8 mengetahui kemampuan reaktor dalam menurunkan bahan pencemar dengan
beban cemaran dua kali lipat dari kapasitas air limbah yang sesuai dengan perhitungan Tabel 1.
2.5.2 Tahap penelitian
Tahap penelitian merupakan tahap dimana penelitian dilakukan hingga mendapatkan hasil analisis dari berbagai parameter yang sudah ditentukan.
Adapun tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut: a
Menyiapkan reaktor dengan kombinasi perlakuan yang telah ditentukan Tabel 1.
b Reaktor diisi dengan pasir sebagai media tanam, kemudian C. indica dan H.
psittacorum ditumbuhkan pada reaktor tersebut. c
Parameter yang diukur adalah COD, BOD, TSS dan pH serta analisis kecukupan luasan area lahan basah buatan.
d Pengukuran parameter dilakukan pada outlet.
e Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke-2, hari ke-14, hari ke-28 dan hari
ke-42. f
Pengujian COD berdasarkan SNI 06 – 6989. 15-2004. g
Pengujian BOD dengan metode titrasi berdasarkan SNI 06-2503-1991. h
Pengujian TSS secara gravimetri berdasarkan SNI 06-6989. 3-2004. i
Pengujian pH menggunakan pH meter berdasarkan SNI 06-6989. 11-2004. j
Pengujian analisis kecukupan luasan area lahan basah buatan meggunakan metode Reed.
2.6 Analisis Data
2.6.1 Karakteristik awal air limbah
Karakteristik awal air limbah disajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
2.6.2 Penurunan bahan pencemar pada air limbah
Untuk mengetahui penurunan bahan pencemar atau polutan pada air limbah, analisis data menggunakan ANOVA dengan taraf kepercayaan 5. Jika
menunjukkan hasil beda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Tukey. 2.6.3 Kecukupan luasan area lahan basah buatan
Kecukupan luasan area lahan basah buatan diukur menggunakan metode Reed. Metode Reed adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mengestimasi kebutuhan area lahan basah buatan untuk menurunkan nilai BOD Mitchel et al. 1998. Adapun rumus kecukupan luasan area lahan basah buatan
menggunakan metode Reed yaitu sebagai berikut:
9
dnv K
C C
Q A
T i
ln
Keterangan : A : Luas area lahan basah buatan m
2
Q : debit air pada influen m
3
d
-1
C
i
: Konsentrasi polutan pada influent mg L
-1
Co : Konsentrasi polutan pada effluent mg L
-1
d : Kedalaman air pada lahan basah buatan m
K
T
: Konstanta pada temperatur pada lahan basah buatan per hari d
-1
nv : Porositas media Untuk mencari K
T
menggunakan persamaan sebagai berikut :
20 20
w
T T
K K
Keterangan : K
T
: Konstanta laju temperatur air pada lahan basah buatan d
-1
K
20
: Konstanta laju pada 20 C temperatur referensi
Tw : Temperatur lahan basah buatan : Konstanta koefisien temperatur
Nilai konstanta hukum kinetik pertama pada 20 C dan koefisien temperatur
tergantung pada penurunan polutan. Adapun nilai tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Nilai konstanta hukum kinetik pertama pada 20 °C untuk penurunan
BOD
a
Parameter Nilai Konstanta
K
20
0.678 d
-1
1.06 Sumber :
a
Siracusa dan La Rosa 2006