Faktor Ekonomi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan 1. Faktor Sosial

pendidikan meningkatkan kesehatan, menurunkan kebiasaan merokok, menaikkan kemungkinan untuk memilih dan meningkatkan pengetahuan tentang cara mengontrol kelahiran. b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat miskin menurut UNPFA 2002:17 biasanya tidak terjamah fasilitas kesehatan primer, obat-obatan pokok dan vaksinasi. Kepadatan tempat tinggal, air minum yang tidak aman dan sanitasi yang buruk merupakan keadaan yang cocok dengan perkembangbiakkan dan berjangkitnya penyakit menular. Kesehatan yang buruk sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Rendahnya produktivitas seseorang karena kesehatannya yang tidak baik sebagian besar terjadi di kalangan orang miskin. Hal ini bisa terjadi karena kalangan miskin mendapatkan gaji yang rendah dan berpendidikan rendah lebih besar kemungkinannya melakukan pekerjaan fisik yang berat dan kerapkali melakukan pekerjaan berbahaya yang membuat mereka dapat dengan mudah diganti.

2. Faktor Ekonomi

Faktor kedua yang di duga sebagai penyebab terjadinya kemiskinan adalah faktor ekonomi, dimana disini dikaitkan dengan lapangan pekerjaan yang ada. Pekerjaan bagi semua orang merupakan suatu hal yang penting, karena dari pekerjaan itulah seseorang bisa memperoleh pendapatan yang nantinya akan digunakan dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya sehari-hari. Menurut Emmanuel Subangun 1991:15 pada dasarnya pekerjaan yang ada tersebut bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu sektor formal dan sektor informal. Kedua sektor ini mempunyai ciri sebagai berikut: a. Sektor formal mempunyai ciri: 1 Seluruh aktivitas umumnya bersandar pada sumber-sumber dari luar 2 Ukuran usahanya berskala besar dan memiliki badan hukum 3 Untuk menjalankan roda aktivitasnya, umumnya ditopang oleh teknologi yang padat modal dan biasanya merupakan hasil impor 4 Tenaga kerja yang berkiprah di sektor ini umumnya mendapatkan latihan dan pendidikan di lembaga formal 5 Para tenaga kerja yang terlibat di sektor ini bukan saja bersifat formal, tetapi seringkali merupakan tenaga ahli asing ekspatriat 6 Seluruh aktivitas berlaku dan berjalan di dalam pasar yang terlindungi misal: melalui tarif, kuota, dan lisensi b. Sektor informal mempunyai ciri: 1 Seluruh aktivitas usahanya bersandar pada sumber daya sekitarnya 2 Ukuran usaha umumnya kecil dan aktivitasnya merupakan usaha keluarga 3 Untuk menopang aktivitasnya digunakan teknologi yang tepat guna dan memiliki sifat yang padat karya 4 Tenaga kerja yang bekerja dalam aktivitas sektor ini telah terdidik atau terlatih dalam pola yang tidak resmi 5 Seluruh aktivitas mereka dalam sektor ini berada di luar jalur yang diatur pemerintah 6 Aktivitas mereka bergerak dalam pasar yang sangat bersaing Beberapa penulis merasa keberatan dengan konsep sektor informal dalam pengelompokan pekerjaan menjadi formal dan informal. Hal ini dikarenakan konsep informal begitu umum sehingga mencakup usaha dan pekerja dengan ciri ekonomi dan sosial yang terlalu jauh berbeda Breman, Standing, Friedman dan Sullivan dalam Manning, 2001:2. International Labour Organization ILO menitik beratkan sektor informal pada usaha dan buruh yaitu maksimal 10 buruh sebagai kriteria pokok ditambah sekurang-kurangnya memenuhi satu kriteri lain yaitu seperti bangunan tidak tetap, usaha illegal, dan tidak menggunakan listrik Sethuraman dan Hidayat dalam Manning, 2001:2 Sedangkan menurut Keith Hart dalam Cris Manning 1996:75, berdasarkan studi yang dilakukannya dalam mengamati kegiatan penduduk di Ghana, kesempatan memperoleh penghasilan di kota dibagi dalam tiga kelompok yaitu formal, informal sah, dan tidak sah. Masing-masing kelompok itu dibedakan dalam berbagai kategori yang didasarkan pada kegiatan yang dilakukan individu, keteraturan cara kerja, hubungan dengan perusahaan, curahan waktu, serta status hukum kegiatan yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Sethuraman di delapan kota negara dunia ketiga menemukan bahwa orang yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin, kebanyakan dalam usia kerja utama prime age, berpendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah minimal, modal usaha rendah, dan sektor ini memberi kesempatan bagi pelakunya untuk melakukan mobilitas secara vertikal Manning, 1996:76. Sedangkan menurut El-Shakhs, bahwa sebenarnya sektor informal di kota besar cenderung menunjang kegiatan ekonomi modern, berfungsi melayani kebutuhan sekunder dan tertier, menggunakan pekerja di upah dan tergantung pada pasaran kerja, namun untuk di kota sedang dan kecil kegiatan sektor informal masih terkait dengan kegiatan primer, kegiatan bersifat melayani kebutuhan dasar sektor pertanian, menggunakan pekerja keluarga, tidak dibayar, dan belum apa pengaruh pasar kerja Effendi,1998:7.

3. Variabel Demografi