Perbandingan Perspektif Gender di Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera

B. Perbandingan Perspektif Gender di Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera

Dalam melihat kedudukan perempuan di partai politik, Partai Nasdem melihat bahwa perempuan memiliki porsi yang cukup besar dalam kepengurusan partai. Partai Nasdem dalam program kepartaiannya mengedepankan peran dan partisipasi perempuan sehingga perempuan-perempuan di partai Nasdem memiliki posisi yang cukup strategis. Bahkan kader perempuan menempati jabatan fungsional yang cukup strategis di tubuh partai diantaranya menjabat sebagai ketua-ketua divisi. Partai Nasdem tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki untuk mengisi jabatan di partai. Pemberian kesempatan yang belum merata karena laki-laki diberikan hak untuk berkuasa dan perempuan justru tidak mendapatkan kepercayaan yang sama. Sebagai Partai baru jika dilihat dari segi jumlah, jumlah kader perempuan di partai Nasdem cukup besar bahkan mungkin lebih besar dari partai-partai lain. Namun karena proses perekrutan yang tidak terlalu ketat atau terkesan mudah untuk menjadi kader sehingga jumlah perempuan yang memiliki kompetensi masih sangat sedikit. Budaya patriarkhi yang masih kuat dan minimnya dukungan dari keluarga terutama dari suami yang menganggap politik bukan wilayah bagi kaum perempuan yang lemah lembut apalagi untuk tampil dominan di panggung politik. Pemberian jabatan yang cukup berpengaruh terhadap kader perempuan dalam pelaksanaan Universitas Sumatera Utara kegiatan kepartaian. Dengan cita-cita kesetaraan, partai Nasdem bersama kader perempuan menjadi pengurus ke dalam bidang perempuan untuk menghilang kekerasan terhadap perempuan dengan tindakan penghapusan diskriminasi. Perspektif gender yang pandang dari Partai NasDem berbeda dengan perspektif gender dari PKS yang sudah diketahui bahwa PKS menyatakan diri sebagai partai dakwah memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. PKS memulainya dengan pendekatan individu hingga ke keluarga. Kegiatan-kegiatan maupun program partai banyak memfasilitasi perempuan, karena PKS memiliki kader perempuan yang banyak dan PKS menginginkan kader perempuan memiliki kompetensi. Kontribusi perempuan dalam mendongkrak suara partai ini dalam Pemilu sangat signifikan. Karena itu perempuan merupakan aktor penting untuk menjalankan berbagai fungsi sosial, yang memerlukan keterlibatan, yaitu keluarga. Perempuan memiliki andil yang cukup penting dalam gerakan politik, yaitu untuk mendukung agenda kebijakan partai politik. PKS mencanangkan program peningkatan kapasitas dan penguatan identitas perempuan Indonesia sejati. Ditambah lagi dengan adanya dukungan penuh dari suami para kader perempuan di PKS bahkan para suami mereka menyarankan mereka untuk masuk ke partai partai politik. Maka tidak mengherankan apabila ada pasangan suami-istri yang sama-sama menjadi kader PKS. Partisipasi politik perempuan yang relatif tinggi di PKS, tidak diikuti Universitas Sumatera Utara representasi politik yang sepadan. Dalam kepengurusan inti partai, perempuan keberadaannya sangat minim. Karena PKS tidak menerapkan prinsip kesetaraan gender pada proses kaderisasi anggotanya. Gender streaming yang menurut PKS sebagai hal yang bertolak belakang dengan nilai keislaman PKS. Formula kepemimpinan perempuan PKS membuat peneliti mengerti bahwa pembentukan karakter ditentukan pada produk kaderisasi politik yang didapatkan. Sehingga dapat dilihat tidak begitu banyak perempuan PKS menduduki posisi utama tetapmenjadi posisi kedua dari laki-laki PKS oleh karena itu PKS konsisten dengan memuliakan perempuan namun dalam sebuah kekuasaan atau kepemimpinan perempuan tidak bisa memimpin laki-laki karena laki-laki lah yang memimpin perempuan sesuai dengan agama Islam. Universitas Sumatera Utara

C. Perbandingan Affirmative Action Partai NasDem dan Partai PKS