Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2013 21
BAB IV TEKNIK WAWANCARA DAN
TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
4.1. Teknik Wawancara
SPTK 2013 adalah survei yang bersifat khas karena data yang dikumpulkan tidak hanya berupa data kuantitatif namun juga dilengkapi dengan data-data yang bersifat
kualitatif sehingga dibutuhkan pencacah yang memiliki penguasaan materi yang bagus, mempunyai kemampuan berwawancara yang baik, dan berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugasnya. Dalam pengumpulan data kualitatif terdapat beberapa kendala yang akan ditemui pencacah, seperti: 1 responden belum tentu langsung memahami
maksud pertanyaan sehingga mereka akan memberikan reaksi jawaban yang berbeda- beda; 2 pencacah belum tentu langsung dapat memahami maksud dari jawaban
responden sehingga belum tentu jawaban responden tersebut dapat dikelompokkan sesuai pilihan jawaban yang tersedia, dsb.
Secara umum, keberhasilan pengumpulan data ditentukan oleh empat hal, yaitu: instrumen yang digunakan, suasana wawancara, pencacah dan responden. Pertama,
instrumen sederhana yang didukung dengan konsep dan definisi yang jelas dapat memudahkan pengumpulan data di lapangan, kedua, suasana wawancara yang kondusif
juga dibutuhkan untuk mendukung proses wawancara yang efektif dan efisien. Ketiga, pencacah yang mampu bekerja dengan baik dan menguasai materi sangat penting demi
menjaga kualitas data dan keempat, responden dengan penuh kesadaran mau menjawab pertanyaan dengan jujur dan benar.
Berikut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pencacah dalam melakukan wawancara:
1. Pada saat berkunjung ke responden hendaknya pencacah berpakaian yang wajar, rapi dan sopan. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawacara, mintalah izin
terlebih dahulu dengan cara mengucapkan salam, mengetuk pintu, atau melakukan cara-cara lain yang sesuai dengan adat istiadat, kebiasaan dan budaya setempat.
2. Perhatikan situasi rumah tangga saat itu sebelum melakukan wawancara. Jangan melakukan wawancara di saat yang kurang tepat seperti: sedang ada kegiatan
pestaupacara, rumah tangga sedang mengalami musibah seperti kematian, kesakitan dsb.
3. Usahakan agar waktu kunjungan telah diatur sedemikian rupa sehingga responden dapat ditemui dan diwawancarai.
4. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan kepada responden secara sopan dan tegas. Pencacah adalah petugas BPS yang
melaksanakan tugas pendataan yang dilindungi oleh UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Kemudian jelaskan pentingnya kegiatan studi ini dan yakinkan responden
bahwa keterangan yang diberikan akan dijamin kerahasiaanya. Bila dibutuhkan, tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal pencacah;
5. Tidak seorang pun diperkenankan menemani pencacah pada saat wawancara dengan responden, kecuali pengawaspemeriksa atau atasannya. Hal ini perlu diperhatikan
untuk menjaga kerahasiaan jawaban responden.
22 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2013
6. Lakukan wawancara dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden. Jika responden lebih menyukai menggunakan bahasa daerah, sebaiknya
diikuti saja agar responden tidak merasa segancanggung untuk memberikan jawaban yang tepat dan benar.
7.
Lakukan wawancara dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan. Maksud setiap pertanyaan dalam kuesioner harus dipahami secara baik oleh pencacah
sehingga dapat melakukan probing dengan benar jika responden tidak memahami maksud pertanyaan yang diajukan.
8. Awali proses wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari dsb. Hal ini diperlukan untuk memberikan rasa santai
dan nyaman bagi responden. Tidak semua jawaban dari responden dapat langsung dicatat dalam kuesioner: pencacah harus teliti dalam memilah jawaban yang bisa
langsung dicatat dan pertanyaan yang membutuhkan probing.
9. Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan responden selama proses wawancara, pencacah harus memiliki keterampilan dan cara bijak dalam menghadapi
berbagai sikap dan perilaku responden. Misalnya: - Ada responden yang suka berterus terang jujur dan senang membantu, namun
ada sebagian responden yang lain akan ragu-ragu, curiga dan bersikap tidak kooperatif tidak bekerja sama. Gunakan kecerdikan, kesabaran dan keramahan
selama berwawancara. - Petugas pencacah harus selalu mengarahkan pembicaraan ke substansi
pertanyaan pada kuesioner. Jangan biarkan responden mengalihkan percakapan pada hal-hal yang menyimpang dari pertanyaan yang diajukan. Selain itu, petugas
pencacah hendaknya sabar terhadap rasa keingintahuan responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.
- Petugas pencacah jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap apapun jawaban yang diberikan oleh responden dan jangan kehilangan kesabaran.
- Perhatikan bahasa tubuh responden. Berusahalah sensitif untuk menghindari pertanyaan yang sekiranya dapat memojokkan responden. Jangan mengarahkan
jawaban responden dalam bertanya atau memberi tanggapan terhadap jawaban responden.
- Apabila jawaban responden masih kurang lengkap atau belum tepat, maka lakukan probing. Probing juga diperlukan untuk memandu atau memilah jawaban yang
relevan.
Perhatian:
Pencacah sebaiknya mampu menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif untuk melakukan wawancara. Awali wawancara dengan
pertanyaan umum dan ringan seperti kegiatan sehari-hari responden. Setelah suasana cair, barulah mulai wawancara secara teratur dengan
mengikuti alur pertanyaan.