada generasi muda, yakni usia 25 – 34 tahun, mencapai 9,3 %. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 %, atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki. (Bahri, 2004).
Angka kejadian hiperkolesterolemia terus meningkat setiap tahun, sehingga dapat diduga bahwa angka kejadian Penyakit Jantung Koroner pun ikut meningkat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP H.Adam Malik tahun 2009 – 2010.”
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP. Haji Adam Malik, Medan Periode Januari 2009 - Desember 2010 ?”.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP. Haji Adam Malik, Medan Januari 2009 - Desember 2010.
(19)
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui karakteristik jenis kelamin pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
2. Untuk mengetahui karakteristik usia pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
3. Untuk mengetahui karakteristik hiperkolesterol menurut jenis kelamin pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
4. Untuk mengetahui karakteristik hiperkolesterol menurut usia pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
1.4. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Dinas kesehatan yaitu mendapatkan informasi mengenai prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner, sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rencana penanggulangan dan pencegahan penyakit jantung koroner pada masyarakat sebagai wujud kepedulian dalam mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.
2. Masyarakat yaitu mendapatkan informasi tentang hiperkolesterolemia yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan.
3. Peneliti yaitu dapat mengaplikasikan ilmu dan metode penelitian tentang kesehatan masyarakat dan menambah pengetahuan peneliti mengenai hiperkolesterolemia sebagai salah satu faktor resiko pada penyakit jantung koroner serta dapat menerapkan dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik bagi diri sendiri maupun keluarga.
4. Pengembangan ilmu kesehatan khususnya ilmu epidemiologi dan sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.
(20)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaturan Aliran Darah Koroner
Aliran darah yang melalui sistem koroner diatur hampir seluruhnya oleh vasodilatasi arteriol setempat sebagai respons terhadap kebutuhan nutrisi otot jantung. Dengan demikian, bilamana kekuatan kontraksi jantung meningkat, apapun penyebabnya, kecepatan aliran darah koroner juga akan meningkat. Sebaliknya, penurunan aktivitas jantung disertai dengan penurunan aliran koroner. Pengaturan lokal aliran darah koroner ini hampir identik dengan yang terjadi di banyak jaringan tubuh lainnya, terutama otot rangka di seluruh tubuh.
Aliran darah di sistem koroner biasanya diatur hampir sebanding dengan kebutuhan oksigen otot jantung. Biasanya sekitar 70 persen oksigen di dalam darah arteri koroner dipindahkan selagi darah mengalir melalui otot jantung. Karena tidak banyak oksigen yang tersisa, maka tidak banyak lagi oksigen yang dapat ditambahkan ke otot jantung kecuali bila aliran darah koroner meningkat. Untungnya, aliran darah koroner meningkat hampir berbanding lurus dengan setiap konsumsi oksigen tambahan bagi proses metabolik di jantung. (Guyton,Arthur C., Hall,John E., 2008)
2.2 Penyakit Jantung Koroner 2.2.1. Definisi
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi oleh arteri koronaria.(Brashers,Valentina L., 2008)
(21)
2.2.2 Faktor Resiko
1. Tidak Dapat Diubah
Usia (laki – laki ≥45 tahun; perempuan ≥55 tahun atau menopause prematur tanpa terapi penggantian estrogen).
Riwayat PJK pada keluarga (Infark Miokard pada ayah atau saudara laki – laki sebelum berusia 55 tahun atau pada ibu atau saudara perempuan sebelum berusia 65 tahun). 2. Dapat Diubah
Hiperlipidemia (LDL-C); batas atas, 130 – 159 mg/dl; tinggi ≥160 mg/dl.
HDL-C rendah : <40 mg/dl.
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau pada obat antihipertensi).
Merokok sigaret
Diabetes mellitus (bergantung insulin atau tidak bergantung insulin).
Obesitas, terutama abdominal
Ketidakaktifan fisik
Hiperhomosisteinemia (≥16 µmol/L) 3. Faktor Resiko Negatif
HDL-C tinggi (Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)
2.2.3 Patofisiologi
Berkurangnya aliran darah koroner (penyebab pada >90% kasus) yang terjadi karena kombinasi aterosklerosis, vasospasme, dan thrombosis koroner. Keadaan yang kadang – kadang menyebabkan berkurangnya aliran darah koroner meliputi arteritis, emboli,
(22)
vasospasme yang ditimbulkan oleh kokain dan syok (yang menimbulkan hipotensi sistemik). (Mitchell,Richard N., et al, 2009)
Aterosklerosis adalah suatu penyakit arteri berukuran besar dan sedang akibat terbentuknya lesi lemak yang disebut plak ateromatosa pada permukaan dalam dinding arteri.
Proses aterosklerosis dimulai dengan cedera sel endotel. Cederanya sel endotel akan tersekresilah kemoatraktan monosit dan mengekspresikan molekul penginduksi adhesi permukaan sel yang akan mengikat monosit dan limfosit dan meningkatkan pengambilan makrofag ke daerah cedera. Kemudian akan terlepaslah sitokin dan merangsang inflamasi. Kemudian akan tersekresi faktor pertumbuhan yang meningkatkan migrasi dan proliferasi sel otot polos.
LDL akan teroksidasi oleh radikal oksigen, difagositosis oleh makrofag, dan kemudian dibawa ke dinding pembuluh darah (oksidasi LDL ditingkatkan oleh kenaikan LDL serum, peningkatan aktivitas lipoksigenase, dan peningkatan radikal oksigen).
Makrofag yang terisi LDL teroksidasi dinamakan sel busa. Akumulasi sel tersebut membentuk suatu lesi patologis yang dinamakan lapisan berlemak (fatty streak) yang menginduksi perubahan imunologis dan inflamasi lebih lanjut sehingga mengakibatkan kerusakan pembuluh progresif.
Leukosit dan makrofag melepaskan penjamu sitokin inflamasi dan mitogen yang selanjutnya merangsang proliferasi otot polos (Ang II, faktor pertumbuhan) dan menghambat sintesis endotel serta melepaskan vasodilator endogen, seperti oksida nitrat.
Sel otot polos bermigrasi ke daerah yang diliputi sel busa sehingga membentuk semacam topi yang dinamakan plak fibrosa (fibrous plaque). Remodeling pembuluh darah terjadi dengan kalsifikasi dan fibrosis, apoptosis dan nekrosis lesi, penebalan dinding pembuluh peri-lesi, dan penonjolan ke dalam lumen pembuluh darah.
(23)
Ketika plak berkembang, plak tersebut akan mengalami ulserasi atau ruptur karena :
1. Tekanan aliran darah mekanis.
2. Kolagenase, elastase, dan stromelisin yang dihasilkan oleh makrofag
3. Apoptosis sel pada tepi plak menyebabkan nekrosis berkelanjutan pada dinding pembuluh darah.
Jumlah deposisi kolagen dan elastin pada topi (yang dibuat oleh sel otot polos dan fibroblas) dan jumlah LDL di dalam pusatnya menentukan kestabilan dan kerentanannya terhadap ruptur. Selain itu, limfosit T menghasilkan interferon gamma yang menurunkan produksi kolagen dan melemahkan plak.
Trombosit akan beragregasi dan melekat ke permukaan plak yang rupture akibat berkurangnya antikoagulan endotel dan pajanan reseptor permukaan glikoprotein trombosit IIb/IIIa, rangkaian peristiwa koagulasi kemudian dimulai, dan trombus terbentuk di permukaan lesi yang bisa mengobstruksi lumen pembuluh darah secara lengkap. Pelepasan tromboksane A yang menyebabkan vasokonstriksi akan lebih mempersempit lumen pembuluh darah.
Hasil keseluruhannya adalah arteri yang menyempit dan rentan terhadap vasokonstriksi abnormal dan thrombosis. (Brashers,Valentina L., 2008)
(24)
Sumber :
http://medicastore.com/penyakit/137/Aterosklerosis_Atherosclerosis.html. Gambar 2.1 Proses Aterosklerosis
2.2.4 Diagnosa
1. Riwayat
Penyakit koroner sebelumnya
Riwayat keluarga penyakit jantung
Hipertensi
Merokok
(25)
Diabetes
Episode dispnea saat berolahraga atau akibat edema sebelumnya
Episode kepala pening atau sinkop 2. Gejala
Tekanan/nyeri substernum atau dada sesak dengan atau tanpa penyebaran ke leher, rahang, bahu kiri atau lengan.
Dispnea.
Mual atau muntah.
Diaphoresis.
Kepala pening atau kehilangan kesadaran.
Awitan gejala terjadi akibat olahraga, pajanan dingin, atau stress.
Nyeri berkurang dengan istirahan versus berkepanjangan dan menetap
3. Pemeriksaan
Diantara episode iskemik, pemeriksaan mungkin normal atau hanya ada bukti faktor resiko yang mendasari seperti hipertensi, manifestasi dislipidemia seperti xantelasma, arkus kornea, atau manifestasi diabetes seperti intertrigo atau neuropati. Bias terdapat tanda – tanda penyakit aterosklerosis pada arteri lain seperti dibuktikan dengan adanya bising, penurunan denyut, atau temuan neurologis. Beberapa pasien mungkin memperlihatkan tanda CHF dari serangan iskemik sebelumnya. Selama episode iskemik akut, pasien biasanya cemas, takikardia, takipnea, kemungkinan ada ronkhi paru, S3, S4, atau murmur. Bila terdapat
syok kardiogenik, maka akan terjadi hipotensi dengan perfusi jaringan yang buruk. (Brashers,Valentina L., 2008)
(26)
2.3 Kolesterol
Kolesterol terdapat dalam diet semua orang, dan dapat diabsorpsi dengan lambat dari saluran pencernaan ke dalam saluran limfe usus. Kolesterol sangat larut dalam lemak tetapi hanya sedikit larut dalam air. Kolesterol secara spesifik mampu membentuk ester dengan asam lemak. Hampir 70 persen kolesterol dalam lipoprotein plasma memang dalam bentuk ester kolesterol.
2.3.1 Pembentukan Kolesterol
Selain kolesterol yang diabsorpsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel tubuh, disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa banyak struktur membran dari seluruh sel, sebagian disusun dari zat ini.
Struktur dasar kolesterol adalah inti sterol. Inti sterol seluruhnya dibentuk dari molekul asetil-KoA. Selanjutnya, inti sterol dapat dimodifikasi dengan berbagai rantai samping untuk membentuk kolesterol, asam kolat, yang merupakan dasar dari asam empedu yang dibentuk oleh hati, dan beberapa hormon steroid penting yang disekresi oleh korteks adrenal, ovarium, dan testis.
2.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Kolesterol Plasma
1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit meningkatkan konsentrasi plasma. Akan tetapi, bila kolesterol dicernakan, peningkatan konsentrasi kolesterol menghambat enzim terpenting untuk pembentukan kolesterol endogen, 3-hidroksi-3-metilglutaril KoA reductase, sehingga tersedia suatu system kontrol umpan balik intrinsik untuk mencegah peningkatan konsentrasi kolesterol plasma yang berlebihan. Akibatnya, konsentrasi kolesterol plasma biasanya tidak berubah
(27)
naik atau turun lebih dari 15% dengan mengubah jumlah kolesterol dalam diet, walaupun respon individu sangat berbeda – beda.
2. Diet lemak yang sangat jenuh meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15 sampai 25 persen. Keadaan ini akibat peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang kemudian menyebabkan peningkatan jumlah asetil-KoA di dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Oleh karena itu, untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah, mempertahankan diet rendah lemak jenuh biasanya sama pentingnya dengan mempertahankan diet rendah kolesterol
3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh yang tinggi biasanya menekan konsentrasi kolesterol darah dari jumlah sedikit sampai sedang.
4. Kekurangan insulin atau hormon tiroid meningkatkan konsentrasi kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan konsentrasinya. Efek ini kemungkinan disebabkan terutama oleh perubahan derajat aktivitas enzim – enzim khusus yang bertanggung jawab terhadap metabolisme zat lipid.
Tabel 2.1. Klasifikasi Kolesterol Total, Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP ATP III 2001 mg/dl
Kolesterol Total <200
200 – 239
≥240
Optimal Diinginkan Tinggi Kolesterol LDL
<100 100 – 129 130 – 159
Optimal
Mendekati Optimal Diinginkan
(28)
Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI edisi IV, 2006
2.3.3 Hiperlipidemia
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relative mempunyai makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma, sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme transport dalam serum. Ikatan ini menghasilkan empat kelas utama lipoprotein :
1. Kilomikron
2. Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) 3. Lipoprotein densitas rendah (LDL)
4. Lipoprotein densitas tinggi (HDL)
Kadar relatif lipid dan protein berbeda – beda pada setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada, LDL yang paling tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL paling tinggi kadar trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada HDL
160 – 189
≥190
Tinggi
Sangat Tinggi Kolesterol HDL
<40
≥60
Rendah Tinggi Trigliserid
<150 150 – 199 200 – 499
≥500
Optimal Diinginkan Tinggi
(29)
Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida serum di atas batas normal. Kasus dengan kadar tinggi yang disebabkan oleh gangguan sistemik disebut sebagai hiperlipidemia sekunder. Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alcohol yang berlebihan, diabetes mellitus, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik. Hiperlipidemia akibat predisposisi genetik terhadap kelainan metabolisme lipid disebut hiperlipidemia primer
Salah satu konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan kolesterol serum, yang terutama mencerminkan kolesterol LDL, merupakan faktor predisposisi terjadinya ateroma. (Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)
2.3.4 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol darah diatas batas normal.
Hiperkolesterolemia ada dua : 1. Hiperkolesterolemia primer
Hiperkolesterolemia primer adalah suatu penyakit herediter yang menyebabkan seseorang mewarisi kelainan gen pembentuk reseptor lipoprotein berdensitas rendah pada permukaan membrane sel tubuh.(Guyton,Arthur C., Hall,John E., 2008) (terjadi akibat mutasi dalam gen untuk reseptor LDL(Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)) Bila reseptor ini tidak ada, hati tidak dapat mengabsorpsi lipoprotein berdensitas sedang atau lipoprotein berdensitas rendah. Tanpa adanya absorpsi tersebut, mesin kolesterol di sel hati menjadi tidak terkontrol dan terus membentuk kolesterol baru. Hati tidak lagi member respons terhadap inhibisi umpan balik dari jumlah kolesterol plasma yang terlalu besar. Akibatnya, jumlah lipoprotein berdensitas
(30)
sangat rendah yang dilepaskan oleh hati ke dalam plasma menjadi sangat meningkat.
Pasien dengan hiperkolesterolemia familial yang parah memiliki konsentrasi kolesterol darah sebesar 600 sampai 1000 mg/dl, yaitu empat sampai enam kali nilai normal. Banyak pasien seperti ini yang meninggal sebelum usia 20, karena infark miokardium atau gejala sisa penyumbatan aterosklerosis di seluruh pembuluh darah tubuh. .(Guyton,Arthur C., Hall,John E., 2008)
2. Hiperkolesterolemia sekunder
Hiperkolesterolemia sekunder diakibatkan oleh adanya gangguan sistemik. (Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)
2.4 Hubungan Hiperkolesterol dengan Penyakit Jantung Koroner
Saat ini telah diketahui adanya hubungan antara peningkatan kolesterol serum dan peningkatan prematuritas dan keparahan aterosklerosis.( Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006). Aterosklerosis menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah koroner sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi oleh arteri koronaria. (Guyton,Arthur C., Hall,John E., 2008). Diperkirakan 99.500.000 orang Amerika memiliki kadar kolesterol serum total yang meningkat (200 mg/dl tau lebih). The Coronary Primary Prevention Trial (CPPT) memperlihatkan bahwa penurunan kadar kolesterol yang meningkat akan menurunkan jumlah kematian akibat infark miokardium. (Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)
(31)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
a. Penyakit Jantung Koroner
Definisi : Penyakit jantung yang timbul akibat penyempitan pada arteria koronaria.
Cara ukur : Observasi EKG dan/atau angiografi koroner.
Alat ukur : Rekam Medik.
Skala Pengukuran : Nominal.
b. Hiperkolesterolemia
Definisi : Peningkatan kadar kolesterol dalam plasma.
Cara ukur : Observasi kadar kolesterol LDL.
Alat ukur : Rekam Medik.
Skala pengukuran : Nominal. Penyakit Jantung
Koroner
Prevalensi Hiperkolesterol
(32)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui angka prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Design penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dan retrospektif di mana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan data rekam medik pasien.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Alasan pemilihan lokasi ini karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan wilayah pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau, dan merupakan rumah sakit pendidikan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2011.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medik di RSUP H. Adam Malik Medan selama periode 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2010 yang menderita penyakit jantung koroner.
Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel.
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah seluruh pasien penyakit jantung koroner tahun 2009 – 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan yang tercatat dalam rekam medik.
4.4. Teknik pengumpulan data
Pada pelaksanaan penelitian, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Cara yang digunakan adalah observasi rekam medis. Rekam medis
(33)
pasien yang telah didiagnosa dengan Penyakit Jantung Koroner berdasarkan hasil EKG dan/atau angiografi, diambil dan kemudiannya diperiksa dan dicatat jumlah pasien PJK yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
4.5. Pengolahan dan analisa data
Penilaian data diperoleh dari penilaian observasi terhadap rekam medis. Kemudian data diolah dengan bantuan sistem perangkat lunak program komputer yaitu Statistical Product and Service Solutions (SPSS), dengan menggunakan distribusi frekuensi dan crosstab.
(34)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan yang terletak di Jalan Bunga Lau No.17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP H. Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP H. Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Bagian rekam medik yang merupakan lokasi pengambilan data terletak di lantai dasar tepat di belakang poliklinik Obstetri Ginekologi.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel yang diperoleh selama periode 2009 sampai 2010 adalah sebanyak 639 sampel. Semua data diperoleh dari data sekunder yatu rekam medis pasien yang menderita Penyakit Jantung Koroner.
5.1.2.1 Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari tabel 5.1, jenis kelamin sampel penelitian penderita jantung koroner yang paling banyak adalah laki-laki, dimana terdapat 453 orang (70,9%) laki-laki dan 186 orang (29,1%) perempuan.
(35)
Tabel 5.1. Distribusi Jenis Kelamin Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010.
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 453 70,9
2 Perempuan 186 29,1
Jumlah 639 100,0
5.1.2.2 Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia
Dari tabel 5.2., diperoleh data penderita jantung koroner paling banyak dijumpai pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 231 penderita (36,1%), diikuti kelompok usia 61 – 70 tahun sebanyak 198 penderita (31%), kemudian kelompok usia 41 – 50 tahun sebanyak 142 penderita (22,2%), kelompok usia 71 – 80 tahun sebanyak 35 penderita (5,5%), kelompok usia 31 – 40 tahun sebanyak 17 penderita (2,7%), kelompok usia 20 – 30 tahun sebanyak 10 penderita (1,6%), dan kelompok usia 81 – 90 tahun sebanyak 6 penderita (0,9%).
Tabel 5.2. Distribusi Usia Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010.
No. Usia Jumlah Persentase (%)
1 20 – 30 tahun 10 1,6
2 3 4 5 6 7
31 – 40 tahun 41 – 50 tahun 51 – 60 tahun 61 – 70 tahun 71 – 80 tahun 81 – 90 tahun
17 142 231 198 35 6 2,7 22,2 36,1 31,0 5,5 0,9
Jumlah 639 100,0
5.1.3 Hiperkolesterolemia pada Pasien Penyakit Jantung Koroner
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari pasien Penyakit Jantung Koroner, maka dapat dilihat distribusi frekuensi pasien penyakit jantung koroner yang
(36)
mengalami hiperkolesterolemia di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009 – 2010. Pada tahun 2009 terdapat 46 orang (13,5%) yang mengalami hiperkolesterolemia, 64 orang (18,7%) normokolesterolemia, dan 232 orang (67,8%) yang kadar kolesterolnya tidak terdata dari 342 penderita Jantung Koroner. Pada tahun 2010 terdapat 57 orang (19,2%) yang mengalami hiperkolesterolemia, 61 orang (20,5%) normokolesterolemia, dan 179 orang (60.3%) yang kadar kolesterolnya tidak terdata dari 297 penderita Jantung Koroner.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. di bawah ini :
Tabel 5.3. Karakteristik kadar kolesterol dalam darah Penderita Jantung Koroner Tahun 2009 – 2010.
Tahun Hiperkolesterolemia Normokolesterolemia Tidak Terdata Total
2009 46 (13,5%) 64 (18,7%) 232 (67,8%) 342 (100%)
2010 57 (19,2%) 61 (20,5%) 179 (60,3%) 297 (100%)
Jumlah 103 (16,1%) 125 (19,6%) 411 (64,3%) 639 (100%)
5.1.3.1 Karakteristik Hiperkolesterolemia Menurut Jenis Kelamin pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner.
Dari tabel 5.4, jenis kelamin sampel penelitian penderita jantung koroner yang disertai dengan hiperkolesterolemia yang paling banyak adalah laki-laki, dimana terdapat 64 orang (62,1%) laki-laki dan 39 orang (37,9%) perempuan.
Tabel 5.4. Karakteristik hiperkolesterolemia menurut jenis kelamin pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
Jenis Kelamin Hiperkolesterolemia
Laki – laki 64 (62,1%)
Perempuan 39 (37,9%)
(37)
5.1.3.2 Karakteristik Hiperkolesterolemia Menurut Usia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner.
Dari tabel 5.5., diperoleh data penderita jantung koroner yang mengalami hiperkolesterolemia paling banyak dijumpai pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 37 penderita (35,9%), diikuti kelompok usia 61 – 70 tahun sebanyak 33 penderita (32,1%), kemudian kelompok usia 41 – 50 tahun sebanyak 22 penderita (21,4%), kelompok usia 31 – 40 tahun sebanyak 5 penderita (4,9%), kelompok usia 20 – 30 tahun sebanyak 2 penderita (1,9%), kelompok usia 71 – 80 tahun sebanyak 2 penderita (1,9%), dan kelompok usia 81 – 90 tahun sebanyak 2 penderita (1,9%).
Tabel 5.5. Karakteristik hiperkolesterolemia menurut usia pada pasien dengan penyakit jantung koroner.
No. Usia Jumlah Persentase (%)
1 20 – 30 tahun 2 1,9
2 3 4 5 6 7
31 – 40 tahun 41 – 50 tahun 51 – 60 tahun 61 – 70 tahun 71 – 80 tahun 81 – 90 tahun
5 22 37 33 2 2 4,9 21,4 35,9 32.1 1,9 1,9
(38)
5.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan difokuskan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui prevalensi Hiperkolesterolemia pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUP. Haji Adam Malik, Medan Januari 2009 - Desember 2010.
Salah satu penyebab terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah koroner adalah hiperkolesterolemia. Hal tersebut menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi oleh arteri koronaria.
Pada penelitian ini didapatkan hasil distribusi jenis kelamin penderita jantung koroner tahun 2009 – 2010 adalah 453 orang (70,9%) laki-laki dan 186 orang (29,1%) perempuan. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa penyakit jantung koroner lebih banyak diderita laki – laki daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan data dari WHO yang menyatakan bahwa pasien pria lebih banyak daripada pasien wanita yang terdiagnosa dengan PJK. Hal ini disebabkan karena perempuan yang belum menopause memiliki hormon estrogen yang tinggi, dimana hormon estrogen memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung koroner, yaitu dengan meningkatkan apoprotein AI. (Manuaba,Ida Bagus Gde, 2001)
Hasil distribusi PJK menurut usia pada penelitian ini didapati yang terbanyak adalah rata – rata kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 231 penderita (36,1%). Hasil ini berbeda dengan data dari WHO, dimana dinyatakan bahwa yang terbanyak menderita PJK adalah usia 60 tahun keatas. Hal ini mungkin terjadi akibat angka harapan hidup di Sumatera Utara lebih rendah karena kurangnya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor resiko PJK.
Dalam penelitian ini juga didapatkan angka kejadian hiperkolesterolemia pada pasien PJK menurut jenis kelamin terdapat 64 orang (62,1%) laki-laki dan 39 orang (37,9%) perempuan. Hal ini didapatkan karena data yang diperoleh menunjukkan pasien PJK didominasi oleh laki – laki, sehingga hal tersebut mempengaruhi kejadian hiperkolesterolemia pada pasien PJK menurut jenis kelamin. Selain itu, wanita yang belum mengalami menopause memiliki hormon estrogen yang tinggi, dimana sifat estrogen sendiri terhadap profil lipid adalah menurunkan LDL dengan
(39)
meningkatkan pengambilan LDL oleh hati, meningkatkan HDL dengan cara meningkatkan aktivitas apoprotein AI dan mengurangi aktivitas hepatik lipoprotein lipase, dan meningkatkan trigliserida dengan cara menekan aktivitas plasma lipoprotein lipase, sehingga jumlah perempuan yang mengalami hiperkolesterolemia lebih rendah dibandingkan dengan laki – laki.
Angka kejadian hiperkolesterolemia pada pasien PJK menurut usia didapati yang terbanyak adalah rata – rata kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 37 penderita (35,9%). Hasil ini sesuai dengan jumlah rata – rata kelompok usia terbanyak PJK. Dengan demikian, alasannya sesuai dengan alasan yang dipaparkan pada kejadian PJK menurut usia.
Pada pasien PJK dalam penelitian ini didapatkan 103 orang (16,1%) yang mengalami hiperkolesterolemia, 125 orang (19,6%) yang memiliki kadar kolesterol yang normal, dan 411 orang (64,3%) yang profil lipidnya tidak terdata. Banyaknya jumlah pasien yang memiliki kadar LDL normal mungkin diakibatkan karena pasien tersebut telah mengkonsumsi obat penurun kolesterol. Tingginya pasien yang profil lipidnya tidak terdata diakibatkan karena tidak terdatanya hasil pemeriksaan terhadap kadar kolesterol pasien.
(40)
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Angka kejadian hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner di RSUP H.Adam Malik tahun 2009 – 2010 adalah sebanyak 103 orang (16,1%), normokolesterolemia adalah sebanyak 125 orang (19,6%), dan yang tidak terdata adalah sebanyak 411 orang (64,3%).
2. Kejadian PJK di RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2009 – 2010 adalah sebanyak 639 orang.
3. Dari pasien PJK ditemukan 453 orang (70,9%) laki-laki dan 186 orang (29,1%) perempuan.
4. Pasien PJK yang terbanyak adalah pasien dengan kelompok usia 51 – 60 tahun, yaitu 231 penderita (36,1%).
5. Dari pasien PJK yang mengalami hiperkolesterolemia didapati 64 orang (62,1%) berjenis kelamin laki – laki, dan 39 orang (37,9%) berjenis kelamin perempuan.
6. Pada pasien PJK, yang terbanyak mengalami hiperkolesterolemia adalah pasien dengan kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 37 penderita (35,9%). 7. Kejadian PJK menurun dari tahun 2009 (53,5%) ke tahun 2010 (46,5%). 8. Prevalensi hiperkolesterolemia pada pasien dengan penyakit jantung
(41)
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Setiap orang yang memiliki risiko tinggi penyakit jantung koroner
sebaiknya dilakukan pemeriksaan jantung terutama elektrokardiogram. 2. Setiap orang yang berusia 20 tahun ke atas, sebaiknya memeriksakan kadar
kolesterolnya secara berkala, sehingga apabila kadar kolesterolnya meninggi, dapat segera dilakukan penatalaksanaan baik yang nonfarmakologi maupun secara farmakologi.
3. Diharapkan kepada dokter, perawat ataupun tenaga medis lainnya untuk memberikan edukasi ataupun penyuluhan kepada pasien ataupun keluarganya mengenai cara-cara penanggulangan hiperkolesterolemia atau pengendalian kadar kolesterol yaitu meliputi usaha mengubah pola hidup dan medikamentosa agar tidak jatuh pada penyakit jantung koroner.
4. Kepada dinas kesehatan diharapkan melakukan penyuluhan mengenai faktor resiko Penyakit Jantung Koroner terutama hiperkolesterolemia kepada masyarakat, sehingga masyarakat memiliki pandangan yang benar mengenai hiperkolesterolemia, sehingga masyarakat dapat melakukan pencegahan.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid III. Jakarat: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Bahri, A., 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. e-USU Repository. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/gizi-bahri3.pdf
[Accesed 11 Maret 2011].
Barret, D, et al., 2006. Cardiac Care : an Introduction for Healthcare Professionals. West Sussex,England: John Wiley & Sons, Ltd.
Brashers, V., 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Budiarto, E., Anggraeni, D., 2003. Pengantar Epidemiologi. Edisi II. Jakarta: EGC.
Genetic Home Reference, 2007. Hypercholesterolemia. U.S: National Library of Medicine. Available from :
http://ghr.nlm.nih.gov/condition/hypercholesterolemia. [Accesed 4 April 2011].
Guyton, A., Hall,J., 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC.
Labarthe, D., 1998. Epidemiology and Prevention of Cardiovascular Diseases. USA: Aspen Publisher, Inc.
(43)
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.
Media Informasi Obat-Penyakit, 2005. Aterosklerosis (Atherosclerosis). Available from :
http://medicastore.com/penyakit/137/Aterosklerosis_Atherosclerosis.html. [Accesed 20 Mei 2011].
Mitchell, R., et al., 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Phibbs, B., 2007. The Human Heart. 2nd Edition. Arizona: Lippincott Williams & Wilkins.
Price, S., Wilson, L. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis, Proses – Proses Penyakit. 6th ed. Jakarta: EGC.
Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2010. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto.
Shepherd, J., et al., 1995.Prevention Of Coronary Heart Disease With Pravastatin In Men With Hypercholesterolemia. The New England of Journal Medicine. 333 (20): 1301-1306.
World Health Organization (WHO). 2005. Deaths from Coronary Heart Disease.
Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_14_deathHD.pdf. [Accesed 10 Maret 2011].
World Health Organization (WHO). 2005. Global Burden of Coronary Heart
(44)
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas13coronaryHD.pdf
. [Accesed 10 Maret 2011].
World Health Organization (WHO). 2005. Risk Factor. Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_03_risk_factors.p df. [Accesed 10 Maret 2011].
World Health Organization (WHO). 2005. Risk Factor : Lipid. Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_06_lipids.pdf. [Accesed 10 Maret 2011].
World Health Organization (WHO). 2005. Types of Cardiovascular Disease. Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_03_risk_factors.p df. [Accesed 10 Maret 2011].
World Health Organization (WHO). 2005. World Data Table. Available from :
http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/cvd_atlas_29_world_data_t able.pdf. [Accesed 10 Maret 2011].
(45)
LAMPIRAN 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Soraya Prilia Keliat
Tempat/ TanggalLahir : Medan/ 2 April 1990
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Sei Padang No.71, Medan 20154
Telepon : 061-8212646/ 085276901622
II. Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1995-1996 : TK Fajar Medan
2. Tahun 1996-2002 : SD Swasta Santo Antonius III Medan 3. Tahun 2002-2005 : SMP Swasta Santo Thomas 1 Medan 4. Tahun 2005-2008 : SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan 5.
III. Riwayat Pelatihan
1. Seminar Cara Presentasi KTI dan Pengenalan Ethical Clearance SCORE 2. Seminar, Unch Symposium & Workshop Pain with Its Million Mysteries 3. Seminar Kepemimpinan PEMA FK USU
IV. Riwayat Organisasi
(46)
(47)
(48)
(49)
LAMPIRAN 4
No. Tahun
No. Rekam Medik
Jenis
Kelamin Usia Kolesterol
1 2009 00.35.19 Perempuan 62 Tidak Terdata
2 2009 00.38.44 Perempuan 56 Normokolesterol
3 2009 01.10.40 Laki-Laki 75 Tidak Terdata
4 2009 01.45.15 Laki-Laki 71 Normokolesterol
5 2009 01.53.58 Laki-Laki 70 Tidak Terdata
6 2009 02.70.62 Perempuan 50 Hiperkolesterol
7 2009 03.97.51 Perempuan 65 Normokolesterol
8 2009 05.28.23 Perempuan 72 Tidak Terdata
9 2009 06.94.31 Laki-Laki 58 Normokolesterol
10 2009 07.07.79 Laki-Laki 55 Normokolesterol
11 2009 07.30.39 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
12 2009 07.44.69 Perempuan 65 Hiperkolesterol
13 2009 07.54.56 Laki-Laki 61 Tidak Terdata
14 2009 07.93.18 Perempuan 65 Tidak Terdata
15 2009 08.74.72 Perempuan 65 Normokolesterol
16 2009 09.05.25 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
17 2009 09.93.95 Perempuan 66 Normokolesterol
18 2009 10.21.60 Laki-Laki 66 Normokolesterol
19 2009 11.11.13 Perempuan 63 Tidak Terdata
20 2009 11.20.99 Laki-Laki 50 Normokolesterol
21 2009 11.46.78 Perempuan 44 Tidak Terdata
22 2009 17.03.52 Perempuan 76 Normokolesterol
23 2009 17.64.47 Laki-Laki 72 Tidak Terdata
24 2009 18.21.35 Laki-Laki 67 Hiperkolesterol
25 2009 18.26.05 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
26 2009 18.77.18 Laki-Laki 65 Normokolesterol
27 2009 21.25.71 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
28 2009 21.66.10 Perempuan 51 Tidak Terdata
29 2009 21.74.83 Perempuan 58 Tidak Terdata
30 2009 21.82.85 Laki-Laki 65 Normokolesterol
31 2009 21.99.13 Perempuan 82 Normokolesterol
32 2009 22.14.87 Laki-Laki 47 Normokolesterol
33 2009 22.20.26 Perempuan 73 Hiperkolesterol
34 2009 22.42.18 Laki-Laki 72 Normokolesterol
(50)
36 2009 23.63.25 Laki-Laki 64 Normokolesterol
37 2009 23.63.64 Perempuan 66 Tidak Terdata
38 2009 25.75.69 Perempuan 67 Normokolesterol
39 2009 26.13.61 Laki-Laki 43 Hiperkolesterol
40 2009 27.95.73 Perempuan 57 Normokolesterol
41 2009 28.02.12 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
42 2009 28.78.73 Perempuan 61 Hiperkolesterol
43 2009 28.82.51 Laki-Laki 61 Hiperkolesterol
44 2009 29.26.22 Laki-Laki 53 Tidak Terdata
45 2009 29.65.21 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
46 2009 30.04.56 Laki-Laki 46 Tidak Terdata
47 2009 30.11.85 Perempuan 63 Tidak Terdata
48 2009 30.12.89 Laki-Laki 63 Normokolesterol
49 2009 30.15.04 Laki-Laki 38 Normokolesterol
50 2009 30.68.17 Laki-Laki 58 Normokolesterol
51 2009 30.95.82 Perempuan 66 Normokolesterol
52 2009 31.06.03 Perempuan 67 Normokolesterol
53 2009 31.21.24 Perempuan 66 Hiperkolesterol
54 2009 31.21.38 Laki-Laki 73 Tidak Terdata
55 2009 31.75.79 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
56 2009 31.99.08 Perempuan 63 Hiperkolesterol
57 2009 32.04.61 Perempuan 67 Tidak Terdata
58 2009 32.11.19 Laki-Laki 56 Hiperkolesterol
59 2009 32.18.14 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
60 2009 32.52.84 Laki-Laki 48 Tidak Terdata
61 2009 32.63.16 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
62 2009 32.74.01 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
63 2009 32.90.49 Laki-Laki 46 Normokolesterol
64 2009 32.94.72 Laki-Laki 62 Normokolesterol
65 2009 33.01.49 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
66 2009 33.04.98 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
67 2009 33.08.72 Laki-Laki 64 Normokolesterol
68 2009 33.29.10 Perempuan 57 Tidak Terdata
69 2009 33.53.97 Laki-Laki 53 Normokolesterol
70 2009 33.60.92 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
71 2009 34.33.63 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
72 2009 34.56.15 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
73 2009 34.64.04 Laki-Laki 68 Normokolesterol
(51)
75 2009 34.99.70 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
76 2009 35.11.54 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
77 2009 35.29.18 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
78 2009 35.33.87 Perempuan 52 Hiperkolesterol
79 2009 35.44.26 Perempuan 43 Normokolesterol
80 2009 35.52.02 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
81 2009 35.52.65 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
82 2009 35.57.75 Perempuan 69 Tidak Terdata
83 2009 35.77.10 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
84 2009 35.88.27 Laki-Laki 75 Tidak Terdata
85 2009 35.88.28 Laki-Laki 47 Tidak Terdata
86 2009 35.90.79 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
87 2009 36.22.51 Laki-Laki 67 Hiperkolesterol
88 2009 36.30.37 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
89 2009 36.35.39 Perempuan 59 Tidak Terdata
90 2009 36.40.90 Laki-Laki 82 Tidak Terdata
91 2009 36.50.92 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
92 2009 36.61.25 Laki-Laki 48 Tidak Terdata
93 2009 36.62.25 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
94 2009 36.67.28 Laki-Laki 53 Tidak Terdata
95 2009 36.71.56 Laki-Laki 66 Tidak Terdata
96 2009 36.74.64 Laki-Laki 46 Tidak Terdata
97 2009 36.83.04 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
98 2009 36.83.38 Perempuan 49 Tidak Terdata
99 2009 36.83.42 Perempuan 55 Hiperkolesterol
100 2009 36.95.49 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
101 2009 37.03.77 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
102 2009 37.10.52 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
103 2009 37.22.58 Laki-Laki 61 Hiperkolesterol
104 2009 37.25.90 Laki-Laki 63 Tidak Terdata
105 2009 37.29.02 Laki-Laki 67 Hiperkolesterol
106 2009 37.29.46 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
107 2009 37.30.36 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
108 2009 37.33.03 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
109 2009 37.45.15 Laki-Laki 39 Tidak Terdata
110 2009 37.51.28 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
111 2009 37.53.18 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
112 2009 37.56.64 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
(52)
114 2009 37.61.66 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
115 2009 37.68.13 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
116 2009 37.69.26 Laki-Laki 65 Hiperkolesterol
117 2009 37.73.88 Laki-Laki 34 Tidak Terdata
118 2009 37.75.28 Laki-Laki 45 Hiperkolesterol
119 2009 37.77.44 Perempuan 66 Tidak Terdata
120 2009 37.77.48 Laki-Laki 71 Normokolesterol
121 2009 37.77.58 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
122 2009 37.78.08 Laki-Laki 57 Normokolesterol
123 2009 37.79.73 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
124 2009 37.79.80 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
125 2009 37.82.14 Laki-Laki 57 Hiperkolesterol
126 2009 37.82.30 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
127 2009 37.84.73 Laki-Laki 67 Normokolesterol
128 2009 37.85.74 Perempuan 68 Hiperkolesterol
129 2009 37.85.78 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
130 2009 37.85.79 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
131 2009 37.87.20 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
132 2009 37.87.83 Laki-Laki 46 Tidak Terdata
133 2009 37.89.04 Perempuan 59 Tidak Terdata
134 2009 37.90.23 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
135 2009 37.91.37 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
136 2009 37.92.10 Laki-Laki 55 Tidak Terdata
137 2009 37.93.20 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
138 2009 37.93.33 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
139 2009 37.93.48 Perempuan 48 Tidak Terdata
140 2009 37.93.80 Perempuan 74 Tidak Terdata
141 2009 37.95.52 Perempuan 60 Tidak Terdata
142 2009 37.95.63 Perempuan 57 Tidak Terdata
143 2009 37.96.20 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
144 2009 37.96.95 Laki-Laki 63 Tidak Terdata
145 2009 37.97.83 Laki-Laki 46 Tidak Terdata
146 2009 37.98.10 Perempuan 43 Tidak Terdata
147 2009 37.99.33 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
148 2009 38.00.30 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
149 2009 38.01.05 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
150 2009 38.01.39 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
151 2009 38.01.51 Laki-Laki 62 Normokolesterol
(53)
153 2009 38.01.75 Perempuan 54 Tidak Terdata
154 2009 38.02.81 Laki-Laki 30 Normokolesterol
155 2009 38.03.09 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
156 2009 38.04.25 Laki-Laki 61 Tidak Terdata
157 2009 38.04.33 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
158 2009 38.04.89 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
159 2009 38.05.53 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
160 2009 38.06.07 Perempuan 68 Tidak Terdata
161 2009 38.06.20 Laki-Laki 58 Normokolesterol
162 2009 38.06.37 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
163 2009 38.07.23 Laki-Laki 78 Tidak Terdata
164 2009 38.07.31 Laki-Laki 50 Hiperkolesterol
165 2009 38.07.36 Perempuan 68 Normokolesterol
166 2009 38.08.42 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
167 2009 38.08.59 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
168 2009 38.08.68 Laki-Laki 55 Tidak Terdata
169 2009 38.08.86 Perempuan 44 Normokolesterol
170 2009 38.10.00 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
171 2009 38.10.28 Perempuan 68 Tidak Terdata
172 2009 38.10.95 Perempuan 54 Tidak Terdata
173 2009 38.11.66 Laki-Laki 43 Tidak Terdata
174 2009 38.11.81 Perempuan 52 Tidak Terdata
175 2009 38.11.89 Perempuan 53 Normokolesterol
176 2009 38.12.01 Laki-Laki 55 Tidak Terdata
177 2009 38.12.73 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
178 2009 38.12.76 Laki-Laki 63 Tidak Terdata
179 2009 38.12.86 Perempuan 61 Hiperkolesterol
180 2009 38.13.57 Perempuan 54 Tidak Terdata
181 2009 38.14.01 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
182 2009 38.14.02 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
183 2009 38.15.49 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
184 2009 38.15.50 Laki-Laki 71 Hiperkolesterol
185 2009 38.16.77 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
186 2009 38.17.62 Perempuan 49 Normokolesterol
187 2009 38.17.64 Laki-Laki 58 Hiperkolesterol
188 2009 38.17.76 Perempuan 66 Normokolesterol
189 2009 38.18.36 Perempuan 62 Normokolesterol
190 2009 38.18.86 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
(54)
192 2009 38.20.44 Laki-Laki 51 Hiperkolesterol
193 2009 38.20.91 Laki-Laki 45 Normokolesterol
194 2009 38.21.96 Perempuan 70 Tidak Terdata
195 2009 38.22.37 Perempuan 66 Tidak Terdata
196 2009 38.24.69 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
197 2009 38.24.80 Perempuan 63 Tidak Terdata
198 2009 38.26.16 Laki-Laki 68 Hiperkolesterol
199 2009 38.26.25 Laki-Laki 60 Hiperkolesterol
200 2009 38.26.26 Laki-Laki 52 Normokolesterol
201 2009 38.26.57 Perempuan 70 Tidak Terdata
202 2009 38.26.84 Laki-Laki 37 Normokolesterol
203 2009 38.27.21 Laki-Laki 54 Hiperkolesterol
204 2009 38.27.61 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
205 2009 38.27.69 Laki-Laki 67 Hiperkolesterol
206 2009 38.27.71 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
207 2009 38.27.83 Perempuan 70 Tidak Terdata
208 2009 38.28.07 Perempuan 79 Tidak Terdata
209 2009 38.28.46 Laki-Laki 72 Tidak Terdata
210 2009 38.28.51 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
211 2009 38.29.14 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
212 2009 38.29.30 Perempuan 65 Tidak Terdata
213 2009 38.29.60 Laki-Laki 56 Hiperkolesterol
214 2009 38.30.08 Perempuan 75 Tidak Terdata
215 2009 38.30.90 Laki-Laki 55 Normokolesterol
216 2009 38.31.36 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
217 2009 38.31.38 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
218 2009 38.31.39 Laki-Laki 78 Tidak Terdata
219 2009 38.33.22 Laki-Laki 67 Tidak Terdata
220 2009 38.33.23 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
221 2009 38.36.13 Laki-Laki 39 Hiperkolesterol
222 2009 38.36.47 Laki-Laki 67 Tidak Terdata
223 2009 38.36.86 Perempuan 68 Normokolesterol
224 2009 38.37.57 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
225 2009 38.37.73 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
226 2009 38.38.06 Perempuan 37 Tidak Terdata
227 2009 38.38.44 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
228 2009 38.38.88 Perempuan 66 Normokolesterol
229 2009 38.38.90 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
(55)
231 2009 38.39.55 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
232 2009 38.39.77 Laki-Laki 55 Normokolesterol
233 2009 38.39.89 Laki-Laki 66 Tidak Terdata
234 2009 38.39.90 Perempuan 55 Tidak Terdata
235 2009 38.39.98 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
236 2009 38.40.01 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
237 2009 38.41.13 Laki-Laki 40 Tidak Terdata
238 2009 38.41.53 Perempuan 54 Tidak Terdata
239 2009 38.41.65 Laki-Laki 71 Tidak Terdata
240 2009 38.43.99 Laki-Laki 65 Hiperkolesterol
241 2009 38.45.01 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
242 2009 38.45.18 Laki-Laki 53 Tidak Terdata
243 2009 38.45.20 Perempuan 54 Tidak Terdata
244 2009 38.45.68 Perempuan 59 Hiperkolesterol
245 2009 38.45.98 Perempuan 50 Tidak Terdata
246 2009 38.47.14 Perempuan 47 Normokolesterol
247 2009 38.48.85 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
248 2009 38.49.90 Perempuan 53 Tidak Terdata
249 2009 38.50.95 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
250 2009 38.51.98 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
251 2009 38.52.00 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
252 2009 38.53.36 Perempuan 65 Tidak Terdata
253 2009 38.53.73 Perempuan 51 Tidak Terdata
254 2009 38.54.55 Perempuan 57 Tidak Terdata
255 2009 38.56.36 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
256 2009 38.56.40 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
257 2009 38.56.49 Perempuan 48 Tidak Terdata
258 2009 38.58.09 Laki-Laki 53 Tidak Terdata
259 2009 38.59.93 Perempuan 63 Tidak Terdata
260 2009 38.60.18 Laki-Laki 41 Tidak Terdata
261 2009 38.60.74 Perempuan 54 Tidak Terdata
262 2009 38.61.45 Perempuan 53 Normokolesterol
263 2009 38.61.46 Laki-Laki 45 Hiperkolesterol
264 2009 38.61.59 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
265 2009 38.63.56 Laki-Laki 66 Tidak Terdata
266 2009 38.64.01 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
267 2009 38.69.41 Perempuan 53 Tidak Terdata
268 2009 38.73.68 Laki-Laki 61 Tidak Terdata
(56)
270 2009 38.74.65 Laki-Laki 61 Normokolesterol
271 2009 38.75.57 Laki-Laki 81 Hiperkolesterol
272 2009 38.77.21 Laki-Laki 63 Tidak Terdata
273 2009 38.78.68 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
274 2009 38.78.72 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
275 2009 38.80.37 Laki-Laki 65 Hiperkolesterol
276 2009 38.80.43 Laki-Laki 52 Normokolesterol
277 2009 38.84.68 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
278 2009 38.85.57 Laki-Laki 46 Tidak Terdata
279 2009 38.88.61 Laki-Laki 51 Normokolesterol
280 2009 38.89.40 Laki-Laki 41 Tidak Terdata
281 2009 38.91.06 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
282 2009 38.91.17 Laki-Laki 46 Tidak Terdata
283 2009 38.91.67 Laki-Laki 65 Normokolesterol
284 2009 38.93.01 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
285 2009 38.93.03 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
286 2009 38.94.30 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
287 2009 38.94.39 Perempuan 56 Tidak Terdata
288 2009 38.96.97 Perempuan 69 Normokolesterol
289 2009 38.98.22 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
290 2009 38.98.25 Laki-Laki 49 Hiperkolesterol
291 2009 38.99.67 Laki-Laki 47 Tidak Terdata
292 2009 39.00.66 Perempuan 62 Tidak Terdata
293 2009 39.02.42 Perempuan 72 Tidak Terdata
294 2009 39.03.81 Laki-Laki 63 Hiperkolesterol
295 2009 39.04.61 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
296 2009 39.04.97 Laki-Laki 53 Normokolesterol
297 2009 39.08.85 Perempuan 60 Tidak Terdata
298 2009 39.09.90 Laki-Laki 59 Hiperkolesterol
299 2009 39.11.16 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
300 2009 39.11.36 Laki-Laki 28 Hiperkolesterol
301 2009 39.12.60 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
302 2009 39.12.68 Laki-Laki 68 Hiperkolesterol
303 2009 39.16.64 Perempuan 68 Tidak Terdata
304 2009 39.17.80 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
305 2009 39.20.59 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
306 2009 39.20.69 Perempuan 62 Normokolesterol
307 2009 39.28.67 Perempuan 41 Hiperkolesterol
(57)
309 2009 39.30.43 Perempuan 57 Hiperkolesterol
310 2009 39.34.04 Perempuan 71 Tidak Terdata
311 2009 39.49.03 Laki-Laki 50 Tidak Terdata
312 2009 39.51.43 Laki-Laki 41 Tidak Terdata
313 2009 39.51.46 Laki-Laki 63 Normokolesterol
314 2009 39.63.44 Perempuan 50 Normokolesterol
315 2009 39.63.95 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
316 2009 39.66.30 Laki-Laki 47 Normokolesterol
317 2009 39.70.75 Laki-Laki 51 Normokolesterol
318 2009 39.87.67 Perempuan 47 Tidak Terdata
319 2009 39.94.03 Laki-Laki 63 Normokolesterol
320 2009 40.07.25 Perempuan 66 Tidak Terdata
321 2009 40.18.98 Laki-Laki 49 Normokolesterol
322 2009 40.19.10 Laki-Laki 42 Tidak Terdata
323 2009 40.20.09 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
324 2009 40.22.22 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
325 2009 40.23.63 Laki-Laki 48 Hiperkolesterol
326 2009 40.24.56 Laki-Laki 61 Tidak Terdata
327 2009 40.26.36 Laki-Laki 54 Hiperkolesterol
328 2009 40.29.09 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
329 2009 40.29.45 Laki-Laki 55 Tidak Terdata
330 2009 40.34.78 Laki-Laki 52 Hiperkolesterol
331 2009 40.43.10 Laki-Laki 77 Tidak Terdata
332 2009 40.49.64 Laki-Laki 68 Tidak Terdata
333 2009 40.52.96 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
334 2009 40.55.46 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
335 2009 40.68.37 Perempuan 50 Tidak Terdata
336 2009 40.71.63 Perempuan 50 Hiperkolesterol
337 2009 40.73.20 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
338 2009 40.81.11 Perempuan 56 Tidak Terdata
339 2009 40.81.90 Laki-Laki 47 Tidak Terdata
340 2009 40.86.11 Perempuan 64 Tidak Terdata
341 2009 41.06.13 Laki-Laki 37 Tidak Terdata
342 2009 41.12.34 Perempuan 62 Tidak Terdata
343 2010 00.35.19 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
344 2010 00.63.73 Laki-Laki 49 Hiperkolesterol
345 2010 00.81.49 Laki-Laki 70 Tidak Terdata
346 2010 01.10.40 Laki-Laki 69 Normokolesterol
(58)
348 2010 01.53.58 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
349 2010 02.32.54 Laki-Laki 51 Hiperkolesterol
350 2010 02.70.62 Perempuan 51 Hiperkolesterol
351 2010 04.71.38 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
352 2010 05.43.54 Perempuan 66 Hiperkolesterol
353 2010 06.48.80 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
354 2010 07.07.79 Laki-Laki 56 Normokolesterol
355 2010 07.17.10 Perempuan 69 Tidak Terdata
356 2010 07.26.89 Perempuan 60 Hiperkolesterol
357 2010 07.61.65 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
358 2010 07.54.56 Laki-Laki 57 Hiperkolesterol
359 2010 07.87.47 Laki-Laki 36 Hiperkolesterol
360 2010 08.17.76 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
361 2010 09.05.25 Laki-Laki 70 Tidak Terdata
362 2010 09.42.50 Laki-Laki 75 Normokolesterol
363 2010 09.81.03 Laki-Laki 63 Tidak Terdata
364 2010 10.38.83 Laki-Laki 67 Tidak Terdata
365 2010 11.20.99 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
366 2010 11.38.87 Perempuan 57 Hiperkolesterol
367 2010 11.46.78 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
368 2010 13.23.97 Laki-Laki 69 Normokolesterol
369 2010 13.84.23 Perempuan 60 Hiperkolesterol
370 2010 14.05.80 Laki-Laki 64 Hiperkolesterol
371 2010 14.17.70 Perempuan 61 Tidak Terdata
372 2010 14.41.39 Laki-Laki 58 Normokolesterol
373 2010 16.10.74 Perempuan 60 Hiperkolesterol
374 2010 16.70.80 Perempuan 59 Normokolesterol
375 2010 17.03.52 Perempuan 67 Normokolesterol
376 2010 18.77.18 Laki-Laki 62 Normokolesterol
377 2010 19.61.31 Laki-Laki 83 Tidak Terdata
378 2010 19.77.07 Perempuan 52 Hiperkolesterol
379 2010 21.08.02 Laki-Laki 68 Normokolesterol
380 2010 21.25.71 Laki-Laki 53 Tidak Terdata
381 2010 21.79.16 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
382 2010 22.14.87 Laki-Laki 47 Normokolesterol
383 2010 22.24.32 Perempuan 63 Normokolesterol
384 2010 22.48.70 Perempuan 45 Hiperkolesterol
385 2010 23.25.71 Laki-Laki 40 Hiperkolesterol
(59)
387 2010 24.20.87 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
388 2010 24.60.46 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
389 2010 24.64.58 Laki-Laki 60 Hiperkolesterol
390 2010 25.48.84 Laki-Laki 72 Tidak Terdata
391 2010 25.75.69 Perempuan 68 Normokolesterol
392 2010 25.21.89 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
393 2010 26.13.61 Laki-Laki 43 Normokolesterol
394 2010 26.59.01 Laki-Laki 46 Hiperkolesterol
395 2010 26.86.73 Laki-Laki 62 Hiperkolesterol
396 2010 26.91.69 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
397 2010 26.95.81 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
398 2010 27.42.82 Perempuan 67 Hiperkolesterol
399 2010 28.23.79 Perempuan 45 Normokolesterol
400 2010 28.77.02 Perempuan 50 Hiperkolesterol
401 2010 28.78.73 Perempuan 59 Tidak Terdata
402 2010 28.82.51 Laki-Laki 57 Hiperkolesterol
403 2010 29.28.19 Laki-Laki 61 Normokolesterol
404 2010 30.04.56 Laki-Laki 48 Hiperkolesterol
405 2010 30.40.16 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
406 2010 30.60.17 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
407 2010 30.95.82 Perempuan 68 Hiperkolesterol
408 2010 31.21.38 Laki-Laki 77 Tidak Terdata
409 2010 31.75.79 Laki-Laki 51 Hiperkolesterol
410 2010 32.04.61 Perempuan 69 Hiperkolesterol
411 2010 32.52.95 Laki-Laki 58 Tidak Terdata
412 2010 32.64.23 Perempuan 53 Normokolesterol
413 2010 32.66.29 Laki-Laki 69 Normokolesterol
414 2010 32.74.01 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
415 2010 32.90.49 Laki-Laki 46 Normokolesterol
416 2010 32.94.72 Laki-Laki 63 Tidak Terdata
417 2010 33.01.49 Laki-Laki 52 Normokolesterol
418 2010 33.05.59 Laki-Laki 68 Normokolesterol
419 2010 33.08.72 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
420 2010 33.29.10 Perempuan 61 Normokolesterol
421 2010 33.63.02 Perempuan 63 Hiperkolesterol
422 2010 34.33.63 Laki-Laki 57 Tidak Terdata
423 2010 34.64.04 Laki-Laki 66 Normokolesterol
424 2010 34.67.40 Laki-Laki 47 Tidak Terdata
(60)
426 2010 35.12.89 Laki-Laki 65 Tidak Terdata
427 2010 35.29.18 Laki-Laki 69 Tidak Terdata
428 2010 35.40.89 Perempuan 61 Tidak Terdata
429 2010 35.61.80 Perempuan 55 Tidak Terdata
430 2010 35.71.87 Laki-Laki 66 Tidak Terdata
431 2010 35.77.10 Laki-Laki 67 Tidak Terdata
432 2010 36.12.57 Laki-Laki 66 Tidak Terdata
433 2010 36.22.51 Laki-Laki 67 Normokolesterol
434 2010 36.26.55 Laki-Laki 59 Tidak Terdata
435 2010 36.30.37 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
436 2010 36.40.73 Perempuan 59 Tidak Terdata
437 2010 36.49.01 Perempuan 48 Hiperkolesterol
438 2010 36.61.25 Laki-Laki 49 Tidak Terdata
439 2010 36.62.82 Laki-Laki 45 Tidak Terdata
440 2010 36.63.21 Laki-Laki 30 Tidak Terdata
441 2010 36.67.14 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
442 2010 36.71.56 Laki-Laki 58 Normokolesterol
443 2010 36.74.64 Laki-Laki 50 Normokolesterol
444 2010 36.80.24 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
445 2010 36.80.76 Perempuan 61 Hiperkolesterol
446 2010 36.82.00 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
447 2010 36.83.04 Laki-Laki 60 Tidak Terdata
448 2010 36.86.63 Laki-Laki 61 Tidak Terdata
449 2010 36.89.81 Laki-Laki 57 Normokolesterol
450 2010 36.95.49 Laki-Laki 54 Tidak Terdata
451 2010 36.97.19 Laki-Laki 48 Tidak Terdata
452 2010 37.02.43 Perempuan 53 Tidak Terdata
453 2010 37.22.58 Laki-Laki 60 Normokolesterol
454 2010 37.24.01 Laki-Laki 50 Normokolesterol
455 2010 37.25.90 Laki-Laki 64 Tidak Terdata
456 2010 37.26.26 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
457 2010 37.27.23 Laki-Laki 52 Tidak Terdata
458 2010 37.29.72 Laki-Laki 48 Hiperkolesterol
459 2010 37.29.46 Laki-Laki 62 Tidak Terdata
460 2010 37.45.15 Laki-Laki 51 Tidak Terdata
461 2010 37.56.64 Laki-Laki 44 Tidak Terdata
462 2010 37.57.84 Laki-Laki 48 Normokolesterol
463 2010 37.61.66 Laki-Laki 56 Tidak Terdata
(1)
row % of Usia 18.2% 22.7% 59.1% 100.0% col % of Kadar Kolesterol 3.9% 4.0% 3.2% 3.4%
% of Total .6% .8% 2.0% 3.4%
60 Count 5 3 17 25
row % of Usia 20.0% 12.0% 68.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 4.9% 2.4% 4.1% 3.9%
% of Total .8% .5% 2.7% 3.9%
61 Count 6 4 8 18
row % of Usia 33.3% 22.2% 44.4% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 5.8% 3.2% 1.9% 2.8%
% of Total .9% .6% 1.3% 2.8%
62 Count 2 7 16 25
row % of Usia 8.0% 28.0% 64.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 1.9% 5.6% 3.9% 3.9%
% of Total .3% 1.1% 2.5% 3.9%
63 Count 4 7 13 24
row % of Usia 16.7% 29.2% 54.2% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 3.9% 5.6% 3.2% 3.8%
% of Total .6% 1.1% 2.0% 3.8%
64 Count 1 4 13 18
row % of Usia 5.6% 22.2% 72.2% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 1.0% 3.2% 3.2% 2.8%
% of Total .2% .6% 2.0% 2.8%
65 Count 6 5 17 28
row % of Usia 21.4% 17.9% 60.7% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 5.8% 4.0% 4.1% 4.4%
% of Total .9% .8% 2.7% 4.4%
66 Count 3 6 11 20
row % of Usia 15.0% 30.0% 55.0% 100.0%
(2)
% of Total .5% .9% 1.7% 3.1%
67 Count 6 5 7 18
row % of Usia 33.3% 27.8% 38.9% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 5.8% 4.0% 1.7% 2.8%
% of Total .9% .8% 1.1% 2.8%
68 Count 4 6 12 22
row % of Usia 18.2% 27.3% 54.5% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 3.9% 4.8% 2.9% 3.4%
% of Total .6% .9% 1.9% 3.4%
69 Count 1 4 12 17
row % of Usia 5.9% 23.5% 70.6% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 1.0% 3.2% 2.9% 2.7%
% of Total .2% .6% 1.9% 2.7%
70 Count 0 2 6 8
row % of Usia .0% 25.0% 75.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% 1.6% 1.5% 1.3%
% of Total .0% .3% .9% 1.3%
71 Count 1 2 5 8
row % of Usia 12.5% 25.0% 62.5% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 1.0% 1.6% 1.2% 1.3%
% of Total .2% .3% .8% 1.3%
72 Count 0 1 7 8
row % of Usia .0% 12.5% 87.5% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .8% 1.7% 1.3%
% of Total .0% .2% 1.1% 1.3%
73 Count 1 0 4 5
row % of Usia 20.0% .0% 80.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 1.0% .0% 1.0% .8%
% of Total .2% .0% .6% .8%
(3)
row % of Usia .0% .0% 100.0% 100.0% col % of Kadar Kolesterol .0% .0% .2% .2%
% of Total .0% .0% .2% .2%
75 Count 0 1 3 4
row % of Usia .0% 25.0% 75.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .8% .7% .6%
% of Total .0% .2% .5% .6%
76 Count 0 1 0 1
row % of Usia .0% 100.0% .0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .8% .0% .2%
% of Total .0% .2% .0% .2%
77 Count 0 0 3 3
row % of Usia .0% .0% 100.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .0% .7% .5%
% of Total .0% .0% .5% .5%
78 Count 0 1 2 3
row % of Usia .0% 33.3% 66.7% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .8% .5% .5%
% of Total .0% .2% .3% .5%
79 Count 0 0 1 1
row % of Usia .0% .0% 100.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .0% .2% .2%
% of Total .0% .0% .2% .2%
80 Count 0 0 1 1
row % of Usia .0% .0% 100.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .0% .2% .2%
% of Total .0% .0% .2% .2%
81 Count 1 0 0 1
row % of Usia 100.0% .0% .0% 100.0%
(4)
% of Total .2% .0% .0% .2%
82 Count 0 1 1 2
row % of Usia .0% 50.0% 50.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .8% .2% .3%
% of Total .0% .2% .2% .3%
83 Count 0 0 1 1
row % of Usia .0% .0% 100.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .0% .2% .2%
% of Total .0% .0% .2% .2%
85 Count 0 0 1 1
row % of Usia .0% .0% 100.0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol .0% .0% .2% .2%
% of Total .0% .0% .2% .2%
86 Count 1 0 0 1
row % of Usia 100.0% .0% .0% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 1.0% .0% .0% .2%
% of Total .2% .0% .0% .2%
Total Count 103 125 411 639
row % of Usia 16.1% 19.6% 64.3% 100.0%
col % of Kadar Kolesterol 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
(5)
CROSSTABS /TABLES=JenisKelamin BY Kolesterol /FORMAT=AVALUE
TABLES /CELLS=COUNT ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet1] C:\Users\Vostro\Documents\KTI SPSS\KTI Spss.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis Kelamin * Kadar Kolesterol
639 100.0% 0 .0% 639 100.0%
Jenis Kelamin * Kadar Kolesterol Crosstabulation
Kadar Kolesterol
Total Hiperkolesterol Normokolesterol Tidak Terdata Jenis
Kelamin
Laki-Laki Count 64 82 307 453
row % of Jenis Kelamin 14.1% 18.1% 67.8% 100.0% col % of Kadar
Kolesterol
62.1% 65.6% 74.7% 70.9%
% of Total 10.0% 12.8% 48.0% 70.9%
Perempuan Count 39 43 104 186
row % of Jenis Kelamin 21.0% 23.1% 55.9% 100.0% col % of Kadar
Kolesterol
37.9% 34.4% 25.3% 29.1%
% of Total 6.1% 6.7% 16.3% 29.1%
Total Count 103 125 411 639
(6)
col % of Kadar Kolesterol
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%