Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Model Pertumbuhan Neo Klasik

2.5. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

2.5.1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Teori mengenai pertumbuhan ekonomi wilayah ini dimulai dari teori yang dikutip dari ekonomi makroekonomi pembangunan dengan mengubah batas wilayah dan disesuaikan dengan lingkungan operasionalnya. Menurut Tarigan 2005 teori pertumbuhan yang dikutip dari ekonomi makro akan dengan sendirinya juga berlaku untuk wilayah yang bersangkutan, walaupun yang dibahas adalah satu wilayah tertentu. Teori lainnya mengenai pertumbuhan ekonomi wilayah juga diungkapkan oleh Richarson dan Tiebout Tarigan, 2005 yang bernama teori basis ekspor Richardson. Teori ini membagi jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu wilayah atas: pekerjaan basis dasar dan pekejaan service pelayanan. Teori basis ekspor membuat asumsi pokok bahwa ekspor adalah satu-satunya unsur eksogen independen dalam pengeluaran. Secara tidak langsung hal ini berarti hanya peningkatan ekspor saja yang dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah karena sektor-sektor lain terikat peningkatannya oleh peningkatan pendapatan daerah. Selain teori basis ekspor, terdapat pula model pertumbuhan interregional yang merupakan perluasan dari teori basis ekspor Richardson. Richardson dalam Tarigan 2005 menyatakan bahwa dalam model pertumbuhan interregional diasumsikan bahwa selain dari ekspor, pengeluaran pemerintah dalam investasi juga bersifat eksogen. Suatu daerah diasumsikan terikat kepada suatu sistem yang terdiri dari beberapa daerah yang berhubungan kuat. Selain itu, teori basis ekspor Universitas Sumatera Utara hanya membahas daerah itu sendiri tanpa memperhatikan pengaruh dari daerah tetangga sedangkan pada model ini dimasukkan pengaruh dari daerah tetangga, sehingga itulah sebabnya model ini dinamakan model pertumbuhan interregional.

2.5.2. Model Pertumbuhan Neo Klasik

Dalam Sjafrizal 2008, model Neo-Klasik dipelopori oleh George H.Bort 1960 dengan mendasarkan analisanya pada Teori Ekonomi Neo-Klasik. Menurut model ini, pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya. Sedangkan kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah yang bersangkutan, tetapi juga ditentukan pula oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antar daerah. Karena kunci utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah peningkatan kegiatan produksi, maka mengikuti Richardson 1978 dalam Sjafrizal 2008, model Neo-Klasik ini dapat diformulasikan mulai dari fungsi produksi. Dengan menganggap bahwa fungsi produksi adalah dalam bentuk Cobb-Douglas, maka dapat ditulis Sjafrizal, 2008 : Y = A K  L  ,  +  = 1 …………………………………………2.1 dimana Y melambangkan PDRB, K dan L melambangkan modal dan tenaga kerja. Karena analisa munyangkut pertumbuhan maka semua variabel adalah fungsi waktu t. Dengan mengambil turunan matematika persamaan 2.1 terhadap variabel t diperoleh : y = a + k + 1- l ………………………………………………2.2 Universitas Sumatera Utara dimana y = dYdt menunjukan peningkatan PDRB pertumbuhan ekonomi, a = dAd menunjukan perubahan teknologi produksi secara netral, k = dKdt menunjukan penambahan modal investasi dan l = dLdt penambahan jumlah dan peningkatan kualitas tenaga kerja. Selanjutanya, bila aspek daerah dimasukan ke dalam analisa ini, maka peningkatan modal di suatu daerah tidak hanya berasal dari tabungan di daerah itu saja, tetapi berasal juga dari modal yang masuk dari luar daerah. Kenyataan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : k i = s i v i +  n j=1 k ji …………………………………..........……2.3 dimana s i adalah Marginal Propensity to Save MPS di daerah i, v i adalah Incremental Capital Output Ratio ICOR daerah i. Sedangkan k ji adalah jumlah modal yang masuk dari daerah lain ke daerah i. Sama halnya dengan modal, peningkatan jumlah tenaga kerja daerah i tidak saja disebabkan kerana pertambahan penduduk daerah yang bersangkutan saja, tetapi juga karena arus perpindahan penduduk masuk inmigration ke daerah yang bersangkutan. Kenyataan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : l i = n i +  n j=1 m ji ………………………..……………………2.4 dimana n i merupakan pertambahan penduduk daerah yang bersangkutan, m ji adalah penduduk yang masuk inmigration ke daerah i yang datang dari derah lainnya j. Perpindahan modal kji dari daerah j ke daerah i terutama oleh tingkat pengembalian modal, r, yang tinggi di daerah i dibandingkan dengan daerah j. Demikian juga dengan perpindahan penduduk yang terjadi karena ada perbedaan tingkat upah, w. Berdasarkan hal ini maka dapat ditulis : Universitas Sumatera Utara k ji = f k r i - r j …………………………………………………….2.5 m ji = f l w i - w j …………………….……………………………...2.6 Penganut Model Neo-Klasik dalam Sjafrizal, 2008 beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga kerja, pada permulaan proses pembangunan adalah kurang lancar. Akibatnya, pada saat itu modal dan tenaga kerja ahli cenderung terkonsentrasi di daerah yang lebih maju sehingga ketimpangan pembangunan regional cenderung melebar divergence. Akan tetapi bila proses pembangunan terus berlanjut, dengan semakin baiknya prasarana dan fasilitas komunikasi maka mobilitas modal dan tenaga kerja tersebut akan semakin lancar. Dengan demikian, nantinya setelah negara yang bersangkutan telah maju maka ketimpangan pembangunan regional akan berkurang convergence.

2.5.3. Model Myrdal Mengenai Dampak Balik