menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan menciptakan kedamaian hidup bersama.
Pendidikan akhlak seharusnya menjadi yang paling ditekankan oleh para pendidik saat ini, bukan hanya oleh guru agama saja
melainkan seluruh instrumen guru juga harus mendukung, dan hal tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan di dalam dan di
luar sekolah. Dalam dunia pendidikan saat ini akhlak adalah sesuatu yang
sangat dibutuhkan dan harus diterapkan. Akhlak harus dimiliki sekaligus diamalkan oleh manusia sebagai khalifah di muka bumi ini
pada satu sisi dan manusia sebagai hamba Allah pada sisi lain. Sebagai khalifah, manusia bukan saja diberi kepercayaan untuk menjaga,
memelihara, dan memakmurkan alam ini, tetapi juga dituntut untuk berlaku adil dalam segala urusannya sebagai hamba Allah, manusia
selayaknya berusaha mencapai kedudukan sebagai hamba yang tunduk dan patuh terhadap segala perintah dan larangan Allah. Oleh karena
itu, dalam konteks kehidupan saat ini manusia dituntut menjalankan akhlak vertikal dengan baik, sekaligus tidak mengabaikan akhlak
horizontalnya, baik menyangkut pergaulannya dengan sesama manusia, hewan maupun tumbuhan.
Namun masalah pembinaan dan rusaknya akhlak pada masa sekarang dirasa bukanlah masalah baru lagi, tetapi sudah menjadi
pembahasan para filosof tempo dulu, seperti kajian plato tentang Negara dan warga Negara yang baik dalam bukunya Republika. Dalam
sejarah pemikiran
Islam, ditemukan
beberapa tokoh
yang menyibukkan diri dalam masalah akhlak, seperti Al-Kindi, Al-Farabi,
Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Miskawaih dan lain sebagainya. Dari sekian tokoh tersebut, Ibnu Miskawaih adalah tokoh yang
berjasa dalam pengembangan wacana akhlak Islami. Sebagai bukti atas
kebesarannya, ia telah menulis banyak karya yang mebahas masalah akhlak, diantaranya: Tahdzib al-Akhlak tentang moralitas, Thaharah
al-Hubs penyucian jiwa, al-fauz al-akbar kiat memperoleh kebahagiaan dalam hidup, kitab al-
Sa’adah buku tentang kebahagiaan, dan lain sebagainya.
6
Pemikiran Ibnu Miskawaih tentang akhlak dirasa relevan dan dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki etika pada zaman yang serba
modern ini, karena pemikiran Ibnu Miskawaih tentang doktrin jalan tengah yang tidak hanya memiliki nuansa dinamis akan tetapi juga
fleksibel. Maka dari itu doktrin tersebut dapat terus menerus berlaku sesuai dengan tantangan zamannya tanpa menghilangkan nilai-nilai
esensial dari pendidikan akhlak itu sendiri. Maka dari itu, di sini penulis akan membahas tentang
pendidikan akhlak menurut tokoh yang sangat terkemuka pada zamannya itu. Selain sebagai pemikir yang produktif, ia juga
merupakan ahli bahasa dan sejarawan yang sedikit banyak berpengaruh pada masa itu. Seorang tokoh filosof pertama yang
menulis tentang teori etika sekaligus menulis buku tentang etika. Ia juga mendapat julukan sebagai “Bapak Etika” karena pemikirannya
yang cemerlang tentang akhlak. Ia yakni Ibnu Miskwaih. Berdasarkan inilah penulis tertarik untuk membuat suatu karya ilmiah yang berjudul
:
“Konsep Pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih”.
B. Identifkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Pendidikan belum mampu menghasilkan anak didik berkualitas
secara keseluruhan. Baik dalam aspek bathin, maupun rohani.
6
Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 2000, h.6
2. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pendidikan akhlak di
dalam sekolah 3.
Berubahnya gaya hidup dan berkembangnya teknologi, mengakibatkan pula merosotnya akhlak manusia
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu hanya pada “Konsep
Pendidikan Akhlak Ibnu Miskwaih” yang berkaitan dengan doktrin
jalan tengah dan konsep pendidikan di sekolah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah penulis kemukakan di atas, maka perlu kiranya diberikan rumusan masalah agar tidak terjadi
penyimpangan dalam pembahasannya kelak. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dalam
mempertahankan martabat manusia ?
2. Bagaimana konsep pendidikan akhlak Ibnu Miskawaih dalam
menanamkan akhlak baik bagi peserta didik di sekolah? E.
Tujuan Penelitian Dikemukakan tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan konsep pendidikan Akhlak Ibnu Miskawaih
dalam rangka mempertahankan martabat manusia 2.
Serta dalam rangka menanamkan akhlak baik bagi peserta didik di sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Dengan terselesaikannya
penulisan ini
diharapkan dapat
menberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1.
Secara Teoritis Setelah menyelesaikan penelitian ini, diharapkan penulis,
serta setiap orang yang membacanya. Akan mendapatkan ilmu yang berguna agar menjadi bekal untuk kehidupan di masa depan.
2. Secara Praktis
Pembahasan ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah secara teoritis, serta menambah wawasan pendidikan bagi para
pembaca khususnya Mahasiswa, Pendidik maupun instansi pendidikan lainnya. Untuk dapat lebih memahami sejarah
pemikiran tokoh-tokoh pendidikan Islam, sehubungan dengan pendidikan akhlak, yakni dengan cara saling menjaga martabat
kemanusiaan antara satu dengan lainnya.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori
1. Pengertian Konsep Pendidikan Akhlak
Kata Konsep berasal dari bahasa latin conceptum, yang artinya sesuatu yang dipahami. Secara garis besar definisi konsep adalah suatu
hal umum yang menjelaskan atau menyusun suatu peristiwa, objek, situasi, ide, atau akal pikiran yang sistematis dengan tujuan untuk
memudahkan komunikasi antar manusia dan memungkinkan manusia untuk berpikir lebih baik. Pengertian lainnya mengenai konsep ialah
sekumpulan gagasan atau ide yang sempurna dan bermakna berupa abstrak, entitas mental dan universal dimana mereka bisa diterapkan
secara merata untuk setiap ekstensinya sehingga konsep membawa suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama dan
membentuk suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu proses untuk mengubah sikap dan tingkah laku seseorang maupun
sekelompok orang dengan tujuan untuk mendewasakan seseorang melalui usaha pengajaran dan pelatihan.
2
Pendidikan dilihat dari istilah bahasa Arab mencakup berbagai pengertian, antara lain tarbiyah, tahzib,
ta‟lim, ta‟dib, mawa‟izh dan tadrib. Untuk isitilah tarbiyah, tahzib dan ta‟dib sering dikonotasikan sebagai pendidikan. Ta‟lim diartikan
pengajaran, mawa‟izh diartikan pengajaran atau peringatan dan tadrib
diartikan pelatihan.
1
Laode Syamri, Definisi Konsep Menurut Para Ahli, 2015 http:laodesyamri.net
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, cet. 3, h. 26
Istilah di atas sering digunakan oleh beberapa ilmuwan sebagaimana Ibn Miskawaih dalam bukunya yang berjudul Tahzibul Akhlak, dan
Burhan al-Islam al-Zarnuji memberikan judul salah satu karyanya Ta’lim
Muta’alim Tarikh at-Ta’alum. Perbedaan itu tidak menjadikan penghalang dan para ahli sendiri tidak mempersoalkan penggunaan
istilah di atas. Karena, pada dasarnya semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam suatu kesimpulan awal, bahwa “pendidikan akhlak dalam
pembentukan kepribadian muslim berfungsi sebagai pengisi nilai-nilai keislaman.
3
Secara istilah, tarbiyah, ta‟dib dan ta‟lim memiliki perbedaan satu sama lain dari segi penekanan, namun apabila diteliti dari segi unsur
kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak. Kata ta‟dib, lebih
menekankan pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Sedang pada
tarbiyah, difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna.
Sedangkan kata ta‟lim, titik tekannya pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan
pemahaman amanah kepada anak. Dari pemaparan ketiga istilah tersebut, maka terlihat bahwa proses ta‟lim mempunyai cakupan yang lebih luas
dan sifatnya lebih umum disbanding dengan proses tarbiyah dan ta‟dib.
Definisi pendidikan dikemukakan para ahli dalam rumusan yang beraneka ragam, antara lain sebagai berikut:
1. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan
ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan.
3
Djunaidatul Munawwaroh, Filsafat Pendidikan Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003 h. 169