dijalankan oleh bidang perempuan DPD PKS Kabupaten Batubara karena program- program tersebut dalah sebagai salah satu pemberian kepercayaan PKS terhadap
kaum perempuan dan kaum perempuan juga bisa memberikan partisipasi mereka dengan ikut serta dalam proses perpolitikan dan untuk menghilangkan tindakan-
tindakan diskriminasi, tindakan pembedaan terhadap perempuan dan laki-laki yang biasanya disebut dengan Affirmative Action.
3.2 Pandangan mengenai perspektif gender A. Pandangan Partai NasDem mengenai perspektif gender
Secara umum, gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku sama hal nya dianggap bahwa
gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan
perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender sering dijadikan isu dalam untuk tema besar kesetaraan gender. Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah
menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender gender inequalities. Namun yang menjadi persoalan ternyata banyak peristiwa yang
menunjukkan adanya perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki dan terutama bagi kaum perempuan. Ketidakadilan gender
merupakan sistem dan struktur di mana baik kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari sistem tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian gender menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin manusia laki-laki dan perempuan. Namun demikian, kebudayaan yang
dimotori oleh budaya patriarki menafsirkan perbedaan biologis ini menjadi indikator kepantasan dalam berperilaku yang akhirnya berujung pada pembatasan
hak, akses, partisipasi, kontrol dan menikmati manfaat dari sumberdaya dan informasi. Akhirnya tuntutan peran, tugas, kedudukan dan kewajiban yang pantas
dilakukan oleh laki-laki atau perempuan dan yang tidak pantas dilakukan oleh laki- laki atau perempuan sangat bervariasi dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya.
Dalam melihat perspektif gender, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Irianto Mahmud, S.E sebagai ketua Partai NasDem Kabupaten Batubara yang berbasis
nasionalis memandang mengenai perspektif gender : “…jika Gender memang menjadi pilihan utama untuk menyeimbangkan peran-
peran individu dalam masyarakat global. Berpijak pada pembahasan diatas sebagai contoh paling mutakhir kesetaraan gender belum berjalan optimal di
tengah-tengah masyarakat”Indonesia”, betapa indahnya gagasan ini jika telah berjalan optimal, tentu akan berimbas positif pada pembangunan mental
individu-individu, elemen terpenting bangsa Indonesia. Di mulai dari lingkup diri pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan dunia”
68
Ditambahkan oleh Ibu Jumi : .
“…kaum perempuan sudah memiliki banyak para pahlawan perempuan yang mampu memimpin perang dan anggota-anggotanya itu adalah laki-laki sebut
saja pahlawan perang dari Aceh yaitu Malahayati. Dan kami berusaha untuk menunjukkan bahwa perjuangan Malahayati tidak akan sia-sia dan tidak hanya
cukup dikenang saja,karena kami para perempuan-perempuan Partai NasDem siap untuk menciptakan tata ulang demokrasi yang membuka keikutsertaan
68
Hasil wawancara dengan Bapak Irianto Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara
dilaksanakan pada 1 Februari 2014 di Tanjung Gading
Universitas Sumatera Utara
semua kaum perempuan diluar sana yang ingin berpartisipasi dalam merubah tatanan Indonesia atau pun dunia..”
69
Pandangan berbeda mengenai perspektif gender diungkapkan oleh Ibu A.W mengungkapkan:
.
“…perempuan memiliki porsi yang besar jika melihat dari segi seorang seorang perempuan akan menjadi Ibu tapi tidak bisa dipungkiri laki-laki adalah
pemimpin keluarga, sehingga tetap laki-laki yang akan memegang kendali dari perempuan. Dalam politik juga begitu, dalam bidang perempuan, kaum
perempuan akan menjadi ratu nya dari program-program yang dibuat dan akan tetap menjadi anggota saat ditempatkan dibagian anggota atau wakil itulah yang
biasa kita kenal sebagai budaya partiarki. Garis besarnya perempuan akan terlihat berpengaruh saat laki-laki membutuhkan bantuannya. Tetapi pada DPD
Partai NasDem Kabupaten Batubara ada beberapa tokoh perempuan menjadi ketua di beberapa divisi, menjadi awal penting bagi kami di Partai baru ini
untuk siap menciptakan demokrasi dan memantapkan reformasi birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat”
70
Budaya partiarki sudah melekat pada masyarakat karena sejak dulu laki-laki dianggap lebih dapat menguasai diri dalam bertingkah laku dan dalam kehidupan
sehari-hari, Sehingga ketika masuk ke bidang politik, perempuan merasa canggung karena masuk ke bidang yang biasa terlihat keras dan laki-laki yang dianggap
masyarakat lebih dapat menjalankannya. Sama hal nya yang di ungkapkan oleh Bapak Irianto Mahmud, yaitu:
.
“… ada dua faktor yang menghambat perjuangan gender, yang pertama, faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri perempuan itu sendiri,
misalnya perempuan selalu mempersepsikan status dirinya berada di bawah status laki-laki, sehingga tidak mempunyai keberanian dan kepercayaan diri
untuk maju. yang kedua yaitu faktor ekternal yaitu faktor yang berada diluar diri perempuan itu sendiri, dan hal yang paling dominan adalah terdapatnya
nilai-nilai budaya patriarki yang mendominasi segala kehidupan di dalam keluarga masyarakat, sehingga menomor duakan peran perempuan. Selain itu,
juga interprestasi agama yang bias gender, kebijakan umum, peraturan perundang-undangan dan sistem serta aparatur hukum yang dikriminatif serta
69
Hasil wawancara dengan Ibu Jumi dilaksanakan pada 19 Februari di Kecamatan Limapuluh
70
Hasil wawancara dengan Ibu A.W dilaksankan pada 19 Februari di Kecamatan Limapuluh
Universitas Sumatera Utara
bias gender, baik di pusat maupun daerah. Di samping itu juga masih kuatnya budaya sebagian besar masyarakat yang menganggap perempuan kurang
berkiprah di ruang publik, ditambah dengan adanya ajaran agama yang dipahami secara keliru, membuat perjuangan perempuan untuk mencapai
keadilan dan kesetaraan gender semakin sulit tercapai”
71
Ditambahkan oleh Ibu Tiur bahwa: .
“Populasi perempuan di indonesia lebih banyak daripada laki-laki dan sehingga perempuan lebih diharapkan mampu mengembangkan proses
kehidupan yang banyak dilekatkan hanya mampu dikerjakan oleh laki-laki, dengan tetap menjadi pribadi yang lembut tetapi perempuan sekarang dapat
membuktikan pentingnya kesetaraan gender agar tidak terjadinya pembedaan yang membuat perempuan terlihat lemah di segala bidang pada kehidupan
sehari-hari
72
Partai NasDem sangat mengedepankan peran dan partisipasi kaum perempuan sehingga kader-kader perempuan pun semakin semangat atas pemberian kesempatan
dari Partai NasDem sehingga ketidakadilan gender tidak akan terjadi di dalam Partai NasDem . Senada dengan yang dungkapkan Ibu mulia bahwa:
”
“Partai NasDem dibentuk bukan untuk menambah jumlah partai politik di Indonesia, tetapi Partai NasDem siap memberikan perubahan yang penting
dalam kehidupan masyarakat di segala bidang agar terbentuknya karakter bangsa Indonesia. kesetaraan Gender adalah salah satu hal utama yang
diusung Partai NasDem untuk mengedepankan peran dan partisiapsi kader perempuan agar tetap memberkuat kedaulatan dan keutuhan Indonesia,
sehingga tidak ada pembedaan yang dilakukan oleh partai pada kaum perempuan”
73
Berdasarkan ungkapan dari Ibu Mulia bahwa Partai NasDem sangat tidak setuju dengan budaya patriarkhi. Budaya patriarki yang berawal dari keluargalah
yang menjadi penyebab adanya ketimpangan gender di tingkat keluarga yang .
71
Hasil wawancara dengan Bapak Irianto Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara dilaksanakan pada 1 Februari 2014 di Tanjung Gading
72
Hasil wawancara dengan Ibu Tiur dilaksanakan pada 19 februari 2014 di Kecamatan Limapuluh
73
Hasil wawancara dengan Ibu Mulia dilaksanakan pada 19 februari 2014 di Kecamatan Limapuluh
Universitas Sumatera Utara
kemudian mengakibatkan ketimpangan gender di tingkat masyarakat. Laki-laki yang sangat diberi hak istimewa oleh budaya patriarki menjadi sentral dari kekuasaan di
tingkat keluarga. Hal inilah yang menjadikan ketidaksetaraan dan ketidakadilan bagi kaum perempuan dalam bidang politik. Perempuan tidak diberikan kepercayaan
yang besar dari masyarakat dalam perpolitikan Indonesia. Masyarakat menganggap perempuan akan menjadi lemah di politik, hal lain dalam kepemilikian properti,
akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan akhirnya kurang memberikan manfaat secara utuh bagi eksistensi perempuan. Penghapusan sistem patriarki atau
struktur vertikal adalah tujuan utama dari semua program-program Partai NasDem, bidang perempuan dan program utama dari garnita malahayati Partai NasDem.
Kesetaraan gender tidak akan pernah dicapai kalau sistem patriarkat ini masih terus berlaku. Oleh karena itu, ciri khas dari gerakan malahayati adalah ingin
menghilangkan budaya itu dalam masyarakat, institusi keluarga, atau paling tidak mengadakan defungsionalisasi keluarga, atau meningkatkan partisipasi kaum
perempuan untuk membuktikan tatanan demokrasi.
B. Pandangan Partai Keadilan Sejahtera mengenai perspektif gender