Latar Belakang Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Domestik Sistem Aliran Bawah Permukaan Dengan Agen Biologis Canna Indica And Heliconia Psittacorum

3 Mangkoedihardjo 2013. Tanaman ini mampu mendegradasi bahan anorganik pada air limbah seperti logam berat Bachheti et al. 2013. Penelitian ini menggunakan tanaman C. indica dan Heliconia psittacorum yang juga merupakan tanaman hias yang banyak ditemukan di negara tropis seperti halnya di Indonesia Kedua tanaman ini juga tumbuh subur pada area di sekitar lokasi penelitian dan dapat ditemukan pada pekarangan-pekarangan di rumah warga. H. psittacorum adalah salah satu spesies dari Heliconiaceae yang secara geografis tumbuhan ini tersebar luas di beberapa negara yaitu Peru, Colombia, Venezuela, Guinea dan Brazil da Cruz et al. 2006. Karena bentuk bunganya yang indah maka tanaman ini banyak ditanam baik di rumah, perkantoran, hotel maupun fasilitas umum seperti taman kota. Canna dan Heliconia juga sudah mulai digunakan pada lahan basah buatan. Hal ini dinyatakan oleh Konnerup et al 2009 bahwa Canna dan Heliconia tumbuh subur pada media kerikil pada lahan basah buatan dengan sistem subsurface flow untuk mengolah limbah domestik. Suswati 2012 menyatakan bahwa debit air limbah harian dari rumah tinggal dengan penghuni sebanyak 5 orang adalah sebesar 0.6 m 3 d -1 atau sejumlah 600 L d -1 . Berdasarkan hasil riset awal untuk penggunaan air sekitar lokasi penelitian diketahui debit air limbah rata-rata sebesar 0.45 m 3 d -1 dengan rata-rata jumlah penghuni sebanyak 4 orang. Dalam teknologi lahan basah buatan, debit air limbah berpengaruh terhadap waktu tinggal air limbah dalam reaktor dimana semakin besar debit air, maka waktu tinggal air limbah dalam sistem semakin sedikit. Pada aplikasi di lapangan, nilai estetika lingkungan menjadi hal yang penting bagi masyarakat karena estetika akan berpengaruh terhadap kenyamanan yang dirasakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengolahan limbah cair domestik menggunakan teknologi lahan basah buatan memiliki dua keuntungan sekaligus yaitu mengolah limbah dan meningkatkan estetika lingkungan sehingga dapat dikatakan bahwa teknologi ini berperan positif pada tingkat kenyamanan masyarakat.

1.2 Kerangka Pemikiran

Limbah cair domestik terbagi menjadi dua jenis yaitu black water dan grey water. Black water adalah limbah cair domestik yang berasal dari toilet yang bercampur dengan tinja sedangkan grey water adalah limbah domestik yang berasal dari toilet selain air campuran tinja, sisa-sisa dapur, dan mencuci. Limbah black water biasanya langsung dialirkan ke septic tank sedangkan grey water pada umumnya dibuang langsung ke perairan sehingga apabila tanpa pengolahan terlebih dahulu maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan limbah, terutama secara biologi karena lebih efektif dari segi pengelolaan dan efisien dari segi biaya. Apabila hal ini dapat dilakukan secara optimal maka dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Peningkatan kualitas lingkungan akan berpengaruh positif terhadap tingkat kenyamanan masyarakat tentang adanya pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Bagan alir kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 1. 4 Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

1.3 Perumusan Masalah

Beberapa parameter yang berkaitan dengan limbah domestik berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 adalah BOD, TSS, pH, minyak dan lemak. Pada penelitian ini dipilih parameter berupa BOD, COD, TSS, dan pH, sedangkan total N dan total P juga dihitung sebagai informasi karakteristik awal air limbah. Pemilihan parameter COD dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara BOD dengan COD dimana nilai BOD merupakan bagian dari COD Yazid et al. 2012. Aiyuk et al. 2010 menyatakan bahwa hingga 70 kandungan COD berupa partikel tersuspensi sehingga terdapat hubungan antara TSS dengan nilai COD. Parameter pencemar inilah yang apabila tidak diolah maka akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan limbah grey water sebelum dibuang ke lingkungan. Lahan basah buatan merupakan alternatif yang efektif secara teknis dan efisien dari segi biaya untuk mengolah air limbah baik secara individu pada skala rumah tangga maupun secara terpusat dalam suatu kawasan perumahan sehingga layak dikembangkan sebagai pengolah limbah cair domestik di Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan dimana masih terdapat lahan yang cukup untuk digunakan sebagai tempat pengolahan limbah. Teknologi lahan basah buatan memanfaatkan tanaman tingkat tinggi, mikroorganisme di perakaran serta media yang digunakan sebagai agen untuk menurunkan bahan pencemar yang ada pada air limbah tersebut. Parameter pencemar yang diukur dalam penelitian ini adalah COD, BOD, TSS dan pH. Kenyamanan masyarakat 5 Setelah teknologi lahan basah buatan terbukti mampu menurunkan bahan pencemar pada air limbah grey water, maka perlu diketahui juga luasan area lahan basah buatan yang optimal untuk mengolah limbah cair yang dikeluarkan sehingga peningkatan kualitas air limbah dapat lebih maksimal. Karena itu, pengukuran estimasi lahan basah buatan juga dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan agar teknologi lahan basah buatan dapat lebih mudah diaplikasikan oleh masyarakat hingga pada skala rumah tangga. Adanya peningkatan kualitas lingkungan karena adanya pengolahan limbah cair domestik melalui teknologi lahan basah buatan juga akan berpengaruh terhadap persepsi masyarakat berupa pandangan positif terhadap adanya pengelolaan lingkungan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan memiliki nilai estetika yang tinggi yang pada akhirnya akan meningkatkan kenyamanan masyarakat. Dari permasalahan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas lahan basah buatan sistem aliran bawah permukaan dalam menurunkan jumlah bahan pencemar pada limbah cair domestik? 2. Bagaimana peran agen biologis C. indica dan H. psittacorum pada teknologi lahan basah buatan sistem aliran bawah permukaan? 3. Berapa kecukupan luas area lahan basah buatan yang dibutuhkan pada pengolahan limbah cair domestik skala rumah tangga ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengkaji efektivitas lahan basah buatan sistem aliran bawah permukaan dalam menurunkan jumlah bahan pencemar pada limbah cair domestik. 2. Menganalisis peran agen biologis C. indica dan H. psittacorum pada teknologi lahan basah buatan sistem aliran bawah permukaan. 3. Menganalisis kecukupan luasan area lahan basah buatan skala rumah tangga pada pengolahan limbah cair domestik.

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat utama dari penelitian ini adalah menurunkan beban cemaran pada suatu matrik lingkungan yang disebabkan oleh limbah cair domestik dengan memanfaatkan tanaman sebagai agen teknologi lahan basah buatan sistem aliran bawah permukaan. Penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi pemerintah daerah terkait kebijakan pengelolaan limbah cair domestik yang ramah lingkungan dan memiliki nilai estetika yang tinggi.