Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka Kerangka Konseptual Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perusahaan menyusun anggaran biaya produksi yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa? 2. Bagaimana anggaran biaya produksi dapat digunakan sebagai alat pengendalian kinerja manajer pada PT. Perkebuanan Nusantara II Tanjung Morawa? 3. Mengapa terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses penyusunan anggaran biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja manajer dengan menggunakan anggaran biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. 3. Untuk mengetahui mengapa terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan penulis tentang anggaran biaya produksi dalam perusahaan yang diteliti. b.Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perusahaan sebagai informasi yang diperlukan sehubungan dengan pengendalian kinerja manajer dengan menggunnakan anggaran biaya produksi. c. Peneliti lainnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian sejenis.

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kesimpulan dari uraian tinjauan teroritis yang diwujudkan dalam diagram gambar. Adapun kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut: Kerangka Konseptual Gambar 1.1 Sumber : Penulis, 2011 PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA ANGGARAN BIAYA PRODUKSI REALISASI BIAYA PRODUKSI ALAT PENGENDALIAN KINERJA MANAJER VARIANS P ANALISIS PRODUKSI Anggaran sebagai suatu sistem cukup memadai untuk dipergunakan sebagai alat perencanaan, koordinasi dan pengendalian dari seluruh kegiatan perusahaan. Salah satu anggaran yang terdapat dalam PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yaitu anggaran biaya produksi. Dengan adanya penggunaan anggaran biaya produksi pada perusahaan, perusahaan dapat menyusun perencanaan dengan lebih baik, sehingga koordinasi dan pengendalian yang dilakukan dapat memadai pula. Anggaran biaya produksi yang disusun tersebut, kemudian dibandingkan dengan biaya produksi yang sebenarnya terjadi realisasi biaya. Perbandingan antara anggaran dengan realisasi biaya produksi tersebut, dievaluasi dan dilakukan analisis untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi baik yang merugikan ataupun yang menguntungkan. Para manajer menggunakan hasil analisis ini untuk melakukan pengendalian terhadap kinerjanya agar dapat melakukan tindakan perbaikan di masa yang akan datang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Anggaran 1. Anggaran

Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam definisi anggaran yang ada. Agus Ahyari 2002:8 ”Anggaran perusahaan merupakan perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu yang dinyatakan didalam unit kuantitatif moneter.” Berdasarkan pengertian tersebut, beberapa hal yang tercakup di dalam pengertian anggaran perusahaan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan secara formal, berarti didalam penentuan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan perusahaan dilakukan secara formal, yang dihasilkan dengan pertemuan resmi didalam perusahaan serta dinyatakan dalam bentuk tertulis. b. Seluruh kegiatan perusahaan, maksudnya ialah anggaran perusahaan yang disusun akan mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Secara kronologis dapat disebutkan bahwa terdapat tiga kegiatan utama dalam perusahaan, yaitu kegiatan sebelum produksi, kegiatan produksi dan kegiatan sesudah produksi. c. Dalam jangka waktu tertentu, maksudnya anggaran perusahaan yang disusun bukannya tidak terbatas waktu, melainkan disusun untuk dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Berapa lamanya jangka waktu ini akan sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan dan kesepakatan yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan. Periodesasi yang dipergunakan oleh perusahaan adalah berbeda- beda, umumnya untuk anggaran jangka pendek adalah satu tahun, meskipun tidak tertutup panjang periodesasi yang berbeda bagi perusahaan-perusahaan yang lain. d. Dinyatakan dalam unit moneter, maksudnya adalah kegiatan beraneka ragam dalam suatu perusahaan harus disusun dalam bentuk perencanaan, oleh karena itu perlu dipergunakan satu unit yang sama agar dapat dicapai kemudahan penyusunan serta dapat dilakukan perbandingan. Satuan unit yang berbeda-beda didalam satu anggaran akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan analisis anggaran tersebut. Satuan moneter merupakan satuan yang dapat digunakan sebagai pengukur kegiatan yang beraneka ragam. Menurut Mulyadi 2001:488 ”anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran mengharuskan manajemen untuk merencanakan kegiatan di masa yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah, dan untuk pengembangan kebijakan masa yang akan datang Hansen dan Mowen, 2004: 714.

2. Karakteristik Anggaran

Menurut Supriyono 2001 : 83 anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. d. Usulan anggaran direview dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu. f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. Dari karakteristik anggaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana manajemen yang mendasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusun anggaran agar realisasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

B. Tujuan, Manfaat dan Kelemahan Anggaran 1.

Tujuan Anggaran Anggaran disusun karena memiliki tujuan dan manfaat. Berikut tujuan anggaran menurut Sukarno 2000 : 147 : a. Menyatakan harapansasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. b. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pijak terkait, sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan. c. Menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. d. Mengkoordinasikan cara atau metode yang akn ditmpuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. e. Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi. Penjelasan mengenai tujuan anggaran dapat dilihat sebagai berikut: pernyataan harapan manajemen dapat dilihat dengan target kinerja melalui anggaran yang disusun, harapan manajemen dapat tercapai dengan menggunakan anggaran sebagai alat untuk mengkomunikasikan sasaran atau harapan manajemen, anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan dengan cara yang komprehensif dan koheren, koordinasi merupakan fungsi utama anggaran yang menyatakan dengan tegas tentang keseimbangan yang layak dalam pemanfaatan sumber daya, kinerja karyawan yang sesungguhnya bisa dibandingkan dengan kinerja yang dianggarkan yang berarti jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja yang dianggarkan dan realisasinya dapat segera diidentifikasi dan selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan.

2. Manfaat Anggaran

Anggaran mempunyai beberapa manfaat. Manfaat anggaran menurut Supiyono 2001 : 83 yaitu : a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek. b. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek. c. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat pertanggungjawaban. d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat pertanggungjawabn yang dipimpinnya. e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan para manajernya. f. Alat pendidikan para manajer. Penjelasan mengenai manfaat anggaran dapat dilihat sebagai berikut : anggaran sebagai alat perencanaan jangka pendek dan merupakan kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan program atau bagian dari program dalam jangka pendek, anggaran sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit yang ada di dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan, dalam penyusunan anggaran berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran, anggaran yang penyusunannya mengikutsertakan peran serta para pelaksana dapat digunnkan untuk memotivasi mereka di dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan dan sekaligus untuk mengukur prestasi mereka, anggaran sebagai alat pengendalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta di dalam penyusunan anggaran tersebut, dan anggaran juga sebagai alat untuk mendidik manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawabannya.

3. Kelemahan Anggaran

Banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran, akan tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Kelemahan- kelemahan anggaran menurut Supriyono 2000 antara lain: a. Estimasi dan proyeksi tidak tepat. b. Kondisi dan asumsi berubah. c. Tidak ada kerja sama dan koordinasi. d. Dipandang sebagai pengganti pertimbangan manajemen. Kelemahan anggaran ini dapat dijelaskan sebagai berikut : ketidaktepatan estimasi anggaran mengakibatkan manfaat perencanaan tidak dapat tercapai, kondisi dan asumsi yang mendasari anggaran berubah maka perencanaan dan anggaran harus dikoreksi, anggaran berfungsi sebagai alat manajemen hanya jika semua pihak terutama manajer bekerja sama secara terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan, anggaran tidak dapat dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajemen dan pertimbangan manajemen.

C. Fungsi, Jenis dan Proses Penyusunan Anggaran 1. Fungsi Anggaran

Anggaran hanyalah suatu alat dan bagaimanapun baiknya suatu anggaran tidak akan berfungsi dengan baik apabila yang menggunakannya tersebut tidak menggunakannya dengan baik. Nafarin 2004 : 12 mengemukakan bahwa ” Anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya mencapai fungsi yang sama dengan manajemen meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan”. Berikut pengertian dari berbagai fungsi tersebut: a. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang berisi gambaran yang lebih nyata jelas dalam unit uang. b. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan laba. Jadi, Anggaran penting untuk menyelaraskan koordinasi setiap kegiatan, seperti bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi dan bagian keuangan. c. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengendalianpengawasan controlling. Pengawasan berarti melakukan evaluasi menilai atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara: 1 Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran 2 Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu jika ada penyimpangan yang merugikan.

2. Jenis Anggaran

Dalam suatu perusahaan, paket anggaran yang lengkap terdiri atas beberapa elemen atau jenis anggaran. Paket anggaran yang lengkap tersebut dinamakan juga anggaran induk. Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling berhubungan dan saling bergantung satu sama lain. Menurut Supriyono 2001 : 87 anggaran induk terdiri atas tiga bagian penting sebagai berikut: a. Anggaran operasi. Anggaran ini menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang akan datang. Elemen anggaran operasi meliputi anggaran pendapatan, biaya dan laba. b. Anggaran kas. Anggaran ini menunjukkan prakiraan sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran. c. Anggaran pengeluaran modal. Anggaran ini menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran. d. Anggaran neraca. Anggaran ini menunjukkan rencana aktiva, utang, dan modal perusahaan. Anggaran operasi biasanya berisi dua bagian penting yang terdiri atas: anggaran program yang berisi estimasi rencana pendapatan dan biaya program-program utama suatu organisasi, dan anggaran pertanggungjawaban yang menentukan rencana kewajiban yang akan dilaksanakan oleh setiap pusat pertanggungjawaban. Anggaran kas digunakan oleh manajer keuangan untuk menyusun rencana kas dan menjamin bahwa kas dalam tahun anggaran cukup, tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Anggaran pengeluaran modal pada dasarnya merupakan daftar rencana yang telah disetujui oleh manajemen puncak mengenai proyek pemilikan fasilitas dan peralatan baru beserta taksiran biaya setiap proyek dan saat pengeluaran modal tersebut akan dilakukan dalam tahun anggaran. Anggaran neraca menunjukkan aktiva, utang, dan modal pada akhir perode akhir periode akuntansi anggaran.

3. Proses Penyusunan Anggaran

Suatu anggaran disusun untuk mencoba menjawab dan memperkirakan apa-apa saja yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini merupakan bagian dari fungsi perencanaan, karena merupakan proyeksi ke depan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka. Penyusunan anggaran membutuhkan proses persiapan yang matang, tajam, dan teliti. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat menggunakan metode yang lazim digunakan. Pilihan metode ini sangat tergantung pada kondisi dan keinginan manajemen perusahaan yang bersangkutan. Menurut Harahap 2001 : 83 ”Proses penyusunan anggaran adalah tahap kegiatan yang dilakukan dalam anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya”. Penyusunan anggaran dalam suatu perusahaan biasanya dikoordinasi oleh satu lembaga yang bertugas menyusun anggaran yang dinamakan Komite Anggaran, Komite Anggaran beranggotakan manajer divisi dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi poko kegiatan suatu perusahaan dan memberikan arahan kerja penyusunan anggaran. Komite Anggaran pada umumnya berada langsung dibawah direksi. Penyebab yang utama adalah karena baik dalam penyusunannya maupun dalam pelaksanaannya anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai bagian. Penempatan Komite Anggaran secara langsung dibawahnya akan menjadikan anggaran yang tersusun nantinya akan memperoleh dukungan secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga anggaran benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk menggerakkan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian. Proses penyusunan anggaran menurut Harahap 2001 : 83 dapat dilihat dari sudut pandang berikut : a. Ditinjau dari siapa yang membuatnya Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara: 1 Ototiter atau Top down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya. 2 Demokrasi atau Bottom up Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai keatasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses lama dan berlarut. 3 Campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Disini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi, ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. b. Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari: 1 A Priori Dalam metode ini dalam menyusun anggaran dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian. Keuntungan metode ini adalah: karena laba ditetapkan terlebih dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan. Kerugian metode ini adalah : cara ini seolah tidak memperdulikan bagian-bagian yang lain, sehingga dapat menimbulkan sikap apatis, stress, frustasi. 2 A Posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing-masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat diketahui angka laba. Keuntungan metode ini adalah : anggaran menjadi lebih akurat, karena semua bagian terlibat. Biisanya bagian-bagian inilah yang lebih tahu batas kemampuan mereka. Kerugiannya mungkin dalam prosesnya yang lebih lama dan mungkin tidak memenuhi keiginan pemilik. 3 Pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Metode ini lebih realistis jika kita lihat pengalaman yang lalu tetapi kurang melihat peluang masa datang.

D. Anggaran Biaya Produksi

1. Biaya Produksi

Setiap perusahaan tanpa melihat sifat kegiatannya apakah perusahaan atau non perusahaan selalu mempunyai keterkaitan dengan biaya. Dalam proses produksinya, perusahaan akan mengeluarkan biaya – biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya – biaya secara umum dapat diklasifikasikan menurut fungsinya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi hanya terdapat dalam perusahaan industri, karena kegiatan perusahaan industri bersifat lebih luas yaitu mencakup semua fungsi usaha produksi, pemasaran dan administrasi. Nafarin 2004:383 mengemukakan biaya produksi sebagai berikut : ” Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode sekarang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah dengan persediaan barang dalam proses awal.”

2. Unsur – unsur Biaya Produksi

Dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat unsur – unsur produksi yang menjadi biaya produksi. Terdapat tiga komponen di dalam unsur biaya produksi yaitu: 1 Bahan baku Bahan baku merupakan salah satu komponen utama di dalam pembentukan produk. Ketiadaan bahan baku akan menimbulkan terhentinya proses produksi. 2 Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung merupakan asalah satu dari tiga komponen pembentuk harga pokok produksi disamping biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. Pelaksanaan proses produksi di dalam suatu perusahaan akan dipisahkan adanya pengertian tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Hal ini perlu untuk mendapatkan perhatian karena tidak seluruh tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan akan dapat dikategorikan ke dalam tenaga kerja langsung. 3 Overhead Biaya overhead merupakan komponen yang ketiga di dalam pembentukan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead ini terdiri dari beraneka ragam jenisnya. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam membebankan masing – masing biaya ini ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Kesulitan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke dalam masing – masing produk perusahaan ini juga disebabkan karena sebagian besar dari biaya overhead ini merupakan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan. Beberapa jenis biaya yang termasuk di dalam biaya overhead pabrik ini antara lain: a Bahan Pembantu Bahan pembantu diperlukan untuk menyelesaikan proses produksi sehingga produk perusahaan dapat mempunyai kualitas yang baik diperlukan bahan pembantu. Besarnya kebutuhan bahan pembantu ini akan bergantung pada jumlah dan jenis produk akhir yang memerlukannya yang diproses dalam suatu tahun anggaran. b Tenaga Kerja Tidak Langsung Tenaga kerja tidak langsung akan berfungsi melancarkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Tenaga kerja tidak langsunng terlibat langsung di dalam penyelesaian produk sehingga kehadirannya di dalam pabrik sangat diperlukan. Contoh tenaga kerja tidak langsung antara lain para pengawas, tenaga administrasi pabrik, tenaga pemeliharaan pabrik, dan sebagainya. c Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik Gedung pabrik yang digunakan untuk proses produksi akan memerlukan biaya pemeliharaan sehingga gedung tersebtu dapat dipergunakan dengan baik dan dalam jangka waktu yang panjang. d Biaya Reparasi dan Perbaikan Mesin Mesin dan peralatan mesin yang ada di dalam perusahaan perlu dipelihara dengan baik. Pemeliharaan dapat dibagi atas dua yaitu pencegahan dan perbaikan kerusakan. e Biaya Penyusutan Biaya penyusutan juga termasuk di dalam perhitungan biaya produksi. Penyusutan dapat berupa penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi. f Biaya – biaya lain yang juga termasuk dalam overhead adalah biaya asuransi gedung dan peralatan produksi, biaya listrik dan biaya bahan bakar.

3. Anggaran Biaya Produksi

Pengertian anggaran biaya produksi menurut Munandar 2001: 95 ”Anggaran produksi adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang kualitas barang yang akan diproduksikan, jumlah barang yang akan diproduksikan, serta waktu produksi tersebut akan dilakukan.” Berdasarkan pengertian tersebut, anggaran biaya produksi adalah suatu perencanaan biaya yang akan dikeluarkan dalam proses produksi.

4. Jenis – jenis Anggaran Biaya Produksi

Anggaran biaya produksi meliputi : 1 Anggaran Bahan baku Anggaran bahan baku harus dibuat untuk menunjukkan seberapa banyak bahan yang akan diperlukan dalam produksi dan berapa banyak bahan yang harus dibeli. Pembelian akan tergantung pada perkiraan penggunaan bahan baku dan juga tingkat persediaan. Rumus untuk perhitungan pembelian ini menurut Shim, Shegel 2001:57 sebagai berikut : Anggaran bahan baku biasanya disertai dengan penghitungan perkiraan pembayaran kas atas bahan. 2 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Persyaratan produksi merupakan titik awal untuk menyusun anggaran tenaga kerja langsung. Menurut Shim, Shegel 2001:57 untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung maka dapat dihitung sebagai berikut : Untuk menghitung total biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan dapat dihitung sebagai berikut : Pembelian dalam unit = Penggunaan + Unit persediaan bahan akhir yang diinginkan – Unit persediaan awal. Volume produksi yang diharapkan x jumlah jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi satu unit. Jumlah jam tenaga kerja langsung x biaya tenaga kerja langsung per jam. 3 Anggaran Biaya Overhead Anggaran ini merencanakan secara lebih terperinci mengenai beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang. Menurut Menurut Shim, Shegel 2001:58 anggaran biaya overhead dapat dihitung dengan cara : s Contoh laporan biaya produksi untuk perusahaan manufaktur terdapat dalam tabel 2.1 berikut ini Tabel 2.1 PT. Brawi Mfg Laporan Biaya Produksi Data Produksi dalam unit: -Barang Dalam Proses-Awal xxx -Ditambahkan kedalam Proses xxx Masuk Kedalam Proses -Produk Selesai xxx -Barang Dalam Proses –Akhir xxx Keluar Proses xxx Akumulasi Biaya Produksi -Biaya Bahan Baku xxx -Biaya Tenaga Kerja xxx -Biaya Overhead Pabrik xxx Total Biaya Produksi xxx Alokasi Biaya Produksi -Alokasi Untuk Barang Dalam Proses-Akhir xxx Bahan Baku xxx Tenaga Kerja xxx Overhead Pabrik xxx -Alokasi Untuk Barang Jadi xxx Sumber : Witjaksono, 2006 Total biaya overhead yang dianggarkan - Penyusutan Dari contoh laporan biaya produksi diatas, laporan biaya produksi terdiri atas 3 bagian yaitu : a. Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus aporan arus fisik. Perlu dipahami bahwa pengertian unit dalam bagian ini berarti unit ekuivalensi. b. Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi tanggung jawab manajer departemen produksi yang bersangkutan. c. Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan menjadi nilai dari barang dalam proses dan produk jadi.

E. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian

Anggaran merupakan salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengendalian bagi manajer, karena anggaran yang disusun dengan baik akan mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengendalian terhadap biaya produksi sangat dibutuhkan untuk menilai apakah setiap kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengendalian berarti melakukan evaluasi atau menilai pelaksanaan pekerjaan, dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana anggaran dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu jika ada penyimpangan yang merugikan. Pada perusahaan industri, pengendalian diarahkan pada unsur – unsur biaya produksi yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung biaya overhead. Pengendalian terhadap biaya produksi ini diharapkan dapat mencegah atau mengurangi pemborosan biaya yang telah terjadi di periode sebelumnya. Alat yang tepat bagi manajemen untuk melaksanakan fungsi pengendalian terhadap biaya produksi adalah berdasarkan perencanaan yang teliti yang disusun dalam bentuk anggaran. Anggaran ini diharapkan dapat membantu manajemen untuk mengetahui apakah biaya yang sebenarnya sesuai di atas atau dibawah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian melalui anggaran biaya produksi dapat juga dilakukan dengan adanya biaya standar. Menurut Simamora 2000 : 636 ” Biaya standar adalah ukuran yang ditentukan sebelumnya secara tepat mengenai berapa biaya seharusnya dalam kondisi tertentu”. Langkah – langkah yang diambil dalam menetapkan biaya standar adalah: 1. Melakukan inventarisasi dari pengalaman – pengalaman yang akan datang. Dalam hal ini berarti harus diteliti biaya yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. 2. Menanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini perlu diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan akan secara otomatis dapat mempengaruhi rencana biaya pada masa yang akan datang. 3. Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan yang paling sulit. Hal ini dikarenakan perubahan harga yang merupakan salah satu faktor ekstern perusahaan. Standar akan menjadi dasar dalam melakukan perbandingan dengan realisasi untuk mengetahui penyimpangan varians. Penyimpangan yang terjadi dapat dianalisis dengan cara membandingkan anggaran biaya produksi dengan realisasinya pada perusahaan. Anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian dapat dicapai dengan cara: 1. Mendesain format anggaran yang sesuai dengan format akuntansi 2. Menyusun sebelum dilaksanakannya kegiatan perusahaan 3. Membandingkan antara anggaran dengan hasil realisasi dan menghitung penyimpangan varians 4. Menjadikan penyimpangan sebagai dasar investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut 5. Menjadikan hasil investigasi untuk menilai prestasi bagian dan memperbaiki serta menyempurnakan anggaran berikutnya Penggunaan anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian dapat dikatakan baik dan efektif apabila maksud yang dicita-citakan dalam penggunaan anggaran ini dapat tecapai, yaitu tercapainya target produksi yang sesuai dengan yang sudah dianggarkan sebelumnya. Setiap pos yang terdapat di dalam anggaran biaya produksi ini harus dicapai targetnya dengan menggunakan sumber daya yang dibutuhkan dan mengusahakannya semaksimal mungkin.

F. Penyimpangan Biaya Produksi