8
B. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran laporan penelitian yang lebih terarah dalam penulisantugas akhir ini, maka peneliti membagi dalam empat bab yaitu bab
pendahuluan,profil perusahaan,pembahasan, dan kesimpulan.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab pendahuluan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian yang terdiri
dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
Bab II : Profil Instansi
Pada bab profil instansi di uraikan sejarah singkat, struktur organisasi, jobdescription, kegiatan, kinerja usaha terkini, rencana kegiatan.
Bab III : Pembahasan
Pada bab ini pembahasan diuraikan pengertian budaya organisasi, fungsi budaya organisasi dan Ciri-ciri budaya organisasi, menciptakan budaya
organisasi,pembentukan dan pemeliharaan budaya organisasi, pelaksanaan budaya organisasi, tipe-tipe budaya organisasi.
Bab IV : Kesimpulan dan Saran
Menjelaskan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan kemudian menguraikan saran yang relevan dengan kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BIDANG
AKUNTANSI DAN PELAPORAN KOTA MEDAN
A. SEJARAH KOTA MEDAN
1. Mula Terbentuknya Kota Medan
Pada zaman dahulu Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Ada beberapa
sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei
Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang SalingSei Kera.Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama “Medan Putri”.
Perkembangan Kampung “Medan Putri” tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh
dari jalan Putri Hijau sekarang.Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan
demikian Kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.Medan pertama
kali ditempati oleh orang-orang Suku Batak Karo
. Hanya setelah penguasa Aceh
, Sultan Iskandar Muda
, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar
Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan
Aceh
Universitas Sumatera Utara
10
di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli
mulai berkembang. Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan.Di masa
pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit memerintah dari 1669-1698, terjadi sebuah perang kavaleri di Medan.Sejak saat itu, Medan
menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.
2. Menjadi Pusat Pemerintahan
Medan yang tumbuh dari kota dagang berkembang sebagai pusat pemerintahan. Pada 1 Maret 1887, ibu kota Karesidenan Sumatera Timur
dipindahkan dari Bengkalis ke Medan. Setelah selesainya pembangunan Istana Maimun pada 18 Mei 1891, Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah
memindahkan istananya dari Kampung Bahari, Labuhan. Sejak saat itu, ibu kota Kesultanan Deli resmi pindah ke Medan.
Pada tahun 1907 dibuka bank pertama di Medan, yaitu De Javasche Bank kini BankIndonesia. Pada tahun 1915, Medan secara resmi menjadi ibu kota
provinsi Sumatra Utara, dan pada tahun 1918 resmi menjadi sebuah kotapraja.Masa pendudukan Belanda di Tanah Deli berakhir pada 1942, ketika
bala tentara Jepang mendarat di tanjung Tiram, Asahan. Di masa pendudukan Jepang, perekonomian rakyat Deli menjadi carut-marut.Masa keemasan Deli pun
berakhir, hingga kemudian berkembang lagi di masa kemerdekaan. Tetapi, kemasyuran tembakau Deli yang wangi yang sempat merajai pusat lelang
tembakau dunia di Bremen, Jerman, kini tak terdengar lagi. Majalah Gatra, Edisi Khusus: 2005.
Universitas Sumatera Utara
11
B. Gambaran Umum Kota Medan
1. Gambaran Umum
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis
secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintah daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif
dekat dengan kota-kota negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan
diperkirakan memiliki pangsa pasar barangjasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007
diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota
Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regionalnasional.
2. Paradigma Baru Fungsi dan Peran Pemerintah Kota, dari Sentralisasi ke
Desentralisasi Diberlakukannya UU Nomor : 32 Tahun 2004 ternyata telah membawa perubahan, baik secara filosofis maupun administratif penyelenggaraan
Pemerintahan Kota. Secara filosofis, diberlakukannya Undang –Undang tersebut membawa implikasi bahwa :
a. Semua persoalan diselesaikan di tingkat lokal.
Universitas Sumatera Utara
12
b. Semua daerah harus berkembang dengan prakarsa, kreativitas dan inovasi
daerah masing- masing. c.
Merubah pandangan kesatuan, dari yang semula harus sama menjadi pengakuan adanya keanekaragaman, sebagai potensi bangsadaerah.
d. Adanya pergeseran dari yang semula dominasi Eksekutif menjadi
keseimbangan dengan Legislatif. e.
Perlunya partisipasi masyarakat yang dinamis dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan kota.
Secara administratif, otonomi daerah juga dimaknai adanya pergeseran kewenangan dari yang semula dominasi pusat kepada daerah, dan dari yang
semula dominasi daerah kepada masyarakat. Adanya perubahan fundamental tersebut, menjadikan adanya perubahan dalam strategi pembangunan kota yang
dijalankan termasuk oleh pemerintah Kota Medan. Perubahan tersebut juga harus dimaksimalkan adanya pergeseran dalam paradigma pembangunan kota.
Bagi Pemerintah Kota Medan, adanya perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dan pembanguanan kota tersebut diantisipasi
dengan merumuskan apa yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Kota Medan lima tahun kedepan, dengan menetapkan Pemerintah Kota,
DPRD, swasta dan masyarakat sebagai pilar utama pembangunan .
Universitas Sumatera Utara
13
3. Sejarah singkat Badan Pengelola Keuangan Derah
Badan pengelola keuangan daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat dearah kota Medan dengan tugas
pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota medan .Mengingat pada saat itu potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu
kompleks maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu :anggaran, perbendaharaan,gaji,verivikasi,pembukaan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk kota Medan ,maka melalui peraturan daerah kota Medan ,bagian
tersebut diatas ditingkatkan menjadi badan pengelola keuangan daerah yang tugas pokoknya mengelola keuangan kota Medan.Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik good govermance.
Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam
sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan
organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.
BPKD berdiri pada tanggal 28 desember 2011 ,visi badan pengelola keuangan daerah diterapkan mulai 2011-2015.Berikut ini akan dijelaskan visi dan
misi badan pengelola keuangan daerah:
Universitas Sumatera Utara
14
Visi Terwujudnya Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan Yang Profesional
Berwawasan Manajemen Pengelolaan Keuangan YangSistematis ,Efisien,dan Efektif.
Misi 1.
Meningkatkan transparansi,efisiensi ,dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah kota medan.
2. Meningkatkan system pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi
yang baik. 3.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas struktur organisasi perangkat Daerah Kota Medan.
B. JENIS KEGIATAN
Bidang akuntansi dan pelaporan menyediakan : 1.
Ruang layanan umum 2.
Layanan konsultasi dan magang 3.
Layanan publik Jam buka bidang akuntansi dan pelaporan:
Senin-Jumat :07.45-18.00 WIB
C. STRUKTUR ORGANISASI
Universitas Sumatera Utara
15
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenangdan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Organisasi BPKD, terdiri dari: a. Badan;
b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Penyusunan Program.
c. Bidang Anggaran, membawahkan : 1. Sub Bidang Pendapatan;
2. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung; 3. Sub Bidang Belanja Langsung.
d. Bidang Perbendaharaan, membawahkan : 1. Sub Bidang Gaji;
Universitas Sumatera Utara
16
2. Sub Bidang Belanja; 3. Sub Bidang Verifikasi dan Kas.
e. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan : 1. Sub Bidang Akuntansi;
2. Sub Bidang Pelaporan. f. Unit Pelaksana Teknis UPT;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Universitas Sumatera Utara
17
Sumber:http:www.pemkomedan.go.id.strukturbpkd.gifdata diolah tahun 2011
Gambar 2.1
Universitas Sumatera Utara
18
D. PEMBAGIAN TUGAS JOB DESCRIPTION
Berikut ini adalah uraian tugas dan fungsi badan pengelola keuangan daerah:
BPKD dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.BPKD
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerahlingkup anggaran,
perbendaharaan, akuntansi danpelaporan.
1. sekretariat
Tugas a.
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
b. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
BPKD . Lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Fungsi a.
penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan; b.
pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD; c.
pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan BPKD yang meliputi administrasi umum,
kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan BPKD; d.
pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan;
Universitas Sumatera Utara
19
e. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD;
f. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bidang
kesekretariatan; g.
pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Tugas Pokok: a.
Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan ebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum.
Fungsi: a.
penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
umum; c.
pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan
d. kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan kerumahtanggaan
dan keprotokolan BPKD; e.
pengelolaan administrasi kepegawaian;
Universitas Sumatera Utara
20
Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Tugas Pokok: a.
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan
program dan pelaporan. Fungsi :
a. penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Penyusunan Program; b.
pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana, program dan kegiatan BPKD;
c. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD;
d. penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD;
e. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas;dan g.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Universitas Sumatera Utara
21
Tugas Pokok: a.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi
keuangan. Fungsi:
a. penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Keuangan; b.
penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi;
d. penyiapan bahanpelaksanaan koordinasi pengelolaan
administrasi keuangan; e.
penyusunan laporan keuangan BPKD; f.
pelaksana tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD;
g. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas;dan i.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas pokok: a.
Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak
langsung dan belanja langsung Fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Anggaran;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang
meliputi pendapatan dan pembiayaan, belanja tidak langsung dan belanja langsung;
c. pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD KUA dan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara PPAS dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD;
d. pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran RKA SKPD;
e. pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan
Perubahan APBD atas usulan SKPD; f.
penyiapan bahan pengesahan DPADPPA SKPD; g.
penyiapan SPD sesuai DPADPPA SKPD; h.
penyusunan laporan realisasi SPD SKPD; i.
penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran;
Universitas Sumatera Utara
23
Sub Bidang Pendapatan
Sub Bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran.
Tugas Pokok: a.
Sub Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup
pendapatan dan pembiayaan. Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Pendapatan; b.
penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan dan penerimaan pembiayaan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah;
d. pengkoordinasian RKA Pendapatan SKPD;
e. penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran
pendapatan dan penerimaan pembiayaan; f.
penyiapan bahan pengesahan DPADPPA pendapatan dan pembiayaan SKPD;
g. penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai
DPADPPA SKPD;
Universitas Sumatera Utara
24
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Anggaran. Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja tidak langsung.
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak
langsung; c.
pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD; d.
pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja tidak langsung dengan SKPD;
e. pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPADPPA
belanja tidak langsung SKPD; f.
penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai DPADPPA SKPD;
g. penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung;
Universitas Sumatera Utara
25
Sub Bidang Belanja Langsung
Sub Bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Anggaran. Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Belanja Langsung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja langsung.
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja Langsung;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung;
c. pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD;
d. pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran
belanja langsung dengan SKPD; e.
pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPADPPA belanja langsung SKPD;
f. . penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPADPPA SKPD;
g. g penyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung;
3. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Universitas Sumatera Utara
26
Tugas Pokok: a.
Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas.
Fungsi: a.
penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja,
verifikasi dan kas; d.
penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan;
e. pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja,
verifikasi dan kas; f.
penyiapan Surat Permintaan Pembayaran SPP belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan;
g. penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD;
Sub Bidang Belanja
Sub Bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perbendaharaan. Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Belanja mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup belanja
Universitas Sumatera Utara
27
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja; b.
penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja; c.
penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang belanja;
d. pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah
Membayar SPM belanja dari SKPD; e.
penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar SPM belanja;
f. penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
SP2D belanja; g.
penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana SP2D belanja;
Sub Bidang Gaji
Sub Bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan.
Tugas Pokok: a.
Sub Bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup gaji.
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Gaji; b.
penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai;
Universitas Sumatera Utara
28
c. penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di
bidang gaji; d.
pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari SKPD;
e. penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji;
f. penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji
SKPD; g.
penyelesaian permasalahan lingkup gaji;
Sub Bidang Verifikasi dan Kas
Sub Bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perbendaharaan. Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Verifikasi dan Kas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas.
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Verifikasi dan Kas;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verifikasi dan kas;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas
dibidang verifikasi dan kas;
Universitas Sumatera Utara
29
d. penyiapan bahan penerbitan SP2D di bidang verifikasi dan
kas; e.
penyiapan register SP2D bidang verifikasi dan kas; f.
pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja; g.
pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD; h.
penyusunan laporan arus kas secara periodik; i.
pencatatan data penerimaan dan belanja ke dalam buku register serta membuat laporan harian tentang penerimaan dan belanja
daerah;
4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas Pokok: a.
Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup akuntansi dan
pelaporan. Fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi
dan Pelaporan; b.
penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan; c.
pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan pelaporan;
Universitas Sumatera Utara
30
d. pelaksanaan penyusunan, sosialisasi dan asistensi sistem
penatausahaan akuntansi pemerintah daerah; e.
pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja dan laporan manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; f.
penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan keuangan serta bidang penatausahaan keuangan;
g. penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan
penyusunan Laporan Keuangan Daerah;
Sub Bidang Akuntansi
Sub Bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi
dan Pelaporan. Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup akuntansi.
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Akuntansi;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan
lingkup akuntansi; c.
pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit;
Universitas Sumatera Utara
31
d. penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam
rangka pengelolaan anggaran kas; e.
pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan;
g. penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup akuntansi;
Sub Bidang Pelaporan
Sub Bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi
dan Pelaporan. Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup pelaporan
Fungsi: a.
penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Pelaporan;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelaporan;
c. penghimpunan dan pengolahan data serta informasi yang
berhubungan dengan laporan keuangan daerah; d.
pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD dengan laporan keuangan SKPKD;
Universitas Sumatera Utara
32
e. pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit
pelaksana secara integrasi; f.
penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan prognosis 6 enam bulan berikutnya;
g. penyusunan laporan keuangan tahunan;
h. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala
tentang laporan keuangan daerah;
D. KINERJA KEGIATAN TERKINI
Rasionalitas Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan sebagaimana di atas adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran yang Profesional.
Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan Regulasi maupun fungsi
Pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang perananan dalam rangka menumbuh kembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk
menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini.Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil bagian dalam proses
globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan adalah sumber
daya aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan administrasi.
Universitas Sumatera Utara
33
2.Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen pengelolaan keuangan.
Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan
berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Faktor-faktor
tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk
menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan masyarakat Kota
Medan mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota sebagaimana Visi dan
Misi Kota Medan yaitu ” Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera ”.
3. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang Berpengabdian. Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan
pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan
secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka
membangun persatuan dan kesatuan Bangsa. Oleh karena itu profesionalisme
Universitas Sumatera Utara
34
sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu dan teknologi tetapi juga
sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan
kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih
baik ke depan sehingga penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan dibidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan
aparatur.
4.Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk
menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh karena peningkatan capaian kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang
kompetensi, menguasai perkembangan ilmu dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan
negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan
masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat
meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
35
5. Pengembangan dan Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
good govermance. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan
berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan
dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta
penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah. Misi
1. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan
daerah Kota Medan. 2.
Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.
3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Medan..
E. F. RENCANA KEGIATAN
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran 1.
Pendapatan a.
Pendapatan asli daerah; b.
Pendapatan pajak daerah;
Universitas Sumatera Utara
36
c. Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
2. Pendaftaran transfer pemerintah pusat dana perimbangan
a. Dana bagi hasil pajak;
b. Dana bagi hasil bukan pajak SDM;
c. Dana alokasi umum;
d. Dana alokasi khusus.
3. Transfer pemerintah pusat lainnya
a. Dana penyesuaian
4. Transfer pemerintah provinsi
b. Pendapatan bagi hasil pajak
c. Pendapatan bagi hasil lainnya
5. Belanja operasi
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
c. Belanja bunga
Tabel 2.2 Program Kegiatan No. PROGRAM KEGIATAN
A. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3. Penyediaan jasa administrasi perkantoran
4. Penyediaan jasa kebersihan kantor
5. Penyediaan alat tulis kantor
Universitas Sumatera Utara
37
6. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
7. Penyediaan komponen instalasi listrik penerangan bangunan kantor
8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
9. Penyediaan Makanan dan minuman
NO PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI
10. Rapat-rapat koordinasi dan konsulatasi ke luar daerah
11. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor
B. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASANA
APARATUR
1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
3. Pemeliharaan Rutin berkala gedung kantor
4. Pemeliharaan Rutin berkala kenderaan dinas operasional
5. Pemeliharaan Rutin berkala perlengkapan gedung kantor
6. Pemeliharaan rutin berkala peralatan gedung kantor
7. Pemeliharaan rutin berkala Mebeleur
C. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
NO PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
1. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
D. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA
APARATUR
1. Peningkatan kemampuan SDM Perpustakaan dan Kearsipan
2. Bimbingan Keagamaan dan Kesehatan Jasmani
LANJUTAN
LANJUTAN
Universitas Sumatera Utara
38
E. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi knerja SKPD
2. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
NO PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
10. Rapat-rapat koordinasi dan konsulatasi ke luar daerah
3. Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran
4. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
F. PROGRAM
PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
1 Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD
2 Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD
3 Pendampingan penatausahaan keuangan SKPD
4 Pasilitasi penyusunan belanja gaji
5 Penatausahaan belanja bantuan hibah
6 Verifikasi RKA SKPD pelaksanaan APBD
7 Penyiapan dan pengesahan DPA SKPD pelaksanaan
8 Operasional majelis pertimbangan dan secretariat majelis pertimbangan
tuntutan ganti rugi 9
Monotoring SPM TU SKPD 10
Pengembangan sistem pengelolaan keuangan
LANJUTAN
Universitas Sumatera Utara
39
11 Koordinasi pelayanan APBD
12 Penyusunan Ranperda tentang tata kelola keuangan dan peraturan
walikota lainnya 13
Penyusunan dan pengembangan SOPP pengelolaan keuangan daerah 14
Sosialisasi peraturan walikota tentang pemberian bantuan hibah bantun sosial
15 Verifikasi RKAP SKPD pelaksanaan perubahan APBD
16 Penyiapan dan pengesahaan DPPA SKPD pelaksanaan perubahan
APBD 17
Pembenahan dan penataan dokumen keuangan 18
Inventerisasi hutang dan piutang pemda 19
Penyempurnaan penggunaan aplikasi gaji 20
Penataan dokumen arsip perbendaharaan
Universitas Sumatera Utara
40
BAB III PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya pengertian budaya organisasi ini memiliki makna dan tujuan yang sama.Ada
beberapa defenisi budaya organisasi yang diungkapkan oleh para ahli, seperti defenisi budaya organisasi
Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn 2001:391, budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang
dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri,
Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau system keyakinan,nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi
yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal
.Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar 2001:263, budaya organisasi adalah cara-
cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang Adapadabagian-bagianorganisasi.
Menurut Andrew Pettigrew memberikan pengertian organisasi sebagai system makna yang diterima
secara terbuka dan kolektif ,yang berlaku untuk waktu tertentu .
Menurut Cushway dan Lodge GE : 2000, budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara
Universitas Sumatera Utara
41
dalampenelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para
anggota organisasi. Menurut Druicker dalam Tika 2006:4 budaya organisasi adalah pokok
penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas.
Dari defenisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh mengenai budaya organisasi terdapat unsur-unsur dalam budaya organisasi, yaitu pertama pedoman
yang dianut dimana pedoman mengandung nilai-nilai yang telah lama berlaku dan disepakati oleh para anggota suatu organisasi.Kedua, budaya organisasi sebagai
pedoman dalam mengatasi masalah eksternal maupun internal.Ketiga, pewarisan dan adaptasi.Budaya dalam organisasi diwariskan kepada anggota baru sebagai
pedoman mereka untuk bertindak dan berperilaku.
A. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Menurut Robbins dalam Sutrisno 2011:10 fungsi budaya organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. 2.
Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Universitas Sumatera Utara
42
3. Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu
yang lebih luas daripada kepentingan diri individual. 4.
Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem social.
B. CIRI-CIRI BUDAYA ORGANISASI
Menurut Robbins 2011:13, ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah: 1.
Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim- tim,bukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan. 7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik. Menurut Robbins,2011:14, dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh
karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki
para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku .
Universitas Sumatera Utara
43
C. MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI
Menurut Sunarto 2007:346 Isu dan kekuatan suatu budaya memengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah
organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, sedang,
sampai rendah dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain itu juga hasil. Manajemen dapat melakukan beberapa hal dalam menciptakan budaya yang
lebih etis, yaitu: 1. Model peran yang visibel
Karyawan akan melihat sikap dan perilaku manajemen puncak Top Manajemen sebagai acuan landasan standar untuk menentukan perilaku dan tidakan -
tindakan yang semestinya diambil. 2. Komunikasi harapan etis
Ambiguitas etika dapat diminimalisir dengan menciptakan dan
mengkomunikasikan kode etik organisasi. 3. Pelatihan etis
Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi, menjelaskan praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani
dilema etika yang mungkin muncul.
Universitas Sumatera Utara
44
D. PEMBENTUKAN DAN PEMELIHARAAN BUDAYA ORGANISASI
Menurut Schein dalam Sobirin 2007:220 mengatakan bahwa pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri
organisasi. Prosesnya mengikuti alur sebagai berikut: 1.
Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai- nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada para
karyawan. 2.
Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah
intergrasi internaldan adaptasi eksternal. 3.
Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi menjadi seorang pencipta budaya baru culture creator dengan mengembangkan
berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana
agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.
Budaya organisasi yang telah dibentuk, harus dipelihara dengan cara mempertahankannya. Robbins dalam Tika 2006:20 mengemukakan bahwa ada
tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya organisasi yaitu: 1.
Praktik seleksi Proses seleksi ini bertujuan mengidentifikasi dan mempekerjakan individu-
individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk
Universitas Sumatera Utara
45
melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. Proses seleksi mempunyai tujuan untuk memastikan kecocokan calon-calon pegawai dengan
nilai-nilai budaya organisasi dan memberikan informasi kepada calon-calon pegawai mengenai keadaan organisasi atau perusahaan. Jika cocok, mereka
bertahan dan jika tidak, mereka bias memilih keluar. 2.
Manajemen puncak Tindakan manajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya
organisasi.Ucapan-ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan norma- norma sangat berpengaruh terhadap anggota organisasi.
3. Sosialisasi
Sosialisasi dimaksudkan agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan budaya organisasi. Robbins mengemukakan bahwa proses sosialisasi
melalui tiga tahap, yaitu tahap kedatangan, tahap pertemuan, dan tahap metromofis.
E. PELAKSANAAN BUDAYA ORGANISASI
Menurut Luthans dan Robbins,2010:31 pelaksanaan budaya organisasi dapat dikaji dari karakteristik budaya organisasi yaitu:
1. Perilaku individu yang tampak
2. Norma-norma yang berlaku dalam organisasi
3. Nilai-nilai yang dominan dalam kehidupan organisasi
4. Falsafah manajemen
5. Peraturan –peraturan yang berlaku
6. Iklim organisasi
Universitas Sumatera Utara
46
7. Inisiatif individu organisasi
8. Toleransi terhadap resiko
9. Pengarahan pimpinanmanajemen
10. Integrasi kerja
11. Dukungan manajemenpimpinan,dan manajer
12. Pengawasan kerja
13. Identitas individu organisasi
14. Sistem penghargaan terhadap prestasi kerja
15. Toleransi terhadap konflik
16. Pola komunikasi kerja
F. TIPE-TIPE BUDAYA ORGANISASI
Cameron dan Quinn2010:87 membagi empat tipe kultur yaitu : a.
Budaya adokrasi. Akar –katanya adalah ad hoc yang mengacu kepada unit – unit yang bersifat
temporer,bertugas khusus specialized,dan dinamis.Adokrasi adalah suatu kultur yang sangat dinamis dijiwai semangat kewirasswataanentrepreneurship dan
kreativitas.Nilai yang diutamakan adalah inovasi dan keberanian mengambil resiko.Ikatan yang menyatukan organisasi adalah pertumbuhan dan meraih
sumber daya baru .Sukses diukur dari penemuan produk atau jasa baru yang inovatif.
Universitas Sumatera Utara
47
b. Budaya Market
Istilah pasar market disini tidak mengacu kepada fungsi marketing atau perilaku konsumen yang ada dipasar ,melainkan suatu tipe organisasi yang
memfungsikan dirinya sebagai pasar itu sendiri .Budaya pasar beroperasi terutama dengan mekanisme ekonomi pasar,dengan melakukan transaksi-transaksi yang
ditujukan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Konsep penting dalam tipe organisasi ini adalah transaction cost .Dengan demikian ,ia adalah suatu budaya
yang berorientasi kepada hasil,dimana nilai – nilai yang dianggap penting adalah daya saing dan produktivitas.Tujuan jangka panjang organisasi adalah melakukan
aktivitas-aktivitas kompetitif dan mencapai sasaran dan target-target yang terukur .Sukses diukur dari pangsa pasar dan penguasaan pasar.
c. Budaya Hierarki
Budaya hierarki yaitu suatu budaya yang sangat formal dan terstruktur, dimana segala sesuatu yang dilakukan adalah berdasarkan prosedur-prosedur yang
sudah ditentukan .Budaya ini melakukan control internal terutama dengan peraturan ,spesialisasi ,fungsi,dan sentralisasi keputusan Nilai yang dianggap
penting adalah efisiensi dan kelancaran jalannya organisasi .Kekuatan yang mengikat organisasi menjadi satu adalah aturan-aturan dan kebijakan-kebijaka
formal,Sukses diukur dari produk yang bisa diandalkan ,kelancaran jadwal ,dan penghematan biaya
d. Budaya Klan
Suatu kultur yang sangat menekankan keakraban dan ikatan emosi untuk saling berbagi,sehingga organisasi lebih seperti sebuah keluarga besar ketimbang
Universitas Sumatera Utara
48
entitas ekonomi .Jika budaya hierarki oleh aturan dan prosedur ,dan budaya pasar dicirikan oleh kegiatan –kegiatan penghasil laba,maka budaya klan memiliki nilai
yang diutamakan yaiti kerja tim,partisipasi dan consensus.Pemimpin organisasi diposisikan sebagai pembimbing atau bahkan pigur orang tua..Organisasi diikat
oleh kekuatan loyalitas atau tradisi.Sukses didefenisikan berdasarkan kepekaan terhadap perhatian kepada aspek manusia.Secara umum setiap organisasi
mengandung keempat tipe budaya ini sekaligus ,dimana organisasi yang satu dengan yang lainnya dibedakan pada titik berat budaya yang dominan.
Tampaknya ada kesepakatan bahwa budaya organisasi mengacu pada kesuatu system makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi lain.
Universitas Sumatera Utara
49
G. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Analisis Deskriptif Responden
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pernyataan berupakuesioner. Jumlah seluruh pernyataan terdiri dari 14 butir ,
dengan jumlah seluruh responden penelitian sebanyak 10 orang pegawai Bidang Akuntansi dan Pelaporan BPKD kota Medan.
Kuesioner penelitian berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pernyataan yang diberikan. Karakteristik responden dalam penelitian `ini adalah
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir. Dari kuesioner dapat diperoleh gambaran umum responden sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin F
Laki laki 6
60 Perempuan
4 40
Total 10
100
Sumber : Hasil Penelitian 2014 Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 6
orang atau sebesar 60 dan responden perempuan berjumlah 4 orang atau
Universitas Sumatera Utara
50
sebesar 40 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai di Bidang Akuntansi dan Pelapran BPKD kota Medan adalah laki-laki.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia F
27-36 tahun 7
70 37-46 tahun
3 30
Total 10
100
Sumber : Hasil penelitian 2014 Pada Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki rentang usia
27-36 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 70 , rentang usia 37-46 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 30 ,. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
pegawai di Bidang Akuntansi dan Pelaporan rata-rata memiliki usia di rentang usia 27-36 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar
pegawai memiliki usia yang matang dan cukup mampu untuk mengendalikan stres dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
51
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat dari Tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir F
D III 4
40 S1
6 60
Total 10
100
Sumber : Hasil penelitian 2014 Pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki
pendidikan terakhir D III sebanyak 4 orang atau sebesar 40 , dan S1 sebanyak 6 orang atau sebanyak 60 . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
di Bidang Akuntansi dan Pelaporan memiliki tingkat pendidikan S1.Dengan demikian, para pegawai Bidang Akuntansi dan Pelaporan memiliki pengetahuan
yang cukup luas.
1. Analisis Deskriptif Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah Budaya organisasi. Adapun tanggapan dari responden dapat dilihat dari Tabel 3.4
a. Pendapat responden terhadap variabel Budaya Organisasi
Adapun data tentang pendapat responden terhadap variabel Budaya Organisasi dapat dilihat dari Tabel 3.4 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel3.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi
BUTIR SS
S KS
TS TOTAL
F F
F F
F 1
5 50
5 50
10 100
2 4
40 5
50 1
10 10
100 3
5 50
5 50
10 100
4 3
30 6
60 1
10 3
30 10
100 5
1 10
3 30
5 50
1 10
10 100
6 5
50 5
50 10
100 7
2 20
4 40
4 40
10 100
8 1
10 2
20 4
40 3
30 10
100 9
4 40
6 60
10 100
10 2
20 4
40 1
10 3
30 10
100 11
1 10
2 20
4 40
3 30
10 100
12 1
10 2
20 5
50 3
30 10
100 13
5 50
4 40
1 10
10 100
14 1
10 1
10 5
50 3
30 10
100 Sumber : Hasil penelitian 2014
Universitas Sumatera Utara
53
Berdasarkan data pada Tabel 3.4 dapat diketahui : 1.
Pernyataan pemimpin memberikan teladan yang baik sehingga menjadi motivasi bagi rekan kerja untuk lebih maju,responden yang sangat setuju
50,yang setuju 50.Dari pernyataandiatas berarti pada Bidang Akuntansi da Pelaporan pemimpin memberikan teladan yang baik
dimana ciri ini menunjukkan tipe budaya organisasi klan.
2. Pernyataan organisasi menuntut untuk tepat waktu masuk kerja responden
yang sangat setuju 40 yang setuju 50,yang kurang setuju 10 tidak setuju tidak ada ,berarti organisasi menuntut untuk tepat waktu masuk kerja ,ini
merupakan ciri tipe budaya organisasi hierarki. 3.
Pernyataan organisasi menuntut selalu akrab dikantor dan organisasi seperti keluarga diluar rumah dalam mengerjakan tugas ,responden yang sangat setuju
50,yang setuju 50,yang kurang setuju dan tidak setuju tidak ada,dari pernyataan diatas bahwa pegawai selalu akrab dikantor dan seperti keluarga
diluar rumah,ini merupakan salah satu tipe budaya klan. 4.
pernyataan organisasi menekankan untuk memakai seragam kantor responden yang sangat setuju 30,yang setuju 60 kurang setuju 10,dan yang tidak
setuju tidak ada.Berarti dapat dilihat bahwa organisasi menekankan untuk memakai seragam yang merupakan peraturan dalam kantor.Apabila dilihat dari
tipe budaya organisasi, ini merupakan tipe budaya hierarki. 5.
pada pernyataan organisasi menuntut untuk melakukan inovasi dalam pekerjaan ,yang sangat setuju 10,setuju 30,kurang setuju 50,tidak setuju
10.Dari pernyataan diatas menyatakan bahwa organisasi tidak terlalu
Universitas Sumatera Utara
54
menuntut untuk melakukan inovasi,berarti Bidang Akuntansi dan pelaporan tidak menerapkan tipe budaya adokrasi.
6. Pernyataan organisasi menuntut untuk lebih cermat teliti dalam melakukan
pekerjaan responden yang sangat setuju 50,yang setuju 50,dan tidak ada yang kurang setuju dan tidak setuju.Berarti dapat dilihat bahwa organisasi
dituntut untuk teliti dalam bekerja dan semangat. 7.
pernyataan organisasi menekankan focus pada hasiltujuan yang dicapai responden yang sangat setuju 20,setuju 40,kurang setuju 40,yang tidak
setuju tidak ada ,dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa organisasi tidak berokus pada hasil tetapi proses.Dalam tipe budaya market berfokus pada hasil
berarti dapat dilihat bahwa organisasi tidak menerapkan tipe budaya market. 8.
pernyataan organisasi selalu melibatkan pegawai dalam proses pengambilan keputusan responden yang sangat setuju 10,setuju 20,kurang setuju
40,tidak setuju 30.Berarti dapat dilihat bahwa pegawai dalam proses pengambilan keputusan kurang dilibatkan.
9. Peryataan yang kelima kerjasama antar pegawai terjalin dengan baik responden
yang sangat setuju 40,yang setuju 60,yang kurang setuju dan tidak setuju tidak ada.Dapat dilihat bahwa pegawai mempunyai kerja sama yang baik,dan
ini merupakan tipe budaya klan. 10
.Pernyataan organisasi menuntut untuk melakukan persaingan yang sehat antar pegawai dalam melakukan pekerjaan responden yang sangat setuju
20,setuju 40,kurang setuju 10,dan yang tidak setuju 30,dari pendapat
Universitas Sumatera Utara
55
responden berarti dapat dilihat bahwa pegawai melakukan persaingan yang sehat antar pegawai dalam melakukan pekerjaan.
10. Pernyataan organisasi menuntut untuk berani mengambil resiko responden
yang sangat setuju 10,setuju 20.kurang setuju 40.tidak setuju 30.Dari pernyataan diatas berarti pegawai tidak dituntut untuk berani mengambil
resiko,berarti tidak menerapkan tipe budaya adokrasi. 11.
Pernyataan organisasi selalu menekankan aktivitas-aktivitas yang kompetitif responden yang sangat setuju 10,yang setuju 20,kurang setuju 50,tidak
setuju 30.Dari pernyataan diatas berarti bisa dilihat bahwa organisasi tidak menekankan melakukan aktivitas-aktivitas yang kompetitif.
12. Pernyataan organisasi menekankan untuk menggunakan bahasa formal ketika
berkomunikasi responden yang sangat setuju 50,setuju 40,kurang setuju 10,yang tidak setuju tidak ada.Dari pendapat reponden dapat dilihat bahwa
organisasi menggunakan bahasa formal ketika berkomunikasi dikantor. 13.
Pernyataan organisasi menuntut harus selalu kreatif responden yang sangat setuju 10,setuju 10,kurang setuju 50,tidak setuju 30.Dari pernyataan
nomor 14 dapat dilihat bahwa organisasi tidak menuntut selalu kreatif.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan