Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Minuman Ringan Efek Samping Akibat Minuman Ringan

saliva dalam menyingkirkan cairan erosif yang berkontak dengan permukaan gigi sampai pH melebihi 5,5. Sering minum selama olahraga adalah perlindungan terbaik terhadap kehilangan cairan tubuh, Tetapi kurva Stephan juga menunjukkan bahwa sering minum atau makan diantara jam makan akan mengakibatkan pH pada permukaan gigi tetap dibawah nilai kritis 5,5 dan resiko gigi bertambah parah jika aliran saliva berkurang, akibat dehidrasi atau xerostomia. Hal ini dapat mempunyai efek jangka pendek akibat obat dehidrasi ataupun dari konsekuensi dari jangka panjang akibat dari kebiasaan pernapasan melalui mulut atau disfungsi dari kelenjar saliva. 17 Gambar 4:KurvaStephan

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Minuman Ringan

Secara umum faktor yang mempengaruhi kadar konsumsi minuman ringan adalah tahap pendidikan, pendapatan, status kesehatan mental, ketersediaan makanan, keamanan, kualitas gizi, daya terima terhadap makanan, politik, ideologi, institusi sosial, ekonomi, budaya dan teknologi. Faktor stimulasi yang diterima seseorang remaja berupa rasa tertarik, senang, ingin, rasa lapar dan hal-hal lain yang menarik dari informasi yang diterima, baik dari iklan, promosi, pengalaman, maupun perilaku orang-orang terkemuka. 18 18 Universitas Sumatera Utara Selain itu, daya beli, peningkatan dalam pendapatan uang saku yang dimiliki seseorang remaja dalam mengonsumsi makanan dan minuman dipengaruhi oleh harga produk pangan termasuk minuman ringan.

2.2.3 Efek Samping Akibat Minuman Ringan

18 Pola hidup mengonsumsi minuman ringan dapat menyebabkan berbagai dampak buruk, antara lain osteoporosis, penyakit jantung, batu ginjal, dan obesitas. a Kerusakan tulang dan Osteoporosis Kebiasaan mengonsumsi minuman ringan menyebabkan jumlah konsumsi jenis minuman lainnya menurun, seperti konsumsi air dan susu. Hal ini menyebabkan konsumen minuman ringan kurang mendapat asupan kalsium. Asupan kalsium yang rendah menyebabkan dekalsifikasi tulang, tulang rapuh, dan akhirnya dapat berkembang menjadi osteoporosis. b Penyakit jantung 19 Penyakit jantungmenduduki peringkat pertama dalam urutan penyebab kematian di banyak negara di dunia. Penyebab utama penyakit ini adalah konsumsi makanan yang tinggi kolestrol dan lemak jenuh, merokok, dan gaya hidup yang santai dengan aktivitas fisik yang minimal. Penyebab lainnya yang berisiko sangat besar pada orang dewasa adalah konsumsi gula yang berlebihan. c Batu Ginjal 19 Penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang paling umum terjadi dalam saluran kemih dan merupakan salah satu dari sekelompok penyakit dengan rasa nyeri terbesar. Batu ginjal merupakan kondisi terdapatnya kristal kalsium dalam ginjal. Kristal tersebut dapat berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat, maupun kalsium sitrat. Universitas Sumatera Utara Sekitar 10 dari penduduk AS pernah memiliki penyakit batu ginjal. Penelitian menemukan bahwa resiko munculnya batu ginjal sejalan dengan kandungan fosfat dalam minuman ringan. Mekanismemunculnya batu ginjal sangat sejalan dengan mekanisme munculnya osteoporosis. Gangguan keseimbangan rasio ion kalsium menyebabkan penyerapan kalsium terhambat dan menyebabkan kalsium menjadi tidak terlarut. 19 2.3Gambaran Klinis dan Tahap Erosi Gigi Erosi gigi dapat mengakibatkan hilangnya permukaan enamel. 9 Gejala awal erosi adalahbercak putih, yang secara mikroanatomi terlihat bulat, licin dan mengkilap. Pada tahap lanjut, enamel akan semakin banyak hilang, permukaan gigi semakin licin dan mengkilap serta permukaan yang membulat pada elemen gigi menjadi rata. Pada permukaan oklusal akan timbul cekungan sebagai ciri khas dari dentin yang lunak dan kurang mineralisasi. Permukaan labial gigi anterior paling sering terkena erosi, namun permukaan palatal dan aproksimal dapat juga terkena. Pada lesi ini, terlihat beberapa variasi ukuran dan bentuk yang selalu melibatkan beberapa gigi dengan gambaran dangkal, besar, halus dengan bagian sebelah luar menekan permukaan enamel yang berbatasan dengan cemento enamel junction. 9 Pada penderita yang mengalami erosi gigi akibat minuman ringan akan terlihat perbedaan morfologi dan ciri khusus permukaan gigi. Permukaan enamel yang halus menjadi permukaan yang luas, cekung dan berkilat. Gigi akan terlihat seperti kaca Gambar 5. Pada permukaan sepertiga servikal gigi premolar dan molar 12 Universitas Sumatera Utara mandibula umumnya menjadi cekung sampai ke free gingival margin, dan meluas sampai ke permukaan akar gigi. Permukaan oklusal premolar dan molar ditandai dengan permukaan yang cekung dan mengkilap yang meluas sampai ke dentin. 12 Gambar 5 : Gambaran erosi oleh karena minuman ringan. Permukaan enamel yang halus menjadi permukaan yang luas, cekung dan mengkilap. 1 Insisivus sentralis maksila dapat menipis oleh karena meningkatnya daya translucent insisal. Permukaannnya akan terlihat licin dan halus dan beberapa permukaan khas menjadi hilang. Pada gigi susu, kehilangan permukaan terlihat lebih jelas. Lapisan enamel dan dentin gigi susu lebih tipis dari gigi permanen. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan proses erosi berlanjut sehingga menyebabkan terlihatnya pulpa. Menurut Gandara dan Truelove, erosi pada permukaan labial gigi insisivus kemungkinan terjadi oleh karena konsumsi minuman ringan dilakukan dengan cara menghirup minuman sedikit demi sedikit dalam beberapa menit. 12 8 Permukaan gigi oleh karena minuman ringan ini akan memperlihatkan gigi insisivus dengan karakteristik permukaan enamel yang halus dan licin. Gambar 6 Gambar 6. Erosi pada permukaan labial gigi anterior oleh karena minuman ringan Universitas Sumatera Utara Pada gambar 7 dapat dilihat erosi pada permuakaan bukal molar mandibula dari penderita erosi gigi, akibat mengonsumsi minuman ringan jenis cola dingin, dan selama beberapa menit menahan minuman tersebut di dalam rongga mulutnya sebelum minuman ditelan. Gambar 7. Erosi gigi pada bagian bukal gigi molar mandibula Minuman sitrus yang dikonsumsi dalam waktu lama, misalnya lebih dari dua tahun dapat menyebabkan erosi pada daerah servikal gigi posterior seperti terlihat pada gambar 8 dibawah ini. Gambar 8. Erosi pada daerah servikal gigi posterior Terdapat beberapa indeks yang digunakan untuk mengidentifikasi tahap erosi gigi dengan mengunakan gambaran klinis atau visual. Antaranya adalah indeks kombinasi atau modifikasi yang diterbitkan oleh Eccles dan Smith dan Knight Tabel 2. Selain itu, indeks yang selalu digunakan adalah British Children’s NationalHealth and National Diet and Nutrition Surveys serta indeks yang dikemukakan oleh Lussi Tabel 3. 12 Universitas Sumatera Utara Tabel 2 : Indeks erosi gigi yang dikemukakan oleh Smith dan Knight, dan meliputi kriteria diagnostik erosi gigi oleh Eccles dan Jenkins 12 SKOR PERMUKAAN KRITERIA BLOIS Tidak ada permukaan gigi yang hilang 1 BLOIS Kehilangan struktur enamel dalam jumlah sedikit 2 BLO I S Kehilangan struktur enamel dengan kurang dari sepertiga dentin terpapar Kehilangan enamel hanya menyebabkan dentin terpapar Struktur yang hilang kurang dari 1mm 3 BLO I S Kehilangan struktur enamel dengan lebih dari sepertiga dentin terpapar Kehilangan enamel dan dentin tanpa terpaparnya dentin sekunder atau pulpa Struktur yang hilang 1-2mm 4 BLO I S Kehilangan struktur enamel dan dentin seluruhnya, atau dentin sekundar dan pulpa juga terpapar Pulpa atau sekunder dentin terpapar Struktur yang hilang lebih dari 2mm atau pulpa terpapar atau dentin sekunder terpapar Kriteria diagnostik untuk erosi gigi Lesi inisial Terdapat developmental ridge pada enamel, permukaan gigi mengkilap Lesi tahap lanjut : permukaan fasial gigi permukaan Oklusal -Terdapat cekungan yang lebar dan tidak dalam - Lesi berbentuk oval atau bulan sabit pada pinggirannya, berbentuk konkaf dari penampang melintang - Lesi yang luas di mahkota dengan pinggiran yang tidak rata - Permukaan terlihat tipis, penekanan pada cusp dan insisal gigi, terdapat restorasi pada gigi sebelah B= bukkal, L=lingual, O=oklusal, I=insisal, S=servikal Universitas Sumatera Utara Tabel 3 :Indeks erosi gigi oleh Lussi Dkk permukaan fasial,lingual dan oklusal pada semua gigi kecuali molar tiga. 12 Fasial 1 2 3 Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dam mungkin terdapat developmental ridge Kehilangan permukaan enamel. Ditemukan lesi di daerah servikal gigi. Cekungan pada enamel lebar tapi tidak dalam, untuk membedakannyadari gigi yang abrasi. Tepi lesi bergelombang. Dentin tidak terpapar. Keterlibatan dentin kurang dari ½ permukaan gigi Keterlibatan dentin lebih dari ½ permukaan gigi Oklusal 1 2 Tidak ada erosi. Permukaan gigi halus, kadang mengkilap. Dan mungkin terdapat developmental ridge Sedikit erosi pada cusp gigi, cusp gigi membulat, terdapat restorasi gigi sebelahnya meningkat, grove pada permukaan oklusal. Kehilangan permukaan enamel tanpa melibatkan dentin. Lesi lebih parah. Tanda lebih jelas daripada grade 1. Melibatkan dentin Tabel 4 : Indeks Eccless. 10 Skor KRITERIA KlasI Lesi superfisial, hanya pada permukaan enamel. Terlihat enamel tipis dan berkilat. Klas II Lesi terlokalisasi, 13 permukaan dentin. Terdapat lesi yang berbentuk cawan dan lekukan yang dalam pada enamel dan dentin. Klas III Lesi general, 13 permukaan dentin, kehilangan banyak jaringan dentin. Universitas Sumatera Utara

2.4 Cara Pencegahan