Pemulihan dan Perubahan Warna Karang

Gambar 8. Hasil PCA terhadap Parameter Fisik-Kimiawi Perairan dengan Bulan Pengamatan Korelasi nilai kekeruhan serta ortofosfat dapat dilihat pada bulan Desember 2011. Pada bulan ini nilai kekeruhan serta ortofosfat mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan bulan lainnya. Karakteristik fisik-kimiawi pada bulan Januari 2012 berkorelasi positif dengan nilai salinitas dan DO, sedangkan korelasi negatif dapat dilihat pada nilai suhu, amonia dan nitrat yang memiliki nilai paling rendah dibandingkan bulan lainnya. Selanjutnya, pada bulan Februari 2012 karakteristik fisik-kimiawi tidak memiliki perbedaan yang cukup signifikan, sehingga korelasi dari semua parameter memiliki nilai yang hampir sama dengan bulan-bulan lainnya.

4.2. Pemulihan dan Perubahan Warna Karang

Pemulihan luka karang Gambar 9 terjadi pada bulan Oktober, setelah itu terjadi pelebaran jaringan hingga bulan keenam pengambilan data. Luka yang terbentuk berasal dari pemotongan koloni karang induk karang yang dipotong menjadi beberapa bagian fragmen karang untuk ditransplantasikan. Johan et al. 2008 menyatakan bahwa awal pertumbuhan karang ditandai dengan mulai menutupnya bekas potongan yang terjadi saat fragmentasi karang. September Oktober November Desember Februari Gambar 9. Pemulihan Luka dan Perubahan Warna pada Acanthastrea echinata Hasil penelitian yang dilakukan oleh Margono 2009 menunjukkan bahwa karang jenis Lobophyllia hemprichii yang diberikan 2 perlakuan, yaitu Perlukaan 1 dan Perlukaan 2, terlihat bahwa karang yang mengalami Perlukaan 1 mengalami pemulihan yang lebih cepat dibandingkan Perlukaan 2. Hal ini diduga akibat lendir yang dikeluarkan pada perlukaan 2 lebih banyak dibandingkan Perlukaan 1, akan tetapi pada bulan ke-2 pengamatan Perlukaan 2 memiliki tingkat pemulihan yang lebih cepat dibandingkan perlukaan 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat stres pada karang sudah berkurang. Penelitian yang dilakukan Kamalikasari 2012 menunjukkan bahwa penutupan luka pada karang jenis Blastomus wellsi terjadi setelah 2 bulan pengamatan. Setelah itu, terjadi pelebaran jaringan hingga bulan ke-6 pengamatan. Pada akhir pengamatan, fragmen yang mengalami luka telah sembuh dan tumbuh berkembang menyeluruh ke semua bagian polip karang. Karang jenis Acanthastrea echinata yang ditransplantasikan mengalami perubahan warna tiap bulannya. Pada bulan September karang berwarna hijau, kemudian bulan selanjutnya karang menjadi berwarna hijau pekat lalu berubah menjadi coklat kekuningan hingga bulan terakhir pengamatan. Perubahan warna karang juga terjadi pada penelitian Prastiwi 2011, karang jenis Lobophytum strictum mengalami perubahan warna pada minggu ke-2, dari warna coklat pucat menjadi warna coklat segar. Suharsono 2008 menyatakan bahwa karang yang hidup di tempat yang dangkal biasanya mempunyai warna yang cerah, hal tersebut dilakukan oleh karang untuk mengurangi penetrasi cahaya yang berlebihan. Oleh karena itu, salah satu penyebab perubahan warna pada karang jenis Acanthastrea echinata dapat disebabkan oleh perbedaan kedalaman pada saat pengambilan sampel awal dengan kedalaman pada saat karang ditransplantasikan. Koloni karang induk karang ditemukan pada kedalaman 20-21 meter, sedangkan pada saat ditransplantasikan fragmen karang diletakkan pada kedalaman 12 meter.

4.3. Tingkat Kelangsungan Hidup

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang (Caulastrea furcata), dengan Fragmentasi Buatan di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu

0 5 74

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang (Caulastrea furcata) dengan Fragmentasi Buatan di Perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu

0 13 74

Kondisi Terumbu Karang di Pulau Pramuka, Pulau Sekati, dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta

1 10 9

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Karang Hydnophora rigida (Dana 1846), Acropora nobilis (Dana 1846), dan Acropora microphthalma (Verrill 1859) yang Ditransplantasikan di Perairan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.

0 3 124

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Karang Transplantasi Jenis Acropora humilis (Dana 1846), Acropora brueggemanni (Brook 1893), dan Acropora austera (Dana 1846) di Perairan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 1

Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Karang Acropora nobilis dan Montipora altasepta, Hasil Transplantasi di Pulau Karya, Kepulauan Seribu

0 7 103

Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Karang Pocillopora damicornis dan Acropora millepora yang Ditransplantasikan dengan Teknik Rubble Stabilization di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

0 8 31

Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Transplantasi Karang Masif Favia rotundata (Veron, 2000) di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta

0 3 31

Tutupan Karang Di Daerah Transplantasi Karang Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

2 10 38

Pelestarian Terumbu Karang untuk Pembang

0 0 7