Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Kinerja

e. Biaya Pembelian TBS TBS Tandan Buah Segar sebgai bahan baku kelapa sawit, selain dapat dihasilkan dari kebun sendiri, TBS juga dapat dibeli dari pemasok.

5. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian Kinerja

Manajer Pengendalian kinerja manajer pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa dilakukan dengan menggunakan anggaran biaya produksi dengan cara membandingkan realisasi biaya produksi dengan anggaran biaya produksi yang telah ditetapkan sebelumnya dan dari hasil perbandingan tersebut akan diperoleh selisih atau penyimpangan yang terjadi varian. Selisih antara anggaran biaya produksi dan realisasinya dapat berupa selisih yang menguntungkan maupun yang merugikan, dan dari selisih tersebut akan dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya selisih atau penyimpangan yang terjadi varian. Selain itu ditetapkan juga bahwa anggaran produksi adalah target minimal yang harus diupayakan manajer, sedangkan anggaran biaya produksi merupakan target maksimal yang harus dicapai oleh manajer. Hal ini berarti bahwa anggaran produksi yang dianggarkan merupakan jumlah minimal perusahaan dalam menghasilkan produksi dan anggaran biaya produksi merupakan jumlah maksimal yang bisa dicapai perusahaan dalam mengeluarkan biaya produksi. Perusahaan menetapkan suatu kebijakan untuk memberikan reward dan punishment bagi manajer terhadap kemampuannya dalam mencapai target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Reward diberikan jika realisasi biaya produksi dibawah anggaran atau mendekati anggaran, sedangkan punishment diberikan jika realisasi biaya produksi diatas anggaran. Selain itu, pengendalian juga dilakukan manajer dengan melakukan review melalui pembahasan dengan bawahannya untuk mengetahui apa yang menyebabkan realisasi lebih besar dari pada anggarannya. Dalam hal ini para pekerja juga diingatkan agar mengupayakan realisasi biaya produksi tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Manajer juga melakukan tindakan perbaikan jika terdapat penyimpangan antara anggaran dan realisasi biaya produksi yaitu : a. Berhubungan dengan bahan baku, manajer melakukan perbaikan dengan mengubah strategi pembelian agar tidak kalah dengan pesaing dan melakukan pengawasan terhadap cash flow perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar bahan baku yang dibeli oleh perusahaan dari pemasok dapat memenuhi kapasitas pabrik. b. Berhubungan pekerja dibawah standar, manajer melakukan standarisasi untuk mengarahkan karyawan dalam bekerja, dan mengadakan pendidikan dan pelatihan agar dapat meningkatkan keterampilan bekerja karyawan. Berikut ini data anggaran dan realisasi produksi tahun 2008 untuk produksi tanaman kelapa sawit pada PT. Perekebunan Nusantara II Tanjung Morawa : Tabel 4.1 PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Anggaran Produksi dan Realisasi Produksi Tahun 2008 Dalam satuan kg Uraian Anggaran Realisasi Varian TBS 968.040.890 813.182.267 154.858.623 84 TBS setelah diolah Minyak sawit 136.180.681 168.647.003 32.466.322 124 Inti sawit 112.478.031 30.464.044 82.013.987 27 Minyak dan inti sawit 248.658.712 199.111.047 114.480.309 80 Sumber:PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Pada tahun 2008 realisasi produksi TBS Tandan Buah Segar sebagai bahan baku kelapa sawit hanya mencapai 84 dari anggarannya. Realisasi yang terjadi yaitu 813.182.267 kg, sedangkan TBS yang dianggarkan yaitu 968.040.890 kg, sehingga selisih yang terjadi yaitu sebesar 154.858.623 kg, sedangkan jumlah TBS yang diolah hanya sebanyak 199.111.047 kg. Berikut ini data anggaran dan realisasi produksi tahun 2009 untuk produksi tanaman kelapa sawit pada PT. Perekebunan Nusantara II Tanjung Morawa : Tabel 4.2 PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Anggaran Produksi dan Realisasi Produksi Tahun 2009 Dalam satuan kg Uraian Anggaran Realisasi Varian TBS 998.212.000 787.877.941 210.334.059 79 TBS setelah diolah Minyak sawit 136.327.787 164.831.331 28.503.544 121 Inti sawit 122.892.691 27.879.757 95.012.934 23 Minyak dan inti sawit 259.220.478 192.710.757 123.516.478 74 Sumber:PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Pada tahun 2009 realisasi TBS Tandan Buah Segar sebagai bahan baku kelapa sawit hanya mencapai 79 dari anggarannya. Realisasi TBS yang terjadi 787.877.941 kg, sedangkan TBS yang dianggarkan yaitu 998.212.000 kg, sehingga selisih yang terjadi yaitu sebesar 210.334.059 kg, sedangkan TBS yang diolah hanya sebanyak 192.710.757 kg. Berikut ini merupakan data anggaran dan realisasi biaya produksi tanaman kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa pada tahun 2008 : Tabel 4.3 PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tahun 2008 Dalam Rp Uraian Anggaran Realisasi 1. Biaya Umum a. Upah, tunjangan karyawan 36.243.629.000 32.975.535.000 91 b. Honorarium 1.138.407.000 681.431.000 60 c. Biaya pengangkutan, perjalanan, dan penginapan 12.978.979.000 15.753.931.000 121 d. Biaya pemeliharaan 25.411.056.000 15.914.567.000 63 e. Iuran dan sumbangan 171.542.000 119.079.000 69 f. Pajak dan sewa tanah 16.991.377.000 18.291.379.000 108 g. Asuransi 3.595.118.000 1.023.547.000 28 h. Biaya Keamanan 29.501.313.000 32.323.016.000 110 i. Biaya penerangan 6.280.089.000 5.778.410.000 92 j. Biaya pompa air 3.062.060.000 2.962.859.000 97 k. Biaya lain-lain 7.885.835.000 12.885.584.000 163 Jumlah Biaya Umum 143.259.405.000 138.709.338.000 97 2. Biaya Langsung a. Biaya Tanaman 1 Upah, tunjangan karyawan 8.364.101.000 5.874.478.000 70 2 Pemeliharaan tanaman menghasilkan 250.590.597.000 132.866.773.000 53 3 Panen dan pengumpulan 71.482.342.000 70.004.393.000 98 4 Pengangkutan ke pabrik 32.624.050.000 31.450.250.000 96 Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya unsur – unsur biaya produksi perusahaan terdiri dari biaya umum, biaya tanaman, biaya pengolahan, biaya penyusutan, dan biaya pembelian TBS. Keseluruhan dari biaya-biaya produksi tersebut pada tahun 2008 hanya mencapai 83 dari biaya yang dianggarkan. Jumlah Biaya Tanaman 363.061.090.000 240.195.894.000 66 b. Biaya Pengolahan 56.974.429.000 55.765.268.000 98 c. Biaya PenyusutanAmortisasi 33.250.262.000 30.531.587.000 92 Jumlah Biaya Produksi Kebun 596.545.186.000 465.202.087.000 78 3. Pembelian TBS 547.985.638.000 489.197.869.000 89 Jumlah Biaya Produksi Termasuk Pembelian 1.144.530.824.000 954.399.956.000 83 Berikut ini merupakan data anggaran dan realisasi baya produksi tanaman kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa pada tahun 2009 : Tabel 4.4 PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Tahun 2009 Dalam Rp Uraian Anggaran Realisasi 1. Biaya Umum a. Upah, tunjangan karyawan 32.345.816.000 28.728.610.000 89 b. Honorarium 1.000.191.000 728.370.000 73 c. Biaya pengangkutan, perjalanan, dan penginapan 14.804.140.000 14.159.806.000 96 d. Biaya pemeliharaan 23.282.599.000 12.458.427.000 54 e. Iuran dan sumbangan 152.199.000 48.499.000 32 f. Pajak dan sewa tanah 18.019.816.000 17.968.847.000 100 g. Asuransi 3.266.065.000 1.977.609.000 61 h. Biaya Keamanan 22.149.171.000 19.651.237.000 89 i. Biaya penerangan 11.302.086.000 4.464.563.000 40 j. Biaya pompa air 4.058.689.000 2.540.361.000 63 k. Biaya lain-lain 7.771.844.000 6.328.184.000 81 Jumlah Biaya Umum 138.152.616.000 109.054.516.000 79 2. Biaya Langsung a. Biaya Tanaman 1 Upah, tunjangan karyawan 9.706.147.000 7.696.399.000 79 2 Pemeliharaan tanaman menghasilkan 257.309.256.000 75.118.361.000 29 3 Panen dan pengumpulan 78.427.972.000 68.584.871.000 87 Sumber : PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Pada tahun 2009 realisasi biaya produksi tanaman kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa hanya mencapai 71 dari biaya yang dianggarkan. Dengan melihat data pada tahun 2008 dan 2009, maka selisih persentase penurunan biaya produksi tanaman kelapa sawit yaitu sebesar 12.

B. Analisis Hasil Penelitian