PEMODELAN PSTS-2003
personil, iii ketersediaan waktu dan dana, iv ketersediaan fasilitas komputer, dan v ketersediaan perangkat lunak.
Beberapa teladan model pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Model Indeks Mutu Lingkungan IML Model ini dirancang dengan harapan dapat dijadikan sebagai early
warning system dan alternatif penanganan dengan biaya yang optimal oleh para pengambil keputusan Eriyatno dan Maarif, 1989. Sebagai suatu indeks, model
ini harus memberikan indikator yang dapat menyatakan mutu dan kualitas dari suatu sumberdaya alam danatau lingkungan. Oleh karena itu dalam model ini
indeks tersebut dapat dinyatakan dengan kisaran nilai 0 hingga 100, dimana pada nilai indeks 100 menunjukkan mutu dan kualitas sumberdaya alam danatau
kondisi lingkungan yang diharapkan.
Penetapan model ini ditentukan oleh maksud dan kegunaan dari pemakaian indeks itu sendiri. Indeks pada dasarnya adalah ukuran kuantitatif
untuk pembandingan menurut skala. Mengingat indeks mutu lingkungan merupakan bagian dari sistem pemantauan dan evaluasi lingkungan, maka model
IML ini dapat dibedakan menurut fungsinya sbb:
2. Model Ukuran Keragaan Appearance Index Model ukuran ini dapat dirancang untuk tujuan analisis lingkungan dan
sumberdaya alam yang dikaitkan dengan karakteristik dan kualitas sumberdaya alam dan mutu lingkungan.
UK = A. å Wj. å Zi. IijB C dimana:
Zi : Pembobot obyektifempiris bagi parameter I yang ke-i dalam kelompok indikator lingkungan yang ke-j
Wj : Pembobot subyektiflogik untuk kelompok indikator lingkungan yang ke-j, dimana Wj = 0
Dalam perhitungan pembobotan disarankan untuk Zi meng gunakan konversi secara fisik atau moneter, Wj menggunakan metode Delphi atau Bayes
dengan hitungan peluang, sedangkan A,B, dan C adalah koefisien penormalan matematis untuk kesesuaian indeks, misalnya bilangan integer non-negatif.
3. Indeks Pengendalian
18
PEMODELAN PSTS-2003
Indeks pengendalian ini harus dapat dirancang untuk tujuan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang dikaitkan dengan program-program
tertentu. Karena aplikasinya yang erat dengan kerangka menejerial, maka IP bukan merupakan formula baku, namun lebih merupakan model simulasi agar
dapat digunakan untuk keperluan pengkajian alternatif-alternatif kebijakan. Model yang berupa diagram blok dapat dilukiskan seperti berikut.
Ut
galat
IT + OT
H
It: input sistem berupa kondisi lingkungan yang diinginkan sesuai dengan peruntukan seperti: air minum, pertanian dan per ikanan, nilai ambang batas
sungai. Ot:output sistem berupa kondisi aktual
Gp :fungsi alih transfer function dari input-output Ge :fungsi pengendali yang menguasai faktor teknologi dan biaya
Ut:input buanganpolutan H :informasi umpan balik
Dalam proses perhitungann dan kuantifikasinya, maka: UP = Ot dan
Ot adalah indeks mutu lingkungan yang diinginkan.
19
G e
+ G
p
PEMODELAN PSTS-2003
Metodologi yang disarankan untuk membentuk model simu lasi adalah
Descrete Time Model dengan Feed-back Control System. Estimasi peubah acak dapat dilakukan dengan simulasi Montecarlo dengan pembangkit bilangan
acak sesuai dengan sebaran peluangnya.
4. Model Optimasi Pengelolaan sumberdaya lahan merupakan program berke-sinambungan
jangka panjang yang mempunyai karakteristik sasaran ganda multiple goals dan tujuan ganda multiple objectives. Program tersebut dapat dilaksanakan
semenjak inventarisasi dan evaluasi sumberdaya hingga arahan penggunaan dan pelestariannya. Untuk melihat dan mengendalikan kondisi lingkungan pada
berbagai proses konversi sumberdaya, maka dapat digunakan model IML. Sedangkan untuk mengoptimumkan proses konversi tersebut yang mempunyai
sasaran dan tujuan ganda, maka dapat digunakan Model Optimasi Multi- kriteria.
Salah satu model optimasi seperti ini yang dapat digunakan adalah
Pemrograman Sasaran Goal Programming. Program sasaran ini merupakan salah satu program mate-matika dalam penelitian operasioanl yang
diusulkan sebagai salah satu pendekatan untuk menganalisis persoalan-persoalan yang berkenaan dengan tujuan dan sasaran ganda dan di antara tujuan tersebut
terdapat kondisi bertentangan tidak saling menenggang serta mempunyai susunan prioritas.
Dalam proses pengelolaan sumberdaya dan lingkungan maka kedua model tersebut dapat digunakan untuk melihat berbagai kondisi seperti, i
penampilankeragaan sistem lingkungan, ii pengendalian sistem lingkungan, dan iii pengoptimalan pengelolaan lingkungan. Dalam banyak perihal dan
kasus, para pengambil ke-putusan seringkali dihadapkan pada masalah-masalah yang sifatnya tidak-saling-menenggang sehingga sulit untuk segera diputuskan.
Program sasaran dapat membantu memecahkan permasalahan tersebut, yaitu dengan cara menyusun sasaran-sasaran ke dalam bentuk urutan prioritas.
Urutan prioritas tersebut dapat disusun berdasarkan tingkat kepentingan sasaran- sasaran dari pengelolaan lingkungan.
Model umum dari program sasaran adalah:
Meminimumkan: a = Wi di- + di+ terhadapdengan
aij Xj + di- - di+ = bi
20
PEMODELAN PSTS-2003
pembatas Xj, di-, di+ = 0
dimana: Xj = peubah keputusan ke-j; Wi = Faktor pembobot fungsi sasaran ke-i ditentukan berdasarkan urutan prioritas; di- : peubah simpangan
negatif fungsi sasaran ke-i; di+ : peubah simpangan positif fungsi sasaran ke-i; aij : parameter koef. teknologi dari fungsi sasaran ke-i dan peubah keputusan ke-j;
bi : nilai target sasaran ke-i.
Teladan aplikasi model program sasaran ganda tersebut dalam program pengendalian erosi adalah sbb. :
a. Sasaran : tingkat erosi minimum, kesuburan tanah maksimum, dan teknik pengairan memadai.
b. Peubah keputusan : tingkat kemiringan tanah, struktur tanah, intensitas hujan, dan usahatani.
Berdasarkan urutan prioritas sasaran yang hendak dicapai, suatu model optimasi multi-kriteria dapat disusun. Dengan demikian para pengambil
keputusan dapat melakukan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal berdasarkan ketersediaan sumberdaya dan pendanaan.
5. PEMODELAN SISTEM DAERAH ALIRAN SUNGAI 5.1. Pendahuluan