sepenuhnya berjalan sesuai dengan fungsinya untuk membuat anggaran perusahaan.
Penyusunan anggaran pada perusahaan ini dengan menggunakan data historis yaitu melihat realisasi biaya yang terjadi pada tahun sebelumnya dan
menggunakan biaya standar yang sudah ditetapkan. Dengan demikian penyusunan anggaran biaya produksi dalam perusahaan sudah cukup baik dan
sesuai dengan teori mengenai penyusunan anggaran, karena dalam penyusunan anggaran biaya produksi perusahaan juga menggunakan biaya
standar. Hal ini sudah cukup baik, karena dengan adanya penentuan biaya standar akan membantu manajer dalam merencanakan dan mengendalikan
pengeluaran biaya produksi perusahaan.
2. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian
Kinerja Manajer Analisis anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian kinerja
manajer akan membahas beberapa penyimpangan yang terjadi pada anggaran biaya produksi. Analisis ini lebih diarahkan untuk mengetahui penyebab
terjadinya penyimpangan untuk dilakukan tindakan perbaikan dengan alasan untuk tidak terulang lagi di masa mendatang.
Meskipun anggaran biaya produksi telah disusun dengan cermat dan teliti serta dilakukan pengendalian terhadap biaya yang dikeluarkan, namun
tidak selamanya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh adanya biaya-biaya tertentu yang tidak dapat dikendalikan.
Analisis terhadap anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya. Tujuan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya untuk dapat memberikan masukan kepada manajer untuk penyusunan anggaran pada tahun berikutnya. Hal yang mengakibatkan
adanya penyimpangan antara anggaran dan realisasi harus diperbaiki sehingga untuk masa yang mendatang tidak akan terulang lagi.
PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa dalam menyusun anggaran biaya produksinya menggunakan biaya standar yang telah
ditetapkan dan selalu dilakukan analisis setiap bulan terhadap setiap penyimpangan yang terjadi, tetapi tidak dilakukan analisis seperti yang
terdapat dalam teori. Perusahaan memiliki suatu kebijakan untuk memberikan reward dan punishment. Dalam menilai kinerja manajer, jika realisasi yang
mendekati atau tidak melebihi anggaran diberikan reward atas prestasi kerja berupa kenaikan gaji dan kenaikan jabatan, sedangkan untuk realisasi yang
melebihi anggaran akan diberlakukan kebijakan punishment berupa penurunan jabatan atau jabatan tidak naik. Kebijakan ini dilakukan untuk
memotivasi manajer dalam meningkatkan kinerja dalam perusahaan, sehingga manajer mengupayakan realisasi biaya produksi lebih kecil atau mendekati
dari anggaran yang ditetapkan, sesuai dengan indikator kinerja kunci manajer yaitu anggaran biaya produksi merupakan jumlah maksimal yang bisa dicapai
oleh perusahaan dalam mengeluarkan biaya produksi. Pengendalian juga
dilakukan oleh manajer dengan mereview dan melakukan pembahasan terhadap realisasi yang melebihi anggaran yang ditetapkan untuk mengetahui
penyebab-penyebab penyimpangan yang terjadi. Perusahaan dalam menyusun anggaran biaya produksi berdasarkan biaya standar dan data historis atau
biaya tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan bahwa anggaran biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa telah berfungsi
efektif sebagai alat pengendalian kinerja manajer.
3. Analisis Anggaran Biaya Produksi dan Realisasi Biaya Produksi