2 130 Analisis Profitabilitas Usaha dan Nilai Tambah Produk Pada Usaha Keripik Singkong Geprek Di Kabupaten Bogor

54 rupiah per HOK. Upah rata-rata yang diperoleh dari hasil penjumlah upah seluruh tenaga kerja dibagi dengan total HOK. Sumbangan input lain pada usaha Bapak Unandar sebesar 15 427.5 rupiah per kilogram output, diperoleh dengan membagi total input lain selain bahan baku utama per tahun dengan jumlah output per tahun. Perhitungan nilai tambah di peroleh dari selisih nilai output dengan harga bahan baku utama dan nilai sumbangan input lain per kilogram bahan baku utama. Nilai tambah usaha keripik singkong adalah7 013 rupiah per kilogram bahan baku utama, dengan rasio nilai tambah sebesar 27 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan mengolah ubi kayu menjadi keripik singkong untuk setiap 100 rupiah dari nilai output terdapat nilai tambah sebesar 27 rupiah. Rasio tenaga kerja merupakan persentase dari pendapatan tenaga kerja terhadap nilai tambah.Imbalan tenaga kerja yang dikeluarkan Bapak Unandar sebesar 5 400 rupiah denganrasio tenaga kerja usaha Bapak Unandar sebesar 77 persen, artinya untuk setiap 100 rupiah dari nilai tambah maka sebesar 77 rupiah merupakan bagian untuk pendapatan tenaga kerja. Keuntungan yang didapat dari pengolahan keripik singkong berdasarkan perhitungan nilai tambah sebesar 1 613 rupiah, dengan tingkat keuntungan sebesar 23 persenartinya untuk setiap 100 rupiah dari nilai tambah maka sebesar 23 rupiah merupakan bagian untuk keuntungan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa distribusi nilai tambah lebih besar kepada bagian tenaga kerja dibandingkan dengan keuntungan, dimana distribusi nilai tambah kepada bagian tenaga kerja sebesar 77 persen dan keuntungan 23 persen. Balas jasa pemilik faktor produksi terdiri atas pandapatan untuk tenaga kerja, sumbangan input lain, dan keuntungan perusahaan. Marjin disebut sebagai kontribusi faktor-faktor produksi dalam menghasilkan output selain bahan baku utama. Nilai marjin di peroleh dari pengurangan nilai output dengan harga bahan baku utamanya. Marjin pada usaha Bapak Unandar sebesar 22 440.5 rupiah yang didistribusikan untuk masing-masing faktor yaitu 24.1 persen untuk pendapatan tenaga kerja , 68.7 persen untuk sumbangan input lain, dan 7.2 persen keuntungan perusahaan. Marjin yang didistribusikan lebih kepada sumbangan input lain perusahaan karena bagian terbesar bila dibandingkan dengan pendapatan tenaga kerja langsung dan keuntungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai tambah pengolahan singkong menjadi keripik singkong geprek adalah sebesar 7 013 rupiah per kg singkong yang digunakan.Sedangkan balas jasa terhadap faktor – faktor produksi atau margin adalah 22 440.5 rupiah per kg singkong.Jika periode produksi per hari menggunakan 25 kilogramsingkong maka dalam satu bulan kapasitas produksi UKM keripik singkong geprek adalah 625 kilogram singkong. Berdasarkan perhitungan per bulan, UKM keripik singkong gprek menerima nilai tambah dari proses produksi tersebut adalah sebesar 4 383 125 rupiah. Nilai ini diperoleh dari hasil perkalian antara volume penggunaan bahan baku per bulan dengan nilai tambahnya. Sedangkan untuk margin, perusahaan menerima margin sebesar 14 025 312.5 rupiah yang merupakan hasil perhitungan dari 22 440.5 rupiah per kilogram dikalikan 625 kilogram. Berdasarkan perhitungan nilai tambah pengolahan keripik singkong yang dilakukan oleh anggota KUB Wanita Tani Makmur dan KUB Wanita Tani