2.2. Parameter Perairan yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Karang
Distribusi dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang tergantung dari beberapa parameter fisika-kimiawi perairan berikut :
2.2.1. Suhu
Terumbu karang pada umumnya tumbuh secara optimal pada kisaran suhu perairan laut rata-rata tahunan antara 25-29
C, namun suhu di luar itu masih dapat ditolelir oleh spesies tertentu dari jenis karang hermatifik untuk dapat
berkembang dengan baik Thamrin, 2006. Secara langsung kondisi suhu perairan mempengaruhi kecepatan metabolisme suatu organisme perairan Dahuri, 2003.
Perubahan suhu perairan, baik peningkatan maupun penurunan suhu yang ekstrim terbukti menyebabkan gangguan terhadap terumbu karang. Penelitian
Lumban Gaol 2007 mengenai analisis SPL di perairan Indonesia menyatakan bahwa terjadinya bleaching di beberapa perairan di Indonesia disebabkan oleh
anomali suhu yang memiliki pengaruh negatif terhadap ekosistem karang.
2.2.2. Salinitas
Karang hermatifik adalah organisme laut sejati dan sebagian besar spesies sangat sensitif terhadap perubahan salinitas yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari salinitas normal air laut yaitu 30-35 ppt Nybakken, 2000. Pariwono et al.1996 menyatakan bahwa salinitas di laut secara fisiologi mempengaruhi
kehidupan binatang karang karena adanya proses tekanan osmosis pada jaringan tubuhnya. Karena karang peka terhadap perubahan salinitas, maka hewan ini
dapat hidup normal hanya pada perairan yang tidak banyak mengalami perubahan salinitas atau relatif stabil.
Nilai salinitas yang berkisar 29-31 ‰ berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Rani et al. 2003 merupakan kisaran yang baik untuk reproduksi karang di perairan Indonesia. Berdasarkan penelitian Helfinalis 1999, nilai
salinitas antara 30,2-34 ‰ merupakan salinitas normal untuk kehidupan karang.
2.2.3. Kekeruhan dan Sedimentasi
Sedimentasi memiliki pengaruh secara langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan karang. Pengaruh langsung bagi pertumbuhan karang terjadi
apabila sedimentasi yang masuk ke perairan merupakan sedimentasi yang berukuran besar sehingga dapat menutupi polip karang Supriharyono, 2007.
Pengaruh tidak langsung adalah sedimentasi yang masuk ke perairan dapat menyebabkan kekeruhan yang berdampak pada penurunan sinar matahari,
sehingga dapat menurunkan laju pertumbuhan karang Supriharyono, 2007. Kondisi perairan yang keruh menyebabkan tidak semua jenis karang batu
dapat tumbuh dengan baik. Hanya jenis-jenis karang batu yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang mampu bertahan hidup. Akan tetapi,
pertumbuhan karang tersebut tidak maksimal, ditandai dengan ukurannya yang relatif kecil Tuti H et al, 2010.
2.2.4. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen