Profesi Akuntan Telaah Pustaka 1. Persepsi

Menurut Choi dalam Fauzi 1998, perubahan teknologi informasi secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada perkembangan di bidang informasi akuntansi. Melihat kenyataan ini maka implikasi bagi pendidikan akuntansi adalah bahwa pendekatan terhadap pendidikan akuntansi mengalami perubahan dari “supply driven” menjadi “deman driven”. Sebagai konsekuensi dari hal ini maka aspek pasar harus selalu menjadi landasan di dalam mendesain kurikulum pendidikan akuntansi. Apabila tantangan ini tidak dipenuhi oleh profesi akuntan, melalui pendidikan akuntansi, maka boleh jadi porsi permintaan akan dipenuhi oleh profesi lain. Seperti yang dikatakan Machfoedz 1997, perbaikan pendidikan dan proses belajar mengajar sudah sangat mendesak untuk dilakukan oleh semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan akuntansi. Sebelum era satu jagat globalisasi datang. Dalam era globalisasi kita akan dihadapkan oleh kondisi yang berubah total bila dibandingkan dengan era lokal atau regional. Persaingan makin tajam, teknologi makin cepat berubah, dan menusia harus makin adaptif dan responsif pada environment yang ada.

5. Profesi Akuntan

Profesi akuntan merupakan profesi jasa penyusunan, penganalisaan, dan penyajian informasi keuangan. Secara konseptual seorang akuntan hasil pendidikan akuntansi akan menjadi konsultan internal atau eksternal dan juga mampu menjadi profesional akuntan publik Machfoedz, 1997. Menurut pendapat Suwardjono dalam Setiyani 2003 bahwa secara umum seseorang yang telah mengikuti proses pendidikan akuntansi adalah akuntan, sedangkan yang bekerja untuk kepentingan umum dengan membuka kantor akuntan disebut akuntan publik. Astami dalam Meylani 2003, mengemukakan bahwa pada umumnya profesi akuntansi diperlukan pada empat bidang yaitu public accounting, private accounting, non-profit accounting, dan pendidikan. Dalam hubungannya dengan kualitas lulusan jurusan akuntansi perguruan tinggi, maka akuntan pendidik merupakan salah satu profesi akuntansi yang melaksanakan proses penciptaan profesional baik profesi akuntan publik, private accountant akuntan internakuntan manajemen, non-profit accountant akuntan pemerintah, maupun akuntan pendidik itu sendiri. Menurut A. Sony Keraf dalam Ramadhani 2004 terdapat 5 kriteria atau ciri atau sifat yang melekat pada profesi, yaitu: a. Adanya pengetahuan khusus Untuk menjalankan tugas dengan baik, akuntan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Keahlian dan ketrampilan ini diperoleh dari pendidikan formal tingkat sarjana S1 ditambah pendidikan profesi lanjutan atau lebih dikenal dengan Continuing Professional Education CPE. b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi Akuntan dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman pada kaidah dan standar moral yang tinggi seperti Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, Standar Akuntansi Keuangan SAK. Untuk standar moral terdapat Kode Etik Akuntan yang menjadi pedoman dalam berperilaku. c. Pengabdian pada masyarakat Akuntan-akuntan yang mengemban suatu profesi harus meletakkan kepentingan umum diatas kepentingan pribadinya. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh akuntan sudah seharusnya digunakan untuk melayani masyarakat. d. Biasanya ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi Untuk menjalankan praktek, akuntan publik harus memperoleh izin Departemen Keuangan sesuai SK Menkeu No. 763KMK.0011986. e. Kaum profesional biasanya menjadi anggota suatu organisasi tertentu Organisasi bagi akuntan Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia IAI. Tujuan dari organisasi ini untuk menjaga “keluhuran” profesi akuntan. Tugas pokoknya adalah menyusun dan mengawasi pelaksanaan standar profesi termasuk Standar Profesional Akuntan Publik SPAP dan Standar Akuntansi Keuangan SAK serta Kode Etik Akuntan. Tidak sedikit orang beranggapan bahwa akuntan disebut sebagai suatu profesi karena memiliki keahlian khusus dalam melaksanakan pekerjaannya Payamta, Triyono, dan Zainuddin dalam Setiyani, 2003. Ciri-ciri profesi menurut Moenaf dalam Kholis 2003 seperti yang dikutip dalam Setiyani 2003 adalah sebagai berikut ini. a. Memiliki pengetahuan yang seragam common body of knowledge yang diperoleh dari proses pendidikan yang teratur yang dibuktikan dengan tanda lulus ijazah yang memberikan hak untuk bekerja. b. Pengakuan masyarakat atau pemerintah mengenai kewenangan untuk memberikan jasa kepada masyarakat karena keahlian yang merupakan monopoli profesi untuk memberikan jasa di bidang tertentu. c. Suatu wadah kumpulan dari para anggota berupa organisasi profesi untuk mengatur anggotanya serta dilengkapi dengan kode etik. d. Mengutamakan dan mendahului pelayanan di atas imbalan jasa, tetapi tidak berarti bahwa jasanya diberikan tanpa imbalan. Cara ini yang membedakan dengan kegiatan usaha. Hadibroto dalam Setiyani 2003 menyimpulkan bahwa terdapat dua aspek tentang suatu profesi, yaitu: a. aspek pendidikannya, termasuk aspek dasar peraturan perundang- undangan yang menjadi dasar profesi, b. aspek organisasi, yang mewakili anggota profesi dan yang mengatur perilaku anggota profesi dalam memberikan jasa profesionalnya. Persaingan profesi yang semakin ketat dan persaingan ekonomi secara global menjadi faktor penyebab seorang akuntan harus mengembangkan kualitas yang dimilikinya secara profesional. Kualitas akuntan tidak terpisahkan dari bagaimana sistem pendidikan tinggi yang ada di Indonesia, khususnya untuk bidang bisnis dan akuntansi.

6. Profesionalisme

Dokumen yang terkait

Analisis perbedaan persepsi antara pengguna jasa akuntan publik dengan akuntan publik terhadap advertensi jasa akuntan publik

0 5 93

Persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap Independensi penampilan akuntan publik

0 6 127

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA AKUNTAN PUBLIK (Survei pada Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta).

0 3 9

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA (SURVEI DI SURAKARTA).

0 1 13

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSITERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TEKNOLOGI INFORMASI YANG HARUS DIKUASAI OLEH AKUNTAN PUBLIK (SURVEY PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI SURAKAR

0 1 12

PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN PRAKTISI TERHADAP INDEPENDENSI PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK DAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN PRAKTISI TERHADAP INDEPENDENSI PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK DAN ADVERTENSI JASA KANTOR AKUNTAN PUBLIK.

0 0 13

PENDAHULUAN PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK DAN PRAKTISI TERHADAP INDEPENDENSI PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK DAN ADVERTENSI JASA KANTOR AKUNTAN PUBLIK.

0 0 8

PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Akuntansi (Ums) Terhadap Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan.

0 0 14

. PERSEPSI AKUNTAN PENDIDIK, AKUNTAN PUBLIK, DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

0 0 1

PERBEDAAN SIKAP AKUNTAN PUBLIK DAN PENGGUNA JASA AKUNTAN PUBLIK TERHADAP ADVERTENSI JASA AKUNTAN PUBLIK

0 0 15