Ha  :  βi  ≠  0,  artinya  variabel  independen  merupakan  penjelas  yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Menentukan taraf nyata α atau derajat keyakinan yang digunakan sebesar α = 1, 5, 10.
3. Menentukan uji statistik seperti yang disajikan di bawah ini. ⁄
…………………………………………………12 dimana :
Sd b1 = simpangan baku dari parameter dugaan, b1 = parameter dugaan.
4. Penentuan kriteria uji. H0 ditolak apabila |thitung| t α  2; n– k-1 atau    α,
artinya ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
5. R -Squared R
2
Kesesuaian  model  dihitung  dengan  nilai  koefisien  determinasi  R2  yang bertujuan  untuk  mengukur  keragaman  variabel  independen  yang  dapat
diterangkan  oleh  variabel  dependen.  R
2
menunjukkan  besarnya  pengaruh  semua variabel independen terhadap variabel dependen.
⁄ …………………………….…………………………..13
dimana : RSS = jumlah kuadrat regresi,
TSS = jumlah kuadrat total.
Selang  R
2
yang digunakan adalah 0 ≤
2
≤ 1.
2
=  1  berarti  100  persen variasi  dalam  variabel  dependen  dapat  dijelaskan  oleh  variabel-variabel
independennya.  Sedangkan  R
2
=  0  berarti  tidak  satupun  variabel  dependen tidakdapat dijelaskan oleh variabel- variabel independennya.
Pengujian Asumsi Model
Dalam permasalahan analisis regresi termasuk panel data sering ditemukan masalah yang perlu dilakukan pengujian klasik, antara lain pengujian normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
1. Normalitas
Uji  normalitas  ditujukan  untuk  mengetahui  apakah  nilai  residual terdistribusi  normal  atau  tidak.  Model  regresi  yang  baik  adalah  model  yang
memiliki  nilai  residual  yang  terdistribusi  normal.  Sehingga  uji  normalitas  bukan dilakukan  pada  masing-masing  variabel  tetapi  pada  nilai  residualnya.  Dalam
penerapan OLS untuk regresi linier klasik, diasumsikan bahwa distribusi residual memiliki  nilai  rata-rata  yang  diharapkan  sama  dengan  nol,  tidak  berkorelasi  dan
mempunyai varian yang konstan. Dengan asumsi ini OLS estimator atau penaksir
akan memenuhi sifat-sifat statistik yang diinginkan seperti unbiased dan memiliki varian yang minimum.
Ada beberapa uji untuk mengetahui normal atau tidaknya nilai residual antara lain dengan  menggunakan  Jarque-Bera  test  atau  J-B  test.  Uji  ini  menggunakan  hasil
estiminasi  residual  dan  chisquare  probability  distribution.  Statistik  uji  J-B  test dapat dilihat dibawah ini Gujarati 2006.
…………………………………………………14 dimana :
n = jumlah observasi S = skewness kemencengan
K = kurtosis keruncingan Statistik  J-B  mengikuti  distribusi  Chi-square  dengan  d.k.2  secara  asimtotis  asy
atau dalam sampel besar yang secara simbolis daituliskan sebagai berikut.
Bila  nilai  J-B  hitung    nilai  X
2
tabel  atau  Prob    0.05,  maka  hipotesis  yang menyatakan  bahwa  residual  berdistribusi  normal  dapat  ditolak.  Bila  nilai  J-B
hitung  nilai X
2
tabel, atau Prob  0,05 maka  yang menyatakan bahwa residual berditribusi normal tidak dapat ditolak.
2. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linear yang kuat antara variabelvariabel independen  dalam  persamaan  regresi  berganda.  Adanya  multikolinearitas
menyebabkan  pendugaan  koefisien  regresi  tidak  nyata  walaupun  nilai  R
2
-nya besar.  Hal  tersebut  dapat  dideteksi  dari  nilai  R
2
yang  tinggi  0,7-1,  tetapi  tidak terdapat  atau  hanya  sedikit  sekali  koefisien  dugaan  yang  berpengaruh  nyata
Gujarati, 2006. Multikolinearitas dapat diketahui dengan meregresikan variabel independen dengan variabel independen lainnya, dengan uji Fuji signifikansi.
Jika  Fhitung    Ftabel,  artinya  tolak  H0  yang  berarti  terdapat multikolinearitas  pada  model  dugaan  jika  Fhitung    Ftabel,  artinya  terima  H0
yang berarti tidak terdapat multikolinearitas pada model dugaan atau dapat dilihat
pula  dari  nilai  R
2
-nya.  Jika  nilai  R
2
pada  variabel  yang  diregresikan  lebih  tinggi daripada  nilai  R
2
pada  model  awal  regresi  dugaan,  maka  variabel  tersebut menyebabkan  terjadinya  multikolineritas  pada  model  regresi  dugaan  Gujarati,
2006. Tindakan  perbaikan  model  dugaan  akibat  adanya  multikolinearitas  dapat
dilakukan  dengan  menambah  observasi  atau  menghilangkan  satu  atau  lebih variabel independen yang memiliki kolinearitas yang tinggi.
3. Heteroskedastisitas
Jika seluruh residual pada model tidak memiliki varian yang konstan maka diduga model mengalami masalah heteroskedastisitas. Pengujian terhadap adanya
heteroskedastisitas  dapat  dilakukan  dengan  uji  park,  uji  goldfeld-quant  dan  uji white.
Pada  penelitian  ini,  untuk  melihat  apakah  model  telah  memenuhi  asumsi klasik dapat dilhat berdasarkan nilai sum squared residual pada hasil pengolahan
menggunakan  E-views  9.  Permasalahan  heteroskedastisitas  dapat  diatasi  dengan memberikan  bobot  Weighted  Least  Square  WLS  melalui  Generalized  Least
Squares
GLS  pada  model  atau  transformasi  data  kedalam  bentuk  logaritma natural.
4. Autokorelasi
Autokorelasi  sering  terjadi  pada  pengamatan  yang  dilakukan  pada  data runtun waktu time series. Autokorelasi adalah keadaan di mana terdapat trend di