Effluent dari kegiatan Standar Mutu Produk

75 No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan Rencana Tindak Lanjut

c. Effluent dari kegiatan

pengolahan danatau penimbunan danatau pengelolaan limbah B3 lainnya: Pemenuhan terhadap BMAL Semua parameter hasil pengolahan air lindi basin clarifier sudah memenuhi baku mutu. Tetap mempertahankan kinerja IPAL CPP sehingga hasilnya tetap memenuhi baku mutu. Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa Jumlah parameter yang diukur dan dianalisa sesuai dengan Permen LH No. 8 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi UsahaKegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Tetap melakukan pemantauan dan analisa dengan jumlah parameter sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. Frekuensi pengukuran Frekuensi pengukuran telah sesuai dengan ketentuan perizinan yaitu setiap 1 satu bulan sekali. Tetap melakukan pemantauan kualitas udara emisi cerobong sebagaimana tercantum dalam izin.

d. Standar Mutu Produk

danatau kualitas limbah B3 untuk pemanfaatan Pemenuhan terhadap standard mis : kuat tekan, toleransi kadar pencemar dalam limbah B3 yang akan dimanfaatkan Sudah melakukan analisa uji tekan terhadap hasil pemanfaatan batako dan paving blok sesuai dengan SII- 0964-84. Tetap memperhatikan komposisi campuran antara semen, pasir dan fly ashbottom ash dalam kegiatan pemanfaatan fly ashbottom ash menjadi batako dan paving blok. Frekuensi pengukuranpengujian Pengujian dilakukan sebagai persyaratan izin. -

4. Open dumping, pengelolaan

tumpahan, dan penanganan mediatanah terkontaminasi limbah B3 : Kegiatan yang dimaksud adalah penanganan lahan terkontaminasi dari ceceran oil yang berjumlah 22 titik. Jenis limbah dan jumlah limbah yang di open dumping Ceceran oil yang diakibatkan dari adanya kebocoran Marine Hose di SPM 150 DWT. Rencana pengelolaan lahan terkontaminasi Telah melakukan penanganan lahan terkontaminasi pada 22 titik sesuai dengan rencana, yaitu :  Penganan ceceran yang berada di perairan SPM 150 DWT dilakukan dengan cara memasang Oil Boom dan penyemprotan dengan oil 76 No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan Rencana Tindak Lanjut dispersant. Oil Dispersant yang digunakan sesuai rekomendasi Ditjen Migas No 1840 28.02DMT 2006;  Melokalisir Ceceran oil agar tidak meluas  Melakukan clean up terhadap tanah dan pasir diseluruh lahan terkontaminasi. Kesesuaian rencana dengan pelaksanaa pengelolaan lahan terkontaminasi Pelaksanaan pengelolaan lahan terkontaminasi telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat Tetap memastikan pelaksanaan pengelolaan lahan terkontaminasi telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat Jumlah total limbah dan tanah terkontaminasi yang dilakukan pengelolaan Jumlah limbah B3 berupa tanahpasir serta kemasan dan material terkontaminasi sebanyak 9.509,57 ton; Perlakuan pengelolaan limbah dan tanah terkontaminasi yang diangkat sesuai perencanaan Telah dilakukan pengelolaan lanjutan terhadap semua limbah B3 dari kebgiatan penaganan lahan terkontaminasi tersebut, yaitu :  Tanahpasir terkontaminasi sebanyak 2,474.58 ton diserahkan kepada Pihak-3 yang berizin yaitu PT. Teknotama Lingkungan Internusa dan plastik bekas terkontaminasi sebanyak 84.4 ton diserahkan kepada PT. PPLi. Bukti penyerahan tanahpasir serta kemasan terkontaminasi terekam dalam dokumen manifest serta bukti kontrak kerjaMOU pengelolaan limbah B3 dengan PT. TLI maupun PT. PPLi ;  Tanahpasir terkontaminasi sebanyak 6,950.59 ton dimanfaatkan sebagai material backfill di area TPS Lay down. Hal tersebut sesuai dengan surat rekomendasi dari Deputi IV Kementerian Lingkungan Hidup, Nomor : B- 4969Dep.IVLH072012 tertanggal 1 Juli 2012 dinyatakan bahwa tanahpasir terkontaminasi minyak yang 77 No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan Rencana Tindak Lanjut nilai TPH-nya lebih kecil daripada 1 10.000 mgkg dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lebih dahulu. Adapun hasil analisa kadar TPH yang telah dilakukan melalui laboratorium ALS sebesar 109 mgkg. SSPLT surat status pemulihan lahan terkontaminasi Telah terbit Surat Status Penyelesaian Lahan Terkontaminasi SPPLT dari Kementerian Lingkungan Hidup berdasarkan surat nomor : B- 12630Dep.IVLHPDAL122012 tertanggal 27 Desember 2012 yang diperuntukkan untuk 13 tiga belas titik. Sementara itu, 8 delapan titik sedang dalam proses penerbitan SPPLT dari KLH dan 1 satu titik yaitu titik 3 sedang dalam proses pembahasan dengan Kementerian Lingkungan Hidup.. Agar segera melaporkan hasil pembahasan pemulihan lahan terkontaminasi pada areatitik 3 kepada Kementerian Lingkungan Hidup, dan tembusannya kepada BPLH Kota Bandung serta BPLHD Provinsi Jawa Barat. Ketentuan dalam SSPLT - Ketentuan yang tertera dalam SPPLT adalah perusahaan berkewajiban untuk melakukan monitoring terhadap sedimen dan perairan di lokasi terjadinya pencemaran. Frekuensi pengujian sebagaimana dimaksud dilaksanakan setiap 6 enam bulan sekali oleh laboratorium terakreditasi selama 1 satu tahun terhitung sejak ditandatanganinya SPPLT; - Pengujian pertama rencananya akan dilakukan pada awal bulan Juli 2013, dan pada saat ini penunjukan laboratorium sedang dalam proses. Hasil monitoring sebagai kewajiban yang tertera dalam SPPLT wajib dilaporkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup serta ditembuskan kepada BPLH Kota Bandung serta BPLHD Provinsi Jawa Barat.

5. Jumlah limbah B3 yang

dikelola Neraca Limbah B3  Jumlah limbah B3 yang dihasilkan dan dikelola dari tangga 1 Juli 2013 sd 8 Mei 2014 sebanyak 610.613 ton. 98.60 limbah B3 dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar di boiler, 0.34 diserahkan ke pihak ketiga yang berizin, 1.06 limbah yang masih tersimpan di TPS limbah B3 menunggu pengelolaan lanjut berikutnya. Secara umum, 100 limbah B3 sudah dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku dan Tetap mengelola seluruh limbah B3 yang dihasilkan sesuai ketentuan yang berlaku. 78 No. Aspek Penilaian Temuan Lapangan Rencana Tindak Lanjut persyaratan dalam izin

6. Pengelolaan limbah B3 oleh

pihak ke-3

a. Pengelolaan melalui