3. Gerakan perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera dalam
menjalanakan kebijakan mengenai perempuan sebagai bentuk upaya dari Affirmative Action di Kabupaten Batubara.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara dalam perumusan kebijakan
mengenai perempuan. 2.
Untuk memahami pandangan mengenai perspektif gender dari partai Nasdem sebagai partai baru dengan berbasis nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera
sebagai partai yang tidak baru dengan berbasis religius dan untuk menghadapi pemilihan umum tahun 2014 Partai keadilan sejahtera bertransformasi
menjadi partai berkonsep Nasionalis Religius di Kabupaten Batubara. 3.
Untuk melihat perbandingan partisipasi kader –kader perempuan ikut serta memperjuangkan kesetaraan gender dalam bentuk gerakan perempuan yang
dibentuk di Partai Nadsem yaitu Garnita Malahayati dan di Partai Keadilan Sejahtera yaitu gerakan Muslimah yang dibentuk oleh Bidang Perempuan
DPP PKS yang memfokuskan kepada para ibu-ibu dan anak-anak.
E. Signifikansi Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1 Peneliti mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah
proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan baru bagi peneliti sendiri.
2 Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan mengenai partisipasi
politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara.
3 Penelitian ini sekiranya dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu politik dan menjadi referensikepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU.
F. Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antara konsep
11
11
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi.1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta; LP3ES.hal.37
. Teori meliputi penyampaian pandangan dan pemikiran yang memberikan pentunjuk. Dalam bentuk yang sederhana. Teori adalah
serangkaian generalisasi yang tersusun sistematis secara lebih spesifik dan terdapat
Universitas Sumatera Utara
prinsip-prinsip koheren logis, saling berkaitan mengenai sesuatu objek yang diteliti atau ditelaah
12
Adapun kerangka teori yang menjadi landasan berfikir penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
.
F.1 Partisipasi Politik dan Partisipasi Politik Perempuan
Partisipasi politik merupakan suatu konsep yang sudah popular dalam ilmu politik. Namun demikian penggunaaannya sering bermacam-macam sehingga
menimbulkan pemahaman konsep yang berbeda-beda dan sering dikatakan bahwa partisipasi politik sama dengan melakukan kegiatan-kegiatan politik dengan tujuan
mempengaruhi proses-proses perumusan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Istilah partisipasi, berkaitan dengan analisa politik modern di negara-
negara dunia ketiga atau ada kaitannya dengan perkembangan politik di negara-negar aberkembang. maka dalam konteks ini, istilah partisipasi yang diambil dari bahasa
inggris, “Participation” yang secara umum dapat diartikan sebagai keikutsertaan warga negara secara aktif dalam aktivitas –aktivitas tertentu. Partisipasi politik ialah
kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintahan dengan kegiatan
antara lain, mengajukan tuntutan, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan
12
Ronald H.Chilcote. 2003. Teori Perbandingan Politik. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada. hal. 21
Universitas Sumatera Utara
koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum melalui partai politik atau kelompok- kelompok yang menekankan tentang proses berjalannya kebijakan pemerintah, serta
ikut dalam memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum
13
. Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam sistem demokrasi. Asumsi yang mendasari demokrasi
dan partisipasi adalah orang yang paling tahu tentang apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu sendiri
14
Dari beberapa konsep dan pengertian tentang partisispasi diatas, dapat dilihat bahwa konsep dan pengertian tentang partisipasi politik tersebut sedemikian luasnya.
Hampir dapat dikatakan melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Tommi Legowo merumuskan pengertian partisiapsi politik sebagai suatu kegiatan dari warga
negara yang secara sengaja maupun dengan tidak sengaja yang berkaitan erat dengan kebijakan – kebijakan sistem politik atau pemerintah dan hal iini dapat dilakukan baik
secara individual maupun secara berkelompok secara spontan maupun secara dimobilisasi legal maupun illegal sifatnya
.
15
Samuel P Huntington Joan M.Nelson mengatakan bahwa partisipasi politik itu adalah “ kegiatan warga negara yangbertindak sebagai pribadi-pribadi, yang
dimaksudkan sebagai yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah dan partisipasi politik juga bisa bersifat universal atau kolektif, terorganisir ataupun
secara spontan, secara damai, kekerasan, legal, dan illegal. Participation may be .
13
Ramlan Surbakti.2010.Memahami Ilmu Politik.Jakarta; Grasindo. hal.151
14
Ramlan Surbakti, Ibid, hal. 179-180
15
P. Anthonius Sitepu. 2012. Teori-Teori Politik. Yogyakarta; Graha Ilmu. hal. 92-93
Universitas Sumatera Utara
individual or collective, organized or spontances, suntained or sporadic, peaceful or violet, legal or illegal, effective or ineffective”
16
Perjuangan perempuan dalam memperjuangkan kuantitas dan kualitas perempuan dapat dilihat dari bagaimana perempuan dapat memiliki kepekaan dan
komitmen untuk mewujudkan kesetaraan, pembedayaan, keadilan serta keikutsertaan perempuan dalam menyumbangkan pemikiran terhadap permasalahan politik yang
sangat diperlukan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan perempuan harus ikut dalam pengambilan kebijakan :
.
1. Perempuan merupakan separuh dari penduduk dunia sehingga secara
demokratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan. Dimana sesuai dalam demokrasi, pandangan kelompok-kelompok yang berbeda jenis harus
diterima dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan. 2.
Partisipasi perempuan diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan bagi kaum perempuan dalam menghadapi
diskriminasi di bidang hukum,kehidupan sosial, pekerjaan serta mencegah eksploitasi terhadap perempuan.
3. Partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan politik dapat
berpengaruh pada pengambilan keputusan politik yang mengutamakan kedamaian setiap warga negara.
16
P. Anthonius Sitepu, Ibid. Hal 94.
Universitas Sumatera Utara
4. Dalam lembaga-lembaga politik formal keterwakilan perempuan akan
membuat perempuan lebih berdaya untuk terlibat dalam meningkatkan efektifitas kebijakan anggaran yang bersifat kepentingan bersama dengan
rakyat. Pada UUD 1945 pasal 28 mengatakan pengakuan Hak Asasi bagi setiap
warga negaranya adalah sama. Setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ada
batasan. Sehingga hak politik perempuan ditetapkan melalui instrumen hukum dengan berbagai konvensi yang menjamin hak-hak dalam perpolitikan tersebut. Hak-
hak perpolitikan perempuan dibuktikan dengan telah diratifikasinya konvensi PBB yang menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut ;
1. Perempuan berhak dalam memberikan suara dalam semua pemilihan
dengan syarat-syarat yang sama bagi laki-laki, tanpa suatu diskriminasi. 2.
Perempuan berhak untuk dipilih bagi semua badan yang telah dipilih secara umum, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama
dengan laki-laki dan tanpa diskriminasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Perempuan berhak untuk memegang jabatan publik dan menjalankan
semua fungsi publik, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama dengan laki-laki
17
F.2 Partai Politik
.
Partai Politik merupakan wadah bagi warga negara untuk turut serta berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah
sangat akrab dengan kita terlebih pada saat menjelang pemilihan umum. Partai politik baru ada di negara modern dan usia partai politik itu sendiri lebih muda dari
organisasi negara. Partai politik sebagai kekuatan politik adalah suatu gejala baru bagi semua negara di dunia ini, dalam artian bahwa umurnya tidak setua umum
peradaban manusia. Menurut catatan para ahli pada tahun 1950-an, hampir semua nation-state di dunia sudah memiliki partai politik. Partai politik dalam artian modern
adalah sebagai salah satu organisasi masa yang berusaha untuk mempengaruhi proses politik, merombak kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin serta penambahan
anggota. Di Indonesia partai politik lahir ketika didirikan Sarikat Islam pada tanggal 10 September 1912 oleh H. Oemar Said Tjokrominoto
18
17
Romany Sihite.2007. Perempuan, Kesetaraan, Keadilan, Suatu Tinjauan Berwawasan Gender. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.hal. 155-157
.
18
Anthonius Sitepu. 2002. Sistem Politik Indonesia. Medan: Fisip USU. hal. 106
Universitas Sumatera Utara
Dalam Undang-Undang No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 1, Partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara
Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui
pemilihan umum
19
. Partai politik artinya suatu organisasi yang berorientasi kepada pencapaian legitimasi kekuasaan atas pemerintahan melalui proses pemilihan umum.
Syaibani mendefenisikan partai politik sebagai suatu kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang mempersatukan dan dimotivasi oleh ideology
tertentu serta berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintah melalui pemilu
20
. Menurut Miriam Budiarjo partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-
cita yang sama, tujuan kelompok adalah memperoleh dan berebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan – kebijaksanaan
mereka
21
Menurut Carl J. Friedrich yang dikutip oleh Miriam Budiarjo mengatakan bahwa : Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil
dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini,memberikan
.
19
UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 1. Pondok Edukasi. Bantul; hal.3
20
Sulistyowati.2006. Perempuan Dan Hukum, Dalam Teks Representase Dan Padangan , Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, hal.349
21
Miriam Budiardjo.2008. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. hal. 403
Universitas Sumatera Utara
kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materil A political,party is a group of human beings, stably organized with the objective of
securing or maintining for its leaders the control of a government, with the further objective og giving to members of the party, through such control ideal and material
benefits and advantages
22
Dalam pandangan Benyamin Constan istilah partai berarti bagian atau pihak yang berada dalam masyarakat dimanapun secara alamiah terdapat pengelompokan-
pengelompokan, salah satu pengelompokan masyarakat yang didasarkan atas paham dan ideologi dalam bentuk doktrin. Untuk memberikan batasan pengertian partai
politik, Constans juga mengatakan “ A Party is a group of men professing the same political doctrine”
.
23
. Selain itu, Raymond Gartfiend juga mengatakan bahwa partai politik terdiri dari sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang
tertindak sebagai suatu kesatuan politik
24
22
Miriam Budiardjo. Ibid. hal 404
. Menurut David E. Apter mengenai partai politik ialah partai politik merupakan perantara tunggal terpenting untuk politik, daya
saing, tawar menawar, dan negosiasi. Partai memungkinkan para politisi tetap dekat dengan publik disatu pihak dan menjadi sesuatu yang berlainan bagi sejumlah besar
orang. Sebaliknya, ketika memperoleh jabatan, para politisi diharapkan mampu berdiri di atas berbagai kepentingan publik yang lebih umum. jelaslah bahwa
23
Miriam Budiadjo.1998.Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor. hal.16
24
Widagdo, H. B.1999.Managemen Pemasaran Partai Politik Era Reformasi, Jakarta: PT. Gramedia.hal.206
Universitas Sumatera Utara
sebagian politisi bertindak seperti itu dan sebagian yang lain tidak, tetapi semua itu merupakan bagian permainan partai
25
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan suatu organisasi yang berusaha menghimpun kekuatan dan dukungan rakyat dan
berusaha menempatkan anggotanya yang berkualitas untuk menjadi wakil dari partainya dalam mengendalikan kekuasaan dan pemerintahan yang sedang berjalan
demi kebaikan warga negara dan juga partai. Dimana Partai politik juga sebagai organisasi yang memerlukan anggota dalam menjalankan setiap program-program
yang disusun berdasarkan ideology partainya, sebagai kelanjutan dari fungsi utama partai politik yang mencari anggota yang berkualitas dalam mencari serta
mempertahankan kekuasaan .
26
Di jelaskan lebih dalam oleh David E. Apter bahwa partai dan politisinya baik yang ada dalam tubuh partai maupun ketika memperoleh jabatan haruslah meletakkan
kepentingan publik di posisi lebih utama, tetapi hal ini jarang didapatkan, sehingga memberikan kesan negatif bagi partai politik itu sendiri yang dimana partai apabila
telah memperoleh jabatan atau kekuasaan yang dimilikinya melalui para polisinya melupakan kepentingan publik kepentingan nasional sebagai kepentingan utama.
.
25
Efriza. 2012.Political Explore-Sebuah kajian Ilmu Politik. Bandung; Alfabeta. Hal.214
26
Ramlan Surbakti. logcit. hal.146-147
Universitas Sumatera Utara
Terdapat banyak pengertian mengenai partai politik, dan dari berbagai pengertian partai politik membuahkan tiga prinsip dasar dari partai politik yaitu
27
1. Partai sebagai koalisi, yakni membentuk koalisi dari berbagai kepentingan
untuk membangun kekuatan mayoritas. Partai yang dibentuk atas dasar koalisi biasa di dalamnya terdapat faksi-faksi. Kehadiran faksifaksi dalam partai
sering mengacaukan kesatuan partai karena satu sama lain berusaha menjadi dominan dalam partai. Ketidakcocokan dalam partai terutama muncul dalam
hal penetapan atas perjuangan, program, kepengurusan organisasi dan pencalonan kandidat.
:
2. Partai sebagai organisasi, untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis
danberkelanjutan partai politik harus diorganisasi. Partai harus dibina dan dibesarkan sehingga mampu menarik dan menjadi wadah perjuangan, dan
representasi dari sejumlah orang atau kelompok. Tugasnya mencalonkan anggota untuk pemilu dengan label partai. Mengambil bagian dalam pemilu,
mengajukan calon yang disepakati, mengumpul dana, dan membuat isu propaganda dalam kampanye. Untuk itu partai politik melakukan mobilisasi
kepada anggota-anggotanya untuk loyal kepada partai. 3.
Partai sebagai pembuat kebijakan, partai politik juga berbeda dari kelompok sosial lainnya dalam hal pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung
27
Prof. Hafied Cangara, M.Sc,Ph.D.Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan
Strategi.Jakarta;RajaGrafido.hal 66
Universitas Sumatera Utara
secara konkret para calon yang mereka ajukan untuk untuk menduduki jabatan-jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk
memengaruhi atau mengangkat petugas atau karyawan dalam lingkup kekuasaannya, bahkan turut memberi pengaruh dalam pengambilan kebijakan
di jabatan yang mendapat pengaruhnya.
F.3 Teori Gender
Gender adalah perbedaan peran, perilaku, tingkah laki-laki dan perempuan oleh budaya masyarakat melalui interprestasi terhadap perbedaan biologis laki-laki
dan perempuan. Gender juga merupakan suatu wacana yang menjadi perhatian masyarakat sehingga ada suatu gerakan untuk mencapai kesetaraan laki-laki dan
perempuan. Disatu sisi hubungan gender menjadi persoalan tersendiri karena persoalan emansipasi wanita yang masih belum bisa mendapat posisi yang
sepenuhnya bisa diterima.
Ann Oaekley seorang sosiolog dari Inggris yang pertama sekali membedakan kosep gender yaitu antara seks dan gender. Perbedaan seks berarti perbedaan atas dari
ciri-ciri biologis yang menyangkut prokreasi menyusui, hamil, melahirkan dan menyusui. Perbedaan gender adalah perbedaan simbolis atau sosial yang berpangkal
pada perbedaan seks tetapi tidak selalu identik dengannya. Dalam khasanah ilmu –
Universitas Sumatera Utara
ilmu sosial, istilah gender diperkenalkan untuk mengacu pada perbedaan-perbedaan anatara perempuan dan laki-laki tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat
biologis. Jadi, rumusan gender merujuk pada perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki-laki yang merupakan konstruksi dan terbentuknya masyarakat secara sosial,
ekonomi, dan politik
28
F.4 Affirmative action . Di Indonesia kesetaraan gender sudah mulai dirasakan sejak
emansipasi yang dicita-citakan oleh salah satu pahlawan perempuan Indonesia yaitu Raden Ajeng Kartini sedikit banyak telah melahirkan perubahan-perubahan pada
aspek kehidupan perempuan Indonesia dan dengan adanya Undang-Undang untuk memasukkan perempuan kedalam lembaga politik formal semakin akan terlihat
perjuangan keadilan terhadap gender.
Pada awalnya, affirmative action dirancang sebagai respon atas kondisi ekonomi kelompok tertentu di Amerika Serikat. Tujuannya adalah memperbaiki
posisi serta kedudukan ekonomi perempuan atau kelompok kulit berwarna, yang terjadi akibat kebijakan dan diskriminasi yang berlaku. Affirmative Action secara
umum diartikan sebagai tindakan proaktif untuk mengahpuskan diskriminasi yang berbasiskan gender atau ras. Konsep ini merujuk pada tindakan positif yang
dilakukan untuk memperbaiki dampak perlakuan diskriminatid terhadap kelompok-
28
Leo Agustino.2007. Politik Ilmu Politik: Sebuah bahasan memahami ilmu politik.Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.hal. 227
Universitas Sumatera Utara
kelompok tersebut yang terjadi dimasa lalu. Penerapan kebijakan ini disertai dengan penetapan jangka waktu serta pemantauan untuk melihat kemajuan yang dicapai.
Affirmative Action didefenisikan sebagai langkah untuk mengupayakan kemajuan dalam kesadaran dalam hal kesetaraan kesempatan, yang lebih bersifat
subtantif dan bukan hanya formalitas, maka bagi kelompok-kelompok tertentu seperti kaum perempuan atau minoritas kesukuan, yang saat ini kurang terwakili di posisi-
posisi yang menentukan di masyarakat, dengan cara mempertimbangkan karakter khusus jenis kelamin atau kesukuan, yang selama ini menjadi dasar terjadinya
diskriminasi di masyarakat
29
29
Ani Widyani Soetjipto. Affirmative Action untuk Perempuan di Parlemen, Panduan Parlemen di Indonesia. Yayasan API. Hal 226-227
. Affirmative Action dianggap sebagai tindakan ampuh untuk meningkatkan representasi perempuan di lembaga-lembaga formal yang telah
dilalukan banyak negara di dunia. Berbagai Studi menunjukkan, keterlibatan perempuan dalam kehidupan politik akan membawa banyak manfaat bagi
masyarakat. Jumlah perempuan yang masuk ke dalam institusi – institusi pengambilan keputusan yang akan membantu menciptakan pergeseran cara pandang
dalam menyelesaikan masalah politik tidak hanya mengenai perempuan tetapi dalam banyak bidang, misalnya dengan mengutamakan perdamaian dan cara-cara
mengurangi kemudian mencegah kekerasna yang sering terjadi di masyarakat. Selain itu, keterlibatan perempuan juga dapat memberikan manfaat dalam kebijakan dan
peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengadopsi kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
perempuan, seperti isu kesehatan reproduksi, kesejahteraan keluarga, kepedulian terhadap anak, kelompok usia lanjut dan tuna daksa, serta isu kekerasan seksual.
Affirmative Action mempunyai dua sasaran yaitu sebagai berikut; 1.
Memberi dampak positif kepada suatu institusi agar lebih dapat memahami sekaligus mengeliminasi berbagai bentuk rasisme dan seksisme di tempat
kerja ataupun di masyarakat. 2.
Agar institusi tersebut mampu mencegah terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender dan kesukuan.
G. Metodologi Penelitian