Ruang Sampel, Titik Sampel, Peristiwa, dan Relasi Antar Peristiwa

65

B. Ruang Sampel, Titik Sampel, Peristiwa, dan Relasi Antar Peristiwa

Masalah 1 Konsep Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Peristiwa Misalkan 2 dua keping mata uang logam diundi sekaligus. Masalah yang ditanyakan adalah: a Hasil-hasil apa saja yang mungkin terjadi pada eksperimen tersebut? b Tentukan ruang sampel, titik-titik sampel, dan peristiwa A yang didefinisikan sebagai peristiwa munculnya muka gambar G tepat sebanyak 1 kali, serta peristiwa B yang didefinisikan sebagai peristiwa munculnya muka gambar G tepat sebanyak 2 kali. Gambarkan kesemuanya itu dalam bentuk diagram pohon dan kemudian dalam bentuk diagram Venn. Penyelesaian a. Penyelidikan Dalam Bentuk Diagram Pohon Dalam bentuk diagram pohon gambaran selengkapnya dari eksperimen percobaan acak tersebut adalah seperti berikut. Gambar 12a diundi sekaligus Obyek Ekp. Cara Ekp. Hasil-hasil Yang Mungkin A G A G A G A , A = s 1 B A S A , G = s 2 G , A = s 3 G , G = s 4 Kemungkinan I II I II Gambar 11 diundi sekaligus ? Obyek Ekp. I II Cara Ekp. 66 Berdasarkan peragaan gambar 11b di atas maka: Ruang sampel nya adalah S = { s 1 , s 2 , s 3 , s 4 } = { A , A , A , G , G , A , G , G } Hasil-hasil yang mungkin seperti s 1 , s 2 , s 3 , s 4 masing-masing disebut titik sampel , A = peristiwa munculnya muka gambar G tepat sebanyak 1 kali = { s 2 , s 3 }, dan B = peristiwa munculnya muka gambar G tepat sebanyak 2 kali = { s 4 } masing-masing disebut peristiwakejadian dalam ruang sampel S . Peristiwa B dalam S yang tepat memiliki 1 titik sampel disebut sebagai peristiwa elementer atau peristiwa sederhana . Sementara peristiwa A yang memiliki lebih dari 1 titik sampel disebut sebagai peristiwa majemuk .

b. Penyelidikan Dalam Bentuk Diagram Venn

S = Ruang sampel hasil eksperimen. s 1 , s 2 , s 3 , dan s 4 adalah titik-titik sampel dalam ruang sampel S . A , B  S masing-masing disebut peristiwa dalam ruang sampel S . Peristiwa A yang memiliki lebih dari 1 titik sampel disebut peristiwa majemuk dan peristiwa B yang memiliki tepat 1 titik sampel disebut peristiwa sederhana peristiwa elementer elementary event . C. Prinsip Perkalian Masalah Misalkan kita adakan eksperimen percobaan acak berupa pengundian sekaligus sebuah paku payung standar warna putih gilap dan sebuah dadu. Pertanyaannya adalah ada berapa macam ada berapa cara hasil yang mungkin terjadi pada eksperimen tersebut? Penyelesaian Amati bahwa dari masalah yang dikemukakan di atas, obyek eksperimen, cara eksperimen, dan hasil-hasil yang mungkin masing-masing adalah seperti yang digambarkan berikut. s 1 s 2 s 3 s 4 A B S Gambar 12b 67 Berdasarkan kerangka penyelesaian yang digambarkan di atas dapat kita lihat bahwa obyek eksperimen I adalah sebuah paku paying sementara obyek eksperimen II adalah sebuah dadu. Cara eksperimennya adalah diundi sekaligus. Sedangkan hasil-hasil yang mungkin berupa pasangan berurutan m , 1, m , 2, m , 3, … dan seterusnya hingga t , 6. Atau jika ditulis dalam bentuk lambang titik-titik sampel semuanya ada 12. Keduabelas titik sampel yang dimaksud adalah s 1 , s 2 , s 3 , ... dan seterusnya hingga s 12 . Sehingga ruang sampel S dari eksperimen di atas adalah: S = { m , 1, m , 2, m , 3, … , t , 6} atau S = { s 1 , s 2 , s 3 , …. , s 12 }. Maka n S = 12. Kini pertanyaan selanjutnya adalah apa kira-kira hubungan antara n S = 12 dengan banyaknya hasil yang mungkin untuk obyek eksperimen I yakni n I = 2 dan banyaknya hasil yang mungkin untuk obyek eksperimen II yakni n II = 6? Amati bahwa setelah dicermati secara seksama ternyata n S = 12 = 2  6 = n I  n II. Yakni n S merupakan hasil perkalian antara banyaknya cara munculnya hasil yang mungkin pada obyek eksperimen I dengan banyaknya cara munculnya hasil yang mungkin pada obyek eksperimen II. Yakni Gambar 13 diundi sekaligus Obyek Ekp. Cara Ekp. I II m t 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 t , 6 = s 12 t , 5 = s 11 t , 4 = s 10 t , 3 = s 9 t , 2 = s 8 t , 1 = s 7 m , 6= s 6 m , 5 = s 5 m , 4 = s 4 m , 3 = s 3 m , 2 = s 2 m , 1 = s 1 6 cara 2 cara I II S n S = 12 Hasil-hasil yang mungkin Keterangan Hasil miring  m = Hasil terlentang  t = Kemungkinan 68 n S = 2  6 = n 1  n 2 . Kini bagaimana jika obyek eksperimennya sebanyak k . Yakni obyek eksperimen I, II, III, … dan seterusnya hingga K . Misalkan masing-masing obyek dapat terjadi dalam n 1 cara, n 2 cara, n 3 cara, dan seterusnya hingga n k cara. Berapakah banyak anggota ruang sampel S jika kesemua obyek eksperimen itu diundi sekaligus? Apakah saudara sepakat jika kesemua obyek eksperimen itu diundi sekaligus maka ruang sampel S akan memuat titik sampel sebanyak n S = n 1  n 2  n 3  …  n k ? Jika kita sepakat dengan dugaan di atas dari mana kita dapat menyimpulkannya? Apakah kita menyimpulkannya berdasarkan pola atau dari kerangka berpikir lain yang mungkin dalam bentuk gambar atau bentuk apa yang mungkin. Perlu diingat jika kita dapat menyampaikannya dalam bentuk gambar, menurut Bruner Jerome Bruner, 1896 – 1980 peserta didik akan dapat menangkapnya secara jelas dan akan mampu mengembangkan pengetahuannya jauh melebihi dari apa yang pernah mereka terima dari gurunya. Banyak anggota S seperti yang ditunjukkan pada petak di atas selanjutnya dikenal sebagai “ prinsip perkalian ”. Gambaran selengkapnya seperti berikut. Gambar 14 O I O k O II O III … Diundi sekaligus n 1 cara n 2 cara n 3 cara n k cara Obyek Eksperimen Cara Eksp Ruang sampel S dengan banyak titik sampel: n S = n 1  n 2  n 3  …  n k . O 2 n k cara … … … … … … … s 1 s 2 s 3 s n = s n 1 x n 2 x … x nk S n 1 cara n 2 cara O k O 1 Hasil 2 yg mungkin Kemungkinan 69 Dari kerangka berpikir yang digambarkan di atas kemungkinan terjadinya obyek eksp O 1 , O 2 , O 3 , ... dan seterusnya hingga obyek eksperimen O k masing-masing dapat terjadi dalam n 1 cara, n 2 cara, ... , dan seterusnya hingga n k cara. Maka secara nalar hasil-hasil eksperimen yang mungkin terjadi adalah sebanyak n 1  n 2  n 3  …  n k cara. Yakni n S = n 1  n 2  n 3  …  n k . D. Peluang Pada Pengundian Masalah Dua buah paku payung standar warna putih gilap diundi sekaligus. Jika A adalah peristiwa munculnya hasil kembar dan B adalah peristiwa munculnya hasil terlentang minimal sebanyak 1 kali. Pertanyaannya adalah: a. Gambarkan hasil-hasil eksperimen yang mungkin terjadi dalam bentuk diagram pohon termasuk ruang sampel S dan peristiwa A dalam S yakni A  S b. Gambarkan hasil-hasil eksperimenya dalam bentuk diagram Venn. c. Tentukan P A yakni peluang munculnya peristiwa A . d. Tentukan P B yakni peluang munculnya peristiwa B . e. Tentukan relasi antara peristiwa A dan B . Penyelesaian a. Dengan Penalaran Lengkap Pertama kita gambar kerangka pemikiran berkenaan dengan hasil-hasil yang mungkin: ruang sampel S , peristiwa A dan B , serta teknik perhitungan nilai-nilai peluangnya. Gambaran selengkapnya seperti berikut. diundi sekaligus Obyek Ekp. Cara Ekp. I II Gambar 15 Gambar 16.a Keterangan Hasil miring  m = Hasil terlentang  t = diundi sekaligus Obyek Ekp. Cara Ekp. I II 10 7 10 3 I A S 100 100 Total = P { m , m } = 100 9 10 3 10 3   P { m , t } = 100 21 10 7 10 3   P { t , m } = 100 21 10 3 10 7   P { t , t } = 100 49 10 7 10 7   = 1 + m t m t m , m m , t t , m t , t 10 3 10 7 10 3 10 7 II = s 1 = s 2 = s 3 = s 4 m t 10 7 P { t } = P { m } = 10 3 , B Hasil-hasil yang mungkin 70 Dari peragaan gambar di atas akan tampak dengan jelas ruang sampel S pada eksperimen itu, peristiwa A , peristiwa B , dan perhitungan nilai peluang masing-masing. Jika A adalah peristiwa munculnya hasil kembar maka A = { m , m , t , t } = { s 1 , s 4 } sehingga P A = { s 1 , s 4 } = P { s 1 } + P { s 4 } = 100 9 + 100 49 = 100 58 = 0,58. Jika ruang sampel dan peristiwa A , B  S di atas kita gambarkan dalam bentuk diagram Venn maka gambaran kerangka pemikiran selengkapnya adalah seperti berikut. P A = P { s 1 } + P { s 4 } = 100 9 + 100 49 = 100 58 = 0,58. P B = P { s 4 } + P { s 2 } + P { s 3 } = 100 49 + 100 21 + 100 21 = 100 91 = 0,91. Jadi peluang munculnya peristiwakejadian A dan B dalam ruang sampel S yakni A , B  S masing- masing adalah P A = 0,58 dan P B = 0,91.

b. Dengan Cara Singkat

Jika A adalah peristiwakejadian munculnya hasil kembar pada kedua paku payung, maka A = { m , m , t , t }. Sehingga P A = P { m , m } + P { t , t } = P { m }  P { m } + P { m }  P { m } = 10 3 10 3  + 10 7 10 7  = 100 9 + 100 49 = 100 58 = 0,58. Jika B adalah peristiwakejadian munculnya hasil terlentang minimal 1 kali maka berarti peristiwa B = {muncul t satu kali atau muncul t dua kali} = { m , t , t , m , t , t } = { s 2 , s 3 , s 4 }. Maka P B = P { m , t } + P { t , m } + P { t , t } = P { m }  P { t } + P { t }  P { m + P { t }  P { t } = 10 7 10 3  + 10 3 10 7  + 10 7 10 7  S A 100 21 s 2 s 3 100 21 100 9 s 1 100 49 s 4 B Gambar 16.b 71 = 100 21 + 100 21 + 100 49 = 100 91 = 0,91. Jadi peluang munculnya peristiwa B  S adalah P B = 100 91 = 0,91. Selidiki bahwa P A = 100 58 , P B = 100 91 , dan B A P  = . 100 49 Karena B A P  = 100 49  100 58  . 100 91 Maka berarti B A P   P A  P B . Sehingga peristiwa A dan B adalah dua peristiwa tak bebas. Untuk lebih jelasnya lihat relasi antar peristiwa yang digambarkan dalam bentuk diagram Venn berikut ini.

E. Relasi Antar Peristiwa