Hasil Penelitian yang Relevan

27

BAB III Metodologi Penelitian

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pendidikan akhlak yang dikonsepkan oleh Ibnu Miskawaih dalam kitab nya Tahdzibul Akhlak. Adapun waktu penelitian, dimulai bulan Januari sampai Agustus 2016.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analysis yaitu metode dengan menganalisis isi dari objek yang diteliti melalui sumber-sumber yang terkait dalam penelitian ini. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data primer adalah literatur-literatur yang membahas secara langsung objek permasalahan pada penelitian ini, yaitu berupa karya dari Ibnu Miskawaih yang berjudul kitab Tahdzibul Akhlak. 2. Data Sekunder Sumber data sekunder berupa data-data tertulis baik itu buku-buku maupun sumber lain yang mengulas tentang karya Ibnu Miskawaih yang mengulas tentang pendidikan akhlak. Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Pustaka library research dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Yaitu penelitian yang menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Jadi penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau suatu keadaan.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada konsep pendidikan akhlak menurut Ibnu Miskawaih yang terdapat dalam kitab Tahdzibul Akhlak. Menurutnya Akhlak adalah suatu sikap mental halun li al-nafs yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berfikir dan pertimbangan. Sikap mental ini terbagi dua, ada yang berasal dari watak dan ada yang berasal dari kebiasaan dan latihan.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa prosedur diantaranya yaitu: 1. Prosedur Pengumpula Data Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri literatur, baik primer maupun sekunder yang membahas tentang pendidikan akhlak. Data-data dikumpulkan kemudian membuat ringkasan untuk menentukan batasan yang lebih khusus tentang objek kajian dari buku-buku, terutama yang berhubungan dengan tema pokok yang dibahas. 2. Pengolahan Data Untuk mendapat data penelitian yang valid. Maka data dari literatur- literatur baik primer maupun sekunder dikekolah secara sistematis dalam bentuk dokumentasi yang setidaknya dapat memberikan informasi penting tentang pendidikan akhlak menurut Ibnu Miskawaih. Setelah data-data itu diperoleh, peneliti mengolah data-data tersebut dengan cara dibaca dan dianalisis kemudian disimpulkan. 3. Teknik Analisis Data Analisis data adalah kegiatan untuk memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesa. Analisis data merupakan cara bagi peneliti untuk menyimpulkan data- data yang diperoleh setelah penelitian terhadap beberapa sumber. Karena penulis menggunakan penelitian kepustakaan, maka teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Analisa data dipergunakan untuk menarik kesimpulan yang salah satunya adalah dari sebuah kitab Tahdzibul Akhlak yang sudah di terjemahkan dalam bahasa Indonesia. Adapun langkah-langkahnya adalah dengan menyeleksi teks yang akan diteliti, menyusun item yang spesifik, melakukan penelitian dan yang terakhir dengan menarik kesimpulan. 4. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah dari sudut pandang perspektif pendidikan akhlak oleh Ibnu Miskawaih. Maksud dari pendekatan pendidikan akhlak adalah bahwa konsep-konsep dan strategi-strategi pendidikan akhlak yang bersumber dari ajaran Islam dan pendapat para ulama akan digunakan untuk melihat pemikiran Ibnu Miskawaih tentang konsep dan strategi pendidikan akhlak. 5. Bentuk Pelaporan Data Bentuk laporan penelitian yang disampaikan ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis, yakni mendeskripsikan semua data-data yang sudah diperoleh dan dianalisis, sehingga menjadi satu bentuk kesatuan yang utuh dan menyeluruh serta sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis data pada penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan berbagi data, mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satu kesatuan data yang diperoleh, mensintesiskannya, mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang diceritakan kepada orang lain. 1 Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yang diperoleh. Kemudian data yang telah terkumpul, dianalisis, ditafsirkan dan disimpulkan kedalam bahasa yang mudah difahami dan logis sesuai dengan penelitian yang dibahas. 1 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Cet. XVIII, h. 13-14. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deksripsi Data

1. Riwayat Hidup Ibnu Miskawaih

Abu Ali al- Khazim Ahmad ibnu Muhammad ibn Ya‟kub ibnu Miskawaih, atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Miskawaih. Ibnu Miskawaih adalah filosof muslim yang memusatkan perhatiannya pada etika Islam. Walaupun sebenarnya ia juga seorang sejarawan, tabib, ilmuwan, dan sastrawan. Setelah menjelajah berbagai ilmu pengetahuan, akhirnya ia memusatkan perhatiannya pada kajian sejarah dan etika. Adapun gurunya dalam bidang sejarah adalah Abu Bakar Ahmad ibnu Kamil al-Qadhi, dalam bidang filsafat adalah Ibnu al-Khammar. Nama Miskawaih diambil dari kakeknya. Kakeknya semula beragama Majusi kemudian masuk Islam. Gelarnya adalah Abu Ali yang diperoleh dari nama sahabat Ali, yang bagi kaum Syi‟ah dipandang sebagai seorang yang berhak menggantikan Nabi dalam kedudukannya sebagai pemimpin umat Islam setelahnya. Dengan adanya gelar ini, maka kebanyakan orang mengatakan bahwa ia adalah penganut Syi‟ah. Sedangkan gelar al-Khazim yang berarti bendaharawan diberikan kepadanya karena ia memperoleh kepercayaan sebagai bendaharawan di masa kepemimpinan Adid al- Daulah dari bani Buwaih. 1 Nama lengkap Ibnu Miskawaih adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya‟qub Ibnu Miskawaih. Ia lahir pada tahun 320 H932 M di Rayy Iran dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 Shafar pada tahun 412 H16 Februari 1030 M. Ibnu Miskawaih hidup pada masa 1 Maftuhin, Filsafat Islam Yogyakarta: Teras, 2012 h. 115-117 pemerintahan Dinasti Buwaihi di Baghdad 320-450 H 932-1062 M yang sebagian besar pemukanya bermadzhab Syi‟ah. 2 Sejarah hidup tokoh ini tidak banyak diketahui orang. Para penulis dalam berbagai literatur tidak mengungkapkan biografinya secara rinci. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dijelaskan bahwa Ibnu Miskawaih belajar sejarah terutama Tarikh al-Thabari kepada Abu Bakar ibnu Kamil Al-Qadhi dan belajar filsafat pada Ibnu Al- Khammar, mufasir kenamaan karya-karya Aristoteles. Perihal kemajusiaannya, sebelum Islam, banyak dipersoalkan oleh pengarang, Jurzi Zaidan misalnya ada pendapat bahwa ia adalah Majusi, lalu memeluk Islam. Sedangkan Yaqut dan pengarang Dairah al- Ma’rifah al-Islamiyyah kurang setuju dengan pendapat itu. Menurut mereka, neneknyalah yang Majusi, kemudian memeluk Islam. Artinya Ibnu Miskawaih sendiri lahir dalam keluarga Islam, sebagai terlihat dari nama bapaknya, Muhammad. Ia diduga beraliran syiah karena sebagian besar usianya dihabiskan untuk mengabdi pada pemerintahan Dinasti Buwaihi. Ketika muda, ia mengabdi kepada Al-Muhallabi, wazir nya pangeran Buwailhi yang bernama Mu‟iz al-Daulah di Baghdad. Setelah wafatnya Al-Muhallabi pada 352 H 963 M, dia berupaya dan akhirnya diterima oleh Ibn Al- Amid, wazirnya saudara Mu‟iz Al-Daulah yang bernama Rukn Al- Daulah yang berkedudukan di Rayy. 3 Puncak prestasi kekuasaan Bani Buwaih adalah pada masa „Adhud Al-Daulah yang berkuasa tahun 367-372 H. Perhatiannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kesusastraan amat besar. Sehingga pada masa ini Ibnu Miskawaih memperoleh kepercayaan untuk menjadi bendaharawan Adhud Al-Daulah. Dan pada masa ini 2 Sirajudin Zar, Filsafat Islam: Filosuf dan Filsafatnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009 hlm 127 3 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013 hlm 56