2
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan Penaatan Lingkungan Hidup Bagi
Pejabat Pengawas menyebutkan bahwa tujuan pengawasan lingkungan hidup adalah untuk memantau, mengevaluasi, dan menetapkan status
ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap: 1 Kewajiban yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup;
2 Kewajiban untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum dalam dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL atau Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan
UPL atau persyaratan lingkungan yang tercantum dalam izin terkait.
Kegiatan pengawasan ini diperlukan agar penanggung jawab kegiatan menaati semua ketentuan perundang-undangan lingkungan hidup,
persyaratan dalam berbagai izin izin usaha, izin pembuangan limbah, dll serta persyaratan mengenai semua media lingkungan air, udara,
tanah, kebisingan, getaran yang seharusnya tercantum dalam perizinan yang telah dimiliki. Buku pedoman ini dapat dijadikan dasar dalam
pelaksanaan pengawasan
pemerintah kabupatenkota
untuk meningkatkan ketaatan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan buku pedoman ini adalah sebagai panduan dalam melaksanakan pengawasan penaatan pengelolaan lingkungan oleh
penanggung jawab usaha danatau kegiatan.
3
Tujuan pembuatan buku pedoman ini diantaranya adalah:
Menyajikan informasi mengenai potensi pencemaran lingkungan, dan pengelolaan lingkungannya;
Menyajikan informasi tentang rangkaian kegiatan pengawasan
mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca pengawasan;
Memberikan pemahaman kepada para pengawas dalam memantau dan mengevaluasi ketaatan penanggung jawab usaha danatau
kegiatan yang dituangkan ke dalam Berita Acara Pengawasan. Selanjutnya Berita Acara tersebut dijadikan acuan dalam
menetapkan status ketaatan penanggung jawab usaha danatau kegiatan terhadap ketentuan izindokumen lingkungan, pengelolaan
dan pengendalian pencemaran air, pengelolaan dan pengendalian pencemaran udara, pengelolaan dan pengendalian Bahan Berbahaya
dan Beracun B3, serta Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun LB3.
1.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan buku pedoman ini yaitu untuk mengetahui tingkat ketaatan suatu kegiatan danatau usaha
dalam pengelolaan lingkungan serta upaya tindak lanjut yang harus dilakukan.
4
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sumber-sumber Pencemaran Sektor Industri
Salah satu dampak aktivitas industridari sisi lingkungan hidup adalah terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah industri. Pencemaran
air, udara, tanah dan pembuangan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun LB3 merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh kita
semua, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri tersebut. Beberapa hal yang dapat menimbulkan permasalahan,
misalnya lokasi pabrik yang dekat dengan pemukiman penduduk, pembebasan tanah yang bermasalah, tidak dilibatkannya masyarakat
dalam rencana kegiatan, buruknya kualitas AMDAL, tidak adanya pengolahan limbah yang baik, dan lain sebagainya.
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik, apabila dibuang ke lingkungan sekitar dapat mengakibatkan masuknya bahan-bahan
pencemar termasuk logam berat dan bahan berbahaya lainnya ke tanah dan saluran-saluran air warga sekitar sampai ke sumber air masyarakat.
Pencemaran juga terjadi akibat kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktivitas produksi yang melebihi batas. Salah satu cara menguranginya
adalah dengan melakukan perbaikan kualitas bangunan agar dapat menurunkan intensitas bising dan menambah pepohonan di sekitar
pabrik. Selain itu pencemaran lingkungan yang juga terjadi berupa polusi udara, dimana polusi tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin
produksi pabrik yang membuang emisinya melalui cerobong, terutama perusahaan yang dalam produksi lebih banyak melakukan kegiatan
pembakaran.
5
Gambar 1 Pencemaran Lingkungan
Sumber: Diklat Dasar-Dasar Pengawasan Lingkungan Hidup, Pusdiklat Kementerian Lingkungan Hidup dan Pusdiklat Provinsi Jawa Barat, 2012
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan dari aktivitas industri, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran
lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Adapun
prinsip pengelolaan limbah industri dapat dilakukan melalui pendekatan teknis dan non teknis, pendekatan teknis berhubungan
dengan peraturan-peraturan, kajian sistem produksi dalam industri tersebut yang meliputi sistem, produk, servis maupun proses.
Sedangkan pendekatan non teknis dengan peningkatan kesadaran lingkungan masyarakat dan industri dalam menyikapi masalah
pencemaran.
6
2.2 Potensi Pencemaran Lingkungan 2.2.1 Potensi Pencemaran Air