6 Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2013
c. Indikator kepuasan hidupkebahagiaan menurut kondisi ekonomi. Dengan melihat dan membandingkan tingkat kepuasan hidup dan kebahagiaan penduduk menurut
pendapatan, status pekerjaan dan lapangan usaha, serta kondisi perumahan maka dapat diketahui pola dan tingkat kepuasan hidup serta kebahagiaan penduduk
dengan status ekonomi yang berbeda. d. Indikator kepuasan hidupkebahagiaan menurut jumlah waktu luang. Indikator ini
dapat disusun dengan membandingkan persentase penduduk dengan tingkat kepuasan hidup dan tingkat kebahagiaan tertentu menurut banyaknya waktu
luang yang dimiliki .
1.10. Pembiayaan
Seluruh pembiayaan kegiatan studi ini dibebankan pada anggaran BPS. Rincian biaya BPS RI terdapat dalam POK Sub Direktorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat
Statistik Ketahanan Sosial. Rincian biaya daerah terdapat dalam DIPA BPS Provinsi.
Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan SPTK 2013 7
BAB II METODOLOGI
2.1. Kerangka Sampel
Kerangka sampel Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2013 SPTK 2013 merupakan bagian subset dari kerangka sampel Susenas 2013 triwulan 2. Meskipun
demikian, sampel rumah tangga antara SPTK 2013 dan Susenas 2013 triwulan 2 berbeda independent. Kerangka sampel yang digunakan pada SPTK 2013 terdiri dari empat jenis,
yaitu: 1. Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama adalah daftar
kabupatenkota di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga hasil listing SP2010 yang dibedakan menurut klasifikasi daerah
perkotaanperdesaan. Jumlah sampel kabupatenkota yang harus dipilih sudah ditentukan, yaitu
sebanyak 200 kabupatenkota. Sebelum dilaksanakan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan 497 kabupatenkota ke dalam 5 strata
berdasarkan region dan 2 strata daerah urban dan rural, yaitu: 1. Pulau Sumatera;
2. Pulau Jawa dan Bali; 3. Pulau Kalimantan;
4. Pulau Sulawesi; 5. Lainnya Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Selanjutnya, jumlah sampel dialokasikan ke dalam setiap strata dengan compromise allocation. Secara lebih lengkap, berikut dijelaskan proses pemilihan
sampel kabupatenkota tersebut. Formula yang digunakan:
; dimana: Keterangan:
: Jumlah sampel kabupatenkota di strata ke-g berdasarkan alokasi proporsional;
, yaitu jumlah sampel kabupatenkota di strata ke-g berdasarkan alokasi sama;
: Jumlah sampel kabupatenkota di strata ke-g berdasarkan compromise allocation;
: Koefisien yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,4; : Jumlah rumah tangga pada strata ke-g;
: Jumlah total rumah tangga di Indonesia.